Anda di halaman 1dari 15

UPAYA PENYUSUNAN

PENGENDALIAN MUTU ASUHAN


DAN LAYANAN KEPERAWATAN

Kelompok 3
Pengertian
• Mutu pelayanan keperawatan adalah asuhan keperawatan
professional yang mengacu pada 5 dimensi kualitas pelayanan
yaitu, (reability, tangibles, assurance, responsiveness, dan
empathy) (Bauk et al, 2013).

• pelayanan adalah suatu perbuatan di mana seseorang atau


suatu kelompok menawarkan pada kelompok/orang lain
sesuatu yang pada dasarnya tidak berwujud dan produksinya
berkaitan atau tidak berkaitan dengan fisik produk
karakteristik dari pelayanan sebagai berikut :
• Intangibility (tidak berwujud)
• Inseparibility (tidak dapat dipisahkan)
• Variability (bervariasi)
• Perishability (tidak tahan lama)
Standar praktek keperawatan telah disahkan oleh MENKES Rl dalam Surat
Keputusan Nomor : 660/Menkes/SK/IX/1987. Kemudian diperbaharui dan
disahkan berdasarkan SK DIRJEN YANMED Rl No : 00.03.2.6.7637, tanggal
18 Agustus 1993. Kemudian pada tahun 1996,DPP PPNI menyusun standar
profesi keperawatan SK No: 03/DPP /SKI/1996 yang terdiri dari standar
pelayanan keperawatan, praktek keperawatan, standar pendidikan
keperawatan dan standar pendidikan keperawatan berkelanjutan
Tujuan pengendalian
• Tujuan keperawatan harus jelas
• Tujuan yang memiliki kriteria sulit dan menantang harus
dikolaborasikan dengan tim sejawat lain maupun tim medis
lainnya.
• Tujuan keperawatan diharuskan dapat diukur, berisi ketentuan
kuantitatif
• Tujuan keperawatan harus berdasarkan waktu yang
ditentukan
Indikator mutu asuhan keperawatan
Secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi, dokumen,
instrumen, dan audit (EDIA) (Nursalam, 2014).
• Aspek struktur (input)
• Proses
• Outcome
Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan
meliputi:
• Angka infeksi nosocomial: 1-2%
• Angka kematian kasar: 3-4%
• Kematian pasca bedah: 1-2%
• Kematian ibu melahirkan: 1-2%
• Kematian bayi baru lahir: 20/1000
• NDR (Net Death Rate): 2,5%
• ADR (Anasthesia Death Rate) maksimal 1/5000
• PODR (Post Operation Death Rate): 1%
• POIR (Post Operative Infection Rate): 1%
indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS:
• Biaya per unit untuk rawat jalan
• Jumlah penderita yang mengalami decubitus
• Jumlah penderita yang mengalami jatuh dari tempat tidur
• BOR: 70-85%
• BTO (Bed Turn Over): 5-45 hari atau 40-50 kali per satu
tempat tidur/tahun
• TOI (Turn Over Interval): 1-3 hari TT yang kosong
• LOS (Length of Stay): 7-10 hari (komplikasi, infeksi nosocomial;
gawat darurat; tingkat kontaminasi dalam darah; tingkat
kesalahan; dan kepuasan pasien)
• Normal tissue removal rate: 10%
Indikator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri
atas
• Jumlah dan presentase kunjungan rawat
jalan/inap menurut jarak RS dengan asal pasien.
• Jumlah pelayanan dan tindakan seperti jumlah
tindakan pembedahan dan jumlah kunjungan
SMF spesialis
• Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah RS,
angka-angka standar tersebut di atas
dibandingkan dengan standar (indicator) nasional
Indikator mutu yang mengacu pada
keselamatan pasien:
– Pasien terjatuh dari tempat tidur/kamar mandi
– Pasien diberi obat salah
– Tidak ada obat/alat emergensi
– Tidak ada oksigen
– Tidak ada suction (penyedot lendir)
– Tidak tersedia alat pemadam kebakaran
– Pemakaian obat
• BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)

• ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)

• TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)

• BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)


• NDR (Net Death Rate)

• GDR (Gross Death Rate)


Jenis pengendalian ruang rawat
– Pengendalian karyawan (personal control)
– Pengendalian keuangan (financial control)
– Pengendalian produksi (production control)
– Pengendalian waktu (time control)
– Pengendalian teknis (technical control)
– Pengendalian kebijaksanaan (policy control)
– Pengendalian penjualan (sales control)
– Pengendalian inventaris (inventory control
– Pengendalian pemeliharaan (maintenance control)
Proses dan Cara pengendalian
– Menentukan standart-standart yang akan digunakan
sebagai dasar pengendalian
– Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai
– Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standart
dan menentukan penyimpangan jika ada
– Melakukan tindakan perbaikan jika terdapat
penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan
rencana.

Anda mungkin juga menyukai