BAHASA INDONESIA
FT JURUSAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Dosen Pengampu:
LINGGUA SANJAYA USOP
TUJUAN UMUM DAN
KHUSUS
KULIAH BAHASA
INDONESIA
TUJUAN UMUM
Agar para mahasiswa memiliki sikap bahasa yang positif
terhadap bahasa Indonesia
TUJUAN KHUSUS
Agar para mahasiswa terampil menggunakan Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar secara lisan dan terutama secara tertulis
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
DAN PETUNJUK PERKEMBANGAN
1. BAHASA INDONESIA BERASAL DARI BAHASA MELAYU
1. Lingua franca (komunikasi antarsuku)
2. Alat komunikasi perdagangang tempo dulu
Hakikat komunikasi dalam bahasa ini adalah sebuah sarana atau alat agar
berbagai hal dapat disampaikan/dikomunikasikan kepada pihak lain.
Adanya komunikasi inilah yang mensyaratkan adanya interaksi/hubungan
sosial di masyarakat.
Contoh:
1. Percakapan sehari-hari secara langsung maupun tidak langsung, seperti
lewat SMS, chatting, FB, dst.
2. Berita di TV, radio, media cetak, media internet.
3. Perintah yang digunakan petugas parkir, dapat mengarahkan sebuah truk
besar.
Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
2. LISAN (Retorika)
* Menghendaki orang lain sebagai lawan bicara
* Membutuhkan mimik, gerak, pandangan,
dan intonasi
3. BAKU
* Ditulis untuk kepentingan komunikasi tulis.
* Diakui sebagai bahasa resmi (KBBI)
CABANG ILMU BAHASA
FONOLOGI
Berkaitan dengan bunyi bahasa
MORFOLOGI
Berkaitan dengan pembentukan kata
SINTAKSIS
Berkaitan dengan penyusunan kalimat
SEMANTIK
Berkaitan dengan pemahaman dan pengembangan makna
TANDA BACA
A. Tanda Titik (.)
1. mengakhiri kalimat
2. dipakai di belakang angka/ huruf dalam satu bagian,
contoh: (A.), (1.)
3. memisahkan angka jam, menit, dan detik
contoh: 13.15.25
4. menulis daftar pustaka
contoh: Hirata, Andrea. 2006. Laskar Pelangi. Yogyakarta:
Bentang.
5. menulis bilangan ribuan dan kelipatannya
contoh: 3.000.000,00
6. menulis gelar akademik/nonakademik
contoh: (S.E.), (S.H.), (S.Pd.), (Dr.), (Prof.), (Hj.)
7. menulis singkatan
contoh: (No.), (Yth.), (Jend.), (s.d.)
B. Tanda Koma (,)
1. menulis rincian atau pembilangan
Cth: - Kami membutuhkan air, makanan, pakaian, dan tempat
singgah.
- Merah, biru, kuning, ataupun putih merupakan warna dasar.
2. menulis data
cth: hari, tanggal: Senin, 21 Maret 2011
tempat : Lab. Bahasa
1. menyatakan sampai
cth: Jogja–Solo, 2010–2011
2. membuat perincian
cth: Faktor pendidikan menyangkut masalah (a)
sarana, (b) pendidik, dan (c) peserta didik
3. mengapit keterangan atau penjelasan
cth: Keterangan itu (lihat Tabel 13) menunjukkan
faktor prestasi anak di pengaruhi oleh motivasi
I. Tanda Petik (“…”)
1. mengapit petikan langsung
cth: “Kami sudah menunggu,” kata Rini, “Ya, tunggu
sebentar!”
2. mengapit judul
cth: Kami sudah menonton “Sang Pemimpi”.
Kalian sudah membaca buku “Pedoman
Umum EYD”?
4. mengapit julukan
cth: Ia disebut sebagai pendekar “Si Pitung” dari Betawi.
J. Tanda Garis Miring (/)
A. Huruf
1. Huruf Vokal : a, i, u, e, o
2. Huruf Konsonan: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v,
w, x, y, z
3. Huruf Diftong:
a. ai, au, oi (diftong huruf vokal)
di awal : aula, ain
di tengah : syaitan, saudara, boikot
di akhir : pandai, harimau, amboi
b. kh, ng, ny, sy (diftong huruf konsonan)
di awal : khusus, ngilu, nyata, syarat
di tengah : akhir, bangun, hanyut, isyarat
di akhir : tarikh, senang
B. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan pada kata dasar
a. jika ada vokal berurutan
cth: au-la, sau-dara,
b. jika ada huruf vokal dan konsonan di tengah
cth: ba-pak, de-ngan, mu-ta-khir
3. Jika satu kata terdiri dari satu unsur atau lebih (foto-
grafi: fo-to-gra-fi, introspeksi: in-tro-spek-si)
C. Huruf Kapital atau Huruf Besar
Imbuhan peN:
pen: penulis, penolong
pem: pembajak, pemukul, pembasmi
peng: penghasil, pengawal, penghalus
peny: penyapu, penyabar, penyesalan
penge: pengebor, pengecat, pengebom
Pengembangan Imbuhan
Gabungan imbuhan di-i
di + tempat (dipisah) di + ungkapan/idiom (digabung)
di meja dimejahijaukan
di rumah dirumahkan
di Indonesia diindonesiakan
di dalam didalami
di belakang dibelakangi
Bahasa Arab
16. at: muslimat 4. in: muslimin
2. if: sportif 5. al: musikal
3. ik: heroik
Imbuhan Daerah
1. tuna: tunawisma, tunawicara, tunakarya
2. pasca: pascapanen, pascabencana,
pascabanjir
3. nara: narasumber, narapidana
4. swa: swamitra, swalayan, swadaya
5. sapta: saptamarga
6. catur: caturwulan,
7. dasa: dasawarsa,
Kata dan Kalimat
Kata sebagai unsur pembentuk kata memiliki berbagai
jenis fungsi dan makna untuk membentuk kalimat.
Jenis kata:
1. Kata benda
2. Kata sifat
3. Kata kerja
4. Kata nominal
5. Kata keterangan
6. Kata ulang
7. Kata depan
8. Kata majemuk
Gabungan Kata: Frasa
Frasa: gabungan kata yang menduduki satu fungsi atau unsur dalam
kalimat
Jenis Frasa:
1. Frasa Eksosentrik: frasa yang terdiri dari gabungan kata dasar
dan kata depan (preposisi)
cth: di kebun, ke pasar, dari kampus, pada malam
2. Frasa Endosenstrik: frasa yang terdiri dari unsur yang tidak
dapat disubtitusikan oleh unsur lain
Jenis Klausa:
1. Klausa atasan/inti: induk kalimat
2. Klausa bawahan/: anak kalimat
Kalimat
1. Kalimat Tunggal
Kalimat yang memiliki satu inti kalimat
(klausa)
contoh:
Kami selalu menunggu hujan emas
setiap hari.
Kami berlibur ke Paris.
lanjutan
2. Kalimat Majemuk
kalimat yang memiliki unsur klausa atau
inti kalimat lebih dari satu.
Cth: Ia tidak sekolah karena ia sakit
Kami tetap berangkat walaupun hari ini hujan
lebat.
Mereka tetap akan mendaki gunung meskipun di
antara mereka ada yang tidak dapat ikut.
lanjutan
Konjungsi Korelasi
Bukan … melainkan.
Contoh:
Bukan hanya mahasiswa yang
menginginkan presiden mundur
melainkan masyarakat DIY juga
menginginkan hal yang sama.
lanjutan
Baik … maupun
Baik siswa maupun guru semua harap
menuju ke aula untuk menyaksikan
pementasan drama dari siswa kelas IX.
lanjutan
Antara … dengan/dan
Antara persepakbolaan Indonesia dengan
Amerika latin memiliki tipe dan gaya
permainan yang sama karena sebagian
pemain asing di Indonesia berasal dari
Amerika latin.
lanjutan
1. Hubungan Transisi
- hubungan tambahan: selanjutnya, lebih lagi, di
samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu
juga, lagi pula
- hubungan pertentangan: akan tetapi, namun,
bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya,
meskipun begitu, lain halnya.
lanjutan
Hubungan perbandingan: sama dengan itu,
dalam hal yang demikian, sehubungan dengan
hal itu
Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi,
akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh sebab itu
Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu
Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya,
akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain,
sebagai simpulan
Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah
itu, beberapa saat kemudian,
Hubungan tempat: berdekatan dengan itu
lanjutan
tetapkan
TENTUKAN JUDUL
Judul menarik dan terbatas
Sesuaikan
OUTLINE
Bentuk & jenis krgn dgn metode penulisan
laksanakan
KUMPUL DATA Studi pustaka, wawancara, observasi
Klasifikasikan
ORGANISASIR Data lalu susun jadi wacana
Suntinglah
EDITING Kaidah bhs, ejaan, diksi, alinea
PENULISAN AKHIR
PEMILIHAN TOPIK/ MASALAH
Bab I. Pendahuluan
Latar Belakang (alasan penulisan)
Identifikasi Masalah (spesifikasi masalah)
Rumusan Masalah (masalah yang akan
dikaji)
Pembatasan Masalah (batasan masalah)
Tujuan Penulisan (maksud penulisan)
Hipotesis penelitian (dugaan sementara)
Lanjutan (format
Bab II. Landasan Teori Skripsi)
(Berisi argumen yang diperkuat oleh teori yang
berhubungan dengan topik yang dibahas)
Bab IV Pembahasan
Deskripsi data hasil penelitian
Pengolahan data (teknik analisis data)
Pembahasan
Implikasi penelitian (implementasi hasil
kajian)
Pengujian hipotesis (pembuktian hipotesis)
Lanjutan (format
Skripsi)
6. Sela ketukan (indensi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris
pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.
Lanjutan : Pengetikan
7. Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:
a. Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya adalah halaman judul,
halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrakkata pengantar, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Spasi yang digunakan
adalah:
1) Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).
2) Pengantar ditulis dengan spasi satu setengah
3) Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis dengan menggunakan
spasi tunggal (lihat Lampiran).
4) Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran disusun dengan
menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
5) Lainnya, lihat Lampiran.
b. Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V, disusun dengan
menggunakan spasi satu setengah
c. Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka, yang daftar referensinya
memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar referensi dengan satu
setengah), dan Lampiran yang ditulis dengan spasi satu setengah atau disesuaikan
dengan bentuk/jenis lampiran
Lanjutan : Pengetikan
6. Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:
a. Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf
besar/kapital, dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku
umum seperti PT., CV.), posisinya di tengah halaman, dan tanpa
diakhiri tanda titik. Perkecualiannya adalah judul pada halaman
Persetujuan Seminar dan Pengesahan Skripsi (dengan huruf biasa,
dicetak tebal).
e. Judul sub sub-sub-sub bab dimulai dengan angka 1), 2), 3) dst. (tanpa
titik), dan judul sub sub-sub-sub-sub bab dimulai dengan huruf a), b), c)
dst. (tanpa titik). Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title
Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul
sub sub-sub-sub-bab dan sub subsub- sub-sub-bab dicetak dengan huruf
miring (italic).
Lanjutan : Pengetikan
f. Penulisan headings hierarchy (sub-judul)
Lanjutan : Pengetikan
Lanjutan : Pengetikan
g. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas tentang perbedaan keduanya (headings
hierarchy dan points/items hierarchy) dalam
sebuah teks/tulisan, lihat contohnya pada
Lampiran.
h. Sepanjang memungkinkan, hindari
penggunaan hirarkhi sub-judul (headings
hierarchy) yang terlalu banyak tingkatannya
(sub sub-subsub- bab dan seterusnya). Hal ini
bisa dilakukan dengan memanfaatkan
penggunaan rincian poin-poin atau item-item
Lanjutan : Pengetikan
7. Bilangan dan satuan:
a. Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan
yang terletak pada awal kalimat yang harus dieja.
Contoh:
Umur mesin 10 tahun.
Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya.
b. Bilangan desimal ditandai dengan koma (contoh:
Rp1.150,25)
c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi
tanpa tanda titik (kg, cm, dan lain-lain)
Lanjutan : Pengetikan
7. Bilangan dan satuan:
a. Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan yang terletak
pada awal kalimat yang harus dieja.
Contoh:
Umur mesin 10 tahun.
Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya.
b. Bilangan desimal ditandai dengan koma (contoh: Rp1.150,25)
c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa tanda titik
(kg, cm, dan lain-lain)
d. Pecahan yang berdiri sendiri ditulis dengan angka, sedangkan
pecahan yang bergabung dengan bilangan bulat harus ditulis
dengan huruf/dieja. Contoh: tiga dua pertiga.
Lanjutan : Pengetikan
C. Penomoran Halaman
Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halaman awal,
halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya, adalah sbb :
1. Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan,
halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor halaman
dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan ditempatkan di
tengah bagian bawah. Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap
dihitung.
2. Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar Pustaka
diberi nomor halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya).
Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali bab baru
yang diisi nomor halaman di tengah bawah.
3. Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang
disajikan menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman. Contoh:
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Peta Desa Mahak Baru
Lanjutan : Pengetikan
D. Tabel dan Gambar
Pembuatan dan penomoran Tabel dan Gambar mengikuti
ketentuanketentuan sebagai berikut:
1. Tabel
a. Tabel dalam bagian isi karya ilmiah berisi ringkasan data-data
penelitian yang penting. Data lengkapnya dapat disajikan pada
Lampiran.
b. Tabel disajikan di tengah, simetris/sejajar dengan batas tepi kiri
dan kanan pengetikan.
c. Kolom-kolom disusun dengan rapi sehingga mudah dibaca.
d. Jarak antara baris dalam tabel adalah satu spasi.
e. Garis batas tabel tidak melampaui batas tepi kertas.
f. Kolom tabel diletakkan sejajar dengan panjang kertas.
g. Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris
teks. Dalam hal ini jarak tabel dan kalimat di bawahnya adalah dua
spasi.
Lanjutan : Pengetikan
h. Di atas garis batas tabel dituliskan nomor dan judul
tabel, dengan ketentuan:
1) Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih, maka
spasi yang digunakan adalah satu spasi. Baris terakhir
judul terletak dua spasi di atas garis batas atas tabel.
2) Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris terakhir
teks.
Nomor tabel terdiri dari dua bagian, bagian pertama
menunjukkan nomor bab tempat tabel itu dimuat, dan
bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab
itu.
Contoh: Tabel 2.5 menunjukkan bahwa tabel itu ada di
BAB II dan tabel urutan kelima pada bab itu.
Lanjutan : Pengetikan
i. Tabel yang memerlukan kertas yang lebih
besar dari halaman naskah dapat diizinkan,
tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika dilipat
satu kali sudah mencapai ukuran halaman
naskah yang dimasukkan dalam teks.
j. Dalam setiap tabel tentang data, di bawah
tabel tersebut harus dicantumkan sumbernya
dengan ukuran huruf (font) 10 dengan spasi
tunggal (lihat Lampiran).
Lanjutan : Pengetikan
2. Gambar
a. Yang dimaksud dengan gambar adalah bagan, grafik,
peta, diagram, atau foto.
b. Garis batas gambar diletakkan sedemikian rupa
sehingga garis batas tersebut tidak melampaui batas
tepi kertas.
c. Untuk gambar besar, ukurannya diatur agar sejajar
dengan batas tepi kiri dan kanan pengetikan;
sedangkan untuk gambar kecil yang tampilannya
menjadi kurang bagus kalau diperbesar, atur ukuran
dan posisinya agar simetris dengan batas tepi
halaman (tidak sejajar, tapi jarak ke tepi kiri dan
kanan sama).
Lanjutan : Pengetikan
d. Di atas gambar disajikan nomor dan judul gambar, dengan
ketentuan:
1) Jika judul gambar terdiri dari dua baris atau lebih, spasi yang
digunakan adalah spasi tunggal. Baris terakhir judul terletak dua
spasi di atas gambar.
2) Nomor gambar terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks.
Nomor gambar terdiri dari dua bagian. Bagian pertama
menunjukkan nomor bab tempat gambar itu dimuat, sedangkan
bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu.
Contoh: Gambar 2.1 menunjukkan bahwa gambar tersebut
adalah gambar urutan pertama pada Bab II.
e. Gambar yang memerlukan halaman yang lebih besar dari halaman
naskah disajikan sebagai lampiran.
f. Jika ada keterangan gambar, keterangan tersebut ditulis pada
tempat kosong di bawah gambar (tidak diletakkan di halaman lain).