Anda di halaman 1dari 4

DISKUSI 2

Kinerja rumah sakit perlu diukur untuk menentukan prestasi kesehatan termasuk dalam
hal efisiensi pelayanan. Apa saja indikator yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi
pelayanan rumah sakit? Sebutkan dan jelaskan masing-masing indikator tersebut.

Tuliskan acuan yang Anda gunakan (tulis Modul berapa dan di halaman berapa)

Jawaban :

Indikator kesehatan merupakan karakteristik dari populasi, individu atau lingkungan


yang tunduk pada pengukuran ( langsung atau tidak langsung) dan dapat digunakan
untuk menggambarkan satu atau lebih aspek kesehatan individu atau populasi
(kualitas, kuantitas dan waktu).Indikator kesehatan dapat digunakan untuk menentukan
masalah kesehatan masyarakat pada suatu titik waktu tertentu, untuk menunjukan
perubahan dari waktu ke waktu dalam tingkat kesehatan suatu populasi dan untuk
menilai sejauh mana tujuan dari sebuah program kesehatan sudah dicapai.
Indikator merupakan variabel ukuran atau tolak ukur yang dapat menunjukan indikasi-
indikasi terjadinya perubahan tertentu. Untuk mengukur kinerja rumah sakit, terdapat
beberapa indikator yang dipertimbangkan, yaitu : input, proses, output, outcome, benefit
dan dampak.

Berikut adalah beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi
pelayanan rumah sakit:

1. Bed Occupancy Rate (BOR)

Indikator ini mengukur seberapa banyak tempat tidur yang terisi di rumah sakit
dalam periode tertentu. Semakin tinggi BOR, semakin efisien penggunaan
tempat tidur di rumah sakit.

Dipergunakan untuk melihat berapa banyak tempat tidur di rumah sakit yang
digunakan pasien dalam suatu masa.

BOR = (Jumlah hari perawatan / (Jumlah tempat tidur x hari perawatan ) X 100%

Prosentase ini menunjukkan sampai berapa jauh pemakaian tempat tidur yang
tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Bila nilai ini mendekati 100
berarti ideal; tetapi, bila BOR Rumah Sakit 60-80% sudah bisa dikatakan ideal.
BOR antara rumah sakit yang berbeda tidak bisa dibandingkan, karena adanya
perbedaan fasilitas rumah sakit, tindakan medik, dan, perbedaan teknologi
intervensi. Semua perbedaan tadi disebut sebagai "case mix".

2. Turn Over Interval (TOI)

Waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau waktu antara satu tempat tidur
ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh pasien lain. Semakin rendah
TOI, semakin efisien penggunaan tempat tidur di rumah sakit.

Waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau waktu antara satu tempat tidur
ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh pasien lain. TOI diusahakan
lebih kecil daripada 5 hari.

TOI = [(jumlah tempat tidur x 365) - hari perawatan]/jumlah pasien keluar X 100%

3. Bed Turn Over (BTO)

Indikator ini mengukur berapa kali tempat tidur digunakan dalam setahun.
Semakin tinggi BTO, semakin efisien penggunaan tempat tidur di rumah sakit.

Berapa kali satu tempat tidur ditempati pasien dalam satu tahun. Usahakan BTO
lebih besar dari 40. Length of stay yang baik adalah 5-13 hari atau maksimum 12
hari, 6-10 hari.

4. Infant Mortality Rate (IMR)

Indikator ini mengukur jumlah kematian bayi di bawah usia satu tahun dalam
suatu populasi. Semakin rendah IMR, semakin efisien pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh rumah sakit. Standar rata-rata IMR adalah 20%

IMR = (jumlah kematian bayi yang lahir di RS / (jumlah bayi yang lahir di RS
dalam waktu tertentu) X 100%

5. Maternal Mortality Rate (MMR)

Indikator ini mengukur jumlah kematian ibu saat hamil atau melahirkan dalam
suatu populasi. Semakin rendah MMR, semakin efisien pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh rumah sakit. Standarnya antara 0,1-0,25%.
MMR = (jumlah pasien obstetri yang meninggal / (jumlah pasien obstetri dalam
jangka waktu tertentu) X 100%

6. Foetal Death Rate (FDR)

Indikator ini mengukur jumlah kematian janin dalam kandungan dalam suatu
populasi. Semakin rendah FDR, semakin efisien pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh rumah sakit. Standar rata-rata FDR adalah 2%

FDR = (jumlah kematian bayi dengan umur kandungan 20 minggu / (jumlah


semua kelahiran dalam jangka waktu tertentu) X 100%

7. Post Operative Death Rate (PODR)

Indikator ini mengukur jumlah kematian pasien setelah menjalani operasi di


rumah sakit. Semakin rendah POD, semakin efisien pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh rumah sakit. Standar rata-rata PODR adalah 1%. Sedangkan
angka kematian sectio caesaria atau bedah sesar adalah 5%.

FODR = (jumlah kematian setelah operasi dalam satu periode / (jumlah pasien
yang dioperasi dalam periode yang sama) X 100%

8. Average Length of Stay (AvLOS)

Indikator ini mengukur rata-rata lama pasien dirawat di rumah sakit. Semakin
rendah AvLOS, semakin efisien pelayanan rumah sakit dalam merawat pasien.

9. Average Length of Stay (AvLOS)

Pasien Prabedah: Indikator ini mengukur rata-rata lama pasien dirawat sebelum
menjalani operasi di rumah sakit. Semakin rendah AvLOS Pasien Prabedah,
semakin efisien pelayanan rumah sakit dalam menyiapkan pasien untuk operasi.

10. Average Length of Stay (AvLOS) / Penyakit Tertentu


Indikator ini mengukur rata-rata lama pasien dirawat untuk suatu penyakit
tertentu di rumah sakit. Semakin rendah AvLOS Penyakit Tertentu, semakin
efisien pelayanan rumah sakit dalam merawat pasien dengan penyakit tertentu.

Sumber:

BMP EKAP4418 / Modul 2 Hal. 2.42-2.44

Anda mungkin juga menyukai