Anda di halaman 1dari 23

TUJUAN

UMUM :
Melakukan pemeriksaan malaria dengan RDT

KHUSUS :
1. Menjelaskan kebijakan penggunaan/aplikasi RDT
di Indonesia.
2. Menjelaskan prosedur test RDT.
3. Menjelaskan cara membaca hasil test RDT jenis
single (P. falciparum) dan jenis Combo/Pan.
PENDAHULUAN

Rapid Diagnostic Test (RDT)


adalah metode cepat yang digunakan
untuk mendeteksi adanya antigen
yang dihasilkan oleh Plasmodium sp
sebagai penyebab penyakit malaria
KEBIJAKAN PENGGUNAAN RDT
di INDONESIA
RDT digunakan khususnya untuk penderita dengan gejala klinis
malaria pada :
– Pada puskesmas terpencil di daerah endemis, yang belum
dilengkapi dengan mikroskop atau sarana lab.
– Di RS yang membutuhkan, dimana sering adanya penderita
malaria yang datang di luar jam kerja rutin RS (datang ke
UGD).
– Pada Puskesmas daerah endemis malaria yang ada fasilitas
rawat inap untuk digunakan di luar jam kerja rutin.
– Pada daerah dengan KLB malaria; untuk deteksi cepat, guna
menentukan kebijakan selanjutnya.
– Pada daerah dimana terdapat pengungsi karena bencana alam
atau hal lain, di daerah endemis malaria atau pengungsi berasal
dari daerah endemis malaria yang memerlukan penanganan
secara cepat.
METODE :
IMMUNOCHROMATOGRAFI

PRINSIP :
Reaksi antigen –
antibodi menggunakan
antibodi monoklonal
yang dikonjugasikan
dengan zat warna (Gold
Particles).
Antigen yang dipakai sebagai target

• HRP-2 (Histidine Rich Protein-2) → P. falciparum


• pLDH (pan Lactate Dehydrogenase) → empat
spesies Plasmodium
• Aldolase (pan Malaria antigen) → empat spesies
Plasmodium
CARA KERJA

• Periksa terlebih dahulu


tanggal kadaluarsa dan
silica gel yang terdapat
didalam kemasan
sebelum melakukan
pemeriksaan.

• Tulis Identitas pasien,


tanggal dan waktu (jam
& menit) pemeriksaan.
CARA KERJA (lanjutan) :

• Bersihkan daerah yang akan


ditusuk menggunakan kapas
alkohol 70% atau disposible
alcohol swab.

• Seka daerah yang akan


ditusuk menggunakan kasa
steril untuk membersihkan
sisa alkohol yang masih
tersisa.
CARA KERJA (lanjutan) :

• Tusuk daerah yang


sudah dibersihkan
menggunakan lanset
steril

• Buang lanset yang


sudah dipakai pada
tempat yang aman
CARA KERJA (lanjutan) :

• Seka darah yang pertama keluar menggunakan


kapas kering
• Ambil darah menggunakan pipet atau loop yang
tersedia.
CARA KERJA (lanjutan) :

• Jumlah darah yang diambil harus tepat (2-5 µl). Jika


menggunakan loop, pastikan loop terisi penuh oleh
darah.

SANGAT PENTING
JUMLAH DARAH HARUS TEPAT

PASTIKAN
BAHWA
LOOP
TERISI
PENUH
OLEH
DARAH
CARA KERJA (lanjutan) :

• Teteskan darah yang


sudah diambil ke kotak
sampel dengan cara
menyentuhkan ujung
pipet/loop dengan
posisi vertikal/tegak
lurus.
CARA KERJA (lanjutan) :
• Teteskan larutan
buffer pada kotak
buffer (jumlah tetesan
tergantung jenis RDT
yang dipakai) dengan
DIAMKAN DAN BIARKAN DARAH TERCAMPUR DAN
posisi tegak lurus.
MERESAP PADA KOTAK T

• Biarkan darah meresap


pada kotak T selama 15
DARAH AKAN MENGALIR DENGAN
SENDIRINYA
menit (maks. 30’)
CARA KERJA (lanjutan) :

• Baca hasil di tempat yang terang dan tulis hasilnya


dekat kota T dan pada buku laporan
• Tes harus diulang bila tidak terbentuk garis pada
kotak C (kontrol)
• Hasil tidak dapat dipakai setelah 30 menit.
INTERPRETASI HASIL

( Non Pf )
INTERPRETASI HASIL

a. Bila terdapat 2 garis berwarna pd kotak T (HRP-2 &


Pan LDH/Aldolase) dan 1 garis pada kotak Control
(C), menunjukkan infeksi P.falciparum atau infeksi
campur.

b. Bila terdapat 1 garis berwarna pd kotak T (Pan


LDH/Aldolase) dan 1 garis pada kotak Control (C),
menunjukkan infeksi spesies lainnya (non
P.falciparum).

c. Bila hanya terdapat 1 garis berwarna pd kotak T


(HRP-2) dan 1 garis pada kotak C, menunjukkan
adanya infeksi P.falciparum.
INTERPRETASI HASIL

d. Bila hanya terdapat 1 garis berwarna pada kotak C,


menunjukkan tidak terdapat infeksi.

e. Bila tidak terdapat garis berwarna pada kotak C,


menunjukkan kesalahan pada RDT (tes harus
diulangi/invalid)
SENSITIFITAS

• Sensitifitasnya ≥ 90% dalam mendeteksi infeksi


P.falciparum jika jumlah parasit >100/µl darah

• Jika jumlah parasit <100/µl darah, maka


sensitifitasnya menurun

• Sensitifitas Rapid Test terhadap non P.falciparum


(pLDH atau pAldolase) lebih rendah dibandingkan
dengan P.falciparum (HRP-2)
SPESIFISITAS

• Spesifisitas umumnya ≥ 90%

• Hasil positif palsu terhadap HRP-2 dilaporkan7-14


hari setelah pengobatan, bahkan sampai penderita
sembuh secara klinis
KELEBIHAN RDT

1. Lebih sederhana & mudah diinterpretasikan.


2. Tidak memerlukan listrik dan pelatihan khusus
3. Dapat disimpan pada temperatur kamar (usahakan
tidak terkena cahaya matahari secara langsung),
tetapi dianjurkan disimpan pada suhu 4°C
4. Dapat mendeteksi P.falciparum pada waktu parasit
bersekuestrasi pd kapiler darah
5. RDT sangat berguna untuk early diagnosis (di
daerah terpencil dan UGD).
KEKURANGAN RDT

1. Rapid Test yang menggunakan HRP-2 hanya dapat


digunakan untuk mendeteksi P.falciparum
2. Test HRP-2 dapat tetap positif sampai 2 minggu
setelah pengobatan, walaupun secara mikroskopik
tidak ditemukan parasit
3. Harga RDT lebih mahal
4. Bersifat kualitatif sehingga tidak dapat digunakan
untuk menilai jumlah parasit/tidak bisa digunakan
untuk follow up penderita yang diberikan OAM.
5. Tidak dapat membedakan infeksi antara P.vivax,
P.ovale, P.malariae.
Perlu diingat !!!
Bahwa RDT ini tidak dapat
menggantikan pemeriksaan SD
secara mikroskopis

Anda mungkin juga menyukai