Anda di halaman 1dari 26

Indikator Penilaian Mutu Asuhan

Keperawatan

HANI TUASIKAL, S.Kep.,NS.,M.Kep


Indikator Penilaian
Mutu Asuhan Keperawatan

Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan


selalu terkait dengan struktur, proses, dan outcome
system pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan
pelayanan RS juga dapat dikaji dari tingkat
pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat,
mutu pelayanan dan tingkat efisiensi RS. Secara
umum aspek penilaian meliputi: evaluasi, dokumen,
instrument, audit (EDIA).
Aspek Instruktur (Input)
Struktur adalah semua input untuk system pelayanan sebuah RS yang meliputi:
 MI (tenaga),
 M2 (sarana prasarana) ,
 M3 (metode asuhan keperawatan) ,
 M4 (dana),
 M5 (pemasaran),dan lainnya.
Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika struktur system RS tertata dengan
baik akan lebih menjamin mutu pelayanan. Kualitas struktur RS diukur dari tingkat
kewajaran,kuantitas,biaya(efisiensi), dan mutu dari masing-masing komponen
struktur
Proses

Proses adalah semua kegiatan perawat yang mengadakan


interaksi secara professional dengan pasien. Interaksi ini di ukur
antara lain dalam bentuk penilaian tentang :

Penyakit Pasien

Penegakan Diagnosis

Rencana Tindakan Pengobatan

Indikasi Tindakan

Penanganan Penyakit,

Prosedur Pengobatan
Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga
profesi lain terhadap pasien.
1. Indicator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan meliputi :
– Angka infeksi nosokomial 1-2 %
– Angka kematian kasar 3-4 %
– Kematian pasca bedah 1-2%
– Kematian ibu melahirkan 1-2%
V Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan

Kematian bayi baru lahir 20/1000


NDR (net Death Rate)2,5%
ADR (anesthesia Death Rate) maximal 1/5000
PODR (Post operation Death Rate)1%
POIR (Post Operative Infection Rate)1%
2. Indikator Mutu Pelayanan
mengukur tingkat efisiensi RS Biaya per unit untuk biaya rawat
jalan
Jumlah penderita yang mengalami dekubituS

Jumlah penderita yang jatuh dari tempat tidur

BOR 70-80%

BTO (Bed turn Over) 5-45 hari atau 40-50 kali per satu tempat
tidur/tahun

TOI(Turn Over Interval)1-3 hari TT yang kosong

LOS (Length of stay)7-10 hari (komplikasi,infeksi nosokomial, gawat darurat, tingkat


kontaminasi darah, tingkat kesalahan, dan kepuasan pasien)

Normal tissue removal rate 10%


3. Indicator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien

Dapat diukur dengan jumlah keluhan dari


pasien/keluarganya, surat pembaca di
Koran,surat kaleng,surat masuk dikotak
saran,dan lainnya.
4.Indikator cakupan pelayanan sebuah RS
 Jumlah dan presentase kunjungan rawat jalan/inap menurut jarak
RS dengan asal pasien.
 Jumlah pelayanan dan tindakan seperti jumlah tindakan
pembedahannya dan jumlah kunjungan SMF specialis
 Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah RS, angka-angka standar
tersebut diatas dibandingkan dengan standar indicator nasional.
 Jika bukan standar internasional, penilaian dapat dilakukan dengan
menggunakan hasil pencatatan mutu tahun-tahun sebelumnya di
RS yang sama, setelah dikembangkan kesepakatan pihak
manajemen /direksi RS yang bersangkutan dengan masing-masing
SMF dan staf lainnya yang terkait
5. Indicator mutu yang mengacu pada
keselamatan pasien

Pasien terjatuh dari tempat tidur/kamar mandi

Pasien diberi obat salah

Tidak ada obat/alat emergensi

Tidak ada oksigen

Tidak ada suction/penyedot lender

Tidak tersedia alat pemadam kebakaran

Pemakaian obat
6.Indikator mutu yang mengacu pada
keselamatan pasien

Tidak ada
Pasien obat/alat Tidak
emergensi tersedia Pemakaian
terjatuh Pasien
Pemakaian air, listrik,
dari tempat diberi obat oksigen alat
tidur/kamar salah obat gas, dan
,suction pemadam lainnya
mandi (penyedot kebakaran
lendir)
STANDAR NASIONAL INDIKATOR MUTU PELAYANAN
Indikator-indikator pelayanan rumah
sakit
Dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi
pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian
rawat inap :
BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prsentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya
tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.Nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus : (jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%
(jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)
ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien
dirawat)

ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang


pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi,
juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan
pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang
lebih lanjut.Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,
2005).
Rumus :
jumlah lama dirawat)
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)

TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat


tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.Indikator
ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat
tidur.Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus :
((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan) 
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian


tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.Idealnya dalam satu
tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus :
Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)
(jumlah tempat tidur)
NDR (Net Death Rate)

NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian


48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita
keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan di rumah sakit.
Rumus :
Jumlah pasien mati > 48 jam     × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati)
GDR (Gross Death Rate)

GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka


kematian umum untuk setiap 1000 penderita
keluar.
Rumus :
Jumlah pasien mati seluruhnya   × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
Post Operative Death Rate (PODR) adalah tingkat kematian
pasca operasi.
Menurut Nursalam (2014), ada enam indikator
utama kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit
Keselamatan pasien (patient safety), yang meliputi: angka infeksi nosokomial, angka
kejadian pasien jatuh/kecelakaan, dekubitus, kesalahan dalam pemberian obat, dan
tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan

Pengelolaan nyeri dan kenyamanan

Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan

Perawatan diri

Kecemasan pasien

Perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) pasien.


Indikator Mutu Keperawatan
TERIMAKASIH
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai