Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen Pembimbing
Dewi Mustikaningsih,S.Kep.,Ners,M.Kep.
Disusun Oleh :
A. IDENTITAS
Tanggal masuk : 20 Oktober 2020 (20.30)
Tanggal pengkajian : 20 Oktober 2020 (22.00)
1. Identitas Klien
Nama : Ny.A
No. Rekam Medis : 630780
Umur : 55 tahun
Ruang Rawat Inap : Asal
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Kawin
Pendidikan Terakhir : Tamat SD/ Sederajat
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku : Sunda
Bahasa : Sunda
Alamat : Kp. Sekeawi RT 003/ RW 004
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
Kelas Ruangan : VIP
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.L
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan Klien :Adik Sepupu
Bahasa : Sunda, Indonesia
Alamat : Kp. Sekeawi RT 003/ RW 004
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
Klien datang ke IGD RS Swasta diantar oleh keluarganya pada
tanggal 20 Oktober 2020. Klien mengeluh pusing sejak 5 hari SMRS.
Keluhan dirasakan terus menerus disertai dengan mual dan nyeri perut tetapi
tidak ada muntah. Klien mengatakan memang memiliki riwayat penyakit
maagh sejak remaja dan memiliki kebiasaan merokok aktif sejak SD. Tetapi
tidak pernah sampai dirawat di RS. Ini merupakan pengalaman pertamanya
klien menjalani perawatan di RS.
Sebelum masuk ke ruangan, di IGD dilakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital didapatkan tekanan darah klien 110/60mmHg, nadi 80x/menit, respirasi
20x/menit, dan suhu 36oC. Selain itu juga, klien sudah dilakukan pemasangan
infus RL 20gtt/menit, pengambilan darah vena untuk mengetahui golongan
darah dan hasil lab lainnya, pemeriksaan EKG serta foto thorax. Didapatkan
nilai Hb: 4,7g/dL, Leukosit: 6.400sel/uL, Eritrosit: 1,48juta/uL, Hematokrit:
13,8 %, Trombosit 205.000sel/uL, Golongan Darah: B +, SGOT: 22 U/L,
SGPT: 9 U/L, Ureum: 46mg/dL, Kreatinin: 1,58mg/dL, GDS: 96mg/dL.
Hasil thorax foto menunjukkan adanya Cardiomegali tanpa bendungan paru.
Sedangkan hasil pemeriksaan EKG menunjukkan normal sinus rhythm,
nonspecific ST abnormality dan abnormal ECG. Tepatnya pukul 20.30 WIB,
klien pindah ke ruangan VIP.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil tekanan darah klien
110/48 mmHg, Nadi 75 x/menit, RR 24 x/menit dan Suhu 38,20C. Pada saat
dilakukan pengkajian, klien mengeluh pusing, mual (+) muntah (-) dan nyeri
ulu hati. Pengkajian nyeri yang didapatkan adalah P: klien mengatakan nyeri
yang dirasakannya muncul apabila sedang beraktivitas dan berkurang apabila
sedang dalam keadaan istirahat, Q: klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-
tusuk benda tajam, R: klien mengatakan nyerinya di bagian ulu hati dan tidak
menyebar ke bagian tubuh lainnya, S: klien mengatakan skala nyerinya 4 (0-
10), T: klien mengatakan nyeri dirasakan terus menerus ±1-10menit selama 2
minggu. Klien mengeluh badan terasa panas, akral teraba hangat, konjungtiva
anemis, klien tampak lemah. Klien juga mengeluh mual dan tidak nafsu
makan.
Berdasarkan hasil pengkajian diatas, didapatkan diagnosa keperawatan
yang pertama adalah hipertermi berhubungan dengan proses
inflamasi/infeksi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam,
diharapkan suhu tubuh klien kembali normal, dengan krteria hasil tanda-tanda
vital dalam batas normal TD: 120/80mmHg; N: 100x/menit; RR: 20x/menit;
S: 36oC, klien tampak tenang, tidak mengeluh panas, tidak menggigil dan
tidak mengalami komplikasi (kejang). Intervensi yang diberikan observasi
TTV setiap 8 jam (ekstra bila perlu), anjurkan klien untuk bedrest, anjurkan
klien untuk ekstra minum, jika suhu <38oC berikan kompres dingin dan jika
suhu >38oC berikan kompres hangat pada daerah yang banyak pembuluh
darah, monitoring intake-output dan kolaborasi dalam pemberian terapi
antipiretik. Kemudian perawat mengevaluasi tindakan yang diberikan kepada
klien.
Diagnosa keperawatan kedua adalah gangguan rasa nyaman: nyeri/
pusing akut berhubungan dengan proses inflamasi. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24jam, diharapkan rasa nyaman klien
terpenuhi, dengan kriteria hasil: skala nyeri berkurang dari 4 menjadi 1 (0-
10), klien mengatakan nyeri berkurang/hilang, klien tidak meringis kesakitan,
ekspresi wajah rileks, klien dapat beristirahat dengan tenang dan tanda-tanda
vital dalam batas normal TD: 120/80mmHg; N: 100x/menit; RR: 20x/menit;
S: 36oC. Intervensi yang diberikan adalah kaji respon klien terhadap rasa
nyeri, observasi TTV setiap 8 jam (ekstra bila perlu), atur posisi yang nyaman
untuk mengurangi rasa nyeri, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan
ditraksi, hindari makan/ minum yang mengandung asam, gas dan pedas serta
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgesik. Kemudian
perawat mengevaluasi tindakan yang diberikan kepada klien.
Diagnosa keperawatan ketiga adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24jam, diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan kriteria hasil: nafsu
makan meningkat, porsi makan habis 1 porsi, konjungtiva tidak anemis, mual
berkurang/ hilang, BB tidak mengalami penurunan, klien tidak tampak lemah,
Hb dalam batas normal 12-14gr/dL. Intervensi yang diberikan adalah kaji
status nutrisi klien sesuai dengan BB, TB, pola makan dan makanan yang
disukai serta tidak disukai, observasi keluhan mual dan muntah, anjurkan
untuk nafas panjang saat mual, berikan motivasi untuk makan sedikit tapi
sering dan libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi klien,
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi anti vomitus. Kemudian
perawat mengevaluasi tindakan yang diberikan kepada klien.
Diagnosa keperawatan keempat adalah gangguan pemenuhan kebutuhan
ADL behubungan dengan perubahan status tirah baring. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24jam, diharapkan kebutuhan ADL terpenuhi
dengan kriteria hasil klien tidak tampak lemah, tanda-tanda vital dalam batas
normal TD: 120/80mmHg; N: 100x/menit; RR: 20x/menit; S: 36oC,
kebutuhan eliminasi terpenuhi, kebutuhan nutrisi terpenuhi, kebutuhan
personal hygiene terpenuhi, klien dapat melakukan aktivitas secara bertahap,
klien dapat mempertahankan/ mencapai tingkat aktivitas yang optimal.
Intervensi kaji tingkat ketidakmampuan klien, kelemahan dan hal yang
mempengaruhinya, kaji kekuatan otot, adanya atrofi otot dan kerusakan
koordinasi motorik, motivasi klien untuk melakukan aktivitas perawatan diri
secara bertahap sampai tercapai tingkat kemandirian, bantu dan libatkan
keluarga dalam perawatan klien, monitoring TTV. Kemudian perawat
mengevaluasi tindakan yang diberikan kepada klien.
C. PENGELOLAAN PASIEN
2) Minggu :
Pagi : pukul 10.00-11.30 WIB
Sore : pukul 16.30-18.00 WIB
d. Safety surgery
Di Rumah Sakit Al-Islam Kota Bandung terdapat ceklis keselamatan bedah
atau instrumen yang dilakukan apabila pasien akan dilakukan tindakan bedah.
Tetapi pada Ny.A tidak dilakukan tindakan bedah.
e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi yang dilakukan di Rumah Sakit Al-Islam Kota Bandung
adalah dengan menerapkan cuci tangan 6 langkah 5 moment. Tujuannya adalah
untuk mencegah penyebaran infeksi. Cuci tangan dapat dilakukan dengan air
mengalir dan sabun atau menggunakan handsrub. Cuci tangan ini tidak hanya
dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit tetapi juga diharapkan dilakukan
oleh pasien dan keluarga pasien.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh yang dilakukan adalah dengan melakukan
pengkajian yang berisi ceklis pasien jatuh saat pasien akan dilakukan rawat inap.
Apabila terdapat resiko jatuh maka akan ditempel stiker resiko jatuh pada gelang
pengenal pasien. Berikut ini merupakan pengukuran resiko jatuh pada Ny.A:
Penilaian Resiko Jatuh Skor Tgl: 20-10-
2020
Riwayat jatuh Jatuh satu 25 V
: tidak kali atau lebih
termasuk dalam kurun
kecelakaan kerja waktu 6 bulan
atau
rekreasional
Status mental Agitasi / 15 -
Konvulsi
Dimensia 15 -
Gaya berjalan Terganggu 20 -
Lemah 10 -
Normal 0 V
Alat bantu Benda sekitar, 30 -
jalan kursi,
dinding, dll
Kruk, tongkat, 15 -
tripot, dll
Kondisi Diagnosa 15 -
Medis sekunder
Pasien terpasang 20 V
infus
Skor total 45
RS
Keterangan skor :
Resiko tinggi (RT) : 51 atau lebih
Resiko sedang (RS) : 25-50
Resiko Rendah (RR) : 0-24
Perawatan total :
INDIKATOR
A. Tahap Pengkajian
Mengklarifikasi dan mengidentifikasi identitas pasien untuk memastikan kekurangan
data yang diperoleh. Kemudian mengkaji tingkat pengetahuan keluarga pasien terkait
dengan penyakit yang di derita, meliputi pengertian penyakit, tanda dan gejalanya,
pencegahan kambuhnya penyakit dan apa hal-hal yang harus dihindari oleh pasien,
seperti makan tidak teratur. Melakukan konsumsi obat secara teratur dan kontrol
setelah obat habis.
B. Tahap Perencanaan
1. Memprediksi permasalahan kesehatan klien yang akan dihadapi saat klien pulang
2. Mengidentifikasi diagnosa discharge planning klien (diagnosa discharge planning
klien adalah defisit pengetahuan)
3. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menyelesaikan
permasalahan klien (dokter, gizi,dll)
4. Menentukan rencana perawatan untuk mempersiapkan perawatan kesehatanklien di
rumah sesuai kebutuhan klien
5. Mencatat perencanaan/intervensi sesuai dengan kebutuhan klien dalam
pendokumentasian
C. Tahap Pelaksanaan
Memberikan intervensi Teaching : Disease Process dimana menjelaskan tentang :
1. Medication (obat)
Obat yang diberikan ketika pasien pulang disesuaikan dengan advice dokter,
sehingga dalam hal ini harus dilanjutkan setelah pulang, menjelaskan kapan
meminum obat, dosis, dan fungsi obat tersebut.
2. Environment (lingkungan)
Ny.A merupakan pasien dengan Magh berulang, sehingga keluarga disarankan untuk
memantau kondisi pasien. Keluarga disarankan untuk mengingatkan pasien agar
istirahat cukup, meningkatkan istirahat dan tidak makan sembarangan. Jangan
membiarkan pasien sendirian, melakukan pengaturan rumah sehingga pasien mudah
dalam mengambil barang-barang contoh mendekatkan barang-barang klien, dan
menyediakan lingkungan yang nyaman.
3. Treatment (pengobatan)
Menjelaskan kepada pasien untuk istirahat pasca rawat di rumah sakit, istirahat
cukup dan membatasi aktivitas pasien. Jika pasien merasakan mual disarankan untuk
makan selagi hangat. Apabila pasien mengalami masalah yang gawat seputar
kesehatannya lebih baik dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat agar mendapatkan
pengobatan segera.
4. Health Teaching (pengajaran kesehatan)
Memberikan pengetahuan tentang penyakit, tanda dan gejala, pemicu,
pengobatannya. Perawat memberikan nasihat agar orang tua pasien untuk mengatur
istirahat yang cukup, dan minum obat secara teratur. Perawat memberi tahu obat
pulang kepada keluarga pasien, waktu kontrol dan barang-barang apa saja yang harus
dibawa ketika kontrol. Keluarga pasien juga diredukasi, cara mengurangi mual serta
tentang cara cuci tangan.
5. Diet
Pasien dianjurkan untuk makan dengan teratur, dan makan-makanan yang sehat.
Pasien juga disarankan walaupun makan sedikit sebaiknya dilakukan sering dan
makan selagi makanan hangat.
D. Tahap Evaluasi
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan singkat kepada keluarga pasien
tentang keadaan Ny.A, keluarga pasien mengatakan mengerti apa saja yang telah
dijelaskan perawat dan akan terus berupaya membantu dalam kesembuhan pasien.
1. Hambatan/tantangan
Pengambilan diagnosa keperawatan pada pasien rata-rata hanya diambil 4
diagnosa keperawatan, setelah dilakukan pengkajian terdapat 4 diagnosa
keperawatan pada Ny.A.
2. Faktor pendukung
Ny,A masuk dengan keluhan utama pusing. Dari data tersebut diagnosa
keperawatan yang gangguan rasa nyaman, ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, dan gangguan pemenuhan kebutuhan ADL.
Diruang VIP pembagian tugas perawat tidak ditentukan diawal, jadi setiap
perawat menyesuaikan pekerjaan yang belum dipegang/ dilaksananakan oleh
rekannya maka akan dilaksanakan.
3. Solusi dalam menyelesaikan masalah
Dalam pembagian tugas perawat sebaiknya ditetapkan jadwal yang tetap
sehingga ada perawat penanggung jawab setiap pasien. Supaya dalam
pemberian pelayanan keperawatan kepada klien lebih optimal.
13. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian
Dalam Pengelolaan Pasien
1. Hambatan/Tantangan
Hambatan atau tantangan selama proses pengelolaan kepada Ny.A adalah
keluarga pasien belum terlalu memahami tentang penyakit dan apa saja yang
dapat memicu penyakit kambuh. Hal tersebut didukung oleh pernyataan
keluarga pasien yang belum memahami sakitnya serta penanganannya.
2. Faktor pendukung
Pasien dan keluarga pasien sangat kooperatif dengan informasi yang
diberikan oleh perawat dan tenaga medis lainnya. Keluarga juga selalu
mengupayakan kesembuhan pasien. Keluarga pasien juga bersemangat untuk
mengikuti saran dari perawat agar pasien cepat sembuh.
3. Solusi dalam menyelesaikan masalah
a. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang penyakit, dengan
cara makan selagi hangat, menganjurkan mengompres air hangat dan
memperbanyak minum.
b. Meminta keluarga pasien untuk memberikan dukungan kepada pasien
selama sakit dan pasca keluar rumah sakit dengan memberikan
lingkungan yang nyaman dan bersih.