Anda di halaman 1dari 15

Laporan Kasus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEARLING LOSS


DI RUANG VIP
RSUD SOREANG KAB. BANDUNG

Untuk memenuhi tugas Praktik Keperawatan Medikal Bedah


Program Studi Sarjana Keperawatan

Dosen Pembimbing:
Sajodin, S.Kep., Ners., M.Kep., AIFO

Oleh
YULI YULIANTI
302017085

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERISTAS ‘AISYIYAH BANDUNG
BANDUNG
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
HEARLING LOSS DI RUANG VIP
RSUD SOREANG KAB. BANDUNG

Kasus: Hearling Loss

Seorang pasien laki-laki bernama Tn. I berusia 73 tahun datang ke poli THT. Pada
saat dikaji pasien mengeluh kesulitan mendengar pada telinga sebelah kiri,
keluhan tersebut dirasakan sudah 6 bulan. Tn. I mengatakan bekerja dipabrik
penggilingan padi bagian di operator mesin.

Hasil pengkajian fisik Tn. I didapatkan:


TD: 140/90 mmHg
N: 80×/menit
S: 36,50C
RR: 20×/menit.
Pemeriksaan diagnostic didapatkan:
Garpu tala: rine (+)
Weber: lateralisasi ke telinga bagian kanan weber memendek)

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. I
Tanggal Lahir : 01-01-1947
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Soreang Rt01 Rw05 Desa. Soreang
Pekerjaan : Operator mesin
Agama : Islam
Pendidikan : Diploma III
Status : Menikah
Nomor RM : 3447012
Diagnosa Medis : Hearling Loss

1
Tanggal Pengkajian : 08 Desember 2020
Tanggal Masuk RS : 08 Desember 2020

2. Identitas Penanggung Jawab Pasien


Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan Pasien : Istri
Alamat : Jl. Soreang

3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh kesulitan mendengar pada telinga kiri.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengalami kesulitan mendengar pada telinga kiri sudah
dirasakan 6 bulan yang lalu.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga.
4. Riwayat Psikososial Spiritual
a. Data Psikologis
1) Status emosi : Tidak terkaji namun harus dikaji (Emosi klien
tampak stabil atau tidak)
2) Konsep Diri
- Gambaran diri : tidak terkaji namun harus dikaji (klien
tampak sabar /tidak dalam menerima sakit yang diderita)
- Harga diri : Tidak terkaji namun harus dikaji (klien merasa
malu/tidak sehubungan dengan kondisi fisiknya saat
berhubungan dengan orang lain).
- Peran diri : tidak terkaji namun harus dikaji

2
- Identitas diri : tidak terkaji namun harus dikaji
- Ideal diri : tidak terkaji namun harus dikaji ( klien berharap
agar dirinya cepet sembuh dan segera pulang )
b. Data Sosial
Tidak terkaji namun harus ada yang dikaji sebagai berikut : Berisi
hubungan klien dengan yang lain, keluarga, teman, kerabat dan
perawat.
c. Data Spiritual
a. Praktik ibadah saat di rumah
Tidak terkaji namun harus ada yang dikaji sebagai berikut :
Hubungan klien dengan Allah SWT, melaksanakan sholat saat
sehat-sakit, sakit menurut agama klien seperti apa.

b. Praktik ibadah saat di rumah sakit


Tidak terkaji, namun harus dikaji
5. Riwayat Activity Daily Living (ADL)
No Kebiasaan di rumah di rumah sakit
1 Nutrisi
Makan  Nasi,sayur dan  Nasi,telur,Susu
 Jenis lauk pauk  3x sehari
 Frekuensi  3x sehari  1 piring
 Porsi  1/2 mangkuk Tidak ada
 Keluhan Tidak ada
Minum
 Jenis  Air putih, Susu  Nasi,telur,Susu
 Frekuensi  5x sehari  3x sehari
 Jumlah (cc)  5 gelas  1 piring
 Keluhan Tidak ada Tidak ada
2 Eliminasi
BAB
 Frekuensi  Air putih, Susu  Belum BAB sudah 2

3
 Warna  5x sehari hari
 Konsistensi  5 gelas  Coklat
 Keluhan Tidak ada  Lunak
Sulit untuk BAB
BAK
 Frekuensi  2x sehari  4x
 Warna  Kuning jernih  Kuning jernih
 Jumlah (cc)  Kurang lebih  400 cc/24 jam
 Keluhan Tidak ada Kurang nyaman
karena
menggunakan
kateter
3 Istirahat dan tidur
 Waktu tidur  10:00- 4:00  10:00-4:00
o Malam, pukul  11:00-12:00  12:00-1:00
o Siang, pukul  8jam  8 jam
 Lamanya Tidak ada  Sering terbangun
 Keluhan
4 Kebiasaan diri
 Mandi  2 kali sehari  1 kali sehari (di
 Perawatan kuku  1 minggu sekali washlap)
 Perawatan gigi  2 kali sehari  belum
 Perawatan rambut  2 hari sekali  1 kali sehari
 Ketergantungan  Mandiri  Belum keramas
 Keluhan/gangguan Tidak ada  Ketergantungan
Badan terasa lengket
dan rambut kusam

6. Pemeriksaan Fisik
a. Status Kesehatan Umum

4
Penampilan umum :
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital : TD = 130/80 mmHg
HR = 80 kali/menit
RR = 20 kali/menit
S = 36,5 OC
Status Antopometri : Tidak terkaji, namun harus dikaji

b. Sistem persepsi sensori


Garpu tala: rine (+)
Weber: lateralisasi ke telinga bagian kanan (weber memendek)
c. Sistem Pernapasan
Respirasi rate 20x/menit Hidung pasien bersih, tidak terdapat
pernapasan cuping hidung, tidak ada penggunaan otot bantu napas
tambahan, bentuk dada simetris, irama napas reguler, pengembangan
dada seimbang, vocal fremitus seimbang kanan kiri. Tidak terdapat
nyeri tekan di area dada. Terdengar suara resonan di area dada,
terdengar bunyi vesikuler di sekitar area paru, saat di auskultasi tidak
terdengar wheezing (-/-)
d. Sistem Kardiovaskular
Konjungtiva terlihat merah muda, tidak anemis. Tidak terdapat
peningkatan JVP, tidak terlihat kebiruan pada bagian dada/jantung,
tidak terdapat kardiomegali, saat di perkusi pada daerah lapang
jantung terdengar suara dullness, saat dipalpasi tidak terdapat pulsasi
di 4 area katup jantung, bunyi jantung S1 dan S2 terdengar lub dub.
Akral pasien hangat. CRT < 2 detik.
e. Sistem Pencernaan
Warna bibir merah muda, lidah klien bersih, tidak ada luka pada
daerah bibir, bentuk bibir simetris, gigi klien tidak lengkap, terdapat
caries. Abdomen datar lembut, suara perkusi area lambung tympani,
tidak terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada hepar dan lien,

5
tidak terdapat asites, pasien tidak merasa kembung dan mual, bising
usus normal
f. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan getah bening
g. Sistem Perkemihan
Tidak terkaji, namun harus dikaji
h. Sistem Persarafan
 N1 (Olfaktorius): pasien dapat membedakan bau kopi.
 N2 (Optikus): pasien mampu membaca papan nama perawat
dalam jarak 30 cm tanpa mengguanakan alat bantu.
 N3, N4, N6 (Okulomotoris, Trokhealis, Abdusen): ada
pergerakan mata, jika di intruksikan dengan suara.
 N5 (Trigeminus): mata klien berkedip saat diberi pilinan kapas
yang diusapkan pada kelopak mata, klien dapat membedakan
sensasi kasar, halus, tajam, dan tumpul pada area wajah. Reflek
mengedip (+).
 N7 (Fasialis): wajah simetris, tidak ada kelumpuhan di muka
 N8 (Auditorius): kemempuan mendengar (-) namun harus
dengan suara dan intonasi yang jelas dan agak keras agar dapat
mendengar dengan baik.
 N9 dan N10 (Glosofaringeus): klien dapat menelan dengan baik
saat minum
 N11 (Asesorius): klien dapat menoleh ke kanan dan ke kiri
dengan normal. Kekuatan otot sternokleidomastoideus dan
trapezius (+).
 N12 (Vagus): klien dapat menggerakan lidahnya ke segala arah
dengan bebas.
i. Sistem Muskuloskeletal
Ektremitas atas: ROM kedua tangan kiri dan kanan dapat digerakan
dengan bebas ke segala arah. Dapat melakukan fleksi dan ekstensi

6
pada persendian tidak ada nyeri pada area tangan. Kekuatan otot
kanan dan kiri: 5/4
Ektremitas bawah: akral hangat, tidak ada edema, ROM kedua kaki
dapat bergerak ke segala arah
j. Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, kebersihan kulit bersih, kulit kepala
bersih, rambut rontok saat di sisir dan terlihat lepek, turgor kulit
elastis tidak kering tidak ada lesi/ dekubitus.
k. Sistem Reproduksi
Tidak terkaji, namun harus dikaji

7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan CT Scan
“Tambahkan foto ct-scan jika ada”
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Tanggal 9 Desember 2020
Hematologi
- Hemoglobin 14,6 13,5 ~ 17,5 g/dL
- Hematokrit 46 40 ~ 52 %
- Eritrosit 5,44 4,5 ~ 6,5 juta/uL
- Lekosit 92000 4400 ~ 11300 /mm3
- Trombosit 260000 150000 ~ 450000 /mm3
Index Eritorsit
- MCV 83,8 80 ~ 100 fL
- MCH 27,2 26 ~ 34 pg
- MCHC 32,5 32 ~ 36 %
Hitung Jenis Lekosit
- Basofil 0 0~1 %

7
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
- Eosinofil 0 1~6 %
- Batang 0 3~5 %
- Segmen 79 40 ~ 70 %
- Limfosit 18 30 ~ 45 %
- Monosit 3 2 ~ 10 %
Kimia Klinik
- Ureum 32 15 ~ 50 mg/dL
- Kreatinin 0,9 0,7 ~ 1,2 mg/dL
- Natrium (Na) 132 135 ~ 145 mEq/L
- Kalium (K) 3,8 3,6 ~ 5,5 mEq/L
- Kalsium (Ca Bebas) 4,67 4,7 ~ 5,2 mg/dL
- Magnesium (Mg) 2,47 1,70 ~ 2,55 mg/dL
Analisa Gas Darah
- pH 7,39 7,34 ~ 7,44
- PCO2 38 35 ~ 45 mmHg
- PO2 85 69 ~ 116 mmHg
- HCO3 23 22 ~ 26 mEq/L
- TCO2 24 22 ~ 29 mmol/L
- Base Excess -5 (-2) ~ (+3) mEq/L
- Saturasi O2 95 95 ~ 98 %

- TIO 26 10-20 mmHg

c. Program Terapi

8
B. ANALISA DATA
No. Data Subjektif Etiologi Masalah
1. DS: Pemaparan bising suara Gangguan
 Pasien mengeluh telinga dari lingkungan persepsi sensori
kiri sulit mendengar pendengaran
DO: Lama terpapar bising
 TD: 140/90 mmHg suara
 N: 80×/menit
 S: 36,50C Bising suara dengan

 RR: 20×/menit. intensitas tinggi

 Garpu tala: rine (+)


Kerusakan reseptor
 Weber: lateralisasi ke
telinga bagian kanan
Hantaran suara atau
(weber memendek)
udara yang diterima
menurun

Tuli Sensoris Neural

Tinitus (berdengung)

Pendengaran menurun

Gangguan persepsi
sensori (pendengaran)

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1) Gangguan persepsi sensori pendengaran

9
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. i Ruangan : VIP
No. Medrek : 3447012 Diagnosa Medis : Hearling Loss

Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Gangguan Persepsi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat gangguan persepsi 1. Untuk mengukur tingkat
sensori (pendengaran) keperawatan selama 1 x 24 jam pendengaran. pendengaran pasien guna intervensi
gangguan persepsi sensori dapat 2. Anjurkan membersihkan serumen jika selanjutnya.
teratasi, dengan kriteria: menutupi liang telinga. 2. Telinga yang bersih dapat
a. Klien memperlihatkan persepsi 3. Edukasi untuk menghindari paparan membantu dalam proses
pendengaran dengan baik suara yang keras. pendengaran yang baik.
b. Klien tampak rileks 4. Edukasi keluarga untuk berbicara 3. Agar tidak memperparah keluhan
degan klien secara jelas pada bagian pasien.
sisi telinga yang baik. 4. Berbicara pada sisi telinga yang
5. Ajarkan cara membersihkan telinga baik dapat membantu klien dalam
luar. komunikasi.
6. Ajarkan cara memasang dan merawat 5. Agar pasien selalu melakukan
alat bantu pendengaran perawatan pada telinganya.
7. Kolaborasi dengan dokter dalam 6. Untuk mempermudah pasien

10
melakukan tindakan/pengobatan. 7. Untuk mengefektifkan dalam
pengobatan

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama Pasien : Tn. i Ruangan : VIP
No. Medrek : 3447012 Diagnosa Medis : Hearling Loss

Hari/Tanggal DX Waktu Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi Paraf


Senin, 09.00 Mengidentifikasi kesiapan untuk dilakukan tindakan. S : Pasien mengeluh sulit mendengar
9 Desember 09.30 Melakukan pemeriksaan telinga yang akan diberikan O : Pasien mengatakan cukup mengerti
2020 I alat bantu pendengaran. dengan apa yang sudah dijelaskan oleh
09.30 Menjadwalkan pemberian tindakan sesuai perawat, dan merasa nyaman ketika
Yuli. Y
09.40 kesepakatan. dipasangkan alat bantu pendengaran.
Menjelaskan tujuan dan cara memasang alat bantu TD: 140/90 mmHg
09.45 pendengaran N: 80×/menit

11
Hari/Tanggal DX Waktu Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi Paraf
Membantu memasang alat bantu bantu pendengaran S: 36,50C
RR: 20×/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi lanjutkan

12
ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN
ALAT BANTU PENDENGARAN

1 Nama Tindakan Alat bantu pendengaran


2 Tujuan Tindakan untuk memperkuat rangsangan bagian sel-sel sensorik
telinga bagian dalam yang rusak terhadap rangsangan
suara dan bunyi-bunyian dari luar.
3 Indikasi Tindakan - Orang yang mengalami gangguan pada saraf
pendengaran atau telinga bagian dalam akibat
penuaan, penyakit, atau pun cedera karena suara
bising atau konsumsi obta-obatan tertentu.
- Penyandang gangguan pendengaran konduktif yang
saluran telinganya terbuka danmemiliki telinga
bagian luar yang relatif normal.
- Orang yang sejak lahir tidak memiliki saluran telinga
atau telinga luar dapat menggunakan alat bantu
dengar yang mengirimkan suara melalui tulang di
belakang telinga.
4 Kontra Indikasi Tindakan  Infeksi telinga
5 Alat dan Bahan 1. Alat bantu pendengaran
6 Langkah-langkah Prosedur Cara Memasang
Tindakan dan Rasionalisasi 1. Memasangkan batre
2. Memasangkan karet telinga speaker
3. Tekan tombol on/off
4. Atur volume
5. Untuk ngetes nyala/tidak dengan membesarkan
volume dekatkan dengan microfon dengan tombol
volume
Cara Pemakaian
1. Pasang karet speaker ke lubang telinga
2. Tekan tombol on/off
3. Volume disesuaikan
7 Referensi (96) Cara Menggunakan Alat Bantu Pendengaran -

13
YouTube

14

Anda mungkin juga menyukai