Anda di halaman 1dari 49

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

DI FKTP & FKTL


UJICOBA SKRINING
THALASSEMIA

Dr dr Agus Susanto Kosasih SpPK(K),MARS


dr Lidya Utami, SpPK(K)
POKJA HEMATOLOGI ONKOLOGI PDSPATKLIN PUSAT
JUMLAH KELAINAN STRUKTUR
RANTAI GENETIK RANTAI
GLOBIN HEMOGLOBI GLOBIN
N
HEMOGLOBIN
THALASSEMIA
VARIAN

 Penurunan sintesis ≥1 rantai globin Hb E, Hb S, Hb C, dll


 Klasifikasi :
 Jenis rantai globin yang kurang :
α, β, δβ, γδβ
 Banyaknya rantai globin yang
disintesis :
α0 , β0
α+ , β+

Weatherall DJ, Postgraduate haematology, 2005; Randolph TR. Clinical laboratory hematology 2 nd ed.2010
SPEKTRUM KLINIS SINDROMA THALASSEMIA

Non-transfusion-dependent Transfusion-dependent
thalassemias : NTDT thalassemias : TDT

Thalassemia Thalassemia Thalassemia


minor Intermedia Mayor

Viprakasit V, Ekwattanakit S, Hematol Oncol Clin N Am 32 (2018) 193–211


DIAGNOSIS THALASSEMIA

Anamnesis

Pemeriksaan Fisis

Pemeriksaan Lab
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIS

Pucat lama (kronik) ►Sangat bervariasi (ringanberat)


Riwayat keluarga penyakit serupa ► Pucat
Riwayat transfusi berulang ► Gizi kurang
Ras / suku bangsa ► Pertumbuhan kurang/lambat
Sering infeksi ►Hiperpigmentasi
Gangguan Pertumbuhan ►Facies mongoloid/ Cooley
Fraktur patologis ► Hepar dan limpa membesar
KLASIFIKASI KLINIS THALASSEMIA
• Tampak sehat, gejala (-)
MINOR • Tidak perlu transfusi
• Kadar Hb normal / sedikit
rendah
• Klinis sangat bervariasi: minor
INTERMEDIA sd mayor, dapat memberat bila
ada stressor
• Perlu transfusi, tapi tidak rutin

• Gejala klinis berat, terlihat sejak kecil


MAYOR (<2 th)
• Perlu transfusi rutin seumur hidup
• Kadar Hb sangat rendah (<7 g/dL)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
THALASSEMIA
• Darah perifer lengkap
SKRINING • Sediaan apus darah tepi
• Status besi

• Pewarnaan supravital
DIAGNOSIS
• Analisis hemoglobin

KONFIRMAS • Genetik molekuler


I

Keohane EM. Thalassemia. Rodaks Clinical Principle & application 6 th edition


PEMERIKSAAN LABORATORIUM

DARAH PERIFER LENGKAP


• Kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, MCV, MCH, RDW
SEDIAAN APUS DARAH TEPI
• Morfologi eritrosit
PEWARNAAN SUPRAVITAL
• methylen blue / brilliant cressyl blue
STATUS BESI
• Ferritin, saturasi transferin
HEMOGLOBIN TYPING / ANALISIS HEMOGLOBIN
• Elektroforesis Hb
PEMERIKSAAN MOLEKULER
UJI COBA DETEKSI
DINI TALASEMIA
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
TALASEMIA DI FKTP
PERSYARATAN SARANA PRASARANA FKTP
• Pemantapan Mutu internal (PMI)
Alat hitung sel • Pemantapan Mutu eksternal (PME)*
darah otomatik • Kalibrasi alat
• Perawatan alat berkala: harian, mingguan,

• Set pengambilan darah bulanan.


• Penanggung jawab/dokter terlatih
• Reagen
• ATLM dan flebotomis yang terlatih
• Bahan kontrol
• Kaca obyek
• Methanol absolut • Tempat untuk penyuluhan sebelum
• Lemari pendingin pengambilan darah
• Sample box
Pengambilan Darah Vena
Alat dan Bahan :
• Spuit steril (5 mL), jarum 24 gauge / vacutainer
• Kapas alkohol 70%
• Kapas kering
• Plester
• Tourniquet
• Tabung K3/K2 EDTA 2 mL (2 buah)
• Label identitas pasien
• Sarung tangan
• Desinfektan
• Tempat sampah infeksius, tempat sampah jarum
Prosedur pengambilan darah vena :
1.Pastikan identitas pasien (nama dan tanggal lahir). Cocokkan dg
formulir & label

2.Cuci tangan dengan sabun/desinfektan, kemudian gunakan


sarung tangan baru.

3.Periksa area lengan bagian dalam (fossa cubiti) dan cari lokasi
vena. Hindari daerah hematom, tampak terinfeksi, atau ada
jaringan parut.

4.Lakukan pembendungan vena dengan memasang tourniquet 7-


Prosedur pengambilan darah vena
(cont) :
5. Bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan menggunakan
kapas alkohol 70% dengan gerakan berputar dari dalam ke
luar.

6. Biarkan kering, jangan ditiup.

7. Lakukan penusukan vena, antara jarum dan kulit membentuk


sudut 15-30o dan lubang jarum menghadap ke atas.

8. Lepaskan bendungan segera setelah

darah mengalir lancar


Prosedur pengambilan darah vena
(cont) :
9. Jika penampungan bahan telah selesai, perlahan tarik jarum
spuit ke luar.
10.Tekan tempat penusukan menggunakan kapas kering atau
kapas alkohol 70% yang telah diperas terlebih dahulu.
11.Aplikasikan plester pada tempat penusukan.
12.Masukkan darah dalam spuit ke dalam 2 tabung EDTA
perlahan, tidak boleh disemprot/ditekan untuk menghindari
hemolisis.
Prosedur pengambilan darah vena
(cont)
13. :
Segera homogenisasi tabung (bolak balik tabung sebanyak
8 kali)
14. Tempelkan label identitas pasien pada dinding tabung
15. Lepaskan jarum dari spuit. Buang jarum ke tempat sampah
jarum, dan
tabung spuit ke tempat sampah infeksius.
CARA PENGAMBILAN DARAH VENA
Pembuatan sediaan apus darah tepi
• Sediaan apus darah tepi (SADT) sebaiknya dibuat dalam
waktu kurang dari 2 jam
• Alat dan bahan
• Kaca obyek berbahan kaca ukuran 75x25 mm
dengan permukaan bening, datar, dan halus
• Kaca apus, dapat dibuat dari kaca obyek yang
dimodifikasi dengan dihaluskan tepinya dan
permukaannya dibuat lebih sempit dari lebar kaca
obyek
• Batang kaca / pipet dan tip
• Methanol absolut
- Homogenkan darah (membolak
balik tabung
sebanyak 8 kali)
- Teteskan darah ke atas kaca obyek
pada 2-3 mm dari tepi, 1 tetes darah

Letakkan kaca apus di depan


di depan tetes darah dengan
sudut 30-45o, tarik kaca apus
ke belakang hingga
menyentuh tetes darah
Setelah darah menyebar pada
tepi kaca apus, dorong kaca
apus sehingga terbentuk
apusan darah 3-4 cm
• Biarkan SADT kering di udara, dan tuliskan
nama pasien di pangkal apusan dengan pensil
• Fiksasi dengan meneteskan methanol absolut
ke seluruh sediaan, dan biarkan hingga kering
• Setelah kering, tempelkan label identitas
pasien
• Simpan di tempat yang terlindung dari cahaya,
jaga agar tidak menempel satu sama lain.
Cara penyimpanan darah EDTA
Pada situasi dimana darah tidak dapat langsung
ditransport ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut (FKTL),
• Sampel darah EDTA disimpan dalam tabung primer
K2EDTA atau K3EDTA.
• Identitas pasien ditempelkan pada tabung, minimal
meliputi nama lengkap dan tanggal lahir. Cantumkan
tanggal pengambilan spesimen pada label
• Sampel darah EDTA disimpan pada suhu 2-8oC (lemari
pendingin) dalam posisi tegak. Sampel maksimal
disimpan selama 5 hari sebelum pemeriksaan analisis
hemoglobin dilakukan
Cara Pengiriman Spesimen
Perhatikan hal-hal berikut :
1. Terapkan kewaspadaan universal pada pengiriman spesimen.
Semua spesimen diperlakukan sama seperti spesimen infeksius.
2. Sediaan apus darah tepi dikirimkan dalam kotak sediaan atau
dibungkus kertas tissue satu persatu dan dimasukkan ke dalam
kotak
Cara Pengiriman Spesimen (CONT)
3. Spesimen dimasukan ke dalam kantong
biohazard tertutup/plastik klip. Kemudian
dimasukan ke dalam wadah tertutup dengan
suhu ruang 25oC.
4. Setiap spesimen yang dikirim harus dipastikan
telah diberi label identitas dan disertai surat
pengantar/ formulir yang sesuai.
Selama perjalanan:
spesimen tidak terpapar suhu ekstrim atau
mengalami goncangan keras.
Pemeriksaan laboratorium di FKTP
• Bahan : Darah EDTA 1 tab (2 mL)
• Alat : Alat Hitung sel Hematologi Otomatis
• Sesuai prosedur operasional alat yang digunakan
• Sebelum dilakukan pemeriksaan spesimen pasien,
harus dilakukan pemantapan mutu internal ,
menggunakan bahan control dan dinilai hasilnya.
• Hasil Alat berupa Hb, Ht , Eritrosit , NER : mean cell
volume (MCV), mean cell hemoglobin (MCH), dan mean
cell hemoglobin concetration (MCHC) .
SPO Keluarga Ring
Skrining Thalassemia di 1

FKTP
Pengambilan darah (2 tabung EDTA, @ 2
mL)
Pemeriksaan Hematologi
Sediaan apus darah tepi (fiksasi methanol)

Kadar Hb
normal/<11,0 MCV < 80 MCH < 27
g/dl

Rujuk ke FKTL untuk dilakukan


pemeriksaan analisis Hb
Interpretasi Hasil Pemeriksaan di FKTP dan Tindak
Lanjut Pemeriksaan
Hb (g/dL) MCV (fL) MCH (pg) Kesan Rujuk
≥ 11 ≥ 80 ≥ 27 Tidak curiga TIDAK
Talasemia
> 11 < 80 < 27 Curiga Talasemia YA
< 11 < 80 < 27 Curiga Talasemia YA
< 11 ≥ 80 < 27 Curiga Talasemia YA
< 11 < 80 ≥ 27 Curiga Talasemia YA
≤ 11 < 80 < 27 Curiga Talasemia YA
≤ 11 ≥ 80 < 27 Curiga Talasemia YA
≤ 11 < 80 ≥ 27 Curiga Talasemia YA
< 11 ≥ 80 ≥ 27 Anemia sebab lain TIDAK
Rujukan laboratorium ke FKRTL dengan fasilitas HPLC atau
capillary electrophoresis dilakukan dengan mengirimkan:
EDTA 1 tabung

• Sediaan apus darah tepi yang difiksasi


dengan methanol
• Data pemeriksaan hematologi: Hb, jumlah
eritrosit, MCV, MCH dan data riwayat
transfusi yang dimasukkan ke dalam sistem
informasi
 
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
TALASEMIA DI FKRTL
PERSYARATAN SARANA PRASARANA FKTL

Alat analisis • Pemantapan Mutu internal (PMI)


hemoglobin • Sertifikat kalibrasi alat
(HPLC / CE) • Perawatan alat berkala

Mikroskop
• Dokter Patologi Klinik terlatih
• ATLM terlatih
• Reagen
• Bahan kontrol
• Zat warna
• Kaca obyek
• Lemari
pendingin
Pemeriksaan lanjutan di laboratorium FKRTL adalah :

PEMERIKSAAN LABORATORIUM CURIGA TALASEMIA DI FKRTL


1. Pembacaan morfologi eritrosit sediaan apus darah tepi (SADT-
Wright)
2. Analisis hemoglobin dengan metode high-performance liquid
chromatography (HPLC) atau capillary electrophoresis
3. Interpretasi terhadap hasil analisis analisis Hb, morfologi eritrosit
darah tepi dan data hematologi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM CURIGA TALASEMIA DI FKRTL
(CONT)
Pada evaluasi morfologi eritrosit dari SADT perlu dilihat adanya kelainan
morfologi eritrosit sebagai berikut:
 Anisopoikilositosis +/-
 Sel pensil +/-
 Sel target +/-
 Fragmentosit +/-

Pada analisis haemoglobin (HPLC atau capillary electrophoresis): evaluasi


terhadap fraksi yang ditemukan serta kadarnya.
SEDIAAN APUS DARAH TEPI: KLASIFIKASI
MORFOLOGI ANEMIA
MCV
(blood smear)

Microcytic Normocytic Macrocytic


anemia anemia anemia
(<80 fL) (80 – 100 fL) (>100 fL)

Lerner NB. The anemias. In: Kliegman RM, Stanton BF, III JWSG, Schor NF, Behrman RE, editors. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th
ed. Philadelphia: Elsevier Inc.; 2016
SEDIAAN APUS DARAH TEPI

THALASSEMIA THALASSEMIA
TRAIT
Mikrositik dan hipokrom. Perubahan
MAYOR
Retikulosit, mikrositosis dan hipokrom dengan perubahan
morfologi: sel target, teardrop morfologi: sel target, sel teardrop, basophilic stippling,
dan Pappenheimer bodies

eksler, VV, Schechter GP, Ely SA. Wintrobe’s atlas of clinical hematology. 2 ND ed. China: Wolter Kluwer; 201
Mikrositik Hipokrom Bukan
Thalassemia

Anemia def Eliptocytosis


besi

Stomatocyt Spherocytos
Anisopoikilositosis Sel pensil Sel target

Sferositosis
Fragmentosit Eritrosit Berinti
Benda
Inklusi
ELEKTROFORESIS HB

Deteksi & kuantifikasi fraksi


hemoglobin  menentukan jenis
hemoglobinopati
Metode:
• Manual
• Otomatik:
• High performance liquid chromatography
(HPLC),
• Capillary electrophoresis (CE)
Capillary
Electrophoresis
& HPLC

A. Normal

B. b-thalassemia minor
dengan peningkatan
Hb F dan Hb A2
KESIMPULAN
(Berdasarkan Pemeriksaan hematologi, Analisis Hb, SADT(CONT)
 Tidak curiga Talasemia
 Talasemia beta heterozigot (pembawa sifat Talasemia beta)
 Talasemia beta homozigot
 Talasemia beta /HbE
 Curiga Talasemia alpha
 Hb E heterozigot (pembawa sifat HbE)
 Homozigot HbE
 Anemia sebab lain
 Lainnya (sebutkan)
GAMBARAN LABORATORIUM DAN KLINIS BEBERAPA KELAINAN
HAEMOGLOBIN BAWAAN YANG SERING DIJUMPAI
Diagnosis Hematologi Analisis Klinis
hemoglobin
Tidak curiga MCH ≥ 27 pg Fraksi hemoglobin Bervariasi
Talasemia dalam batas
normal :
HbA2 2,2-3,5%,
HbF <0,5%
Tidak ada fraksi
Hb lain
Talasemia Hb ≥ 9,0 g/dL, HbA2 >3,5%, HbF Anemia ringan /
beta MCV 55-75 fL 0,5-0,6% tanpa gejala
heterozigot MCH 19-25 pg  
(pembawa Morfologi eritrosit
sifat mikrositik
Talasemia hipokrom
beta
GAMBARAN LABORATORIUM DAN KLINIS BEBERAPA KELAINAN
HAEMOGLOBIN BAWAAN YANG SERING DIJUMPAI
Diagnosis Hematologi Analisis Klinis
hemoglobin
Talasemia Hb < 7,0 g/dL, HbA2 bervariasi, Gejala berat
beta MCV 50-60 fL HbF 70-90 % sejak usia muda,
homozigot MCH 14-20 pg   membutuhkan
(Talasemia Kelainan morfologi transfusi
mayor) berat, eritrosit (transfusion
mikrositik dependent)
hipokrom,
anisopoikilositosis,
eritrosit berinti
Talasemia Hb 6-10,0 g/dL, HbA2 bervariasi: Gejala sedang,
beta MCV 55-70 fL normal- kebutuhan
homozigot MCH 15-23 pg meningkat, HbF transfusi
(Talasemia sd 100% bervariasi
intermedia)
GAMBARAN LABORATORIUM DAN KLINIS BEBERAPA KELAINAN
HAEMOGLOBIN BAWAAN YANG SERING DIJUMPAI
Diagnosis Hematologi Analisis Klinis
hemoglobin
Curiga Hb bervariasi: HbA2 < 2,2 %, Bervariasi.
Talasemia normal-anemia dapat disertai Tanpa gejala
alfa MCH < 27 pg HbH pada 3 gen pada 1 gen
Morfologi eritrosit delesi delesi. Anemia
mikrositik ringan pada 2
hipokrom gen delesi,
gejala berat
pada 3 gen
delesi
Hb E Hb 10-14,0 g/dL, HbE 25-35% Gejala ringan
heterozigot MCV 55-70 fL HbA 60-75%
(pembawa MCH 20-25 pg HbA2 3,4%
sifat HbE) Morfologi eritrosit HbF tidak
  mikrositik meningkat
GAMBARAN LABORATORIUM DAN KLINIS BEBERAPA KELAINAN
HAEMOGLOBIN BAWAAN YANG SERING DIJUMPAI
Diagnosis Hematologi Analisis Klinis
hemoglobin
Homozigot Anemia 9-14 g/dL HbE >90% Gejala ringan
HbE MCV 60-67 fL HbE+HbA2 >95%
  MCH 20 pg (HPLC)
Morfologi eritrosit HbF<3%
mikrositik
hipokrom, sel
target
Talasemia HbE-Beta+ Thal: HbE-Beta+ Thal: HbE-Beta+ Thal:
beta HbE Hb bervariasi HbA 5-60% Bervariasi, tidak
MCV 55-62 fL HbF 6-50% perlu transfusi
HbE-Beta0 Thal: HbE (+HbA2) : 25- rutin,
Anemia seperti 80% splenomegali
pada Talasemia HbE-Beta0 Thal: (+)
mayor HbA 0% HbE-Beta0 Thal:
Anemia mikrositik hipokrom pada penyakit lain selain kelainan Hb bawaan:

Anemia Mikrositik Normositik Makrositik


Hipokrom Normokrom
Nilai Indeks MCV < 80 fL MCV < 80 - 95 MCV > 95 fL
Eritrosit Rerata MCH < 27 fL
(NER) pg MCH ≥ 27 pg
Penyebab Defisiensi Anemia Megaloblastik : defisiensi
Anemia besi hemolitik vitamin B12 & asam
folat
Talasemia Anemia Non-megaloblastik:
penyakit kronik penyakit liver,
myelodysplasia, anemia
aplastik
Anemia Perdarahan  
penyakit
kronik
Sideroblas Penyakit ginjal  

Anda mungkin juga menyukai