Anda di halaman 1dari 34

DIAGNOSIS MALARIA

DAUD SAMAL, S.KM


BIDANG P2P
DINAS KESEHATAN PROVINSI MALUKU
Siklus hidup Plasmodium
Diagnosis malaria

Ditegakkan berdasarkan :
 1. Anamnesis

 2. Pemeriksaan fisik

 3. Pemeriksaan Laboratorium

Diagnosis pasti malaria:


 Pemeriksaan sediaan darah:

- Mikroskopik/
- Tes diagnostik cepat
Diagnosis malaria
 Anamnesis:
1.Keluhan utama: demam, menggigil,
berkeringat dan disertai gejala lain ( sakit
kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot)
2.Riwayat berkunjung ke daerah endemik
malaria
3.Riwayat tinggal di daerah endemik
malaria
4. Riwayat sakit malaria
5.Riwayat minum obat malaria 1 bulan
terakhir
6.Riwayat mendapat transfusi darah
Diagnosis malaria :

1. Identifikasi parasit

2. Identifikasi antigen / produk parasit


dalam darah pasien.
Faktor yang mempengaruhi
efektivitas diagnosis
 masalah malaria reccurent/relaps,
 memantau resistensi obat,
 parasit dalam alat2 dalam
(sekuesterasi)
 chemoprophylaxis atau pengobatan
berdasarkan diagnosis klinis
Diagnosis malaria
Interpretasi hasil :

- Negatif: tidak ditemukan parasit pada


200 lap. pandang (darah tebal)
(pembesaran 1000X)
Diagnosis malaria

B. Sistem PLUS (semi kwantitatif)


Perhitungannya bersifat RELATIF, cara:

+ = 1 – 10 parasit per 100 lap.


pandang
++ = 11 – 100 parasit per 100 lap.
pandang
+ + + = 1 – 10 parasit per 1 lap. pandang
+ + + + = > 10 parasit per 1 lap. pandang
Bila pada pemeriksaan darah tidak ditemukan
Plasmodium tetapi ada suspect malaria
pemeriksaan harus diulang setiap 6-12 jam
selama 48 jam
Diagnosis malaria

B. Dengan mikroskop fluorescence :


sediaan darah diwarnai dengan pewarnaan
acridine orange inti parasit
berfluorescence
Diagnosis malaria
C. NON MIKROSKOPIK
- Mengidentifikasi antigen parasit atau
antibodi atau produk metabolik parasit.

- Berbagai pemeriksaannya antara lain :


- Enzyme immunoassay
- Rapid dipstick immunoassay
- Polymerase Chain Reaction
PENDAHULUAN

Rapid Diagnostic Test (RDT)


adalah metode cepat yang digunakan
untuk mendeteksi adanya antigen
yang dihasilkan oleh Plasmodium sp
sebagai penyebab penyakit malaria
CARA KERJA

 Periksa terlebih dahulu


tanggal kadaluarsa dan
silica gel yang terdapat
didalam kemasan
sebelum melakukan
pemeriksaan.

 Tulis Identitas pasien,


tanggal dan waktu (jam
& menit) pemeriksaan.
CARA KERJA (lanjutan) :

 Bersihkan daerah yang akan


ditusuk menggunakan kapas
alkohol 70% atau disposible
alcohol swab.

 Seka daerah yang akan


ditusuk menggunakan kasa
steril untuk membersihkan
sisa alkohol yang masih
tersisa.
CARA KERJA (lanjutan) :

 Tusuk daerah yang


sudah dibersihkan
menggunakan lanset
steril

 Buang lanset yang


sudah dipakai pada
tempat yang aman
CARA KERJA (lanjutan) :

 Seka darah yang pertama keluar menggunakan


kapas kering
 Ambil darah menggunakan pipet atau loop yang
tersedia.
CARA KERJA (lanjutan) :

 Jumlah darah yang diambil harus tepat (2-5 µl). Jika


menggunakan loop, pastikan loop terisi penuh oleh
darah.

SANGAT PENTING
JUMLAH DARAH HARUS TEPAT

PASTIKAN
BAHWA
LOOP
TERISI
PENUH
OLEH
DARAH
CARA KERJA (lanjutan) :

 Teteskan darah yang


sudah diambil ke kotak
sampel dengan cara
menyentuhkan ujung
pipet/loop dengan
posisi vertikal/tegak
lurus.
CARA KERJA (lanjutan) :

 Teteskan larutan
buffer pada kotak
buffer (jumlah tetesan
tergantung jenis RDT
yang dipakai) dengan
DIAMKAN DAN BIARKAN DARAH TERCAMPUR DAN
posisi tegak lurus.
MERESAP PADA KOTAK T

 Biarkan darah meresap


pada kotak T selama 15
DARAH AKAN MENGALIR DENGAN menit (maks. 30’)
SENDIRINYA
CARA KERJA (lanjutan) :

 Baca hasil di tempat yang terang dan tulis hasilnya


dekat kota T dan pada buku laporan
 Tes harus diulang bila tidak terbentuk garis pada
kotak C (kontrol)
 Hasil tidak dapat dipakai setelah 30 menit.
INTERPRETASI HASIL
( RDT jenis single )
INTERPRETASI HASIL
( RDT jenis single )

a. Bila terdapat satu garis berwarna pada kotak Tes


(T) dan satu garis berwarna pada kotak C,
menunjukkan infeksi P.falciparum

b. Bila terdapat garis berwarna pada kotak control


(C) tanpa terdapat garis pada kotak Tes (T),
menunjukkan tidak terdapat infeksi P.falciparum

c. Bila tidak terdapat garis berwarna pada kotak


Control (C) menunjukkan kesalahan pada RDT (tes
harus diulangi dgn RDT yang baru)
INTERPRETASI HASIL
( RDT jenis combo )

( Non Pf )
INTERPRETASI HASIL
( RDT jenis combo )
a. Bila terdapat 2 garis berwarna pd kotak T (HRP-
2 & Pan LDH/Aldolase) dan 1 garis pada kotak
Control (C), menunjukkan infeksi P.falciparum
atau infeksi campur.

b. Bila terdapat 1 garis berwarna pd kotak T (Pan


LDH/Aldolase) dan 1 garis pada kotak Control
(C), menunjukkan infeksi spesies lainnya (non
P.falciparum).

c. Bila hanya terdapat 1 garis berwarna pd kotak T


(HRP-2) dan 1 garis pada kotak C, menunjukkan
adanya infeksi P.falciparum.
INTERPRETASI HASIL
( RDT jenis combo )

d. Bila hanya terdapat 1 garis berwarna pada kotak C,


menunjukkan tidak terdapat infeksi.

e. Bila tidak terdapat garis berwarna pada kotak C,


menunjukkan kesalahan pada RDT (tes harus
diulangi/invalid)
SENSITIFITAS

 Sensitifitasnya ≥ 90% dalam mendeteksi infeksi


P.falciparum jika jumlah parasit >100/µl darah

 Jika jumlah parasit <100/µl darah, maka


sensitifitasnya menurun

 Sensitifitas Rapid Test terhadap non P.falciparum


(pLDH atau pAldolase) lebih rendah dibandingkan
dengan P.falciparum (HRP-2)
SPESIFISITAS

 Spesifisitas umumnya ≥ 90%

 Hasil positif palsu terhadap HRP-2 dilaporkan7-14


hari setelah pengobatan, bahkan sampai penderita
sembuh secara klinis
KELEBIHAN RDT

1. Lebih sederhana & mudah diinterpretasikan.


2. Tidak memerlukan listrik dan pelatihan khusus
3. Dapat disimpan pada temperatur kamar (usahakan
tidak terkena cahaya matahari secara langsung),
tetapi dianjurkan disimpan pada suhu 4°C
4. Dapat mendeteksi P.falciparum pada waktu parasit
bersekuestrasi pd kapiler darah
5. RDT sangat berguna untuk early diagnosis (di
daerah terpencil dan UGD).
KEKURANGAN RDT

1. Rapid Test yang menggunakan HRP-2 hanya dapat


digunakan untuk mendeteksi P.falciparum
2. Test HRP-2 dapat tetap positif sampai 2 minggu
setelah pengobatan, walaupun secara mikroskopik
tidak ditemukan parasit
3. Harga RDT lebih mahal
4. Bersifat kualitatif sehingga tidak dapat digunakan
untuk menilai jumlah parasit/tidak bisa digunakan
untuk follow up penderita yang diberikan OAM.
5. Tidak dapat membedakan infeksi antara P.vivax,
P.ovale, P.malariae.
Perlu diingat !!!
Bahwa RDT ini tidak dapat
menggantikan pemeriksaan SD
secara mikroskopis

Anda mungkin juga menyukai