Oleh:
NURMEININGSIH, S.Pd., M.Pd.
2012
Deskripsi materi Pembinaan Bahasa Indonesia
1. Fungsi bahasa
2. Tata ejaan (pemakaian huruf kapital, penulisan kata, pemakaian tanda, pemenggalan kata,
imbuhan bahasa Indonesia, penulisan unsur serapan )
3. Tata bahasa
4. Tata kalimat yang efektif ( pengertian kalimat, unsur kalimat, jenis kalimat,kalimat efektif)
5. Tata paragraph (pengertian paragraf, unsur-unsur paragraf, jenis paragraf dan contoh)
6. Diksi atau pilihan kata
7. Surat menyurat bahasa Indonesia
8. Bahasa surat
9. Teknik mengarang
10. Berbagai jenis karya ilmiah
11. Teknik penulisan laporan
12. Teknik penulisan karya ilmiah
082184719381
FUNGSI BAHASA
Bahasa Indonesia yang kita pakai sekarang ini sebagai bahasa resmi dan bahasa perhubungan
berasal dari bahasa Melayu . Secara resmi bahasa Indonesia dikumandangkan pada peristiwa
Sumpah Pemuda, 28 oktober 1928. Bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa di kepulauan
nusantara digunakan sebagai bahasa perhubungan, bahasa yang digunakan dalam
perdagangan, dalam kerajaan.
Hal yang menarik perhatian para ahli bahasa adalah kondisi apa yang memungkinkan bahasa
Melayu dijadikan sebagai bahasa kebangsaan yang tidak tersaingi. Beberapa alasan yang
dapat dikemukakan :
Kondisi kebahasaan yang memungkinkan rakyat Indonesia yang harus menggunakan bahasa
daerah dan bahasa Indonesia untuk keperluan tertentu dan jaringan yang luas. Penggunaan
bahasa yang digunakan secara bergantian menyebabkan kontak bahasa, yakni bahasa yang
satu akan memengaruhi bahasa yang lainnya, sehingga menimbulkan perubahan bahasa pada
yang bersangkutan. Pengaruh ini bisa terjadi pada semua tataran kebahasaan. Pengaruh
positif bisa saja terjadi karena unsur-unsur yang masuk dari satu bahasa kebahasa yang
lainnya memang sangat diperlukan untuk memperkaya bahasa yang bersangkutan. Sedangkan
pengaruh negatif terjadi karena masuknya unsur yang tidak diperlukan sehingga
mengganggu sistem bahasa yang dipengaruhinya.
CONTOH
Jika murid-murid sudah pada kumpul, banyak sekali obrolannya.
Kalimat tersebut tampak sekali dipengaruhi oleh bahasa daerah yakni bahasa Jawa. Yen
murid-murid wes podo kumpul, akeh banget obrolane.
Pengaruh Bahasa Asing
Sejak lama bahasa Indonesia sudah bersinggungan dengan bahasa Asing seperti Sansekerta,
Portugis, Tamil, Arab, Belanda, Inggris. Dalam bentuk kata , pengaruh bahasa asing dapat kita
lihat dari penggunaan akhiran –wan dan –wati, isasi,sasi, nisasi, rayonisasi, surgawi, dll.
Sedangkan dalam bentuk kalimat misalnya saja,
Kota Jakarta dimana penduduknya bertambah terus menjadi kota yang terpadat.
Kota Jakarta yang penduduknya bertambah terus menjadi kota yang terpadat.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa
resmi kenegaraan, maksudnya bahwa bahasa Indonesia dipakai dalam segala upacara,
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik acara lisan maupun tulisan, sebagai bahas resmi,
bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar dilembaga pendidikan mulai dari tingkat
TK sampai dengan PT.
Didalam hubungannya dengan fungsi yang ketiga, bahasa Indonesia tidak saja dipakai sebagai
alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat luas dan tidak saja
dipakai sebagai alat perhubungan daerah dan antarsuku, tetapi dipakai juga oleh masyarakat
yang sama latarbelakang sosial budaya dan bahasanya, fungsi yang terakhir adalah alat yang
memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional. Tujuan dari
pembinaan itu untuk meningkatkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia dan
meningkatkan kegairahan menggunakannya serta meningkatkan mutu penggunaanya.
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan
Misalnya: Yang Maha pengasih, Yang Mahakuasa
Tuhan akan menunjukan jalan yang benar kepada hamba-nya
d. Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya: Sultan Agung, Sultan Hasanudin, Nabi Ibrahim
Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan, misalnya: Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang di
ikuti nama orang, atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat.
Misalnya: Wakil Presiden Budiono.
Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan, pangkat yang tidak
diikuti nama orang. Contoh, Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya: bahasa Inggris, suku Sunda, bangsa Indonesia.
(tidak dipakai dalam, misalnya keinggris-inggrisan)
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan peristiwa
sejarah.
Misalnya: bulan Agustus, bulan Maulid, hari Natal, hari Lebaran, tahun Hijriah
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsure nama Negara, lembaga
pemerintah, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali nama dan
Misalnya: Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Badan Kesejahteraan
Ibu dan Anak. (kecuali, beberapa badan hokum, menurut undang-undang yang
berlaku) Dst.
2. PEMENGGALAN KATA
Pemenggalan kata dasar dilakukan sebagai berikut:
a. Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara
kedua huruf vokal. Contoh:
Au-la sau-da-ra
b. Jika ditengah kata huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, diantara dua
buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan,
Contoh
Ba-pak la-wan de-ngan ba-rang
c. Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan
diantara kedua huruf konsonan. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan,
contoh
Man-di cap-lok ap-ril som-bong
d. Jika ditengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan
diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua,
contoh
In-stru-men ul-tra bang-krut in-tro-spek-si
Ekstrakurikuler, transmigrasi, eksplisit.
Skripsi, transiletarasi , transaksi,
Eks-tra-ku-ri-ku-ler , ekstra-kurikuler, eks-tra-ku-ri-ku-ler,
Trans-mig-ra-si
Transfusi trans-fu-si
Transpirasi trans-pi-ra-si, tran-spi-ra-si,tran-spir-asi,
3. PENULISAN KATA
a. Kata dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
Ibu percaya bahwa engkau tahu
Buku itu sangat tebal
b. Kata turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh bergeletar, dikelola, mempermainkan dan lain-lain.
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata awalan dan akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului.
Contoh bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan
3. Jika bentuk dasarnya yang berupa gabungan antara awalan dan akhiran maka
penulisannya ditulis serangkai .
Contoh menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu ditulis serangkai.
Contoh caturtunggal, mahasiswa, dwiwarna,dst
c. Bentuk ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh , anak-anak, sayur-mayur, tukar-menukar.
d. Gabungan kata
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah.
Contoh duta besar, mata pelajaran, kambing hitam,meja tulis.
Alat pandang-dengar, ibu-bapak kami.
e. Gabungan kata berikut ditulis serangkai
Contoh alhamdulilah, barangkali, daripada,manasuka,kacamata dst.
2. tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Contoh Kita memerlukan kursi, meja, dan almari. Dst
2. Pemenggalan kata
a. transaksi
b. ekstremis
c. trans literasi
d. ekspansif ek-span-sif eks-tra-ku-ri-ku-ler
e. eksistensi ek-sis-ten-si
1. Pengafiksan.
Pengafiksan merupakan pembubuhan afiks atau imbuhan pada bentuk dasar
sehingga menjadi kata yang berimbuhan . Pengafiksan dapat dilakukan melalui empat
cara yakni prefiks, infiks, sufiks, dan simulfiks.
a. Prefiks
Prefiks merupakan proses membubuhkan afiks pada awal bentuk dasar, antaralain
me-N, ber-, di-, ter-,pe-N, se ,per-, ke-, dan maha.
Akibat pertemuan prefiks me-N (di baca me- nasal) dengan kata dasarnya, maka
timbulah brerbagai macam makna yakni:
jika bentuk dasarnya berkategori verba, maka prefiks me-N menyatakan makna
suatu perbuatan yang aktif transitif ,artinya perbuatan itu dilakukan oleh pelaku
yang menduduki fungsi subjek dan menuntut hadirnya objek misalnya membaca,
mencangkul, memotong, menendang dll.
Prefiks me-N berubah menjadi meny-, jika melekat pada bentuk dasar yang
berfonem awal /s/ seperti kata menyobek , menyuruh dll.
Prefiks me-N berubah menjadi meng- jika melekat pada bentuk dasar yang
berfonem /g/,/h/,/k/,/kh/,dan vokal, akan tetapi fonem /k/ tidak akan luluh jika
melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal konsonan rangkap misalnya
klasifikasi,mengkristal.
Prefiks me-N berubah menjadi me- jika melekat pada bentuk dasar yang berfonem
/l/,/m/,/n/,/ny/ng/,/r/,/y/,/w/ misalnya meninabobokan,merusak dll.
Prefiks ber- berfungsi sebagai pembentuk verba. Akibat pertemuan prefiks ber-
dengan bentuk dasar yang bermakna :menyatakan makna suatu perbuatan yang
aktif dilakukan oleh pelaku yang menduduki fungsi subjek misalnya berjuang ,
beralih dsb.
b. Infiks
Merupakan proses membubuhkan afiks pada tengah bentuk dasar sehingga infiks
diistilahkan dengan sisipan. Infiks terbagi menjadi el,em, er ,contoh gemuruh,
geletar,temali, seruling,dsb.
c. Sufiks
Berfungsi membentuk pokok kata verba, seperti sufiks kan-, i-, an-, wan-,
d. Konfiks
Merupakan afiks yang melekat pada awal dan akhir bentuk dasar. Adapun yang
tergolong konfiks adalah ke-an, peN-an, per-an, di-kan, di-i,ter-kan, ter-i.
2. Pengulangan
Pengulangan atau reduplikasi merupakan proses mengulang bentuk dasar, baik
seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.Macam-macam
pengulangan yakni:
a. pengulangan seluruh (pembangunan-pembangunan)
b. pengulangan sebagian(melambai-lambaikan)
c. pengulangan yang berkombinasi dengan pengafiksan(orang-orangan,gubuk-
gubukan)
d. pengulangan dengan perubahan fonem (gerak-gerik)
A. PENGAFIKSAN
Pengafiksan merupakan pembubuhan afiks (imbuhan ) pada bentuk dasar, sehingga dapat
menjadi kata yang berimbuha (berimbuhan). Penbgafiksan dapat dilakukan dengan 4 cara
yakni pengafiksan pada awal bentuk dasar yang sering disebut dengan awalan atau prefix,
infiks atau sisipan, sufiks atau akhiran, dan pada awal dan akhir atau simulfiks.
1. PREFIKS
Merupakan proses membubuhkan afiks pada awal bentuk dasar, seperti meN, ber-, di-,
peN, se-, per-, ke- dan maha.
Semua kata yang berprefiks meN- termasuk kategori verba dan memunyai satu fungsi
yaitu pembentuk kata kerja, seperti membawa, mencangkul, memeluk dsb.
Contoh
Para peserta UMPTN harus membawa pensil
Petani itu mencangkul
Akibat pertemuan dari prefix meN-, timbulah berbagai makna yakni
a. Jika bentuk dasarnya berkategori verba, maka prefiks meN- menyatakan makna
suatu perbuatan yang aktif dan transitif
b. Jika bentuk dasarnya berkategori adjektiv, maka menyatakan suatu seperti keadaan
atau makna proses. Prefiks meN- berubah menjadi meny- jika melekat pada bentuk
dasar yang berfonem /s/ seperti menyobek, menyuruh.
Prefiks meN- berubah menjadi meng- jika melekat pada bentuk dasar yang
berfonem /g/, /h/, /k/, /kh/, misalnya menghukum, menggilas, khawatir, mengobrol.
Prefiks meN- berubah menjadi me- jika melekat pada bentuk dasar yang ber fonem,
/l/,/m/,/n/,/ny/, /ng/,/r/,/y/ dan /w/.
Prefiks meN- berubah menjadi men- jika melekat pada fonem /c/,/d/,/t/ misalnya
mencari, mendobrak dan menulis.
Prefiks meN- berubah menjadi mem- jika melekat pada fonem/b/, /f/,/p/,/v/ misalnya
membual, memfokuskan, memancing dan memvisualkan.
Prefiks ter- menyatakan makna perfektif (mengutamakan hasil perbuatan)
ketidaksengajaan atau tiba-tiba, misalnya terbelenggu, terperosok, terjatuh, tertanam.
Sedangkan yang menyatakan makna kemungkinan adalah tidak terbaca, tidak
terpahami, tidak ternilai.
Prefiks peN- (pe-nasal) berfungsi sebagai pembentuk nomina, misalnya pembaca,
penakut,dan pengarang.
Prefiks peN- berubah menjadi pem- jika dilekatkan pada bentuk dasar yang
berfonem /b/,/f/,/p/,/v/, contoh pembicara, pembantu, pemfitnah, pemotong.
Prefiks peN- berubah menjadi pen- Jika dilekatkan pada bentuk dasar yang
berfonem /e/,/d/,/j/, /t/ seperti pendatang , pencukur, penjilat, penolong.
Prefiks peN- berubah menjadi peny- jika melekat pada fonem /s/ seperti penyunting,
penyita, penyewa.
Prefiks peN- beubah menjadi peng- jika melekat pada bentuk berfonem
/g/,/h/,/k/,kh/ dan /a/,/i/,/u/,/e/,/o/ misalnya pengikat pengurus, pengasuh,
pengirim, pengekor.
Prefiks peN- berubah menjadi penge- jika melekat pada bentuk yang bersilabi tunggal
pengebom, pengecat, dsb
Prefiks peN- berubah menjadi pe- jika dilekatkan pada bentuk awal /l/,/r/, /w/,
/y/,/ny/,/ng/, misalnya pelatih , pewarna, peyakin, penyanyi, perusak.
Huruf adalah lambang fonem, sedangkan fonem adalah bunyi bahasa yang kita
ucapkan.
Bunyi bahasa yang membedakan bentuk kata dan makna kata disebut dengan fonem
Prefiks per- berfungsi membentuk kategori kata nomina yang terbatas, seperti halnya
pada kata pelajar dan pertapa. Prefiks per- pada umumnya berfungsi membentuk
kategori pokok kata verba yang bentuk dasarnya berupa kategori nomina, seperti istri,
kuda, tuan menjadi peristri, perkuda dan pertuan.
Prefiks maha- pada umumnya hanya melekat pada kata-kata yangmenyatakan sifat
tuhan, seperti mahakuasa, mahaesa, mahabesar, maha pengasih.
1. INFIKS
Infiks merupakan proses membubuhkan afiks pada tengah bentuk dasar , sehingga
infiks diistilahkan dengan sisipan. Infiks terbagi menjadi el, er, em. Adapun contohnya :
suling menjadi suling – er menjadi seruling , tali menjadi tali-em menjadi temali, tapak
menjadi tapak-el menjadi telapak.
2. SUFIKS
Sufiks atau akhiran merupakan proses membubuhkan afiks pada akhir bentuk dasar .
Dalam bahasa Indonesia terdapat 4 akhiran yakni akhiran kan-, an-, i-, dan wan-.
PENGULANGAN
Pengulangan atau reduplikasi merupakan proses bentuk dasar, baik seluruhnya maupun
sebagaian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil proses mengulang disebut kata
ulang, misalnya kata buku menjadi buku-buku. Informasi tersebut menunjukan bahwa setiap
kata ulang tentu mempunyai bentuk dasar, hal ini berarti tidak semua kata yang berulang
dapat digolongkan sebagai kata ulang , jika kata yang berulang tersebut tidak ada bentuk
dasarnya sperti, sia-sia, alun-alun, kupu-kupu.
PEMAJEMUKAN
Gabungan dua atau lebih bentuk dasar yang menimbulkan makna baru disebut sebagai kata
majemuk, misalnya kursi malas, kamar mandi dsb.
1. Memesona – mempesona
2. Mengebom – membom
3. Mensurvei -- menyurvey
4. Mengomunikasikan – mengkomunikasikan
5. Mentraktor – menraktor
6. Mensukseskan – menyukseskan
7. Memperkosa – memerkosa
8. Memerlukan – memperlukan
9. Memerbincangkan – memperbincangkan
10. Mengesampingkan – mengenyampingkan
11. Memfitnah – memitnah
12. Merubah- mengubah
13. Menertibkan – mentertibkan
14. Memokuskan – memfokuskan
15. Memertahankan – mempertahankan
Buatlah dua contoh kata yang berimbuhan el-, er-, dan em-.
Buatlah dua kata ulang berubah bunyi, bentuk ulang seluruhnya dan bentuk ulang
sebagian.
Kalimat adalah bagian terkecil sebuah ujaran atau teks yang mengungkapkan pikiran
yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan kalimat diringi oleh alunan nada,
diselai oleh jeda, dan diakhiri oleh intonasi selesai, sedangkan dalam wujud tulis kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca.
Pelengkap sama halnya dengan objek , pelengkap selalu berwujud nomina dan sama-
sama mengikuti verba, dengan katalain pelengkap selalu terletak dibelakang predikat .
Objek Pelengkap
1. kategori katanya nomina 1. kategori katanya nomina, verba, atau
2. letaknya langsung dibelakang verba adjektif
Transitif aktif tanpa preposisi 2. letaknya dibelaksang verba semitransitif
3. dapat menjadi subjek dalam kalimat dan dapat didahului oleh preposisi
Pasif 3. kalimat tidak dapat dipasifkan dan tidak
4. dapat diganti dengan -nya bisa menempati subjek
4. dapat diganti dengan –nya kecua li jika
didahulu oleh preposisi selain di, ke, dari
dan akan
5. Keterangan merupakan unsur tambahan yang fungsinya mempertegas kalimat.
Keterangan pada umumnya memunyai letak yang bebas, ada keterangan tempat,
keterangan waktu, keterangan cara (ia memeluk pacarnya dengan hati-hati),
keterangan alat, keterangan tujuan, keterangan penyerta, keterangan similatif(ia
mengamuk seperti babi buta), dan keterangan penyebaban (ia dimarahi oleh guru
karena kenakalannya), keterangan kesalingan ( para pesulap tidak boleh mengganggu
satu sama lain)
Kalimat dibagi menurut bentuk dan maknanya, dari segi bentuk terbagi menjadi dua
yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk, sedangkan berdasarkan maknanya terbagi
menjadi kalimat berita (Mahasiswa sedang mengerjakan tugas ), kalimat perintah
( Ambilkan buku itu di meja), kalimat Tanya (Apakah kamu sudah mengerjakan tugas ),
dan kalimat seru (Cantiknya gadis yang berambut panjang itu ).
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu kalusa, maksudnya bahwa
konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti s, p hanyalah satu atau merupakan satu
kesatuan. Sedangkan kalimat majemuk adalah suatu kalimat yang terdiri minimal dua
klausa.
1. Pembagian Kalimat
Kalimat terbagi menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk, dan berdasarkan
maknayanya kalimat terbagi menjadi kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, dan
kalimat seru.Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan gagasan pada
pikiran pembaca atau pendengar seperti apa yang ada pada pikiran penulis atau pembicara.
Kalimat tergolong efektif apabila mempunyai ciri-ciri.
a. KESEPADANAN
Yang dimaksud dengan kesepadanan adalah keseimbanganantara pikiran dan struktur
bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan dan
kesepadanan pikiran. Oleh karena itu dalam kalimat harus mempunyai subyek dan
predikat yang jelas. Ketidakjelasan subyek dan predikat menyebabkan kalimat tersebut
tidak efektif.
Contoh
Bagi peserta yang datang terlambat hendaknya memberitahukan kepada panitia.
Peserta yang datang terlambat hendaknya memberitahukan kepada panitia.
Pada kalimat pertama tersebut tidak efektif karena terdapat ketidakjelasan unsur subyek
yang didahului oleh preposisi bagi.
c. KETEGASAN
Yang dimaksud dengan ketegasan adalah memberikan penekanan atau penonjolan pada
ide pokok kalimat. Dengan demikian kalimat yang efektif adalah kalimat yang ide
pokoknya tampak lebih menonjol.
Contoh
Surat kabar itu sudah saya baca.
Saya sudah membaca surat kabar itu.
Contoh
yang pertama lebih menekankan pada unsur surat kabar daripada unsur yang lain.
Sedangkan contoh nomor dua lebih menekankan kata saya daripada unsur yang lain.
d. KEHEMATAN
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan
kata, frasa yang dipandang tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-
kata yang dapat menambahan kejelasan kalimat.
Contoh
Karena saya tidak membawa payung, saya basah kuyup.
Karena tidak membawa payung, saya basah kuyup.
Si Inem sejak dari pagi belum mandi.
Si Inem sejak pagi belum mandi.
e. KECERMATAN
Yang dimaksud dengan kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga
kalimat yang dihasilkan tidak rancu dan ambigu atau tidak menimbulkan penafsiran ganda.
Contoh
Lima dosen PTS yang terkenal itu menerima piagam penghargaan.
Lima dosen dari PTS yang terkenal itu menerima piagam penghargaan.
Lima dosen yang terkenal dari PTS itu menerima piagam penghargaan.
Dari contoh nomor 1 itu apakah menerangkan dosen atau PTS, sehingga menyebabkan
kalimat itu menjadi tidak efektif
f. KEPADUAN
Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam sebuah kalimat
sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Contoh
Penjahat itu saya sudah tangkap.
Mereka mendiskusikan tentang masalah kewanitaan.
g. KELOGISAN
Yang dimaksud kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan
kaidah EYD.
Contoh
Semua lulusan SMA mengikuti tes ujian masuk perguruan tinggi negeri, kecuali Tono, Tini,
dan Toto.
Sebagian besar lulusan SMA mengikuti tes ujian masuk perguruan tinggi negeri, kecuali
Tono, Tini, dan Toto.
TUGAS
Tentukan unsur kalimat dibawah ini.
1. Mahasiswa semester satu sedang mengikuti perkuliahan bahasa Indonesia di ruang tiga.
2. Hari kamis semua mahasiswa mengadakan demonstrasi di lapangan Mandala Krida.
3. Anti dibelikan sebuah mobil oleh ibu tadi sore di Jakarta.
4. Mahasiswa itu berdiskusi bersama dosennya.
5. Para pesulap tidak boleh mengganggu satu sama lainya.
6. Aminah sangat merindukan pacarnya.
7. Komandan menugasi anak buahmnya.
8. Kedua remaja itu bersentuhan lengan.
9. Rumah baru itu beatapkan daun ilalang.
10. Pekerjaan yang kulakukan sangat menyebalkan.
Buatlah contoh kalimat majemuk dengan menggunakan kata penghubung sebagai berikut.
1. Kata penghubung: dan, serta, atau untuk kalimat majemuk setara.
2. Kata penghubung: ketika, karena, sebelum untuk kalimat majemuk bertingkat.
Buatlah contoh dua kalimat berita, dua kalimat perintah, dan dua kalimat seru.
Contoh
Alangkah cantiknya gadis itu! (seru)
Tutupkan pintu itu! (perintah)
Mahasiswa sedang mengikuti perkuliahan. (berita)
TATA PARAGRAF
Istilah paragraf bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita, istilah ini sering kita dengar,
bahkan kita juga sering menggunakannya. Adapun beberapa pengertian paragraf.
1. Dalam kamus besar bahasa Indonesia dikemukakan bahwa pengertian paragraf adalah
bagian bab dalam suatu karangan
2. Harimurti kridalaksana mengemukakan bahwa paragraf adalah satuan bahasa yang
mengandung satu tema atau bagian -bagian wacana yang mengungkapkan pikiran atau
hal tertentu .
3. Gorys Keraf menyatakan bahwa paragraf adalah sama dengan istilah alinea.
4. Jos Daniel Parera menyatakan bahwa paragraf terdiri atas beberapa kalimat yang saling
berhubungan baik secara tatabahasa maupun secara logika berpikir.
MACAM-MACAM PARAGRAF
Berdasarkan sifat dan tujuannya,paragraf dapat dibedakan menjadi paragraf pendahuluan
atau paragraf pembuka,paragraf inti atau paragraph penghubung,dan paragraf penutup.
1. Paragraf pendahuluan
Paragraf yang dimaksudkan untuk mengantarkan pembaca kepada suatu karangan atau
pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam karangan tersebut. Dengan kata lain hendaknya
paragraph pendahuluan mampu membimbing pembaca dalam memasuki persoalan yang
akan dibicarakan. Oleh karena itu hendaknya paragraph pendahuluan disajikan dan
disusun secara ringkas, jelas,dan dapat menarik perhatian pembaca.
Ada beberapa cara untuk menarik perhatian pembaca, cara-cara tersebut antaralain. (1)
memulai paragraf dengan mengutif suatu ungkapan menarik, dapat berupa pribahasa atau
kata-kata mutiara, (2) mengemukakan pertentangan yang terjadi dalam kenyataan sehari-
hari, (3) mengemukakan pengalaman hidup yang luar biasa, (4) mengemukakan batasan
arti pokok persalan hidup dsb.
Paragraf penghubung adalah semua paragraph yang terdapat antara pragraf pendahuluan
dan paragraf penutup. Disebut paragraph inti karena dalam paragraph inilah inti persoalan
dalam keseluruhan bagian karangan dikemukakan
3. Paragraf penutup
Paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Oleh karena
itu hendaknya paragraf sanggup memberikaqn kesan kepada pembaca sehingga pokok-
pokok pikiran yang telah disampaikan atau dikemukakan pada paragraf sebelumnya dapat
diingat oleh pembaca dengan sebaik-baiknya.
UNSUR-UNSUR PARAGRAF
Unsur-unsur yang membangun suatu paragraf pada umumnya terdiri atas empat macam
yaitu (1) transisi , (2) kalimat topik atau kalimat utama, (3) kalimat penjelas atau kalimat
pengembang, (4) kalimat penegas.
1. Transisi paragrafnya.
Transisi adalah penanda hubungan yang menghubungkan paragraf satu dengan paragraf
yang lain dalam satu paragraf. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa transisi
merupakan sarana penunjang keutuhan dan kepaduan antar paragraf. Transisi
merupakan petunjuk bagi pembaca tentang adanya hubungan antara satu paragraf
dengan paragraf yang lain.
Meskipun demikian kehadiran transisi dalam suatu paragraf bukanlah suatu keharusan,
hal ini sangat bergantung kepada keperluan dan pertimbangan penulis. Jika penulis merasa
perlu menghadirkan transisi untuk memperjelas dan memperlancar pengembangan
paragrafnya.
Kalimat topik dalam paragraf yang didalamnya mengandung pikiran atau gagasan utama
yang dibicarakan. Kalimat topik ini dapat terletak pada awal paragraf atau akhir paragraf.
Paragraf yang kalimat topiknya terletak pada awal paragraf disebut paragraf deduktif,
sedangkan paragraf yang terletak diakhir disebut paragraf induktif. Contoh
Kata adalah unsur bahasa yang sangat penting dalam setiap bahasa termasuk bahasa
Indonesia. Pemakaian bahasa Indonesia dalam peristiwa komunikasi pada hakikatnya
adalah pemakaian kata-kata bahasa Indonesia. Berbahasa Indonesia pada hakikatnya
adalah berkata-kata dengan menggunakan kata-kata bahasa Indonesia. Dalam berbahasa
secara lisan, kita mendengar kata-kata yang diucapkan, sedangkan dalam berbahasa
Indonesia secara tertulis, kita melihat kata-kata yang dituliskan. Rangkaian kata-kata yang
diucapkan atau dituliskan disusun berdasarkan kaidah –kaidah tertentu sehingga menjadi
frasa, klausa dan kalimat bahasa Indonesia.
Apakah tujuan keluarga berencana itu ? Keluarga berencana bukan hanya bertujuan
mengatasi kelahiran. Melainkan juga berusaha agar setiap keluarga merencanakan atau
mengatur klelahiran. Dengan cara demikian, dapat diperhitungkan sebaik-baiknya hari
depan anak-anaknya. Ibu tidak selalu merana karena setiap tahun harus melahirkan. Ayah
tidak terlalu pusing memikirkan usaha menyekolahkan mereka. Begitu juga anak yang
dilahirkan tidak akan terlantar, baik tentang pangan, sandang, maupun pendidikan.
Keluarga yang terlalu besar dapat menyebabkan sebagian anak itutidak memperoleh
kesempatan bersekolah seperti yang diinginkannya. Jadi inti keluarga berencana ialah
menjamin kebahagiaan hidup keluarga lahir dan batin.
Pagi itu aku duduk dikursi malas di halaman rumahku. Sisa-sisa angin malam terasa
menyentuh tubuhku, dingin sekali. Matahari belum menampakan sinarnya secara jelas.
Hanya tampak semburat cahaya dikaki langit sebelah timur. Sementara itu binatang-
binatang bergantian bernyanyi menyambut pagi. Ayam berkokok dengan lantangnya.
Burung-burung brrnyanyi dengan riangnya. Dan sapi-sapi pun tertawa siap menjalankan
tugas membajak sawah.
4. Kalimat penegas
Kalimat penegas pada dasarnya merupakan pengulangan kembali pokok pikiran yang telah
dikemukakan pada bagian awal paragraf. Pengulangan pokok pikiran itu tidak harus sama
benar dengan kalimat utama yang terdapat pada awal paragraf. Artinya pengulangan itu
dapat diubah bentuk kata-katanya atau susunan kalimatnya, tetapi ide pokoknya tetap
sama. Kehadiran kalimat penegas bukan merupakan keharusan, tetapi dihadirkan apabila
pengarang perlu mempertegas gagasan utama yang telah dikemukakan pada bagian awal
paragraf. Tetapi jika gagasan itu sudah jelas maka tidak perlu lagi mengemukakan kalimat
penegas.
SYARAT-SYARAT PARAGRAF YANG BAIK
Paragraf yang baik harus memenuhi tiga syarat yakni (1) kesatuan, (2) kepaduan, dan
(3)pengembangan. Sebuah paragraf memenuhi syarat kesatuan yang baik jika semua kalimat
yang membangun paragraf tersebut secara bersama-sama mendukung satu pikiran tertentu.
Suatu paragraf memenuhi syarat kepaduan apabila hubungan antara kalimat yang satu
dengan kalimat yang lain dalam paragraf tersebut kompak, yakni terdapat kaitan yang erat
antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Sedangkan syarat pengembangan yang
harus oleh sebuah paragraf adalah syarat yang berkaitan dengan keteraturan perinciaan dan
pengurutan pokok pikiran kedalam pikiran-pikiran penjelasnya. Contoh
Kesalahan berbahasa merupakan bagian dari proses belajar bahasa yang tidak dapat
dihindarkan. Artinya kesalahan berbahasa itu akan selalu timbul pada setiap kegiatan belajar
bahasa. Orang tidak dapat belajar bahasa tanpa berbuat kesalahan. Hubungan antara
pengajaran bahasa dan kesalahan berbahasa dapat diibaratkan sebagai hubungan antara air
dengan ikan. Sebagaimana ikan hanya dapat hidup dan ada dalam air, begitu juga dengan
kesalahan berbahasa akan selalu terjadi dalam pengajaran berbahasa.
Dalam contoh paragraf tersebut terlihat adanya kesatuan paragraf yang baik. Artinya semua
kalimat yang terdapat dalam paragraf tersebut secara bersama-sama menyatakan atau
mendukung satu pokok pikiran yaitu “kesalahan berbahasa slalu terjadi dalam setiap kegiatan
belajar bahasa” Pokok pikiran tersebut diperjelas dengan pikiran-pikiran penjelas, yaitu pada
kalimat ke 2, 3, 4, dan 5 dan dikembangkan dengan urutan yang teratur. Sedangkan kepaduan
diperlihatkan dengan adanya penanda hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain.
1. Pengaruh tersebut terjadi jika dalam lingkungan formal, guru mengadakan koreksi secara
sistematis terhadap karya pembelajar
2. Peranan lingkungan formal dalam pemerolehan bahasa kedua masih banyak
dipertanyakan orang.
3. Disamping itu juga diadakan peningkatan prekuensi pemberian masukan secara tepat.
4. Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan formal hanya dapat mempengaruhi
kecepatan pemerolehan.
5. Pertanyaan itu terutama berkaitan dengan besarnya pengaruh yang diberikan
lingkungan formal terhadap pemerolehan bahasa kedua.
1. Semakin kaya kosakata yang dimiliki seseorang, semakin besar pula kemungkinan orang
tersebut terampil berbahasa .
2. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kuantitas dan kualitas
yang dimilikinya.
3. Baik dalam kegiatan berbahasa secara lisan maupun kegiatan berbahasa secara tertulis.
4. Penguasaan kata dan pembentukan kata memegang peranan yang sangat penting dalam
kegiatan berbahasa seseorang.
1. Istilah kesalahan dan kekeliruan dalam analisis kesalahan berbahasa mempunyai
persamaan dan perbedaan.
2. Dari segi perbaikannya, kesalahan hanya dapat diperbaiki dengan bantuan pihak luar,
kekeliruan dapat diperbaiki sendiri oleh siswa yang bersangkutan .
3. Keduanya sama-sama merupakan bentuk bahasa yang menyimpang dari kaidah yang
berlaku .
4. Penyimpangan pada kesalahan bersifat sistematis, sedangkan pada kekeliruan bersifat
tidak sistematis
5. Durasi penyimpangan pada kesalahan bersifat lama, dan pada kekeliruan bersifat
sementara.
1. Tema dalam cerita pendek merupakan sesuatu yang menjiwai seluruh jalinan cerita yang
dipaparkan.
2. Tema dalam cerita pendek memiliki permasalahan yang bervariasi dan macamnya banyak
sekali.
3. Dengan kata lain, tema dalam cerita pendek harus lebur menjadi satu keutuhan dalam
jalinan cerita itu.
4. Dapat dikatakan bahwa macam-macam tema dalam cerita pendek mencakup semua segi
kehidupan manusia, antara lain ketuhanan, kemasyarakatan (sosial), percintaan, dan
permasalahan keluarga.
DIKSI ATAU PILIHAN KATA
Diksi berkaitan dengan makna kata. Makna kata artinya maksud yang terkandung didalam
suatu kata, pembicaraan, atau pikiran. Makna kata juga berkaitan dengan lambang bahasa dan
lambang lainnya atau hubungannya dengan suatu benda. Makna kata terdiri dari makna
leksikal, makna gramatikal, makna denotatif, dan makna konotatif.
A. MAKNA KATA
1. Makna leksikal
Adalah makna suatu kata sebelum mengalami proses perubahan bentuk. makna leksikal
disebut juga dengan makna kamus.
Contoh
Rumah : bangunan untuk tempat tinggal
2. Makna gramatikal
Adalah makna suatu kata setelah kata itu mengalami proses gramatikalisasi, seperti
pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan. Makna gramatikal sangat bergantung
pada konteks kalimatnya atau struktur kalimatnya. Oleh karena itu makna gramatikal
sering disebut juga dengan makna struktural.
Contoh
Berumahkan : menjadikan sesuatu sebagai rumah.
Pengemis itu tinggal di kolong jembatan dan berumahkan kardus-kardus bekas.
3. Makna denotasi.
Adalah makna suatu kata sesuai dengan konsep asalnya, apa adanya, tanpa mengalami
perubahan makna atau penambahan makna. Makna denotasi disebut juga dengan makna
lugas. Contoh
Tangan kanan Mila terkilir sewaktu bermain bulutangkis.
4. Makna konotasi
Adalah makna suatu kata berdasarkan perasaan atau pemikiran seseorang. Makna
konotasi dapat pula dianggap sebagai makna denotasi yang mengalami penambahan
makna. Penanmbahan tersebut dapat berupa pengisan atau perbandingan dengan
benda atau hal lainnya. Oleh karena itu makna konotasi sering disebut juga makna
kontekstual.
Contoh
a. Polisi berhasil menangkap tangan kanan koruptor kelas kakap itu.
Tangan kanan = orang yang dipercaya, pembantu utama.
B. PERUBAHAN MAKNA
Sebuah kata dalam penggunaanya seringkali mengalami perubahan makna. Perubahan
makna tersebut dapat berupa perluasan, penyempitan, peninggian, perendahan, pertukaran
tanggapan, atau persamaan sifat.
1. Perluasan Makna
Perluasan makna terjadi apabila makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya.
Contoh
a. Adik : saudara sekandung yang lebih muda.
Adik : semua orang yang usianya dibawah kita.
b. Menggarap : berkaitan dengan istilah pwertanian
Menggarap : digunakan dalam bidang lain yang bermakna mengerjakan .
2. Penyempitan Makna
Penyempinan makna terjadi apabila sebuah kata yang pada mulanya mempunyai
makna yang luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna.
Contoh
a. Sarjana : cendikiawa atau orang yang pandai
: gelar universitas
b. Sastra : tulisan
karangan yang bernilai keindahan dan dapat menggugah perasaan
3. Ameleorasi
Ameliorasi berasal dari bahasa inggris yakni ”melor” artinya lebih baik. Ameliorasi
adalah perubahan makna kata yang nilainya lebih tinggi daripada makna asalnya.
Contoh
a. Lembaga pemasyarakatan (nilainya lebih tinggi) daripada bui atau tahanan
b. Suami (nilainya lebih tinggi ) daripada laki
c. Tunawicara (nilainya lebih tinggi) daripada bisu
4. Peyorasi
Peyorasi berasal dari bahasa latin ” peyor ” artinya jelek. Peyorasi adalah perubahan
makna kata yang nilai rasanya lebih rendah daripada nilai asalnya.
Contoh
a. Cuci tangan : kegiatan mencuci tangan setelah makan dan bekerja
b. Oknum : perseorangan
orang atau bagian dari suatu kelompok yang bertindak kurang baik
2. Sinonim.
Sinonim berasal dari kata ” sin ” artinya serupa atau bisa juga disebut onoma yang
artinya juga sama. Dengan demikian sinonim diartikan sebagai kata yang maknanya
sama atau hampir sama. Suatu kata bersinonim dengan kata lainnya, apabila kata-kata
tersebut maknanya dapat saling menggantikan didalam kalimat yang sama.
Contoh
a. Pendapat fikar benar.
b. Pendapat fikar betul.
Namun demikian kata ”benar” dan ”betul” tidak selalu bersinonim. Contoh
a. Secara kebetulan kami bertemu di restoran.
b. Secara kebenaran kami bertemu di restoran.
Kedua contoh diatas memberi bukti bahwa kata kebetulan dan kata kebenaran tidak
dapat saling menggantikan karena maknanya berbeda. Dengan demikian kata
kebenaran dan kata kebetulan bukanlah merupakan kata sinonim.
3. Antonim
Antonim artinya perlawan kata. Dengan demikian antonim diartikan sebagai kata-kata
yang maknanya berbeda atau berlawanan.
Contoh
a. Untung lawan katanya rugi
b. besar lawan katanya kecil
c. Longgar lawan katanya ketat
4. Homonim
Homonim diartikan sebagai kata yang bentuk dan pelafalannya sama, tetapi maknanya
berbeda.
Contoh
1. Nino bermain kelereng di halaman rumah ( pekarangan rumah )
2. Bukalah halaman 5 dan 6 ( lembaran buku )
5. Homograf
Homograf adalah kata yang tulisannya sama, tetapi pelafalan dan maknanya berbeda.
Contoh
a. Nino sedang makan apel ( apel = buah)
b. Petugas upacara sedang mempersiapkan apel rutin ( apel = upacara bendera )
c. Setiap malam minggu ia apel kerumah pacarnya ( apel = kencan )
6. Homofon
Homofon adalah kata yang cara pelafalannya sama, tetapi penulisan dan maknanya
berbeda.
Contoh
a. Bang Oni tinggal di samping kantor ( bang = kakak )
b. Nino menabung di Bank ( bank = lembaga penyimpanan uang )
7. Polisemi
Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak makna.
Contoh
a. Monik jatuh dari pohon jambu
b. Nilainya jatuh dalam ujian itu
c. Aku jatuh hati pada gadis itu.
Tugas
Antonim
1. Longgar : jarang, ketat,luas
2. Bening : keruh, bersih,kotor
3. Bagus : baik, kotor, jelek
4. Lemah : lembut, lelah,kuat
5. Terang : gelap, panas, kering
Sinonim
1. Selalu : senantiasa,akan,pasti
2. Kotor : bersih, noda, keruh
3. Gigih : kuat, teguh,lemah
4. Layak : wajar, pasti, tepat
5. Baku : hantam,utama, kuat
FUNGSI SURAT
1. Sebagai pedoman dalam bertugas atau dalam melaksanakan suatu kegiatan.
Maksudnya bahwa pengurus atau petugas akan tenang menjabat jika mendapat SK
pengangkatan dan akan leluasa bekeja dan akan lebih bertanggung jawab.
2. Sebagai alat bukti tertulis .
Maksudnya surat dapat dijadikan sumber legalitas dalam berbagai persengketaan, misalnya
surat perjanjian ataupun surat kuasa.
3. Sebagai sarana pengingat atau bukti historis.
Maksudnya surat merupakan sarana untuk melacak hubungan kerjasama dengan fihak
luar,misalnya untuk mengetahui kebijakan-kebijakan penting yang telah diputuskan oleh
pimpinan dan dapat dilacak melalui surat yang telah dikeluarkan.
4. Merupakan cermin atau profesional suatu lembaga.
Hal ini terutama akan tampak pada kelogisan isi surat. Keteraturan, dan kerapihan dalam
penyusunan, kualitas kertas, dan pengertian.
2. Banyaknya Sasaran.
Surat dinas dapat diklasifikasi sebagai berikut. (1) surat biasa, surat ini hanya dikirim
kepada orang atau suatu instansi tertentu saja. Misalnya surat tugas, surat perjanjian
kerja, surat peringatan, surat rekomendasi (2) surat edaran, ini disebut juga dengan surat
sirkuler. Surat ini ditujukan kepada beberapa orang atau pejabat tertentu dengan
harapan diedarkan pula kepada lingkup yang lebih luas, (3) pengumuman, ini ditujukan
banyaknya orang atau instansi.
3. Keamanan Isinya
menurut bobot kerahasiaannya, isi surat terbagi beberapa macam yakni,
a. Surat sangat rahasia,
maksudnya surat ini yang berhubungan dengan keamanan negara dan biasanya
dikeluarkan oleh dinas-dinas rahasia negara, seperti Badan Intelejen Negara (BIN).
b. Surat rahasia.
Surat ini hanya dibaca oleh pihak yang dituju dalam surat itu. Misalnya bagian
keuangan, jadi yang membaca hanya orang yang menjabat pada bagian keuangan.
c. Surat biasa.
Surat ini boleh dibaca oleh siapapun orang yang akan membacanya.
4. Urgensi penyelesaian.
Berdasarkan urgensi pengiriman , surat dinas dapat diklasifikasi sebagai berikut.
a). surat kilat khusus atau sangat segera
b). surat kilat atau surat segera
c). surat biasa.
BAGIAN-BAGIAN SURAT
1. kepala surat atau kop surat
1. nama instansi
2. lambing atau logo
3. Alamat
4. kode pos
5. nomor telp
6. nomor e-mail
2. Tempat dan tanggal surat Jakarta, 1 November 2012
3. Nomor surat Nomor : 321/D2/2012
4. Lampiran Lampiran : satu berkas
5. Hal surat Hal : penataran dosen bahasa indonesia
6. Alamat surat
7. Salam pembuka
8. Isi surat
9. Salam penutup
10.Nama jelas pengirim
11.Tembusan
12.Inisial
_____________________________________________________________________
___ ________
___ ________
___ ________
___ ________
_____________
______________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________
______________
______________
______________
______________
______________
2. Bentuk lurus
_____________________________________________________________________
___ ________ _____ __________________
___ ________
___ ________
___ ________
_____________
______________________________________________________________________________________________________________________
________________
______________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________
__________
______________
______________
______________
______________
______________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________
________________
________________
________________
________________
_____________________
_____________
_____________
_____________
______________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________
________________
________________
________________
________________
_____________________
6. Bentuk lekuk
____________________________________________________________________________________________________________
___ ________ _____ __________________
___ ________
___ ________
_____________ ___
_____________
_____________
_______________
______________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________
________________
________________
________________
________________
_____________________
_____________
_____________
_____________
_____________
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
________________
________________
________________
________________
_____________________
Berikut ini contoh surat dinas bentuk lurus penuh. Perhatikan bagian-bagian dari surat tersebut.
Dengan hormat,
Dalam rangka pembinaan dan peningkatan kualitas dosen bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, yang mengajar di
luar Jurusan Sastra dan atau Fakultas Sastra. Kami akan menyelenggarakan penataran dosen bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris Angkatan II Tahun Anggaran 2011/2012.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon bantuan Bapak, untuk dapat menunjuk satu orang dosen pengajar
bahasa Indonesia/bahasa Inggris di luar Fakultas/Jurusan Sastra untuk mengikuti penataran tersebut selama
lebih kurang sepuluh hari dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dosen yunior untuk Mata Kuliah bahasa Indonesia/bahasa Inggris yang telah mengajar sekurang-
kurangnya empat tahun.
2. Jabatan/pangkat paling tinggi lektor madya (gol. IIId).
3. Dosen bahasa Indonesia/bahasa Inggris yang mengajar di luar Fakultas/Jurusan Sastra.
.
Ditjen pendidikan tinggi menyediakan akomodasi/konsumsi dan biaya perjalanan dengan menggunakan
kendaraan umum (bus/kapal laut/kereta api), untuk semua peserta.
Usulan nama calon peserta dan formulir pendaftaran mengikuti kursus (terlampir) setelah diisi dan ditanda
syahkan oleh pejabat yang berwenang dapat kami terima kembali paling lambat pada akhir Desember 2011
melalui Kasubdit PKPP Dit. Binsarak. Jalan Pintu I Senayan Jakarta Telp. 5731956 atau Fax. 5731903.
Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami sampaikan terima kasih.
Tembusan :
Dirjen Dikti (sebagai laporan)
Ketua STKIP M u.b. Puket Fak. Sastra.
Pimpro PTA
Kabudit PKPP Dit. Binsarak.
Berikut ini contoh surat dinas bentuk setengah penuh. Perhatikan bagian-bagian dari surat tersebut.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
Jalan Raya Jenderal Soedirman Pintu I, Senayan. Tromol Pos 190
Jakarta 10002, telp. 5731959 (hunting)
Dengan hormat,
Dalam rangka pembinaan dan peningkatan kualitas dosen bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris, yang mengajar di luar Jurusan Sastra dan atau Fakultas Sastra. Kami akan menyelenggarakan
penataran dosen bahasa Indonesia dan bahasa Inggris Angkatan II Tahun Anggaran 2011/2012.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon bantuan Bapak, untuk dapat menunjuk satu
orang dosen pengajar bahasa Indonesia/bahasa Inggris di luar Fakultas/Jurusan Sastra untuk
mengikuti penataran tersebut selama lebih kurang sepuluh hari dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dosen yunior untuk Mata Kuliah bahasa Indonesia/bahasa Inggris yang telah mengajar sekurang-
kurangnya empat tahun.
2. Jabatan/pangkat paling tinggi lektor madya (gol. IIId).a
3. Dosen bahasa Indonesia/bahasa Inggris yang mengajar di luar Fakultas/Jurusan Sastra.a
Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam menulis surat. Tidak ada media lain
yang mengantarkan pesan atau maksud surat selain bahasa. Pesan-pesan yang disampaikan
secara tertulis. Dalam penulisan surat yang perlu diperhatikan adalah bahasanya terutama
dalam surat dinas. Yang perlu diperhatikan dalam surat dinas adalah bahasa yang digunakan
terutama penyusunanan alinea, kalimat serta penggunaan ejaan bahasa Indonesia.
1. Bahasa baku
Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang pengucapan ataupun penulisannya sesuai
dengan kaidah –kaidah yang dibakukan. Kaidah yang dimaksud adalah penggunaan bahasa
baku yang memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Pemersatu.
Bahasa baku dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi satu kekuatan
masyarakat bahasa.
b. Pemberi kekhasan, pemakaian bahasa baku dapat menjadi pembeda dengan
masyarakat pemakai bahasa lainnya.
c. Pembawa kewibawaan, pemakaian bahasa baku dapat memperlihatkan kewibawaan
pemakaiannya.
d. Kerangka acuan, bahasa baku menjadi tolak ukur bagi benar-tidaknya pemakaian
bahasa seseorang.
5. Penyusunan alinea
Alinea merupakan kesatuan gagasan yang lebih tinggi atau lebih luas daripada kalimat.
Alinea umumnya terdiri dari sejumlah kalimat, kalimat itu saling berkaitan untuk
mengemukakan gagasan tertentu. Syaratnya yaitu,
a. Kepaduan makna
Contoh ,
Kami beritahu: dengan hormat bahwa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
akan menerima kunjungan dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP
Universitas Siliwangi, Tasikmalaya. Peserta kunjungan berjumlah 45 orang. Mereka
diperkirakan akan sampai di jurusan pada pukul 08.00 dan kunjungan kan
dilaksanakan selama satu hari penuh.
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-59 Proklamasi Republik Indonesia,
dengan ini kami umumkan bahwa pada hari senin, 17 Agustus 2012, akan diadakan
kerjabakti, untuk itu semua karyawan kami minta untuk mengikuti kerjabakti.
Dengan hormat kami beritahukan bahwa salah satu program Musium Negeri Provinsi
Lampung Barat adalah pameran. Musium tersebut telah kami pugar satu tahun yang
lalu. Adapun pameran yang akan dilaksanakan tahun ini bertemakan Peninggalan Batu
yang akan dilaksanakan pada 23 juli 2012.
Pada kalimat (1) merupakan gagasan tentang rencana pelaksanaan kerjabakti dalam
rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, sedangkan pada
paragraph kedua memperlihatkaan ketidakpaduan gagasan. Secara umum alinea
tersebut memberitahukan tentang pameran sebagai salah satu program museum ,
tetapi pada kalimat berikutnya justru memunculkan tentang pemugaran.
b. Kepaduan bentuk
Apabila kepaduan makna berhubungan dengan isi alinea maka kepaduan bentuk
berkaitan dengan penggunanaan kata-katanya.
7. Pilihan kata
a. Dengan ini kami beritahukan bahwa pada hari ini, Sabtu 27 November 2012, akan
diadakan kerja bakti
b. Bersama ini kami beritahukan bahwa pada hari ini, Sabtu 27 November 2012, akan
diadakan kerja bakti. (tidak baku)
c. Bersama surat ini saya lampirkan pasfoto dan daftar riwayat hidup saya
d. Dengan surat ini saya lampirkan pasfoto dan daftar riwayat hidup saya.
2. Carilah kesalahan penggunaan kata, diksi, dan kalimat pada surat dibawah ini kemudian
perbaiki contoh surat tersebut sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Kepada
Yth. Bapak / ibu dosen
Di,-
Kotabumi
Tembusan
1. Rektor Politeknik Kesehatan
2. pembantu Rektor politecnik
3. Arsif
TEKNIK MENGARANG
1. Pengertian Mengarang
Menurut Marta mengarang adalah suatu proses kegiatan berpikir manusia yang hendak
menggunakan kandungan jiwanya kepada orang lain atau diri sendiri dalam tulisannya.
Pada dasarnya arti kata mengarang adalah menyusun, atau mengatur. Menurut Suparno
dan Yunus, mengarang adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dan
menggunakan bahasa tulis. Gagasan tersebut dapat diungkapkan dari berbagai unsur
misalnya saja kata, gagasan dapat diungkapkan dalam bentuk kalimat atau paragraf, serta
dapat diungkapkan dalam bentuk karangan yang utuh. Berdasarkan pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah suatu proses pengungkapan ide, gagasan,
angan-angan, dan perasaan melalui unsur bahasa yakni kata, kalimat, paragraf dan
wacana.
2. Menyusun karangan
Penyusunan karangan adalah tahap kegiatan yang perlu dipelajari dalam rangka
mewujudkan karangan. Dalam penyusunan karangan, ada dua kemapuan yang harus
diperhatikan yaitu menyusun draf karangan dan kemampuan menyunting (editing)
karangan. Kemampuan tersebutlah yang menjadi fokus utama dalam menyusunan
karangan.
Pada dasarnya Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun karangan adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan tema, topik dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang
mendasari suatu karangan (masih bersifat umum), sedangkan topik adalah pokok
persoalan atau hal yang dikembangkan atau dibahas dalam karangan (bersifat
khusus). Judul adalah kepala karangan atau nama sebuah karangan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan atau memilih tema:
a.) Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas
b.) Pilih tema yang dapat kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan
c.) Pilih tema yang bahan atau sumbernya mudah diperoleh
b. Mengumpulkan bahan
Setelah tema ditentukan, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam tulisan
c. Menyeleksi bahan
Setelah ada bekal, perlu dipilih bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya
melalui klasifikasi bahan yang sudah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
Petunjuk dalam menyeleksi bahan adalah catat hal penting semampunya, jadikan
membaca sebagai kebutuhan, dan banyak diskusi dan mengikuti kegiatan ilmiah.
3. Pengungkapan Gagasan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengungkapkan gagasan dalam sebuah karangan adalah
sebagai berikut:
a. Pengungkap gagasan tidak selalu bersifat verbal, yakni pengungkapan dengan kata, frase,
kalimat dan untaian kalimat, tetapi dapat juga bersifat visual.
b. Pengungkapan visual itu berwujud tampilan-tampilan visual.
c. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan tampilan visual dalam karangan, yaitu:
1) Tampilan visual berfungsi sebagai materi suplemen terhadap tampilan visual.
2) Tampilan visual itu senantiasa menjadi bagian integral teks.
3) Tampilan visual yang mengganggu tampilan verbal perlu dihindari.
4. Pemakaian Kata
Pada dasarnya, pemakaian kata dalam sebuah karangan/tulisan harus memperhatikan
beberapa hal berikut ini :
1. Hendaknya dihindari pemakaian kata atau frasa tutur dan kata atau frasa setempat
kecuali sudah menjadi perkataan umum.
2. Hendaknya dihindari pemakaian kata atau frasa yang telah usang atau mati.
3. Hendaknya kata atau frasa yang bernilai rasa digunakan secara cermat, sesuai dengan
suasana dan tempatnya.
4. Hendaknya kata-kata sinonim dipakai secara cermat pula karena kata-kata sinonim
tidak selamanya sama benar arti pemakaiannya.
5. Hendaknya istilah-istilah yang sangat asing bagi umum tidak dipakai dalam karangan
umum.
6. Hendaknya dihindari pemakaian kata asing atau kata daerah bila dalam bahasa
Indonesia sudah ada katanya. Jangan menggunakan kata asing hanya karena terdorong
untuk bermegah dan berbahasa tinggi.
7. Untuk memperkecil banyaknya kata kembar dan kata bersaingan, dan untuk
menghindari beban atau pemberat yang tidak perlu dalam pemakaian bahasa,
sebaiknya dipedomi kelaziman dan ketentuan ejaan (Baca: Gunning dalam buku The
Technique of Clear Writing, Part Two, 1952).
Dalam menyusun kalimat, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Gunakan kalimat-kalimat pendek
2. Gunakan bahasa biasa yang mudah dipahami orang
3. Gunakan bahasa sederhana dan jernih mengutarakannya
4. Gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk
5. Gunakan bahasa dengan kalimat aktif, bukan pasif
6. Gunakan bahasa padat dan kuat
7. Gunakan bahasa positif, bukan negatif (Anwar, 1984).
5. Judul Karangan.
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik karangan. Judul
merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan. Judul berfungsi sebagai
slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul
lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Judul yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Relevan
b. Provokatif
c. Singkat
d. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa.
KARANGAN DESKRIPSI
C. Macam-macam Deskripsi.
1) Deskripsi Tempat.
2) Deskripsi Orang.
a) Menggambarkan fisik
b) Menggambarkan tindak-tanduk seseorang tokoh
c) Penggambaran keadaan yang mengelilingi sang tokoh, misalnya penggambaran
tentang pakaian, tempat kediaman, kendaraan, dan sebagainya.
d) Penggambaran perasaan dan pikiran tokoh.
e) Penggambaran watak seseorang.
2) Deskripsi Impresionistis.
Deskripsi Impresionistis atau simulatif adalah deskripsi yang menggambarkan
inspirasi penulisnya, atau untuk menstimulus pembacanya.
E. Rambu-rambu Pendeskripsian Objek.
Rambu-rambu Pendeskripsian Objek yang dapat diikuti oleh pengarang:
1) Menentukan apa yang akan dideskripsikan.
2) Merumuskan tujuan pendeskripsian.
3) Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan, dan
4) Merincikan dan menyistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan
dideskripsikan.
F. Langkah-langkah Menyusun Deskripsi.
Menurut Dalman (2010:56) langkah-langkah menyusun deskripsi, yaitu :
1) Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan;
2) Tentukan tujuan;
3) Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsukan.
4) Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (sistematis).
5) Menguraikan kerangka karangan menjadi deskripsi yang sesuai dengan tema yang
ditentukan.
Kosasi(2006:27-38) menyarankan bahwa menyarankan langkah-langkah menyusun
karangan deskripsi sebagai berikut:
1) Menentukan topik, tema, dan tujuan karangan;
2) Merumuskan judul karangan;
3) Menyusun kerangka karangan;
4) Mengumpulkan bahan/data;
5) Mengembangkan kerangka karangan;
6) Membuat cara mengakhiri dan menyimpulkan tulisan;
7) Menyempurnakan karangan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menyusun
karangan deskripsi, tidak boleh sembarangan, melainkan ada cara atau langkah-langkah
dalam menyusun deskripsi, sehingga dalam membuat karangan deskripsi dapat tersusun
dengan baik dan isi yang terkandung di dalamnya dapat diterima oleh pembaca dan
seolah-olah pembaca dapat melihat dan merasakannya.
Adapun aspek yang akan dinilai dalam bentuk suatu karangan deskripsi antara lain:
1) Kesesuaian judul dengan isi karangan;
2) Penggunaan dan penulisan ejaan;
3) Pilihan kata dan diksi;
4) Struktur kalimat;
5) Keterpaduan antar kalimat (dari segi ide);
6) Keterpaduan antara paragraf (dari segi ide);
7) Isi keseluruhan;
8) Kerapihan.
KECEPATAN MEMBACA
Kmamepanu mbecmaa cpeat trkeiat eart dngean kmaemuapn mngelnaei ktaa. Mnuisaa
mngelnaie Breabgai ktaa lweat bkuu dan tluiasn ynag dbiacaany. Ktaa-ktaa tbuesret
dsipmina dlaam mmorei oatk dan aakn dinalkei lbeih cpaet ktikea dtemuikan kmblaei pdaa
baahn baacan ynag brau. Libeh habet lgai tnyatera uturan ktaa tlarleru ptineng aslaakn
psoisi hruuf preatma dan trekahir tdiak bruebah.Adna hnaya ckuup mngelnaei hruuf
preatma dan trekahir tdai kmeduian dngean kmemapanan laur baisa aakn mngeanilnya
sbegaai sbeauh ktaa spereti ynag adna bcaa skeranag.
PENULISAN KARYA ILMIAH
Menurut Melani (dalam http/ blong makalah blongspot com) karya tulis ilmiah adalah
suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan
berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui
suatu penelitian. Karya tulis ilmiah menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk
memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk
memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian , penulisan karya tulis ilmiah hanya
dapat dilakukan sesudah timbul masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian.
Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya ilmiah mengutif
pernyataan orang lain sebagai dasar atau landasan penyusunan penelitian. Pernyataan
ilmiah ini digunakan untuk bermacam-macam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi
yang diajukan. Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai definisi dalam menjelaskan
suatu konsep atau sebagai pengambilan kesimpulan pada suatu argumentasi.
Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa
hal:
1. Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyatan tersebut
2. Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah dimana pernyataan
disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar, lokakarya dsb
3. Harus dapat diidentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut
serta tempat dan waktu penerbitan itu dilakukan.
Dalam karya tulis ilmiah isinya harus mengandung kajian pengetahuan ilmiah dengan
menggunkan metode berpikir keilmuan dan membentuk tulisan keilmuan pula seperti
objektif, empiris, dan logis. Jadi yang dimaksud dengan karya ilmiah adalah laporan
tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi sebuah kaidah dan
keilmuan ditaati oleh semua masyarakat keilmuan.
Karya ilmiah dapat dibagi menjadi karya ilmiah murni dan karya ilmiah populer. Karya
ilmiah murni sering disebut juga dengan karya ilmiah akademik, yaitu karya ilmiah yang
yang ditulis oleh para ilmuwan dan akademisi berdasarkan hasil penelitian dan
pemikiran atau kajian pustaka untuk tujuan tertentu dengan mentaati aturan
keilmiahan dan disajikan dengan menggunakan bahasa baku. Karya ilmiah populer
adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer atau santai
sehingga mudah dipahami.
Dalam karya ilmiah murni, penulis harus memperhatikan metode penulisan karya ilmiah,
misalnya untuk menulis karya ilmiah berdasarkan hasil penelitian, kita harus
menggunakan metode berpikir ilmiah atau metode keilmuan. Dalam hal ini metode
ilmiah penelitian dan pengembangan adalaah suatu cara perencanaan yang sistematik
dan objektif yang mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Melakukan observasi dan menetapkan masalah dan tujuan.
b. Menyusun hipó tesis
c. Menyusun rencana penelitian
d. Melaksanakan percobaan
e. Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data
f. Menganalisis dan menginterpretasikan data
g. Merumuskan simpulan dan teori
Metode keilmuan merupakan cara berpikir yang spesifik yang menggabungkan cara
berpikir deduktif dan induktif. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan dengan cara
yang khusus.
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang sedikitnya memenuhi tiga syarat yakni
a. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
b. Menggunakan metode berpikir ilmiah
c. Sosok atau bentuk tulliasannya bersifat tulisan keilmuan.
Salah satu faktor yang memengaruhi kualitas tulisan ilmiah adalah dilihat dari
penggunaan bahasa yaitu pemilihan kata yang tepat, pendifinisian yang tepat, dan
penulisan yang singkat, serta taat terhadap ejaan yang disempurnakan yang berlaku.
1. Objektif
Keobjektifan itu tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan
kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi .
2. Netral
Kenetralan bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari
kepentingan-kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu pernyataan-
pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk atau memengaruhi pembaca perlu
dihindari.
3. Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola
pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalita dsb. Dengan
demikian pembaca akan lebih mudah mengikuti alur uraiannya.
4. Logis
Kelogisan dapat dilihat dari pola nalar yang digunakannya, baik induktif maupun
deduktif.
5. Menyajikan fakta
Setiap pernyataan dalam uraian atau simpulan harus faktual yaitu menyajikan fakta.
6. Tidak pleonastik
Kata-kata yang digunakan tidak berlebihan atau hemat kata dan tidak berbelit-belit.
7. Bahasa yang digunakan ragam baku
Dalam menulis karya ilmiah harus menggunakan ragam bahasa formal yakni
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Praskripsi
Praskripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai prasyarat
mendapatkan gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini diisyaratkan bagi mahasiswa
pada jenjang akademik atau setingkat diploma 3 (D-3).
Format tulisannya adalah bab I pendahuluan, bab II gambaran umum
(menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan
penelitian), bab III dkripsi data (memaparkan data yang diperoleh dari lokasi
penelitian ), bab IV analisis atau pembahasan. Bab V penutup atau simpulan.
c. Skripsi
Menurut Arifin (2006: 26) dapat yang diajukan harus skripsi adalah karya tulis
ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.
Pendapayang diajukan harus didukung oleh data dan fakta-fakta empiris dan
obyektif baik berdasarkan penelitian langsung maupun penelitian tidak langsung.
Skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar.S1.
d. Tesis
Tesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi,
tesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister. ( S2). Penulisan tesis
bertujuan untuk mesintesiskan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi guna
memperluas khasanah ilmu yang telahdidapatkan dari bangku kuliah. Terutama
temuan-temuan baru dari hasil penelitian secara mendalam tentang suatu hal
yang menjadi tema tesis tersebut.
e. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang
dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis
terinci. Data yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari
sanggahan guru besar atau penguji dari perguruan tinggi tersebut.
Sebelum menyusun karya ilmiah tentu saja seorang penulis harus terlebih dahulu
menentukan masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiahnya. Penentuan masalah
dimaksudkan agar penulis tidak salah mencari data yang dibutuhkan. Data atau informasi
sangat dibutuhkan oleh penulis, karena itu yang akan dijadikan bahan dalam tulisan
penyusunan karya ilmiah.
2. Wawancara.
Langkah lain dalam mengumpulkan bahan adalah dengan melalui wawancara. Dalam
wawancara dapat dijadikan cara untuk memperoleh data atau bahan tulisan dengan
cara menanyakan langsung kepada ahli atau yang berwenang dalam masalah
tersebut. Untuk itu harus dipersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
tidak boleh keluar dari informasi untuk topik yang akan digarap.
Dalam pengumpulan data atau informasi yang dibutuhkan sebagai bahan tulisan
karya ilmiah, penulis juga dapat melakukan observasi dan penelitian lap[angan. Hasil
observasi dan penelitian lapangan sangat membantu sekali dalam mengumppulkan
bahan tulisan karena dapat memberi gambaran atau dugaan sementara mengenai
jawaban dari suatu masalah yang sedang dibahas atau dikaji
Setelah mengumpulkan bahan tulisan yang akurat, maka penulis mulai menyusun bahan
tulisannya kedalam sebuah laporan yang bersifat ilmiah. Penyusunan bahan tulisan yang
berbentuk laporan dalam karya ilmiah terdiri dari :
1. Judul
Judul ditulis berdasarkan masalah yang sedang dibahas dalam karya ilmiah tersebut.
Dalam hal ini judul melukiskan dengan singkat apa yang menjadi pokok permasalahan.
Dalam menentukan judul harus memperhatikan segi teknis dan estetis.
Pengaruh Internet dalam belajar bahasa Indonesia bagi mahasiswa prodi keperawatan
tahun akademik 2012/2013
2. Abstrak
Abstrak merupakan intisari tulisan hasil penelitian yang hendak disajikan. Tujuannya
agar pembaca dapat secara tepat mengetahui isi tulisan dan cepat pula memutuskan
untuk membacanya lebih lanjut karena pada abstrak memuat uraian singkat segala
pokok yang dibahas dalam karya ilmiah.
3. Pendahuluan
Pendahuluan seringkali berisi latarbelakang dan identifikasi (pengenalan) masalah,
yang mengantar para pembaca kearah masalah dan pemecahanya yang bersangkutan.
Pendahuluan yang merupakan bagian permulaan dan isi karangan yang bertujuan
untuk menarik para pembaca terhadap masalah yang dibicarakan serta dasar yang
sebenarnya, dan uraian pendahuluan memerinci mengenai alasan mengapa topik itu
dibicarakan.
4. Pembahasan
Pembahasan memuat bagian pokok dari karya ilmiah yang berisi uraian tentang
penjelasan dan permasalahan yang sedang dibahas. Segala masalah yang akan di
bahas secara logis dan sistematis dari ide atau pokok pemikiran penulis berdasarkan
bahan tulisan yang sudah dikumpulkan.
5. Penutup
Dalam penutup berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan bagian terakhir
yang diperoleh dari pembahasan yang sudah dipaparkan sebelumnya. Saran ditulis
untuk mendapatkan perbaikan dalam pmbuatan karya ilmiah selanjutnya.
6. Referensi
Referensi berupa daftar pustaka yang btelah digunakan pada saat mengumpulkan
bahan.
C. KERANGKA TULISAN ILMIAH
Adapun kerangka tulisan ilmiah yang perlu dijadikan sebagai bahan perhatian bagi
penulis karya ilmiah adalah:
1. Judul tulisan
2. Nama dan alamat penulis
3. Abstrak
4. Ucapan terimakasih
5. Pengantar
6. Permasalahan penelitian
7. Bahan dan cara penelitian
8. Hasil penelitian
9. Pembahasan
10. Kesimpulan
11. Daftar pustaka
Manfaat kerangka karangan adalah (1) untuk menjamin penulisan bersifat konseptual,
menyeluruh dan terarah (2) untuk menyusun karangan secara teratur (3) memudahkan
penulis menciptakan klimaks (4) menghindari penggarapan topik dua kali (4)
memudahkan penulis mencari materi pembantu.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada tahap persiapan adalah pemilihan topik masalah,
penentuan judul, dan pembuatan kerangka karangan. Selanjutnya pada tahap
pengumpulan data seorang penulis harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pencarian keterangan dan bahan bacaan
b. Pengumpulan keterangan dari pihak yang mengetahui keterangan tersebut
c. Pengamatan langsung keobjek yang akan diteliti
d. Percobaan dan pengujian di lapangan atau laboraturium
Jika data semua terkumpul maka yang dilakukan oleh penulis adalah menyeleksi dan
mengorganisasikan data tersebut. Dalam hal ini penyusun harus menggolongkan data
menurut sifat atau bentuknya. Oleh karena itu penyusun harus mengolah dan
menganalisis data tersebut dengan teknik teknik tertentu. Sebelum konsep diketik maka
penulis harus memeriksa atau menyunting naskah tersebut .
Dari judul tersebut , buatlah latar berlakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,
dan tujuan penelitian.
MENULIS KARYA ILMIAH POPULER
Karya ilmiah populer merupakan suatu karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang
populer sehingga mudah dipahami oleh masayarakat dan menarik untuk dibaca. Menurut Gei
(2004;105) karangan ilmiah populer adalah semacam karangan ilmiah yang mencakup ciri-
ciri karangan ilmiah yaitu menyajikan fakta-fakta secara cermat, jujur, netral dan sistematis .
Karya ilmiah populer adalah karya tulis yang berpegang pada standar ilmiah, tetapi
ditampilkan dengan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Pada dasarnya ada tiga masalah pokok dalam menulis karya ilmiah yaitu:
1. Masalah empiris
Masalah yang dimaksud dalam persolan menulis yang disebabkan oleh pengalaman di
lapangan.
2. Masalah retorika
Retorika maksudnya adalah cara pengungkapan ide . Retorika dalam tulisan tertuang
dalam bentuk kelancaran ide, linier tidaknya argumentasi , pola penyajian data
pendukung, dan pola membuat simpulan dari suatu argumentasi.
3. Masalah linguistik
Maksudnya adalah masalah penguasaan bahasa misalnya diksi, kalimat dan kata.
2. Artikel informatif
Artikel informatif ini sifatnya hanya memberikan informasi atau petunjuk mengenai
sesuatu.n Artikel jenis ini sering menggunakan kutipa
3. Artikel pariwisata
Artikel jenis ini memberikan tuntutan kepada pembacanya mengenai suatu daerah
wisata tertentu dengan mendeskripsikan apa-apa yann ada di daerah tersebut.
Menulis hasil laporan penelitian harus ditulis berdasarkan kerangka yang sudah baku.
Kerangka hasil penelitian terdiri atas pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian,
laporan penelitian dan pembahasannya, kesimpulan dan saran yang ditambah dengan daftar
pustaka dan lampiran-lampiran bukti hasil penelitian.
Untuk lebih jelasnya kerangka tulisan ilmiah kita uraikan sebagai berikut.
A. Pendahuluan
Bab pendahuluan adalah bab yang mengantarkan isi naskah yaitu bab yang terdiri atas.
3. Pembatasan Masalah.
Masalah pokok yang harus diteliti sesuai dengan ruang lingkup penelitian.
4. Perumusan Masalah.
Permasalahan yang muncul dan telah dibatasi hendaknya dirumuskan secara jelas dan
lugas.
B. Tinjauan Pustaka.
Kajian teori atau kerangka teori berisi prinsip-prinsip teori yang mempengaruhi dalam
pembahasan prinsip-prinsip teori itu berguna membantu gambaran langkah dan arah
kerja (Tarigan, 1990:3). Tinjauan pustaka berisi uraian tentang tinjauan pustaka dan kajian
penelitian terdahulu berkenaan dengan konsep-konsep yang relevan, kerangka berpikir
dan hipotesis penelitian
C. Metode Penelitian.
Pada dasarnya, penelitian ilmiah harus menggunakan metode atau teknik penelitian.
Metode adalah seperangkat langkah yang tersusun secara sistematik, penelitian seperti
deskriptif, eksperimen, sensus, survey, kepustakaan dan metode penelitian tindakan kelas
(PTK). Dalam sebuah tulisan ilmiah, bagian ini berisi tentang metode penelitian, variabel
penelitian, populasi sampel, teknik sampling, teknik pengumpulan data dan instrument
penelitian, serta teknik analisis data.
F. Daftar Pustaka.
Daftar pustaka atau daftar rujukan merupakan bagian wajib yang harus dicantumkan
dalam laporan penelitian.
G. Lampiran
Meskipun tampaknya sepele, laporan merupakan hal penting dalam penyusunan karya
tulis ilmiah khususnya penulisan skripsi, tesis, dan laporan hasil penelitian lainnya.
Lampiran berisi keterangan-keterangan yang dianggap penting untuk pembuktian
kebenaran laporan. Bagian akhir isi laporan mencantumkan lampiran yang berisi dokumen
pendukung yang digunakan sebagai pelengkap selama mengadakan penelitian dan
memproses hasil temuan.
MENULIS MAKALAH
A. Pengertian Makalah.
Menurut Ekosusilo dan Bambang (1991:145) makalah pada dasarnya merupakan tulisan
yang berisikan prasaran. Pendapat yang turut membahas suatu pokok persoalan yang akan
dibacakan dalam rapat kerja, symposium, seminar, dan sejenisnya. Istilah makalah itu
sendiri terkadang dikaitkan dengan karya tulis dikalangan siswa/mahasiswa, yakni segala
jenis tugas tertulis yang berhubungan dengan bidang studi, hasil pembahasan buku atau
tulisan tentang suatu persoalan.
Tanjung (2000:7) mengemukakan bahwa makalah adalah karya tulis yang memuat
pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematik dan
runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi
tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiati sendiri untuk
disajikan dalam forum ilmiah.
B. Ciri-Ciri Makalah.
Secara umum, makalah yang baik (berkualitas tinggi) memiliki ciri-ciri umum sebagai
berikut:
a. Akurat dan Menyeluruh (Comprehensive)
Artinya, makalah tersebut menyajikan fakta dan gagasan secara akurat, dan
membahas masalahnya secara lengkap dan tuntas. Makalah tersebut juga telah
mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan calon pembaca mengenai
topik tersebut dan kemudian menjawabnya dengan baik.
c. Seimbang.
Ini berarti bahwa makalah tersebut membahas fakta, gagasan, dan sudut pandang yang
dibicarakan secara obyektif dan seimbang, dengan memperhatikan kekuatan dan
kelemahan masing-masing. Makalah yang bagus mungkin bersikap kritis terhadap
karya tulis sebelumnya, tetapi tidak memberikan kritik tanpa dasar dan menyerang
kepada penulis lain.
d. Kreatif.
Kreatif dalam pengertian ilmiah berarti bahwa makalah tersebut tidak sekedar
menyajikan fakta belaka, tetapi tidak berarti bahwa informasi yang disajikan itu
”dikarang” atau tidak berdasarkan fakta. Dalam makalah yang berkualitas, fakta-fakta
ditata, dianalisa, dipadukan, dan digunakan sebagai dasar kesimpulan dengan cara
inovatif, kreatif dan orisinil.
Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis
yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam hal ini, metode berpikir yang digunakan
adalah deduktif. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-
hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya
yang khusus.
Makalah induktif merupakan makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang
diperoleh dari lapangan serta relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam hal ini, metode
berpikir yang digunakan adalah induktif. Metode berpikir induktif adalah metode yang
digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Makalah campuran merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis
digabung dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam hal ini,
metode berpikir yang digunakan adalah deduktif-induktif. Metode berpikir deduktif-
induktif (campuran) adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
hal yang bersifat umum menuju ke hal-hal yang bersifat khusus, kemudian disimpulkan
kembali menjadi hal yang bersifat umum.
Dalam pelaksanaannya, jenis makalah pertama merupakan jenis makalah yang paling
banyak digunakan. Selanjutnya, dari segi jumlah halaman, makalah dapat dibedakan
menjadi makalah panjang dan makalah pendek. Makalah panjang memiliki jumlah halaman
lebih dari 20 halaman, sedangkan makalah pendek kurang dari 20 halaman.
Menurut Soegandar (dalam http://www.scridb.com), jenis-jenis makalah dibedakan
menjadi:
a. Makalah Ilmiah.
Makalah ini pada umumnya digunakan sebagai karya tulis hasil studi ilmiah yang berisi
dari segi pembahasan. Perlu diperoleh bahwa dilihat dari segi prinsip dan prosedur
ilmiahnya menyerupai laporan penelitian sederhana. Makalah ilmiah biasanya ditulis
sebagai suatu saran pemecahan masalah secara ilmiah.
b. Makalah Kerja.
Makalah kerja pada umumnya dibacakan pada seminar makalah kerja, disampaikan
dalam bentuk argumentasi dalam suatu hasil penelitian. Dalam makalah kerja yang
dibacakan itu harus ada masalah. Penyampai makalah kerja sudah memasukkan asumsi
dan hipotesis untuk menjawab masalah. Berdasarkan isi makalah demikian, timbullah
diskusi.
c. Makalah Kajian.
Istilah ini dipakai untuk karya tulis ilmiah yang merupakan saran pemecahan suatu
masalah yang kontroversial tanpa maksud untuk dibaca dalam suatu seminar.
D. Cara Menyusun Makalah.
Menurut Ekosusilo (1991:146), agar makalah dapat tersebut secara sistematis, maka harus
diperhatikan hal-hal yang terkait dengan cara penyusunan makalah tersebut.
Permasalahan itu adalah bagaimana cara menyusun pola pikir, pengumpulan dan
pengolahan data, penulisan makalah, dan penelitian akhir makalah.
Untuk menyusun makalah secara sistematis, harus memperhatikan tata urutan penyajian
makalah yang umumnya diawali dengan pendahuluan dan diakhiri dengan penutup. Secara
terperinci pembabagan makalah tersebut adalah sebagai berikut (sesuai komposisinya
dalam persen):
Pendahuluan ...................................15%
Permasalahan .................................. 5%
Pembahasan ....................................65%
Kesimpulan dan saran ......................10%
Penutup …………………………………………. 5%
1. Menyusun pola pikir.
Untuk dapat menyusun pola pikir yang baik, maka kita harus memperhatikan hal-hal
berikut ini:
(a) Mengenali persoalan
(b) Menentukan tujuan dan ruang lingkup
(c) Menentukan kepada siapa makalah disajikan
Bahan ini dapat diperoleh lewat buku-buku, majalah, surat kabar, bulletin, hasil
penelitian, dan sebagainya. Vahan yang dipilih hendaknya mendukung judul yang kita
ajukan, jangan sebaliknya tidak memiliki kaitan langsung dengan makalah yang kita
buat. Setelah bahan-bahan terkumpul, maka bahan atau materi tersebut kita olah
dengan daya penalaran kita.
3. Penulisan makalah.
Pada tahap penelitian ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penulis naskah,
yakni :
a) Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
b) Gunakan kalimat yang efektif, sehingga mudah dicerna oleh pembaca
c) Uraian materi hendaknya berkoherensi
d) Pembahasan singkat, jelas, tegas, dan jangan sampai bertele-tele
e) Hindarkan kata-kata yang bombastis yang hanya akan mengaburkan isi makalah
4) Daftar Gambar
(Jika ada)
5) Daftar Tabel
Bagian ini berisi keterangan tabel-tabel yang tercantum dalam tulisan. Yang disajikan
dalam bentuk tabel biasanya yang berupa jumlah, statistik, presentase, dan lain-lain.
(jika ada).
(2) Permasalahan.
Permasalahan merupakan kesulitan yang ingin dipecahkan manusia, atau suatu
kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan. Permasalahan dalam suatu makalah
perlu mengikuti kriteria berikut ini.
1) Apakah masalah tersebut berguna untuk dipecahkan?
2) Apakah penulis memiliki kepandaian/kemampuan untuk memecahkan?
3) Apakah permasalahan tersebut menarik untuk dipecahkan?
4) Apakah permasalahan tersebut memberikan sesuatu yang baru apabila
dipecahkan?
5) Untuk memecahkan permasalahan tersebut apakah cukup data yang tersedia?
(3) Pembahasan.
Pembahasan merupakan isi dari makalah, berupa uraian yang relevan dengan ruang
lingkup, uraian yang membahas pemecahan masalah sesuai dengan isi pokok.
Pembahasan juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengurangi permasalahan yang
diajukan. Pembahasan yang baik harus berorientasi pada pokok permasalahan yang
disoroti selain harus disusun dengan bahasa yang baik, jelas, dan singkat. Untuk
memperjelas permasalahan, penulis makalah dapat memperjelas uraiannya dengan
menggunakan contoh-contoh.
(5) Penutup
Penutup merupakan bab atau bagian paling akhir dari suatu makalah. Penutup
hendaknya ditulis secara singkat dan ringkas sebagai penegasan apa yang telah
diulas dalam makalah tersebut.
G. Bagian Akhir Makalah.
Bagian akhir makalah berisi daftar rujukan dan lampiran jika ada.
Daftar pustaka
Daftar pustaka berisi semua sumber kepustakaan yang dipergunakan dalam penulisan.
Sumber kepustakaan ini dapat berupa acuan dalam penulisan makalah baik dari buku, surat
kabar, internet, dan sumber tertulis lainnya. Penulisan daftar pustaka hendaknya
memenuhi kaidah yang lazim dalam penulisan ilmiah. Penulisan disusun secara alfabetis,
dari A sampai Z, dengan patokan huruf pertama dari nama keluarga (suriname) penulisnya.
Secara keseluruhan penulisan daftar pustaka itu berturut-turut, contoh penulisan daftar
pustaka sebagai berikut:
Barther, Rolland. 1980. S/Z An Essay. New York: Hill and Wang.
Sebagai tambahan, apabila nama pengarang lebih dari satu orang, penulisan nama
pengarang kedua dan berikutnya itu tidak dibalik dan apabila nama pengarang lebih dari
tiga orang, maka ditulis nama pengarang yang paling depan dengan mengikuti kata et.al
atau dkk. Dalam kurung.
Contoh
Suroso, Hadi (et.al). 1988. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA. Klaten: Intan.
Idris, ZH (dkk). 1992. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka.
Lampiran-lampiran
Lampiran atau sering disebut appendiks biasanya disusun setelah daftar pustaka dan
sebelum indeks dengan memberikan tulisan “lampiran”, nomor urut lampiran, dan judul
lampiran. Lampiran ini berisikan tentang tabel-tabel yang tidak tercantum dalam teks atau
perincian perhitungan yang tidak terjabarkan dalam hitungan statistik. Selain itu, lampiran
berisikan pula gambar-gambar, bagan, peta, instrumen penelitian, transkripsi, pegangan
kerja, rancangan penelitian, riwayat hidup, dan lain-lain.
H. Teknik Kutipan.
Menurut Ekosusilo & Bambang (1991:37), kutipan ini berfungsi sebagai pendukung
penulisan makalah.
1. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan dengan mengambil pendapat/uraian dari buku/
sumber lain yang penyajiannya dengan bahasa sendiri.
Contoh
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, dan mudah dipahami oleh si
pembaca atau pendengar (Dalman, 2010).
2. Kutipan Langsung
Yang dimaksud kutipan langsung adalah kutipan dari buku atau tulisan yang harus
sama dengan aslinya baik dengan susunan kata-katanya maupun tanda bacanya.
Kutipan yang panjangnya 5 (lima) baris atau lebih, diketik ber spasi 1 (satu) dengan
mengosongkan lima ketik dari garis batas/margin sebelah kiri dengan tidak diberi
tanda kutip.
Contoh:
Menurut Sunarto, dalam bukunya berjudul Perpajakan (2002:46), yang dimaksud dengan
objek pajak adalah Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis diterima
atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib
pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Format Kutipan
Menurut Nasution & Thomas (1995:20) format dasar suatu kutipan adalah (penulis,
tahun) atau (para penulis, tahun). Sebagai contoh, (Brackman, 1980) atau (Gonick &
Wheelis, 1983). Kebanyakan editor lebih suka Anda menggunakan tanda ”&” daripada
kata ”dan”. Berikut ini adalah penyempurnaan dan pengecualian atas prinsip dasar di
atas.
Apabila ada lebih dari dua penulis, Anda hendaknya menggunakan ”(et.al).” sebagai
contoh, (Barkow et.al, 1992) dan bukan (Barkow, Cosmides, dan Tooby, 1992).Untuk
menyurtir beberapa sumber fakta atau gagasan, letakkan semuanya dalam tanda
kurung yang sama dan pisahkan masing-masing dengan tanda titik koma. Urutkan
sumber itu berdasarkan tanggal penerbitannya (yang paling tua lebih dahulu) dan
secara alfabetis bila ada dua sumber yang bertahun penerbitan sama. Sebagai contoh,
(darwin, 1872, Ardrey, 1966, William, 1966, Carey, 1982).
Ketika menyurtir dua atau lebih karya tulis dari seorang penulis, sebutkan nama
penulis itu sekali saja dan pisahkan tahun penerbitan karya itu dengan koma. Sebagai
contoh, (Barkow, 1973, 1978, 1989, Leslie, 1987, 1988). Jika ada dua atau lebih karya
yang diterbitkan dalam tahun yang sama, gunakan hurup sebagai contoh, (Daly &
Wilson, 1984a, 1984b, 1987). Gunakan huruf itu juga ketika Anda merujuk kutipan
dalam daftar pustaka.
Nomor halaman biasanya tidak digunakan kecuali untuk kutipan langsung. Ketika
mengutip langsung, letakkan nomor halaman itu sesudah tahun penerbitan dan
pisahkan tahun penerbitan itu dengan titik dua (:) sebagai contoh, (Hooton, 1935:114-
115).
Apabila Anda menyebut nama penulis didalam teks makalah Anda, sertakan hanya
tahun penerbitan saja, sesudah namanya, sebagai contoh, Conroy (1997).