Anda di halaman 1dari 68

HEMATOLOGI

Dr. Lily Vincencia, M.Si.Med, SpPK


 Hematologi adalah ilmu tentang darah dan
jaringan pembentuk darah, merupakan salah
satu sistem organ terbesar dalam tubuh
 Darah membentuk 6 – 8 % dari berat tubuh total
3 jenis sel darah utama :
 Sel darah merah ( eritrosit )
 Sel darah putih ( leukosit )
 Sel beku darah ( trombosit )

 Cairan plasma membentuk 45 – 60 % dari


volume darah total
 Fungsi :
 Eritrosit : mengandung pigmen pengangkut oksigen
 Leukosit : pertahanan tubuh
 Trombosit : mencegah tubuh kehilangan darah
akibat perdarahan
 Protein plasma : pengangkut utama zat gizi dan
produk sampingan metabolik ke organ-organ tujuan
untuk penyimpanan atau ekskresi
MACAM SPESIMEN
 Serum
 Plasma

 Whole Blood

 Urine

 Faeces

 Cairan Tubuh

 Semen

 Sputum

 Sekret
FASE PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Fase Pra Analitik
 Pengambilan spesimen
 Pengiriman spesimen
 Pemrosesan spesimen

 Fase Analitik
 Pemeriksaan spesimen
 Pemantapan mutu
 Keahlian pemeriksaan

 Fase Pasca Analitik


 Pelaporan hasil
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS
DATA LABORATORIUM
 Persiapan Pasien
 Pengumpulan Spesimen
 Teknik punksi vena
 Tabung yang tepat
 Pelabelan sampel
 Pengisian tabung sampel yang tepat

 Penanganan Spesimen
 Transport
 Pemprosesan
 Penyimpanan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS
DATA LABORATORIUM
 Analisis
 Ketepatan metode
 Keakuratan metode
 Metode manual versus otomatis

 Pelaporan
 Kalkulasi
 Transkripsi
 Pengopian keras versus laporan verbal
SIKAP DAN PERSIAPAN
 Faktor pemeriksa :
 Tidak kasar / sabar
 Tidak menakutkan
 Tidak ragu-ragu
 Terampil dan tidak ceroboh
 Bekerja secara sistematis
 Aseptis
 Perhatikan keselamatan orang lain dan diri sendiri
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL
 Makan
 Merokok

 Latihan

 Kehamilan

 Penggunaan obat

 Donor darah

 Variasi diurnal

 Oleh karena itu diperlukan persiapan pasien


yang baik
PERSIAPAN PASIEN
 2 jam setelah makan 800 kalori 
peningkatan volume plasma  parameter
hematologi lebih rendah dari sebenarnya
 Merokok  peningkatan hasil eritrosit, leukosit
dan Hb ; penurunan jumlah eosinofil
 Latihan Berat  hemoglobinemia, penurunan
jumlah eritrosit dan kadar haptoglobin bebas,
peningkatan hemoglobin plasma dan limfosit
 Latihan Lama  neutrofilia

 Latihan Berat Dan Lama  leukositosis


dengan neutrofilia, limfopenia, eosinopenia
PERSIAPAN PASIEN
 Setelah Olahraga  penurunan volume plasma
 parameter hematologi lebih tinggi dari
sebenarnya
 Wanita Hamil  hemodilusi
 Obat  hematologi
 Kortikosteroid  menurunkan jumlah eosinofil
dan limfosit, meningkatkan neutrofil segmen
 Setelah penyuntikan adrenalin  peningkatan
jumlah leukosit dan trombosit
 Pemberian transfusi Darah  merubah
susunan darah
 Setelah donor  kadar besi serum berkurang
24 %
VARIASI DIURNAL
 Hasil hitung eosinofil lebih rendah di pagi hari
daripada sore hari
 Pengukuran kadar besi serum lebih tinggi di
pagi hari dari pada sore hari
PERALATAN
 Bersih
 Kering

 Tidak mengandung detergen

 Tidak mengubah zat-zat yang ada pada spesimen

 Mudah dicuci

 Tidak bocor

 Steril  terutama pada mikrobiologi

 Terbaik  sekali pakai dan steril


PENGAMBILAN BAHAN
 Persiapan Alat :
 Jarum / Disposable needle dan semprit
 Bendungan / Torniquet
 Kapas dengan desinfektan
 Formulir permintaan laboratorium yang telah diisi
lengkap ( Nama lengkap, nomor medical record, ruang
perawatan, tanggal / jam pengambilan, dokter yang
meminta, jenis tes yang diperlukan )
 Perhatikan :
 Posisi pasien
 Bendungan
 Letak vena
 Penggunaan desinfektan
 Ukuran jarum dan semprit
 Penampung
 Label
PERUBAHAN POSISI PASIEN
 Dari posisi berbaring menjadi berdiri 
penurunan volume plasma
 Dari posisi berdiri menjadi berbaring 
meningkatkan volume plasma

 Oleh karena itu :


 Pasien rawat jalan  diambil dalam posisi
duduk
 Pasien rawat inap  diambil dalam posisi
berbaring
BENDUNGAN
 Dipasang 7 – 10 cm diatas tempat punksi
 Jangan lebih dari 1 menit

 Tekanan tidak melebihi 60 mmHg

Bendungan yang terlalu kuat dan lama 


hemokonentrasi serta kerusakan dinding vena
atau jaringan akibat hipoksia  peningkatan
kadar K+, LDH, CPK
Bendungan > 7 menit  peningkatan kadar
protein plasma 20 %
JARUM DAN SEMPRIT
 Vena besar : 19 – 21 g g = gauge
 Vena kecil : 23 g
LOKASI
 Darah Vena
 Vena mediana cubiti
 Vena perifer
 Vena femoralis ( bila yang lain tidak berhasil )
 Darah Kapiler
 Bayi baru lahir :
 Tumit
 Ibu jari kaki

 Anak kecil :
 Ujung jari tangan ke 2, 3, 4
 Dewasa :
 Ujung jari tangan ke 2, 3, 4 atau
 Cuping telinga

 Darah Arteri
 Arteri radialis
 Arteri brachialis
 Arteri femoralis
SAMPLING VENA
 Periksa alat-alat
 Bendung di proximal vena yang akan diambil
 tidak boleh lebih dari 2 menit
 Desinfeksi dengan alkohol 70 %
 Tusuk, arah sejajar vena, membentuk sudut
15o
 Kepalan dibuka
 Tarik spuit perlahan-lahan
 Lepas torniquet
 Jarum ditarik, tekan dengan kapas perlahan
 Lepas jarum
 Tuang darah melalui dinding tabung
FAKTOR KESALAHAN
 Torniquet kelamaan  hemokonsentrasi
 Kulit masih basah dengan alkohol

 Jarum dilepas sebelum vakum penuh  merusak


sel darah merah
 Memindahkan spesimen ke tabung dengan jarum
atau terlalu cepat  hemolisis
 Spesimen dikocok  hemolisis
PERLU PERHATIAN
 Pengambilan sampel tidak boleh melalui
selang infus
 Sebaiknya diambil pada lengan yang
tidak di infus atau dimasukkan obat-
obatan
 Bila terpaksa  harus diberi informasi /
komentar
SAMPLING VENA
SANPLING KAPILER
 Massage

 Tentukan lokasi penusukan


 Desinfeksi dengan alkohol 70 % 
biarkan kering
 Buang 3 tetes pertama

 Ambil sampel langsung dari jari

 Tutup dengan kapas bila selesai


FAKTOR KESALAHAN
 Tempat pengambilan vasokonstriksi,
vasodilatasi, sianosis
 Tusukan kurang dalam  diperas-peras
 TIDAK BOLEH
 Kulit yang ditusuk masih basah oleh
alkohol
 Terjadi bekuan  lambat
SAMPLING KAPILER
SAMPLING ARTERI
 Periksa alat-alat
 Palpasi arteri
 Desinfeksi dengan alkohol 70 %
 Tusuk 45o – 60o
 Bila kena arteri  darah akan naik
perlahan-lahan di spuit  boleh dibantu
tarik perlahan sambil fiksasi yang benar
 Jarum ditarik, tekan dengan kapas
perlahan
 Ujung jarum ditutup supaya tidak
bercampur dengan udara luar  dengan
malam / lilin / busa
SAMPLING ARTERI
ANTIKOAGULAN
 EDTA ( Ethylen Diamine Tetra Acetic Acid )
 Hematologi rutin
 Osmotic fragility test ( OFT )
 Golongan darah
 Hitung jenis
 Heparin
 Osmotic fragility test ( OFT )
 Hitung jenis
 Golongan darah
 Hematologi rutin
 Blood Gas Analysis ( BGA )
 Tri Sodium Sitrat
 Untuk studi koagulasi
ANTIKOAGULAN
 Natrium Fluoride
 Mencegah glikolisis  glukosa
 Natrium Sitrat
 LED
 Studi koagulasi
 Transfusi
 Double Oxalate
 LED
 Osmotic fragility test ( OFT )
 Golongan darah
 ACD ( Acid Citrate Dextrose )
 Hematologi
 Transfusi
 Menyimpan darah
PENAMPUNG BAHAN
TABUNG VAKUM
TABUNG VAKUM
 Penggunaan tabung vakum yang sudah
kadaluarsa menimbulkan :
 Daya isap darah ke dalam tabung berkurang  rasio
darah terhadap antikoagulan menurun  darah
mengandung antijoagulan berlebihan
 Aktivitas antikoagulan berkurang  mikrotrombi
dan menyumbat alat pemeriksaan
 Antikoagulan dalam tabung menguap  rasio darah
dengan antikoagulan terganggu
PENYIMPANAN BAHAN

Parameter Suhu Kamar Suhu 4 oC


Jumlah Leukosit 24 jam 24 jam
Jumlah Eritrosit 12 jam 24 jam
Hemoglobin 24 jam 24 jam
Hematokrit 6 jam 24 jam
VER 6 jam 24 jam
HER 12 jam 24 jam
KHER 12 jam 24 jam
RDW 20 menit 24 jam
Jumlah Trombosit 24 jam 24 jam
MPV 20 menit 20 menit
PDW 20 menit 20 menit
PEMERIKSAAN MEMENUHI PERSYARATAN
Sebelum menerima bahan perlu diperhatikan :

 Apakah penampung kadaluarsa ?


 Apakah antikoagulan yang dipakai sesuai ?
 Apakah label ada dan dalam keadaan baik ?
 Apakah volume sesuai ?
 Apakah bahan hemolisis ?
 Apakah ada bekuan pada bahan dengan
antikoagulan ?
 Apakah pengiriman memenuhi syarat suhu ?
 Apakah bahan tercampur infus ?
 Apakah formulir permintaan telah diisi lengkap ?
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI DASAR
 Hemoglobin
 LED
 Hitung Leukosit
 Hitung Trombosit
 Hitung Eritrosit
 Hematokrit
 Nilai eritrosit rerata
 Retikulosit
 Hitung Eosinofil
 Sediaan apus darah tepi
 Pemeriksaan Malaria
 Pemeriksaan sel LE ( Lupus Eritematosus )
KADAR HEMOGLOBIN
 Cara kolorimetrik visual : Cara Sahli
 Cara oksihemoglobin (HbO2)

 Cara sianmethemoglobin (HiCN) dan sodium


lauryl sulfat (Hb SLS)

ICSH ( International Council for Standardization


in Haematology )  menganjurkan pemeriksaan
dengan cara sianmethemoglobin
SUMBER KESALAHAN
 Stasis vena waktu pengambilan darah  Hb
lebih tinggi dari seharusnya
 Penggunaan darah kapiler  menyebabkan
kontaminasi dengan cairan jaringan  Hb lebih
rendah dari seharusnya
 Terdapat bekuan darah

 Tidak mengocok darah sewaktu mengambil


bahan pemeriksaan
 Reagensia HiCN terpapar cahaya

 Menggunakan reagensia yang sudah tidak baik

 Pipet tidak dikalibrasi dengan baik


SUMBER KESALAHAN
 Cara memipet yang tidak tepat
 Spektrofotometer yang kurang baik ( misal
panjang gelombang yang tidak tepat )  perlu
kalibrasi
 Perubahan tegangan listrik  mempengaruhi
pembacaan
 Darah lipemik  menyebabkan hasil yang lebih
tinggi dari seharusnya
 Leukositosis berat ( > 50.000 /µL )  Hb lebih
tinggi dari seharusnya
 Untuk mengatasi ini sentrifus 3000 RPM
selama 5 menit
LAJU ENDAP DARAH
 Mengukur kecepatan pengendapan sel darah
merah di dalam plasma
 ICSH menganjurkan metode Westergreen &
Fahraeus
 Prinsip :
 Tahap 1 : pembentukan rouleaux pada 15 menit
pertama
 Tahap 2 : fase pemadatan pada 30 menit kemudian
 Tahap 3 : fase pengendapan pada 15 menit terakhir
SUMBER KESALAHAN
 Pipet harus berdiri tegak lurus dan terletak horizontal
 Kesalahan dalam persiapan pasien, pengambilan dan
penyimpanan bahan
 Dalam suhu kamar pemeriksaan harus sudah dilakukan
dalam 2 jam pertama, bila darah EDTA disimpan dalam 4
oC pemeriksaan dapat ditunda sampai 6 jam

 Pengenceran dan pencampuran darah dengan


antikoagulan homogen
 Hindari sinar matahari langsung
 Nilai normal berlaku pada suhu 18 – 25 oC
 Pencucian pipa Westergreen yang kotor dapat dengan air,
kemudian alkohol dan terakhir aseton. Atau dengan
merendam dengan air dan dibiarkan kering 1 malam.
Tidak dianjurkan dengan detergen atau kalium bikromat
HITUNG LEUKOSIT
 Darah diencerkan dengan pengenceran tertentu
menggunakan larutan pelisis eritrosit dan
trombosit, tapi tidak melisiskan leukosit dan
eritrosit berinti
 Larutan pengencer : Turk
SUMBER KESALAHAN
 Bila menggunakan darah kapiler harus dipakai
darah yang tetesan pertama dibuang dan
menetes dengan bebas
 Bila menggunakan darah dengan antikoagulan,
darah harus dibolak balik minimal 20 kali
 Pipet yang dipakai harus kering dan bersih

 Bagian luar pipet harus dibersihkan sebelum


ditambah larutan pengencer
 Isi tabung harus dicampur minimal 2 menit

 Hitung dengan teliti


HITUNG TROMBOSIT
 Darah diencerkan dengan larutan pengencer
amonium oksalat 1 % yang melisiskan eritrosit
 Larutan pengencer : Amonium oksalat 1 %

 Sumber kesalahan : mirip seperti hitung leukosit


HITUNG ERITROSIT
 Darah diencerkan dengan larutan formal sitrat
 Larutan pengencer : Formal sitrat yang
mengandung formalin 40 % dan larutan Na
sitrat 0,109 M
 Sumber kesalahan : mirip seperti hitung leukosit
HEMATOKRIT
 Pemeriksaan untuk mengetahui volume eritrosit
dalam 100 mL darah
 2 metode :
 Cara Makro : pipet Wintrobe
 Cara Mikro : pipet kapiler
SUMBER KESALAHAN CARA MIKRO
 Bila memakai darah kapiler, tetes pertama
harus dibuang karena bercampur dengan cairan
interstitial
 Penggunaan antikoagulan berlebih
mengakibatkan eritrosit mengerut  Ht lebih
rendah dari sebenarnya dan KHER meningkat
 Bahan pemeriksaan yang ditunda > 6 jam  Ht
meningkat
 Tidak boleh ada bekuan

 Bahan pemeriksaan dicampur homogen

 Pemakaian sentrifus mikrohematokrit lama 


alat panas  hemolisis
SUMBER KESALAHAN CARA MAKRO
 Konsentrasi antikoagulan yang tidak sesuai
 Bahan pemeriksaan tidak dikocok homogen

 Bahan pemeriksaan mengandung bekuan

 Pemeriksaan ditunda > 6 jam

 Tidak boleh ada gelembung

 Pengisian tidak mencapai tanda 100

 Kecepatan dan lama pemusingan tidak sesuai

 Terjadi hemolisis saat pemusingan


NILAI ERITROSIT RERATA
 3 parameter yaitu :
 MCV ( Mean Corpuscular Volume ) atau volume
eritrosit rerata ( VER )
 MCH ( Mean Corpuscular Hemoglobin ) atau
hemoglobin eritrosit rerata ( HER )
 MCHC ( Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration ) atau konsentrasi hemoglobin eritrosit
rerata ( KHER )
 Fungsi :
 Untuk menilai ukuran eritrosit ( mikrositik,
normositik, makrositik )
 Untuk menilai warna ( hipokrom, normokrom )
RETIKULOSIT
 Dilihat dengan pewarnaan supravital yang
mewarnai asam nukleat
 Retikulosit adalah eritrosit muda yang tidak
berinti dan di dalam sitoplasma masih terdapat
sisa ribosom dan RNA
 Dilihat dengan pewarnaan new methylene blue,
brillian cresyl blue atau purified azure B
 Sisa RNA tampak sebagai filamen atau granula
berwarna ungu
HITUNG EOSINOFIL TOTAL
 2 Cara :
 Cara tidak langsung dengan mengalikan jumlah
leukosit dengan % eosinofil yang diperoleh dari
hitung jenis leukosit
 Cara langsung dengan menghitung jumlah eosinofil
di dalam kamar hitung atau dengan menggunakan
alat hitung sel darah otomatis
 Sel darah diencerkan dengan larutan pengencer
yang melisiskan eritrosit, trombosit dan
mewarnai eosinofil
 Larutan pengencer : larutan phyloxine
SADT / SEDIAAN APUS DARAH TEPI
 Tujuan pemeriksaan SADT untuk menilai :
 Eritrosit
 Leukosit
 Trombosit
 Parasit ( malaria, filaria, tripanosoma )

 Dinilai :
 Ukuran
 Bentuk
 Penyebaran / distribusi di darah tepi
 Benda inklusi
Normal Anemia

Mikrosit Target Cell


Giant Platelet

Rouleaux Autoagglutination
Clumping Platelet Platelet
Trombosit

Neutrofil Segmen Basofil Segmen Eosinofil Segmen

Monosit Limfosit
SUMBER KESALAHAN
 Kesalahan persiapan pasien, pengambilan,
penyimpanan
 Sediaan apus terlalu biru  terlalu tebal, pewarnaan
terlalu lama, kurang pencucian, zat warna atau
larutan dapar alkalis
 Sediaan apus terlalu merah  zat warna atau
larutan dapar asam  menyebabkan leukosit hancur
 Bercak zat warna  tidak disaring
 Sediaan tidak rata  kaca penghapus yang tidak
bersih, pinggir tidak rata, obyek berdebu, berlemak
atau bersidik jari
 Fiksasi yang tidak baik mengakibatkan perubahan
morfologi
MALARIA
 Dilakukan dengan sediaan apus darah tepi dan
tetes tebal
 2 metode :
 Metode Kuantitatif
 Bila parasit > 10 dalam 200 leukosit  laporkan
berdasarkan jumlah parasit / 200 leukosit
 Bila parasit < 9 dalam 200 leukosit  laporkan

berdasarkan jumlah parasit / 500 leukosit


 Parasit malaria / µL = jumlah parasit x 8000
jumlah leukosit yang dihitung
 Metode Semikuantitatif
 1 – 10 parasit per 100 lapang pandang (+)
 11 – 100 parasit per 100 lapang pandang ( ++ )
 1 – 10 parasit dalam 1 lapang pandang ( +++ )
 > 10 parasit dalam 1 lapang pandang ( ++++ )
SEL LE
 2 Cara :
 Tehnik darah heparin
 Tehnik darah beku

 Prinsip :
 Pembentukan sel LE tergantung adanya faktor LE
yang terdapat dalam plasma.
 Bila leukosit dan plasma dicampur dan diinkubasi 
faktor plasma akan menyebabkan depolimerisasi
DNA inti disertai pengeluaran materi inti  tampak
masa globuler bebas homogen yang disebut badan LE
( LE bodies )
 Sel LE yang khas bila dijumpai masa globuler yang
difagositosis oleh neutrofil atau monosit
NILAI KRITIS HEMATOLOGI TIETZ

Batas Bawah Batas Atas Satuan


Hematokrit / Ht %
Dewasa 20 60
< 1 bulan 33 71

Hemoglobin / g/dL
Hb
Dewasa 7 20
< 1 bulan 10 22

Leukosit / WBC x 103 / µL


Dewasa 2,0 30
Anak 2,0 43

Trombosit 40 1000 x 103 / µL


NILAI EKSTRIM
 Hemoglobin & Hematokrit
 Pastikan pasien adalah yang benar ( nama lengkap,
usia, alamat, ruangan )
 Periksa sampel ( lisis, bekuan, lipemik, aglutinasi )
 Apakah sampel segar ataukah ditunda ?
 Apakah sesuai dengan keadaan klinis ? ( diagnosis )
 Apakah pengambilan sampel pada sisi infus dan
obat-obatan ?
 Apakah alat dikalibrasi rutin ?
 Apakah kontrol alat dilakukan setiap hari ?

 Bila segalanya benar maka Laporkan Hasil


NILAI EKSTRIM
 Leukosit
 Pastikan sesuai seperti pemeriksaan Hb & Ht
 Cross check secara manual :
Buat SADT dan periksa leukosit dengan pembesaran 10 x
Estimasi leukosit normal : 20 – 30 sel / lapang pandang
 Trombosit
 Pastikan sesuai seperti pemeriksaan Hb & Ht
 Cross check secara manual :
Buat SADT dan periksa trombosit dengan pembesaran 100 x
Estimasi trombosit secara Barbara Brown
Trombosit yang ditemukan x 20.000
 Cara ini hanya untuk koreksi intern laboratorium
 TIDAK BOLEH dipakai untuk mengeluarkan hasil

Anda mungkin juga menyukai