NIM : 121222040153
Kelas : Pendidikan Bahasa Inggris – I D
Tugas Bahasa Indonesia
Materi I
Hakikat Bahasa
Bahasa adalah system tanda yang berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia yang berfungsi sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat. Symbol dalam bahasa
tersebut bersifat arbitrer dan konvensional yang diperkuat dengan gerak gerik badaniah yang
nyata supaya makna yang disampaikan semakin kuat dan bias direspon dengan cepat oleh orang
lain. Apa yang ada dipikiran kita akan kita salurkan menggunakan bahasa.
Bahasa bersifat arbitrer : manasuka, antara bahasa dengan yang dibahasakan, tidak
memiliki hubungan sama sekali. meskipun antara benda dengan namanya itu tidak memiliki
hubungan sama sekali tetapi didalam masyarakat itu sudah mengenal Konvensi atau dalam arti
dalam masyarakat itu sudah memiliki kesepakatan sehingga bahasa tersebut bisa diterima oleh
seluruh masyarakatnya.
Fungsi dari bahasa media secara khas secara garis besar:
1. sebagai alat untuk mengekspresikan diri
2. sebagai alat komunikasi, kita jangan menyebut bahasa itu adalah alat komunikasi karena
bahasa alat komunikasi itu lebih kedalam fungsi bahasa.
3. sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, digunakan untuk alat
memperkenalkan diri
4. bahasa itu berfungsi sebagai alat untuk mengadakan kontrol sosial artinya bahasa dapat
digunakan untuk mengendalikan masyarakat supaya masyarakat itu dapat berperilaku
sesuai dengan adat dan norma yang ada di masyarakat
Ada banyak sekali bukti-bukti yang menyatakan bahwa bahasa Melayu itu pernah
digunakan di Indonesia, yaitu:
1. Prasasti kedukan kedukan Bukit tahun 683, di Palembang.
2. Prasasti Talang Tuo tahun 680, di Palembang.
3. Prasasti Kota Kapur atau Prasasti Tiang Batu tahun 686 di Bangka Barat.
4. Prasasti Karang Brahi Beracun tahun 688, di Jambi dan di Sungai Musi
Disimpulkan dengan wadah tahun itu bahwa bahasa Melayu itu sudah tumbuh dan
berkembang di kehidupan masyarakat media dan masyarakat sudah sudah bisa menggunakan
bahasa Melayu dengan baik.
- Diciptakan oleh George Samuel Windsor Earl yang menyebut dengan istilah “Indu-
nesian” (Kepulauan Indian) dan “Melayu-nesian”.
- Adolf Bastian dikira sebagai pencetus nama Indonesia karena kekurang telitian akademik
di Negara Belanda.
Materi II
Pemakaian Huruf
1. Diftong : bunyi vokal rangkap yang tergolong dalam satu suku kata ingat dalam satu suku
kata. Bahasa Indonesia memiliki empat diftong yang berupa huruf vokal yaitu ai, au, ei,
dan oi.
2. Kluster : Gabungan konsonan dalam satu suku kata, seperti; kh, sy, ng.
Huruf Kapital
1. Digunakan sebagai huruf pertama pada awal kalimat
2. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
3. Digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung
4. Digunakan sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan
agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan
5. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan,
profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Contoh: Hidup Yang Mulia!, Terima kasih, Dokter
6. Sebagai huruf pertama unsur nama, jabatan dan pangkat
7. Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
8. Sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya
9. Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi
Contoh: Pulau Bangka, Gunung Merapi, dll.
10. Sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur bentuk ulang sempurna) di dalam
nama lembaga, badan, organisasi, atau dokumen kecuali kata tugas seperti di, ke, dari,
dan, yang, dan untuk
11. Sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul
buku karangan artikel dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata
tugas
12. Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama, gelar, pangkat, atau sapaan
13. Digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak,
ibu, kakak, adik, paman, dll.
Huruf Miring
1. Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat
kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Contoh: Saya sudah membaca novel Ibuk karya Iwan Setiawan.
2. Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata
atau kelompok kata dalam kalimat.
Contoh: Bagian ini tidak membicarakan penulisan surat.
3. Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing.
Contoh: Nama Ilmiah buah manggis - carcinia mangostana.
Pemakaian Tanda Baca
1. Tanda titik (.)
1. Digunakan diakhir kalimat pernyataan.
2. Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
3. Contoh:
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Identifikasi masalah
3. Batasan masalah
Catatan
Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda
kurung dalam suatu perincian.
Contoh: 1) ragam bahasa resmi, 2) ragam bahasa baku
Tanda titik tidak digunakan dibelakang angka atau anka terkahir dalam
penomoran deret digital yang lebih dari satu angkadalam judul tabel,
bagan, grafik, atau gambar.
Contoh: Bagan 1.1 Prosedur Penelitian Tahap Awal.
4. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik.
Contoh: pukul 12.45.10
5. Tanda titik digunakan dalam daftar pustaka diantara nama penulis, tahun,
judul tulisan.
Contoh: Zainurrahman. 2019. Menulis. Bandung: Alfabeta.
6. Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan yang
menunjukkan jumlah
2. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma digunakan dalam suatu pemerincian atau pembilangan di antara
unsur unsur.
Contoh: Laptop, hardisk, atau internet merupakan suatu kebutuhan primer.
2. Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan
sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Contoh: Saya ingin kuliah di kesehatan, tetapi orang tua saya tidak cukup uang.
3. Tanda koma digunakan sesudah anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Contoh: kalau lulus tepat waktu, dia akan menjadi maasiswa terbaik.
4. Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar
kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu,
dan meskipun demikian.
Contoh: Dosen itu rajin dan teladan. Oleh karena itu, beliau memperoleh
penghargaan.
5. Tanda koma dipakai sebelum dan atagu sesudah kata seru, o, ya, wah, aduh, atau
hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti bu, dik, atau nak.
Contoh: Wah,kelas ini luar biasa, aktif sekali!
6. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsun dari bagian lain
dalam kalimat.
Contoh: Kata ibu saya, “Cerdas itu bukan dinilai dari rangkingnya, melainkan
akhlaqnya.”
7. Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat,
(c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan.
Contoh: Prodi Argoteknologi
8. Tanda koma digunakan untuk memisahkan bagian nama yang diblik susunannya
dalam daftar pustaka.
Contoh: Amsrin,Thomas, 2018. Multiple Intellegence. Alexandria: AXCD.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan akhir.
Contoh: Burhan Nurgiyantoro Penilaian Pembelajaran Bahasa
(Yogyakarta:BPFE, 2012), him.14.
10. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar akademis untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh: Joko Santosa, M.A.
11. Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contoh: 5,5 m, Rp78.500,00
12. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan
aposisi.
Contoh: Wijaya Heru Santosa.
13. Tanda koma digunakan di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat
untuk menghindari salah baca.
Contoh: Atas kerja sama Saudara, kami mengucapkan terima kasih.
Ejaan yang di Sempurnakan
Catatan:
6. Tanda Kurung
a. Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh: Temanku sedang tes TPA (Tes Potensi Akademik)
b. Digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
utama kalimat.
Contoh: Dari keterangan diatas (grafik 1) dapat disimpulkan bahwa inflasi di
Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
c. Digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya dalam teks
dapat dimunculkan atau dihilangkan.
Contoh: Pebisnis tampan yang sedang naik daun berasal dari (Kota)
Bandung.
d. Digunakan untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda
perincian.
Penulisan Kata
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya.
Catatan:
∙ Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti isme, -man, -wan, -wi, ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya.
Contoh: sukuisme, seniman, kamerawan, gerejawi.
∙ Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan
yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan kata hubung. Contoh: Non-
Amerika, Pro-Timur. ∙ Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu
pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital. Contoh:
Dengan menyebit nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
∙ Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat
Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai. Contoh: Berkat kemurahan Tuhan
Yang Mahakuasa dia bisa seperti ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa
melancarkan perkuliahan kami.
3. Gabungan Kata
a. Unsur gabungan kata yang laazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, ditulis terpisah.
Contoh: Orang tua, kambing hitam, dan meja hijau.
b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh: buku bahasa-baru.
c. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika
mendapat awalan atau akhiran.
Contoh: Garis bawahi, Menganak sungai.
d. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
serangkai.
Contoh: Dipertanggungjawabkan.
e. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Contoh: Apalagi, Kasatmata, Barangkali, Manasuka, Bilamana.
f. Kata depan terdiri atas di, ke, dan dari. Kata depan di- ditulis terpisah jika
menunjukkan tempat sedangkan tidak dipisah jika menunjukkan
imbuhan. Kata depan ke- dan dari ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya.
Contoh: Pembelajaran bahasa Indonesia dipelajari di ruang eksekutif dari
jam ke dua sampai jam ke tiga.
- Singkatan.
a. Nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat yang disingkat diikuti
tanda titik pada setiap unsur singkatan.
b. Nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang disingkat maka
ditulis dengan huruf kapital tanpa disertai tanda titik.
c. Kata yang bukan nama diri yang disingkat ditulis dengan huruf kapital
tanpa disertai tanda titik.
d. Singkatam yang terdiri atas tiga huruf diikuti tanda titik
e. Singkatan yang sering digunakan dalam surat menyurat terdiri atas dua
huruf diikuti tanda titik di belakang huruf
f. Lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik
- Akronim
Fonetik : Ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana
bunyi ujaran itu dapat diucapkan oleh manusia
Fonemik: Ilmu bahasa yang mengaji bunyi-bunyi bahasa yang berfungsi sebagai
pembeda makna.
Morfem
Morfologi adalah ilmu bahasa yang membentuk kata – kata. Sedangkan Morfem
adalah satuan bahasa yang menjadi unsur pembentuk kata.
Morfem Terikat
a. Prefiks (awalan)
b. Infiks (sisipan)
c. Sufiks (akhiran)
d. Konfliks (Awalan dan Akhiran)
Adalah morfem dasar yang tidak mampu berdiri sendiri sebagai kata.