Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AN.F (5 TAHUN) DENGAN DIAGNOSA MEDIS TYPOID


DI RUANG ANAK KAMAR 311-5
RUMAH SAKIT …………BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemn Keperawatan

Dosen Pembimbing :
……………..

LOGO UNISA

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa…..
NIM. ….

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2020
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA AN.F (5 TAHUN) DENGAN DIAGANOSA MEDIS TYPOID
DI RUANG ANAK
RUMAH SAKIT KOTA BANDUNG

A. IDENTITAS
Tanggal masuk : 12 Oktober 2019 (12.45)
Tanggal pengkajian : 14 Oktober 2019 (10.00)

1. Identitas Klien
Nama : An. F
No. Rekam Medis : 886590
Umur : 5 tahun
Ruang Rawat Inap : Ruang Darussalam 3 Anak
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : Belum Sekolah
Pekerjaan : Belum Sekolah
Suku : Sunda
Bahasa : Sunda, Indonesia
Alamat : Kp.Ciburial RT01/RW01
Pembiayaan Kesehatan : Umum
Kelas Ruangan : Kelas III
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.S
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga dan Guru Pesantren
Hubungan dengan Klien : Ibu
Bahasa : Sunda, Indonesia
Alamat : Kp.Ciburial RT01/RW01
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
Pada tanggal 12 Oktober 2019 pasien datang ke IGD Rumah Sakit Al-Islam
diantar oleh kedua orang tuanya, karena demam sudah 10 hari yang lalu dan
mencret-mencret sudah 4 hari sebanyak 5x cair dan tidak berampas. Saat diperiksa
di IGD, Nadi 110x/menit, respirasi 24x/menit, suhu 36,5 oc . Pasien dipasang infus
RL di tangan kanan 30cc/jam. Diberikan obat ranitidine 10mg/IV, Ondancentrone
1mg/iv, Keterolac 5 mg/iv, Dexametasone ½ ampul/iv. Pasien lalu dibawa ke
ruang rawat inap Darussalam 3 Anak kamar 311-5 jam 13.15, Nadi 114x/menit,
21x/menit, 37,7 oc.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 14 Oktober 2019, ibu mengatakan
panas sudah 10 hari, panas bisa mencapai 38-40 oc. Sebelumnya sempat dibawa ke
puskesmas di daerah Ciparay, tapi tidak ada penurunan suhu. Sehingga, pasien
dibawa langsung ke RS. 4 hari yang lalu juga, pasien mencret-mencret sebanyak
5x cair dan tidak berampas. Saat dilakukan pemeriksaan, nadi 115x/menit,
respirasi 23x/menit, suhu 39,3 oc.
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 12 Oktober 2019 didapatkan
hemoglobin 9,3 gr/dL, leukosit 7.100 sel/uL, hematokrit 28,9%, trombosit
336.000 sel/uL. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 14 Oktober 2019
didapatkan IgM Anti Salmonella positif 10. Pasien diberikan terapi Lacto-B 2x1,
Sanmol drip 150mg, Stesolid syn 3x1, Ceftriaxone 2x500 mg, RL 30cc/jam.
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada pasien yaitu Hipertermi
berhubungan dengan proses inflamasi kuman salmonella dengan intervensi
anjurkan kompres air hangat di bagian lipatan tubuh, anjurkan pasien
menggunakan pakaian yang tipis, berikan obat sanmol drip 150mg dan
ceftriaxone 2x500mg. Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh anoreksia; gangguan
digesti dan absorbsi nutrien dengan intervensi Berikan makan kalori tinggi protein
(diit TKTP), upayakan peningkatan nafsu makan dengan memberikan makanan
sedikit tapi sering selagi masih hangat, timbang berat badan setiap 3 hari sekali
bila kondisi pasien memungkingkan. Kemudian diagnosa keperawatan yang
ketiga yaitu Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya kesadaran
dalam diri akan kebersihan dalam perawatan pada anak dengan intervensi
Menjelaskan mengenai (penyakit, penyebab, dan pencegahan), Mengajarkan cuci
tangan dengan benar setelah membersihkan BAB/BAK dan sebelum memberikan
makan kepada pasien.
C. PENGELOLAAN PASIEN
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang pada tanggal 12 Oktober 2019 ke ruang rawat inap Darussalam 3
Anak diantar oleh perawat IGD, kemudian diterima oleh perawat ruangan.
Selanjutnya pasien diantar oleh perawat ruangan untuk ke kamar klien di 311-5.
Lalu perawat ruangan memperkenalkan diri kepada pasien selaku perawat yang
bertanggung jawab merawat pasien untuk kemudian melanjutkan ke proses
orientasi ruangan.
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
Setelah selesai dilakukan penerimaan pasien baru, selanjutnya pasien dilakukan
orientasi rungan oleh perawat penanggung jawab pasien. Perawat menjelaskan
terlebih dahulu pasien dirawat diruangan Darussalam 3 Anak kamar 311-5.
Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang fasilitas yang ada di ruangan, seperti
penggunaan bed yang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan dan tingkat
kenyamanan pasien, kamar mandi yang berada di ruangan, serta memberikan
edukasi cuci tangan kepada keluarga pasien. Edukasi cuci tangan yang diberikan
adalah 6 langkah, cuci tangan bisa menggunakan air mengalir atau handsrub yang
terdapat di depan bed pasien. Keluarga pasien dapat memencet bel yang berada di
atas tempat tidur untuk memanggil perawat apabila membutuhkan bantuan
perawat.
Adapun hak pasien di Rumah Sakit Al-Islam Bandung berdasarkan Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit No. 1872/RSAI/SK/Um/IV/2015; UU Republik
Indonesia NO. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 32 tentang hak pasien
dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 69 Tahun 2014 tentang Kewajiban
Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginan dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang diderita kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam, maupun luar Rumah Sakit
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data-data medisnya
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
rumah sakit
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya
q. Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana
r. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Selain mendapatkan hak nya di rumah sakit, pasien juga memiliki kewajiban di
rumah sakit berdasarkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit No.
1872/RSAI/SK/UM/IV/2015; UU Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, Pasal 31 tentang kewajiban pasien dan Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 69 Tahun 2014 pasal 28 diantaranya adalah:
Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan
yang diterimanya.
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
b. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab
c. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan
penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam rangka
penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya, dan
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
Berikut merupakan tata tertib bagi pasien, penunggu dan pengunjung rawat
inap Rumah Sakit Al-Islam Kota Bandung :
Saat berkunjung tidak diperbolehkan membawa anak berusia dibawah 12 tahun
a. Waktu kunjung pasien
1) Senin-Sabtu : Pukul 16.30-18.00 WIB

2) Minggu :
Pagi : pukul 10.00-11.30 WIB
Sore : pukul 16.30-18.00 WIB
3. Tingkat Ketergantungan pasien
Tabel Ketergantungan Pasien (Barthel Index)
Ind 0 1 2 3 Keterang
ex an
Makan,Minum 0 : Tidak
1 mampu 1 :
Dibantu
2 : Mandiri

Mandi 0 1 : Tergantung orang lain


2 : Mandiri
Perawata di 1 : Tergantung orang lain
n ri 0
(groomi 2 : Mandiri
ng)
Berpakaian 1 0 : Tidak
(dressing) mampu 1 :
Dibantu
2 : Mandiri

BAB (bladder) 0 : Inkontinensia


0
(tidak teratur/ perlu
enema) 1 : Kadang
inkontinensia (sekali
seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)

BAK (bowel) 0 : Inkontinensia


2
(pakai
kateter/terkontrol) 1 :
Kadang inkontinensia
(maks 1 x 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)

Transfer 1 : Tidak mampu


1
2 : Butuh bantuan alat
dan bantuan orang
3 : Butuh bantuan kecil
4 : Mandiri
Mobilitas 1 : Imobile
2
2 : Menggunakan kursi
roda
3 : Berjalan dengan
bantuan 1 orang
3 : Mandiri
Penggunaan toilet 1 : Tergantung bantuan
0 orang lain
2 : Membutuhkan
bantuan tapi beberapa
hal dilakukan sendiri
2 : Mandiri
Naik turun tangga 1 : Tidak mampu
1 1 : Membutuhkan
bantuan 2 : Mandiri

Total 8 Ketergantungan berat

Interpretasi Hasil Bartel Indeks


20 : Mandiri = 0-1 jam/hari
12-19 : Ketergantungan ringan = 1-2 jam/hari
9-11 : Ketergantungan sedang = 2-3 jam/hari
5-8 : Ketergantungan berat = 3-4 jam/hari
0-4 : Ketergantungan total = 4-5 jam/hari
Kesimpulan :
Jumlah waktu yang diperlukan untuk memberikan perawatan pasien dengan
tingkat ketergantungan berat adalah kurang lebih 3-4 jam.

4. Prinsip Pasien Safety


Menurut IPSG (International Patient safety Goals) terdapat 6 sasaran
keselamatan pasien, yaitu :
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan awal ketika pasien masuk ke rumah sakit.
Identifikasi awal pada An.F dilakukan di IGD. Setiap pasien yang akan di rawat
inap diberikan tanda pengenal berupa gelang pengenal. Gelang pengenal terdiri
dari dua warna, yaitu warna merah muda untuk pasien perempuan dan warna biru
untuk pasien laki-laki. Gelang pengenal ini berisi nama, tanggal lahir, usia dan
nomor rekam medis. Selanjutnya terdapat stiker yang ditempel di gelang pengenal
yang diberikan kepada perawat jika pasien memiliki resiko jatuh, alergi, atau tidak
boleh dilakukan resusitasi. Pada An.F mendapatkan gelang identitas berwarna
biru dan dipasangi stiker berwarna kuning karena setelah dilakukan assessment
An.F memiliki resiko jatuh. Selain itu ketepatan identifikasi yang dilakukan
adalah sebelum dilakukan tindakan keperawatan seperti pemberian obat atau
prosedur pelayanan, perawat terlebih dahulu menanyakan nama pasien dan
mencocokkan pada gelang pengenal. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan
tidak terjadi kesalahan.
b. Komunikasi yang efektif
Komunikasi dengan rekan sejawat menggunakan komunikasi langsung
maupun tidak langsung dengan metode SBAR (Situation, Background, Analysis,
Recomendation). Komunikasi secara lisan melalui telepon menggunakan metode
Tulis, Baca, Konfirmasi, yang ditandai dengan stempel T-B-K dan divalidasi oleh
penerima perintah dan pemberi perintah di rekam medis pasien.

c. Pengelolaan High alert medication (HAM)


Di Rumah Sakit Al-Islam terdapat pengelolaan High Alert Medication
(HAM). Seperti di ruang obat terdapat daftar-daftar obat yang harus diwaspadai
karena kemiripan nama, bentuk obat dan penggunaan singkatan yang tidak
diperbolehkan.

Tabel 1. Daftar obat HAM


Daftar Obat-obatan yang Harus
Diwaspadai

(High Alert Medication/HAM)


1. Kalium klorida (KCL)
2. Natrium klorida (NaCl)
3. Heparin Natrium
4. Nadropin Ca
5. Enoxaparine
6. Fondaparinux
7. Streptokinase
8. Halotane
9. Ketamine
10. Propofol
11. Sevoflurane
12. Bupivacain HCl epidural
13. Bupivacain spinal
14. Lidocain
15. Lidocain epidural
16. Lidocain HCl 20 mg + adrenalin 12,5 mcg
17. Midazolam
18. Ropivakain
19. Epinefrin
20. Norepinefrine
21. Insulin
22. Amiodaron
23. Digoxin
24. Fentanyl
25. Morfin
26. Pethidin
27. Sufentanil
28. Glukosa 40%

Tabel 2 Daftar Obat dengan Rupa Mirip


N Nama Nama
o Obat Obat
.
1 Aspar Aspar K
.
2 Asthin Force Asthin B’ond
.
3 Avesco Valesco
.
4 Cendo carpin Cendo timol
.
5 Cendo lyters Cendo catarlent
.
Cendo xitrol Cendo polydex
6
.
7 Rimcure ped Dumocalcin coklat
.
8 Vectrin Vistein
.

Tabel 3 Daftar Obat dengan Ucapan Mirip


N Nama Nama
o Obat Obat
.
1 Cefoperazone Cefotaxim
.
2 Hytrin Histrin
.
3 Lesipar Kalipar
.
4 Simarc Semax
.
5 Urdafalk Urdahex
.

Tabel 4 Daftar Obat dengan Tulisan Mirip


N Nama Nama
o Obat Obat
.
1 Amynophilin Amixtriptilin
.
2 Asam mefenamat Asam tranexamat
.
3 Ataroc Atarax
.
4 Chlorpromazine Carbamazepin Tabel 5
. Daftar
5 Spiradan Spirasin Obat
. dengan
6 THP TFP Dosis
.
Beragam
N Nama Nama
o. Obat Obat
1 Acarbose 50mg Acarbose 100mg
.
2 Alprazolam 0,5 mg Alprazolam 1 mg
.
3 Amlodipin 5 mg Amlodipin 10mg
.
4 Brainact inj 500 mg Brainact inj 1000mg
.
5 Colistine 250.000 iu Colistine 1.500.000 iu
.
6 Erysanbe 250 mg Erysanbe 500mg
.
7 Frego 5mg Frego 10mg
.
8 Amoxsan 250 mg Amoxsan 500mg
.
9 Metformin 500mg Metformin 850mg
.
1 Salbutamol 2mg Salbutamol 4mg
0.
1 Spironolacton 25mg Spironolacton 100mg
1.
1 Tramadol inj 50mg Tramadol inj 100mg
2.

d. Safety surgery
Di Rumah Sakit Al-Islam Kota Bandung terdapat ceklis keselamatan bedah
atau instrumen yang dilakukan apabila pasien akan dilakukan tindakan bedah.
Pada An.F tidak dilakukan karena tidak dilakukan tindakan bedah.

e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi yang dilakukan di Rumah Sakit Al-Islam Kota Bandung
adalah dengan menerapkan cuci tangan 6 langkah 5 moment. Tujuannya adalah
untuk mencegah penyebaran infeksi. Cuci tangan dapat dilakukan dengan air
mengalir dan sabun atau menggunakan handsrub. Cuci tangan ini tidak hanya
dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit tetapi juga diharapkan dilakukan
oleh pasien dan keluarga pasien.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh yang dilakukan adalah dengan melakukan
pengkajian yang berisi ceklis pasien jatuh saat pasien akan dilakukan rawat inap.
Apabila terdapat resiko jatuh maka akan ditempel stiker resiko jatuh pada gelang
pengenal pasien. Berikut ini merupakan pengukuran resiko jatuh pada An.F:
Penilaian Resiko Jatuh Skor Tgl: 14-10-
2019
Riwayat jatuh Jatuh satu 25 V
: tidak kali atau lebih
termasuk dalam kurun
kecelakaan kerja waktu 6 bulan
atau
rekreasional
Status mental Agitasi / 15 -
Konvulsi
Dimensia 15 -
Gaya berjalan Terganggu 20 -
Lemah 10 -
Normal 0 V
Alat bantu Benda sekitar, 30 -
jalan kursi,
dinding, dll
Kruk, tongkat, 15 -
tripot, dll

Kondisi Diagnosa 15 -
Medis sekunder
Pasien terpasang 20 V
infus

Skor total 45
RS

Keterangan skor :
Resiko tinggi (RT) : 51 atau lebih
Resiko sedang (RS) : 25-50
Resiko Rendah (RR) : 0-24

5. Kebutuhan Waktu Perawatan Pada Pasien


Jenis Tidakan Keperawatan
Hari/ Tindakan Keperawatan yang
Jam Tidak
tanggal Dilaksanakan Langsung Kolaborasi
Langsung
08.00 Operan dinas 10 menit
09.00 Mengatur posisi nyaman 5 menit
Senin, 14 Oktober
11.00 Mengobservasi TTV 5 menit
2019
12.00 Menghitung IO 5 menit
14.00 Memberikan terapi inj lasix 2 amp 3 menit
IV
14.30 Observasi keluhan pasien 3 menit
15.00 Observasi cairan infus 3 menit
15.30 Memandikan 10 menit
18.00 Mengukur diuresis 5 menit
20.00 Operan dinas 10 menit
21.00 Observasi keluhan pasien 5 menit
04.30 Observasi TTV dan IO 10 menit
05.00 Pemeriksaan EKG 10 menit
07.00 Pemberian obat injeksi 5 menit
Tidak
Langsung Kolaborasi
Total Waktu Langsung
89 menit 0 menit
0 menit

Jenis Tidakan Keperawatan


Hari/ Tindakan Keperawatan yang
Jam Tidak
tanggal Dilaksanakan Langsung Kolaborasi
Langsung
08.00 Operan dinas 10 menit
09.00 Mengatur posisi nyaman 5 menit
11.00 Mengobservasi TTV 5 menit
12.00 Menghitung IO 5 menit
Memberikan terapi inj lasix 2 amp
14.00 3 menit
IV
14.30 Observasi keluhan pasien 3 menit
Selasa, 15 15.00 Observasi cairan infus 3 menit
Oktober 2019 15.30 Memandikan 10 menit
18.00 Mengukur diuresis 5 menit
20.00 Operan dinas 10 menit
21.00 Observasi keluhan pasien 5 menit
04.30 Observasi TTV dan IO 10 menit
05.00 Pemeriksaan EKG 10 menit
07.00 Pemberian obat injeksi 5 menit
Tidak Kolaborasi
Langsung
Total Waktu Langsung 1 me
89 menit
0 menit nit
6. Kebutuhan Sumber Daya Manusia
a. SDM yang diperlukan
Berdasarkan teori tingkat ketergantungan dengan metode Douglas, An.F
masuk dalam kategori dengan asuhan keperawatan tingkat kategori Total
karena pasien memenuhi kriteria asuhan keperawatan Total yaitu kebutuhan
sehari-hari tidak bisa dilakukan sendiri, semua dibantu oleh keluarga dan
perawat. Douglas(1984) dalam Swansburg (1999) menetapkan jumlah
perawat yang dibutuhkan dalam satu unit perawatan di suatu ruangan
berdasarkan klasifikasi pasien, dimana tiap shift memiliki nilai standart
masing-masing.
Kriteria ketergantungan Ha
sil
Y Tidak
a
Perawatan minimal :

1. Kebersihan diri, mandi, ganti


pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital
dilakukan setiap shift
5. Pengobatan minimal, status
psikologis stabil
6. Pengobatan prosedur memerlukan
pengobatan
Perawatan parsial :

1. Kebersihan diri dibantu, makan dan


minum dibantu dilakukan sendiri
2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih √
dari sekali
4. Folley kateter, intake ouput dicatat
5. 5.Pasien dengan pasang infus, persiapan
pengobatan memerlukan prosedur

Perawatan total :

1. Segalanya diberi bantuan


2. Posisi yang diatur, observasi tanda-
tanda vital setiap 2 jam
3. Makan memerlukanNGT, inravena terapi
4. Pemakaian suction
5. Gelisah/disorientasi

Berdasarkan klasifikasi pasien menurut douglas, pasien termasuk pasien dengan


kategori parsial.
Klasifikasi
Juml Pasien
ah Mini Pars To
mal ial tal
Pasi Pag Sia Mala P Sia Mala Pa Sia Mala
en i ng m ag ng m gi ng m
i
1 0,1 0,1 0,07 0, 0,1 0,10 0,3 0,3 0,20
7 4 27 5 6 0
2 0,3 0,2 0,14 0, 0,3 0,20 0,7 0,6 0,40
4 8 54 0 2 0
3 0,5 0,4 0,21 0, 0,4 0,30 1,0 0,9 0,60
1 2 81 5 8 0
D
s
t
Pasien termasuk pasien dengan kategori total sehingga SDM keperawatan yang
dibutuhkan untuk merawat pasien pagi, siang dan malam adalah :
1) Pagi
Parsial care : 1x0,27 = 0,27
2) Siang
Parsial care : 1x0,15 = 0,15
3) Malam
Parsial care : 1x0,10 = 0,10

7. Kebutuhan Logistik pada An.F

No Kebutuhan Logistik Harga


1 Biaya ruang perawatan 7 hari Rp. 2.800.000
2 Tindakan IGD Rp. 627.500
3 Laboratorium Rp. 284.000
4 Visit dokter Rp. 425.000
5 Tindakan perawat Rp. 175.000
6 Farmasi & alkes Rp. 190.700
7 Administrasi Rp. 160.000
Total Rp. 4.662.200

8. Edukasi Pasien dan Keluarga


a) Pengendalian infeksi
Edukasi yang diberikan oleh tenaga medis baik dokter, perawat dan ahli gizi
kepada An.F dan keluarganya meliputi penyakit yang di derita oleh pasien, upaya
yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan, diit makanan, dan obat yang di
dapatkan oleh pasien. Perawat memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga
apabila pasien mengalami kejadian serupa seperti saat ini, disarankan untuk
langsung ke pelayanan kesehatan sehingga pasien mendapat pertolongan yang
cepat dan tepat.
Perawat menjelaskan bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan
benar sesuai anjuran dari WHO serta momen apa saja yang diharuskan untuk
melakukan cuci tangan. Perawat juga menjelaskan pentingnya cuci tangan
untuk menghindari paparan infeksi virus dan bakteri yang ada di rumah sakit.
Perawat menjelaskan 6 langkah tangan menggunakan handrub maupun sabun
pencuci tangan. Perawat menunjukkan dimana pasien dengan mudah
mendapatkan handrub di depan tempat tidur pasien dan menunjukkan wastafel
untuk cuci tangan yang ada di ruangan. Perawat juga memberikan edukasi
kepada pasien mengenai aktivitas apa saja yang diperbolehkan dengan
keadaan pasien seperti sekarang. Perawat juga memberikan edukasi kepada
pasien mengenai teknik relaksasi nafas dalam dan berdo’a agar pasien lebih
nyaman dan tenang. Sehingga ketika pasien sedang merasa gelisah, pasien
dapat mempraktikan teknik relaksasi napas dalam.
Keluarga pasien menyampaikan sudah mengerti dengan penjelasan yang
diberikan oleh dokter, perawat, ahli gizi kepada pasien dan keluarga. Keluarga
pasien juga mulai melakukan cuci tangan meskipun belum dengan langkah-
langkah yang benar sepenuhnya.
b) Diit dan obat-obatan
Pasien mengatakan selama di rawat di rumah sakit ini pasien hanya makan-
makanan yang disediakan oleh rumah sakit. Pasien juga selalu minum obat
secara teratur dan hanya minum obat yang diberikan oleh rumah sakit. Pasien
mendapatkan diit lunak.
9. Discharge Planning pada Pasien
a. Peralatan yang dibutuhkan saat discharge planning:
No. Peralatan yang digunakan Jumlah
1 Tensimeter 1
2 Termometer 1
3 Gunting kasa 1
4 Plastik 1
5 Nampan 1
6 Alkohol swab 1
7 Plester (4x6) 1

b. Indikator discharge planning :

INDIKATOR
A. Tahap Pengkajian
Mengklarifikasi dan mengidentifikasi identitas pasien untuk memastikan kekurangan
data yang diperoleh. Kemudian mengkaji tingkat pengetahuan orang tua pasien terkait
dengan penyakit yang di derita, meliputi pengertian penyakit, tanda dan gejalanya,
pencegahan kambuhnya penyakit dan apa hal-hal yang harus dihindari oleh pasien,
seperti makan tidak teratur. Melakukan konsumsi obat secara teratur dan kontrol
setelah obat habis.
B. Tahap Perencanaan
1. Memprediksi permasalahan kesehatan klien yang akan dihadapi saat klien pulang
2. Mengidentifikasi diagnosa discharge planning klien (diagnosa discharge planning
klien adalah defisit pengetahuan)
3. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menyelesaikan
permasalahan klien (dokter, gizi,dll)
4. Menentukan rencana perawatan untuk mempersiapkan perawatan kesehatanklien di
rumah sesuai kebutuhan klien
5. Mencatat perencanaan/intervensi sesuai dengan kebutuhan klien dalam
pendokumentasian
6. Nilai hemoglobin normal 13,7 g/dl, leukosit meningkat 12800/mm3, Glukosa
sewaktu75 mg/dl, PV 41%, Trombosit normal 365000

C. Tahap Pelaksanaan
Memberikan intervensi Teaching : Disease Process dimana menjelaskan tentang :
1. Medication (obat)
Obat yang diberikan ketika pasien pulang disesuaikan dengan advice dokter,
sehingga dalam hal ini harus dilanjutkan setelah pulang, menjelaskan kapan
meminum obat, dosis, dan fungsi obat tersebut.
2. Environment (lingkungan)
An.A merupakan pasien dengan Typoid berulang, sehingga keluarga disarankan
untuk memantau kondisi pasien. Keluarga disarankan untuk mengingatkan pasien
agar istirahat cukup, meningkatkan istirahat dan tidak makan sembarangan. Jangan
membiarkan pasien sendirian, melakukan pengaturan rumah sehingga pasien mudah
dalam mengambil barang-barang contoh mendekatkan barang-barang klien, dan
menyediakan lingkungan yang nyaman.
3. Treatment (pengobatan)
Menjelaskan kepada pasien untuk istirahat pasca rawat di rumah sakit, istirahat
cukup dan membatasi aktivitas pasien. Jika pasien merasakan mual disarankan untuk
makan selagi hangat. Apabila pasien mengalami masalah yang gawat seputar
kesehatannya lebih baik dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat agar mendapatkan
pengobatan segera.
4. Health Teaching (pengajaran kesehatan)
Memberikan pengetahuan tentang penyakit, tanda dan gejala, pemicu,
pengobatannya. Perawat memberikan nasihat agar orang tua pasien untuk mengatur
istirahat yang cukup, dan minum obat secara teratur. Perawat memberi tahu obat
pulang kepada keluarga pasien, waktu kontrol dan barang-barang apa saja yang harus
dibawa ketika kontrol. Keluarga pasien juga diredukasi, cara mengurangi mual serta
tentang cara cuci tangan.
5. Diet
Pasien dianjurkan untuk makan dengan teratur, dan makan-makanan yang sehat.
Pasien juga disarankan walaupun makan sedikit sebaiknya dilakukan sering dan
makan selagi makanan hangat.
D. Tahap Evaluasi
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan singkat kepada keluarga pasien
tentang keadaan An.F, keluarga pasien mengatakan mengerti apa saja yang telah
dijelaskan perawat dan akan terus berupaya membantu dalam kesembuhan pasien.

10. Kepuasan Pasien atau Keluarga


Penilaian kepuasan keluarga pasien dilakukan melalui wawancara
langsung dengan keluarga pasien. Keluarga pasien mengatakan merasa puas
dengan pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Al-Islam Kota Bandung
baik oleh tenaga medis maupun tenaga non medis sehingga pasien cepat pulih
dari sakitnya.
11. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal yang dibutuhkan oleh Keluarga pasien yaitu
komunikasi dengan dokter spesialis, ahli gizi, dan petugas analisa laborat.
a. Advise dari dokter spesialis adalah untuk dilakukan pemeriksaan darah
rutin
b. Advise dari ahli gizi yaitu diit makanan lunak.
12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial

a. Waktu pemberian obat


1. Hambatan / Tantangan

Waktu Pemberian terapi pada pasien baru disesuaikan dengan jadwal


pemberian terapi yang dilaksanakan diruangan dan tidak di hitung sesuai
dengan waktu kebutuhan klien.
2. Faktor pendukung
Saat An. F tiba diruangan, An.F diberikan terapi injeksi sesuai dengan
keluhan dan advise dokter. Akan tetapi waktu pemberian terapi selanjutnya tidak
dihitung sesuai dengan perhitungan pemberian obat pasien, tetapi pemberian
terapi selanjutnya disesuaikan dengan jadwal pemberian terapi yang dilaksanakan
diruangan.
3. Solusi dalam penyelesaian masalah
Pemberian terapi pada klien seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan klien.
Dimana waktu pemberian terapi klien tidak disesuaikan dengan jadwal yang
dilaksanakan diruangan.
b. Penemuan diagnosa keperawatan

1. Hambatan/tantangan
Pengambilan diagnosa keperawatan pada pasien rata-rata hanya diambil 3
diagnosa keperawatan, setelah dilakukan pengkajian terdapat 3 diagnosa
keperawatan pada An.F.
2. Faktor pendukung
An.F masuk dengan keluhan utama demam. Dari data tersebut diagnosa
keperawatan yang hipertermia, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, dan defisiensi pengetahuan.

Penegakan diagnosa keperawatan pada klien seharusnya semua yang


sesuai dengan keluhan pasien diangkat menjadi diagnosa keperawatan tidak
hanya 3 masalah keperawatan.
c. Pembagian tugas perawat
1. Hambatan/tantangan
Tidak tetapnya pembagian tugas perawat dalam ruangan dalam merawat
pasien cukup optimal.

2. Faktor pendukung

Diruang Darussalam 3 Anak pembagian tugas perawat tidak ditentukan


diawal, jadi setiap perawat menyesuaikan pekerjaan yang belum dipegang/
dilaksananakan oleh rekannya maka akan dilaksanakan.
3. Solusi dalam menyelesaikan masalah
Dalam pembagian tugas perawat sebaiknya ditetapkan jadwal yang tetap
sehingga ada perawat penanggung jawab setiap pasien. Supaya dalam
pemberian pelayanan keperawatan kepada klien lebih optimal.
13. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian
Dalam Pengelolaan Pasien
1. Hambatan/Tantangan
Hambatan atau tantangan selama proses pengelolaan kepada An.F adalah
keluarga pasien belum terlalu memahami tentang penyakit dan apa saja yang
dapat memicu penyakit kambuh. Hal tersebut didukung oleh pernyataan
keluarga pasien yang belum memahami sakitnya serta penanganannya.
2. Faktor pendukung
Pasien dan keluarga pasien sangat kooperatif dengan informasi yang
diberikan oleh perawat dan tenaga medis lainnya. Keluarga juga selalu
mengupayakan kesembuhan pasien. Keluarga pasien juga bersemangat untuk
mengikuti saran dari perawat agar pasien cepat sembuh.
3. Solusi dalam menyelesaikan masalah
a. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang penyakit, dengan
cara makan selagi hangat, menganjurkan mengompres air hangat dan
memperbanyak minum.
b. Meminta keluarga pasien untuk memberikan dukungan kepada pasien
selama sakit dan pasca keluar rumah sakit dengan memberikan
lingkungan yang nyaman dan bersih.

Anda mungkin juga menyukai