Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ni Made Dyah Gayatri

NIM : 04011281823099
Kelas : Gamma 2018
Pemeriksaan Penunjang Thalassemia dan Defisiensi G6PD
A. Pemeriksaan Penunjang untuk Thallassemia
1. Blood Smear
Cara pemeriksaan blood smear adalah sebagai berikut.
a. Bersihkan dan sterilisasi daerah yang akan diinjeksi dengan antiseptik (Alkohol
70-90%).
b. Ikat bagian lengan di atas vena mediana cubiti yang akan diambil darahnya.
Hal ini bertujuan agar terjadi bendungan sehingga vena yang akan diinjeksi
semakin terlihat.
c. Kemudiaan injeksi vena dan ambil darah kurang lebih 2 ml.
d. Ambil satu tetes darah dan teteskan pada kaca objek yang telah diberi label
identitas pasien.
e. Posisikan spreader slide 45o derajat terhadap kaca objek, dorong spreader slide
secara cepat sehingga darah tersebar tipis dan merata. Biarkan apusan darah
mengering.
f. Setelah mengering, letakkan apusan darah pada rak pewarnaan.
g. Fiksasi apusan dengan mencelupkannya pada methanol.
h. Berikan pewarnaan Wright secara langsung di atas apusan darah, biarkan
selama 4 menit.
i. Tambahkan buffer fosfat dengan volume yang sama, biar...kan selama 3
menit.
j. Bilas apusan dengan aquades. Biarkan apusan darah mengering.
k. Lihat dibawah mikroskop.

Microcytic Hypochromic Normocytic normochromic


Keadaan microcytic hypochromic anemia yang tampak pada blood smear dapat
mengindikasikan terjadinya defisiensi besi dan thalassemia.

2. Hitung Darah Lengkap


Cara pemeriksaan hitung darah lengkap adalah sebagai berikut.
a. Bersihkan dan sterilisasi daerah yang akan diinjeksi dengan antiseptik (Alkohol
70-90%).
b. Ikat bagian lengan di atas vena mediana cubiti yang akan diambil darahnya.
Hal ini bertujuan agar terjadi bendungan sehingga vena yang akan diinjeksi
semakin terlihat.
c. Kemudiaan injeksi vena dan ambil darah.
d. Darah yang diambil tadi kemudian dianalisis dengan hematology analyzer.
Alat ini bekerja dengan prinsip flowcytometri dimana penghitungan dilakukan
sesuai dengan ukuran dan bentuk sel yang melalui aliran celah sempit.
Komponen yang dihitung pada hitung darah lengkap.
a. RBC
Laki-laki 4.35-5.65 triliun/L
Perempuan 3.92-5.72 triliun/L
Tinggi : eritrositosis
Rendah : eritrositopenia (identik dengan anemia)
b. Hemoglobin
Laki-laki 13.2-16.6 g/dL
Perempuan 11.6-15 g/dL
Rendah : anemia
c. Hematokrit
Laki-laki 38.3-48.6%
Perempuan 35.5-44.9%
d. WBC
3.4-9.6 miliar/L
Tinggi : leukositosis
Rendah : leukopenia
e. Platelet
Laki-laki 135-317 miliar/L
Perempuan 157-371 miliar/L
Tinggi : trombositosis
Rendah : trombositopenia
f. MCV (Rata-rata ukuran RBC)
80-96 fL
Tinggi : macrocytic anemia
Rendah : microcytic anemia
g. MCH (Jumlah Hb per RBC)
27-33 pikogram/sel
h. MCHC (Konsentrasi Hb per RBC)
33.4-35.5 gr/dL
Tinggi : hiperchromic anemia
Rendah : hipochromic anemia

3. Elektroforesis Hb
a. Bersihkan dan sterilisasi daerah yang akan diinjeksi dengan antiseptik (Alkohol
70-90%).
b. Ikat bagian lengan di atas vena mediana cubiti yang akan diambil darahnya.
Hal ini bertujuan agar terjadi bendungan sehingga vena yang akan diinjeksi
semakin terlihat.
c. Kemudiaan injeksi vena dan ambil darah kurang lebih 2 ml.
d. Satu tetes digunakan untuk blood smear. Sisanya disimpan dalam tabung yang
berisi tripotassium ethylene diamine tetra acetate (K3EDTA) untuk uji
hematologi.
e. Kemudian darah yang dicampur dengan K3EDTA tadi disentrifugasi selama
3000 rpm dalam waktu 10 menit sehingga terbentuk endapan sel darah merah.
f. Gunakan endapan RBC untuk elektroforesis hemoglobin.
g. Elektroforesis Hb dilakukan dengan menggunakan buffer alkali (pH 8.4-8.6),
darah yang telah dihemolisis, dan selulose asetat sebagai media.

Normal Tn.A Nn.B


HbA 95%-98% 94.7% 94.3%
(cenderung rendah) (cenderung rendah)
HbA2 1.5%-3.5% 2.5% 2.1%
(normal) (normal)
HbF <2% 2.8% 3.6%
(tinggi) (tinggi)
HbC - - -
HbS - - -
HbE - - -
Keterangan :
Kadar HbA2 yang normal tidak serta merta membuat seseorang bebas dari
thalassemia karena ada faktor lain yang menentukan, seperti peningkatan HbF.
Kadar HbA2 dapat menjadi rendah dari kadar sebenarnya karena kondisi
defisiensi Fe. Jadi sesuai dengan hasil elektroforesis Hb, kemungkinan Tn A
dan Nn.B mengalami thalassemia beta trait (carrier).

B. Pemeriksaan Penunjang G6PD


1. Blood Smear
Prosedur pengerjaan dan nilai normal sama seperti blood smear pada pemeriksaan
Thalassemia. Pada defisiensi G6PD tampak adanya Heinz bodies, bite cells, dan
terjadi penurunan jumlah RBC.
2. Enzyme Assay
a. Ambil darah segar dari vena sebanyak 5 ml kemudian dimasukkan ke dalam
tabung berisi ACD, CPDA atau EDTA dan disimpan dalam suhu rendah (2-
8oC). Setiap tabung diberikan nomor yang berbeda-beda untuk tujuan
identifikasi. Spesimen dapat disimpan dalam waktu maksimal 1 minggu.
b. Kemudian ambil darah yang sudah lisis dalam antikoagulan dan kemudian
direaksikan dengan substrat, yairu enzim G6PD dan NADP sebagai kofaktor.

Inkubasi selama 5 menit dalam suhu ruangan.


c. Kemudian masukkan hasil reaksi tersebut pada spektrofotometer dengan
panjang gelombang 340 nm untuk mengukur tingkat aktivitas enzim dengan
melihat tingkat NADPH yang dihasilkan.

3. Tes Coombs
a. Ambil darah dari vena perifer yang ada di jari maupun dari vena mediana cubiti
dalam jumlah yang sedikit.
b. Ada 2 jenis tes Coombs, yaitu direk dan indirek. Tes Coombs indirek bertujuan
untuk mendeteksi adanya antibodi di dalam plasma tapi belum mengenai sel
darah, sedangkan tes Coombs direk dilakukan untuk mendeteksi apakah
terdapat antibodi yang telah mencapai sel darah.
c. Darah yang diambil kemudian direaksikan dengan senyawa-senyawa yang
dapat bereaksi dengan antibodi dalam darah (jika ada).
d. Hasil positif menunjukkan adanya antibodi pada sel darah yang menyebabkan
terjadinya anemia hemolitik sehingga dapat disimpulkan bahwa anemia
hemolitik yang terjadi bukan karena adanya defisiensi G6PD.
Daftar Pustaka
Elyassi, A.R., dkk. 2009. Perioperative Management of the Glucose-6Phosphate
Dehydrogenase Deficient Patient: A Review of Literature. Anesth Prog. 56: 86-91.
Wirawan, Riadi, dkk. 2004. Peripheral Blood and Hemoglobin Electrophoresis Pattern in
Beta Thalassemia Major Patients Receiving Repeated Blood Transfusion. Med J
Indones.13: 8-16.
Mayo Foundation for Medical Education and Research. 2016. Complete Blood Count di
https://www.mayoclinic.org/tests-procedure/complete-blood-count/about/pac-203849
19 (diakses pada 25 September 2019)
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1/2018
tentang Pedoman Kedokteran Tata Laksana Thalasemia.
Minucci, Angelo, dkk. 2009. Glucose-6-phosphate Dehydrogenase Laboratory Assay,
How, When, and Why. IUBMN Journals. 61(1): 27-34.
Case-Lo, Christine. 2017. Coombs Test di www.healthline.com/health/coombs-test
(diakses pada 25 September 2019)
Adewoyin, A.S., dan B. Ngowoh. 2014. Peripheral Blood Film-A Review. Med 2014.
12(2): 71.79.
Eipstein, Judith, dan Jacquelyn C. 2017. RBC Indices di www.healthline.com/health/rbc-
indices (diakses pada 25 September 2019)
Mahidol University. 2013. Basic Hematology Laboratory: Blood Smear Examination di
www.mt.mahidol.ac.th/e-learning/BHL/blood-Smear.html (diakses ada 25
September 2019)
Devkota, B.P., dkk. 2014. Hemoglobin Electrophoresis di
https://emedicine.medscape.com/article2085637-overview (diakses pada 25
September 2019)
WebMD. 2018. What is Hemoglobin Electrophoresis? Di www.webmd.com/a-to-z-
guides/what-is-hemoglobin-electrophoresis (diakses pada 25 September 2019)

Anda mungkin juga menyukai