Anda di halaman 1dari 17

Makalah Keperawatan Maternitas II

KANKER SERVIKS

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II

disusun oleh:

Denurta Nuzul R (302017019)


Desi Putri Anjani (302017020)
Dhini Sri Wahyuni (302017023)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, Dzat yang tidak pernah lalai dalam
mengawasi gerak-gerik kita dimana pun dan kapan pun. Berkat kehendak-Nyalah,
makalah ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada tokoh idola sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya, sahabat, tabi’in dan semoga kita termasuk didalamnya. Aamiin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata kuliah
Keperawatan Maternitas II.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Dosen dan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sebagai seorang mahasiswa yang
pengetahuannya belum seberapa, masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
sempurna dalam penulisan makalah ini.  Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran ataupun masukan agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Bandung, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

A. Definisi............................................................................................................3

B. Etiologi............................................................................................................3

C. Tanda dan gejala.............................................................................................5

D. Periksaan Diagnostik......................................................................................6

E. Penalaksanaan Medis......................................................................................8

F. Diagnosa Keperawatan.......................................................................................8

G. PATHWAY...................................................................................................10

H. Penanganan...................................................................................................12

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker serviks adalah kanker primer serviks (kanalis servikalis dan/atau
porsio). Kanker pada kehamilan merupakan hal yang jarang dan kanker
serviks merupakan keganasan yang paling sering pada kehamilan. Insiden
kanker serviks adalah 1,2 kasus per 10.000 kehamilan pada saat kehamilan
saja dan 4.5 kasus per 10.000 kehamilan hingga 12 bulan pascapersalinan.
Kanker serviks atau kanker leher rahim atau disebut juga kanker mulut
rahim merupakan salah satu penyakit keganasan di bidang kebidanan dan
penyakit kandungan yang masih menempati posisi tertinggi sebagai penyakit
kanker yang menyerang kaum perempuan. Kanker serviks adalah kanker leher
rahim / kanker mulut rahim yang di sebabkan oleh virus Human Papiloma
Virus (HPV). Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat
menyebabkan kanker. Penularan virus HPV yang dapat menyebabkan Kanker
leher rahim ini dapat menular melalui seorang penderita kepada orang lain dan
menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan
karena hubungan seks.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan acuan yang akan menjadi bahasan.
Adapun beberapa rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Kanker Serviks?
2. Bagaimana penyebab Kanker Serviks?
3. Apa saja Tanda dan Gejala Kanker Serviks?
4. Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Keperawatan?
5. Bagaimana cara penanganan Kanker Serviks?

1
2

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tindakan Kanker Serviks pada ibu hamil dan tindakan
keperawatan yang akan dilakukan pada ibu hamil.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan kepada identifikasi rumusan masalah, makalah ini
bertujuan untuk memberikan pembelajaran pada masyarakat. Adapun
beberapa tujuan dalam makalah ini sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui definisi Kanker Serviks
b. Untuk mengetahui bagaimana penyebab Kanker Serviks
c. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala
d. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan
e. Untuk mengetahui cara Penanganan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Kanker serviks adalah kanker primer serviks (kanalis servikalis dan/atau
porsio). Kanker pada kehamilan merupakan hal yang jarang dan kanker
serviks merupakan keganasan yang paling sering pada kehamilan. Insiden
kanker serviks adalah 1,2 kasus per 10.000 kehamilan pada saat kehamilan
saja dan 4.5 kasus per 10.000 kehamilan hingga 12 bulan pascapersalinan.
( Prawirohardjo, S 2010)
B. Etiologi
Sebab langsung dari kanker serviks belum diketahui. Ada bukti kuat
kejadiannya mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik,
diantaranya yang paling penting adalah jarang ditemukan pada perawan
(virgo), insiden lebih tinggi pada mereka yang kawin dai pada yang tidak
kawin, terutama pada gadis yang koitus pertama (coitarcbe) dialami pada usia
amat muda (kurang dari 16 tahun), insidens meningkat dengan tingginya
paritas, apalagi bila jarak persalinan terlampau dekat, mereka dari golongan
social ekonomi rendah, hygiene seksual yang jelek, aktivitas seksual yang
sering berganti-ganti pasangan (promiskuitas), jarang di jumpai pada
masyarakat yang suaminya disunat (sirkumisisi), sering ditemukan pada
perempuan yang mengalami infeksi virus hPV (human Papilloma Virus) tipe
16 atau 18, dan akhirnya kebiasaan merokok.
Walaupun kanker serviks umumnya di derita oleh perempuan dalam umur
lanjut, kadang dijumpai pula pada perempuan yang lebih muda. Biadanya
penderita tidak menjadi hamil; jika ditemukan, umumnya pada multigravida
yang pernah melahirkan 4 kali atau lebih.
Kanker serviks memberi pengaruh tidak baik dalam kehamilan,
persalinan, dan nifas. Selain kemandulan, sering pula terjadi abortus akibat
infeksi, perdarahan, dan hambatan dalam pertumbuhan janin karena

3
4

neoplasma tersebut. Apabila penyakit ini tidak diobati, pada kira-kira dua
pertiga di antara para penderita, kehamilannya dapat mencapai cukup-bulan.
Kematian janin dapat pula terjadi.
Karena serviks kaku oleh jaringan kanker, persalinan kala satu mengalami
hambatan. Ada kalanya tumornya lunak dan hanya tebatas pada sebagian
serviks, sehingga pembukaan dapat menjadi lengkap dan anak lahir spontan.
Selain itu, dapat pula terjadi ketuban pecah dini dan inersia uteri. Dalam masa
nifas sering terjadi infeksi.
Dahulu disangka bahwa kehamilan menyebabkan tumor bertumbuh lebih
cepat dan menyebabkan prognosis menjadi lebih buruk. Akan tetapi, ternyata
bahwa kehamilan sendiri tidak mempengaruhi kanker serviks.
( Prawirohardjo, S 2010)
Sampai saat ini penyebab kanker serviks belum diketahui secara
pasti,tetapi ditemukan beberapa faktor predisposisi yang berperan pada
terjadinya kanker serviks antara lain adalah :
1. Umur
Umur pertama kali saat berhubungan seksual. Penelitian menunjukkan
bahwa semakin muda seorang wanita melakukan hubungan seksual maka
akan rentan mengalami kanker serviks. Menikah pada usia 20 tahun masih
dianggap terlalu muda.
2. Jumlah Kehamilan dan Partus
Semakin sering partus, maka seorang wanita rentan terjadi kanker
serviks
3. Infeksi Virus
Infeksi virus herpes simplex dan virus papiloma atau virus kondiloma
akuinata diduga sebagai penyebab terjadinya kanker serviks

4. Faktor umur dan paritas


Semakin tinggi paritas ibu akan makin mudah terjadi infeksi cairan
amnion akibat rusaknya struktur serviks pada persalinan sebelumnya.
5

5. Faktor tingkat sosio-ekonomi


Sosio-ekonomi yang rendah, status gizi yang kurang akan
meningkatkan insiden kanker serviks, lebih-lebih disertai dengan jumlah
persalinan yang banyak, serta jarak kelahiran yang dekat.
C. Tanda dan gejala
Tanda dini kanker serviks tidak spesifik seperti adanya secret vagina yang
agak banyak dan kadang-kadang dengan bercak pendarahan. Umumnya tanda
yang sangat minimal ini sering diabaikan oleh penderita.
Tanda yang lebih klasik adalah perdarahan bercak yang berulang, atau
perdarahan bercak setelah bersetubuh atau membersihkan vagina. Dengan
makin tumbuhnya penyakit tanda semakin jelas. Perdarahan menjadi semakin
banyak, lebih sering dan berlangsung lebih lama. Namun terkadang keadaan
ini diartikan perdarahan haid yang sering dan banyak juga dapat di jumpai
secret vagina yang berbatu terutama dengan massa nekrosis lanjut. Nekrosis
terjadi karenapertumbuhan tumor yang cepat dan diimbangi pertumbuhan
pembuluh darah (angiogenesis) agar mendapat aliran darah yang cukup.
Nekrosis ini menimbulkan bau yang tidak sedap dan reaksi peradangan non
spesifik.
Pada stadium lanjut ketika tumor telah menyebar keluar dari serviks dan
melibatkan jaringan di rongga pelvis dapat dijumpai tanda lain seperti nyeri
menjalar ke pinggul atau kaki. Hal ini menandakan keterlebitan ureter,
dinding panggul; atau nervus skiatik. Beberapa penderita mengeluhkan nyeri
berkemih, hematuria, perdarahan rectum sampai sulit berkemih dan buang air
besar. (Suharto, 2007)
Stadium kanker serviks menurut FIGO 2000 ( Aziz, F 2006)
1. Stadium 0 karsioma insitu, karsinoma intraepitalial
2. Stadium I karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran ke kortus
uteri diabaikan)
3. Stadium Ia infasif kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara
miskroskopik, lesi yang dapat di lihat secara langsung walau dengan
infasi yang sangat superfisial dikelompokan sebagai stadium Ib.
6

kedalaman infasi ke stroma tidak lebih dari 5mm dan lebarnya lesi
tidak lebih dari 7mm.
4. Stadium Ia1 infasi ke stroma dengan kedalam tidak lebih dari 3mm
dan lebar tidak lebih dari 7mm
5. Stadium Ia2 infasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3mm tapi
kurang dari 5mm dan lebar tidak lebih dari 7mm
6. Stadium Ib lesi terbatas diserviks atau secara miskroskopis lebih dari
Ia
7. Stadium Ib1 besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4cm
8. Stadium Ib2 besar lesi secara klinis lebih dari 4cm
9. Stadium II telah melibatkan vagina, tetapi belum sampai 1/3 bawah
atau infiltrasi ke parangmetrium belum mencapai dinding panggul
10. Stadium IIa telah melibatkan vagina tapi belum melibatkan
parametrium
11. Stadium IIb infiltrasi ke parangmetrium tetapi belum mencapai
dinding panggul
12. Stadium III telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau adanya perluasan
sampai dinding panggul. Kasus dengan hidroneprosisi atau gangguan
fungsi ginjal dimasukan dalam stadium ini kecuali kelainan ginjal
dapat dibuktikan oleh sebab lain.
13. Stadium IIIa keterlibatan 1/3 bawah vagina dan infiltrasi parametrium
belum mencapai dinding panggul
14. Stadium IIIb perluasan sampai dinding panggul atau adanya hidro
neprosis atau gangguan fungsi ginjal
15. Stadium IV perluasan keorgan reproduktif
16. Stadium IVa keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa rectum
17. Stadium IVb metastase jauh atau telah keluar dari rongga panggul.

D. Periksaan Diagnostik
Kanker seviks merupakan salah satu kanker yang dapat di sembuhkan bila terdeksi
pada tahap awal. Dengan demikian, terdektesi dini kanker serviks sangat diperlukan.
Menurut Arumaniez (2010), ada beberapa tes yang dapat dilakukan deteksi dini
kanker serviks, yaitu sebagai berikut.
1. Pap smear. Tes Papanicolou smear atau disebut tes Pap smear merupakan
pemeriksaan sitologi untuk sel di area serviks. Sample sel-sel diambil dari
serviks wanita untuk memeriksa tanda-tanda perubahan pada sel. Tes pap
dapat mendektesi dysplasia serviks atau kanker serviks.
Pedoman :
7

a. Umur 21-30 tahun: tes ini dilakukan pada wanita yang berusia 21 tahun ke
atas sampai usia 30 tahunan, menggunakan metode-kaca slide, atau yang
telah melakukan hubungan badan secara aktif dianjurkan untuk
memeriksakan diri. Menurut Okirina (2014) aturan umumnya adalah tes
ini dilakukan pertama kali 3 tahun, lalu anjuran melakukan pap smear 1
tahun sekali untuk efektifitas
b. Umur 30-70: setiap 2-3 tahun jika 3 Pap smear terakhir normal.
c. Umur di atas 70:dapat menghentikan jika 3 Pap smear terakhir normal
terakhir atau tidak ada Paps dalam 10 tahun terakhir yang abnormal.
(American Cancer Society,2007;dalam Asuhan ibu dengan kanker
serviks ,2015)
2. Tes IVA. Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) adqalah periksaan
skrining alternatif Pap smear karena biaya murah, praktis, sangat mudah untuk
dilakukan dengan peralatan sederhana dan murah, dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan selain dokter ginekologi (Goldie, 2001; Singh, 1992;
Sankaranarayana,1998;dikutip dalam Asuhan ibu dengan kanker serviks ,
2015)
Tes IVA merupakan salah satu deteksi dini kanker serviks dengan
menggunakan asam asetat3-5% pada inspekulo dan dilihat dengan
pengamatan langsung (mata telanjang) menurut Nugroho (2010). Serviks
(epitel) abnormal jika diolesi dengan asam asestat 3-5% akan bewarna putih
(epitel putih) (Smart,2010)
3. Biopsy serviks. Sebuah penyedia layanan kesehatan mengambil sample
jaringan, atau biopsy, dari serviks untuk memeriksa kanker serviks atau
kondisi lainnya. Biopsy serviks sering dilakukan selama kolposkopi.
4. Kolposkopi. Sebuah tes tindak lanjut untuk tes Pap abnormal. Serviks dilihat
dengan kaca pembesar, yang dikenal sebagai kolposkopi, dan dapat
mengambil biopsy dari setiap daerah yang tidak terlihat sehat.
5. Biopsy kerucut (come biopsy). Biopsy serviks dimana irisan berbentuk
kerucut jaringan akan di hapus dari serviks dan diperiksa di bawah
miskroskop disebut biopsy kerucut. Biopsy kerucut dilakukan setelah tes Pap
abnormal, baik untuk mengindentifikasi dan menghilangkan sel-sel berbahaya
dalam serviks.
6. CT scanner. CT scanner membutuhkan beberapa sinar-X, dan computer
menciptakan gambar detail dari serviks dan struktur lainnya dalam perut dan
panggul .CT scan sering digunakan untuk menentukan apakah kanker serviks
telah menyebar, dan jika demikian, seberapa jauh.
7. Magnetic resonance imaging(MRI scan). Sebuah scanner MRI
menggunakan magnet bertenaga tinggi dan computer untuk membuat gambar
8

resolusi tinggi dari serviks dan struktur lainnya dalam perut dan panggul.
Seperti CT scan, MRI scan dapat digunakan untuk mencari penyebaran kanker
serviks.
8. Tes DNA HPV. Sel serviks dapat diuji untuk kehadiran DNA dari human
papillomavirus (HPV) melalui tes ini. Tes ini dapat mengidentifikasi apakah
tipe HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks yang hadir.

E. Penalaksanaan Medis
Menurut Arumaniez (2010) dan Corner (2013)dikuti dari Asuhan ibu dengan kanker
serviks (2015) ada beberapa pengobatan srviks, antara lain sebagai berikut.
1. cerclage serviks : yaitu prosedur bedah dengan menjahit tertutup seluruh
serviks selama kehamilan.
2. Terapi antibiotic: yaitu pemberian obat-obatan yang dapat membunuh nakteri
yang menyebabkan infeksi pada serviks dan organ reproduksi.
3. Metode krioterapi : yaitu membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker
pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO 2) sehingga sel-sel baru yang
sehat(samadi priyanto. H,2010).
4. Terapi laser : laser berenergi tinggi digunakan untuk membakar daerah sel-sel
abnormal pada serviks.
5. Kemoterapi: biasanya diberikan untuk kanker serviks yang diyakini telah
menyebar.
6. Histerektomi total : operasi pengangkatan uterus dan serviks.
7. Biopsy kerucut: biopsy serviks yang menghilangkan sepotong jaringan
berbentuk kerucut dari serviks dengan menggunakan prosedur biopsy kerucut
pisau dingin.

F. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Sri, D. 2015)
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Nyeri b.d Setelah dilakukan 1. Observasi
infiltrasi sel tindakan 1x24 jam TTV
kanker ke diharapkan klien 2. Ajarkan pasien
jaringan mengetahui nyeri teknik
sekitarnya yang timbul akibat distraksi dan
kanker yang relaksasi
dialami dengan 3. Berikan
Kriteria hasil : lingkungan
1. Skala nyeri yang nyaman
9

menjadi 2 4. Ajak pasien


dari (1-5) berbicara
2. Pasien tentang hal-hal
tidak yang
tampak menyenangkan
meringis 5. Kolaborasi
3. Denyut pemberian
nadi dan analgesic.
pernafasan
pasien
menuju
normal
2 Gangguan Setelah dilakukan 5. Pantauan
perfusi jaringan tindakan 1x24 jam perdarahan
berhubungan klien diharapkan pasien, catat
dengan mengetahui jumlah dan
penurunan tentang cairan karakteristik
volume pada tubuh dengan darah
sirkulasi Kriteria hasil : 6. Berikan
terutama ke 1. Tidak ada oksigen sesuai
jaringan sianosis kebutuhan
2. CRT >2 7. Kaji adanya
detik hipotensi
3. Tidak postural
adanya 8. Pantau
anemis orientasi
4. Perdarahan pasien dan
pervaginam tingkat
berkurang kesalahan
9. Berikan
resusitasi
cairan sesuai
kebutuhan dan
indikasi
3 Nutrisi kurang Setelah dilakukan 1. Pantau asupan
dari kebutuhan tindakan 1x24 jam nutrisi pasien
berhubungan klien dapat setiap hari
dengan mengetahui 2. Timbang berat
peningkatan keadaan nutrisi badan setiap
kebutuhan dengan hari, pada
metabolisme Kriteria hasil : waktu yang
1. Pasien sama dengan
dapat alat ukur yang
beraktivitas sama
10

di tempat 3. Diet tinggi


tidur klori dan
2. BMI serat(sayuran
normal hijau), serta
sesuai BB batasi protein
dan TB 4. Perbanyak
pasien asupan buah-
3. Status gizi buahan dan
pasien di sayuran.
angka
normal

G. PATHWAY
Menurut (Sri, D. 2015)
Kanker Serviks

Infiltrasi sel kanker ke Pertumbuhan sel Neoplasma


jaringan sekitarnya kanker yang tidak ganas atau ca
terkendalikan serviks

Mengeluarkan
Mengeluarkan enzim fosfatase
Sifat sel kanker yang
enzim Protease mudah berdarah
(eksofilik)
dan DNA
Berfungsi sebagai
enzim dari meta
bolisme sel kanker

Merangsang peneluaran
perdarahan spontan atau
histamin, bradikinin, serotonin kontak
Mengeluarkan
dan prostaglandin sebagai
nitrogen traps
mediator nyeri

Anemia
Seluruh bahan baku
metabolisme dipusatkan
Stimulus ditangkap oleh
pada sel kanker
reseptor nyeri saraf bebas Penuruan curah
jantung

Penurunan volume
Dialirkan ke medulla spinalis
11

Pertumbuhan sel kanker


tidak terkendali

Peningkatan kebutuhan
metabolisme sel kanker

Pengambilan bahan baku


Dilanjutkan kesegmen metabolisme dari jaringan
sacral ke 2,3, dan 4 sekitarnya

Nutrisi kurang dari


kebutuhan

H. Penanganan
Modalitas penatalaksanaan yang dipilih harus sepengetahuan inu
(penderita), terutama mengenai risiko yang dapat mempengaruh kesehatan ibu
dan janin. Secara umum penatalaksanaan bergantung pada stadium kanker dan
usia kehamilan.
Dalam menghadapi perempuan hamil dengan kanker serviks perlu
dibedakan tiga hal, yakni tuanya kehamilan, umur penderita, dan jumlah anak.
12

Dalam trimester pertama penderita harus segera diobati, baik dengan


penyinaran maupun dengan operasi radikal. Dalam trimester kedua dilakukan
histeromi untuk mengosongkan Rahim, yang kemudian di susul dengan
penyinaran; atau segera dilakukan operasi radikal apabila kanker tersebut
masih dalam tingkat dini. Lain halnyadengan trimester ketiga, apabila
kehamilan sudah mencapai 36 minggu atau lebh, segera dilakukan seksio
sesarea dan kemudian diberi penyiaran atau dilakukan oprasi. Akan tetapi,
apabila kehamilan sudah mendekati 36 minggu, tetapi belum mencapai
36minggu, sedapat-dapatnya seksio sesarea ditunda sampai berat badan janin
ditaksir 2500 g. penundaan selama satu sampai dua minggu pada umumnya
masih di anggap cukup aman. Dalam hal ini hendaknya diperhitungkan
sungguh-sungguh jumlah anak yang hidup serta keinginnan suami-isteri.
Dalam menghadapi kemungkinan karsinoma in situ, atau apabila diagnosis
suda pasti, hendaknya kehamilan dibiarkan sampai cukup-bulan, asal
dilakukan pemeriksaan-ulang secara teratur supaya segera diketahui apabila
terjadi perubahan kea rah karsinoma invasif. Sikap demikian cukup aman
karena peralihan dari karsinoma in situ ke karsinoma invasive sering
memakan waktu beberapa tahun.
Perempuan muda yang masih sangat mengingikan pertambahan anak
dapat dibiarkan hamil lagi setelah dilakukan konisasi atau amputasi porsio
lebih dahulu. Apabila tidak demikian, sebaliknya dilakukan histerektomi
setelah anak lahir. (Manuba, 2008)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kanker serviks adalah kanker primer serviks (kanalis servikalis
dan/atau porsio). Kanker pada kehamilan merupakan hal yang jarang dan
kanker serviks merupakan keganasan yang paling sering pada kehamilan.
Insiden kanker serviks adalah 1,2 kasus per 10.000 kehamilan pada saat
kehamilan saja dan 4.5 kasus per 10.000 kehamilan hingga 12 bulan
pascapersalinan

Berdasarkan etiologinya, Sampai saat ini penyebab kanker serviks belum


diketahui secara pasti,tetapi ditemukan beberapa faktor predisposisi yang
berperan pada terjadinya kanker serviks antara lain adalah umur, jumlah
kehamilan dan partus, infeksi virus, faktor umur dan paritas, dan faktor
tingkat sosio-ekonomi. Umumnya virus HPV sangat berperan dalam proses
terbentuknya penyakit tersebut.
Tanda yang lebih klasik adalah perdarahan bercak yang berulang, atau
perdarahan bercak setelah bersetubuh atau membersihkan vagina. Dengan
makin tumbuhnya penyakit tanda semakin jelas. Perdarahan menjadi semakin
banyak, lebih sering dan berlangsung lebih lama. Namun terkadang keadaan
ini diartikan perdarahan haid yang sering dan banyak juga dapat di jumpai
secret vagina yang berbatu terutama dengan massa nekrosis lanjut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Azis, F. 2006, Onkologi Ginekologi. Ed. 1. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Manuba IBG.2008.Ilmu kebidanan.penyakit kandungan dan keluarga berencana
untuk pendidikan bidan.Jakarta.EGC
Suharto O.2007. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Dengan Partisipasi Ibu
Melakukan Pemeriksaan Papsemear di Klinik Adhiwarga PKBI Yogyakarta.
(Skripsi) Yogyakarta: Universitas Ahmad Yani
Sri, D. 2015. Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks. Jakarta: Salemba Medika

14

Anda mungkin juga menyukai