Developmental Domains Play Language (child’s work) Cognitive Self-help
Social/Emotional Motor
Play as an Activity
Bagi anak-anak, selain sebagai aktivitas untuk menunjang berbagai
ranah perkembangannya juga sebagai bagian perkembagnan itu sendiri Play as Developmental Domain Melalui pengamatan pada aktivitas bermain anak, kita akan tahu apakah ia mengalami perkembangan yang normal atau tidak. Bermain sebagai sarana untuk: 1. Mengekspresikan pengetahuan anak 2. Mengintepretasikan pengetahuan baru Assessment of Play Bermain dapat dikelola sebagai suatu aktivitas untuk mendukung berkembangnya berbagai ranah perkembangan Bermain pada Bayi (0-2 tahun) Fase Perkembangan Sensorimotor, trust vs mistrust, oral Mengulang-ulang aktivitas fisik yang telah dikuasai (menggerakkan tangan, eksplorasi anggota tubuh, berguling, merangkak, menjangkau, berdiri, berjalan, menjatuhkan, dll) Tahun pertama, berusaha memasukkan apapun di sekitarnya. Kemudian akan tertarik dengan berbagai stimulus yang dapat merangsang indrawinya (misal suara, warna, tekstur) Butuh penguatan bahwa dunia aman baginya dan menumbuhkan kelekatan pada orang/objek tertentu Objek lekat adalah “alat permainan” terbaik Mulainya berkembang permanensi objek Mengenal nama untuk benda-benda konkrit di sekitarnya Contoh Bermain 0-2 tahun Domain Media Permainan Aktivitas Motorik Kasar Push toy Mendorong mainan
Motorik Halus Teether Meraih dan memegang
Sosioemosi “Orang tua” Peek-a-boo
Kognitif Menara donat Memasukkan menara berdasarkan urutannya Bahasa Minatur hewan Mengenal nama dari hewan mainan
Self-help Buah-buahan yang dapat Aktivitas makan snack
dipegang PENTING!!!
1. Faktor keamanan tidak
menggunakan media yang terlalu kecil dan mudah tertelan, atau yg dpt menyebabkan luka 2. Rentang perhatian sangat pendek dan mudah teralihkan dengan stimulus baru 3. Mainan terbaiknya adalah orang tua/orang dewasa/orang lain yang berinteraksi dengannya Bermain Pada Anak Usia Dini (2-4 tahun) Fase Perkembangan pra-operasional, autonomy vs shame, anal Eksplorasi ketrampilan motorik kasar dan halus yang antusias Mulai ceriwis Ketertarikan interaksi dengan orang lain, namun masih sulit untuk berbagi (baru mulai terbangun sekitar usia di atas 3 tahun) Perhatian pada aktivitas orang dewasa Imajinatif Mulai dapat mengenal aturan Contoh Bermain 2-4 tahun Domain Media Permainan Aktivitas Motorik Kasar Ayunan, perosotan (outdoor Kejar-kejaran playgroud)
Motorik Halus Clay/playdough Memasukkan materi di dalam
botol
Sosioemosi Boneka jari Bermain boneka bersama
Bermain bergantian
Kognitif Puzzle Menggambar
Bahasa Buku Bercerita
Bermain peran
Self-help Papan berkancing Bermain peran menyapu,
membereskan mainan rumah- rmahan PENTING!! 1. Keamanan awasi sudut-sudut ! tajam, bahan-bahan berbahaya, dll 2. Tertarik dengan kegiatan seni, namun ada beberapa anak yang “jijik” dengan aneka tekstur, misalnya lengket, basah, kenyal, dingin, dll. 3. Sudah dapat bermain bersama walau kooperatif masih rendah. Mulai dapat dibiasakan akan aturan, misalnya antri, bergantian Bermain Pada Anak Usia Dini (4-6 tahun) Fase perkembangan pra-operasional, kesenangan vs guilt, fase falik Mulai berkembang dorongan mengimitasi peran gender School Readiness kesiapan memasuki dunia sekolah Ketertarikan untuk aktivitas bekerja sama dan memiliki aturan Contoh Bermain 4-6 tahun Domain Media Permainan Aktivitas Motorik Sepeda roda 2 Berenang, main engklek Kasar Motorik Gunting Meronce, Melipat, Halus Membuat kreasi seni Sosioemosi Boneka Bermain peran
Kognitif Kartu Menghitung objek
Bahasa Buku Bergambar Menyanyikan lagu-lagu
bersama Self-help Alat masak-masakan Bertanam PENTING!!! PENTING!!! 1.Mulai tertarik dengan permainan yang memiliki aturan 2.Kesiapan sekolah dapat distimulasi dengan berbagai ragam permainan, misal: kesiapan emosi, tanggung jawab, ketrampilan sosial, motivasi belajar, berprestasi, ketrampilan membaca, menulis dan berhitung (calistung) Bermain Pada Anak Tengah Akhir (6-12 tahun) Fase perkembangan operasional konkrit, ketrampilan vs inferiority, laten Tertarik dengan tantangan, dan memiliki kebanggaan atas pencapaian. Permainan (olahraga) sudah mulai berkembang pada aktivitas prestasi Menikmati kegiatan bersama teman. Bermain dengan anggota keluarga beralih pada bermain dengan teman sebaya. Perhatian pada permainan yang merangsang aspek intelektualitas misal bermain tebak-tebakan, membaca. Contoh Bermain 6-12 tahun Domain Media Permainan Aktivitas Motorik Bola basket Berbagai olahraga, Kasar Layang-layang memanjat pohon Motorik Jarum dan benang Merakit robot Halus Lego Sosioemosi Monopoli Tukar-menukar koleksi kartu Kognitif Dakon Bermain tebak-tebakan
Bahasa Scrabble Membaca buku,
mendengarkan musik Self-help Worksheet Bermain jual beli PENTING!!! 1.Berikan perhatian pada prestasi atau pencapaian dalam aktivitas bermain, untuk menunjang perkembangan ketrampilan 2.Perhatikan aktivitas bermain bersama teman sebaya dan mendiskusikannya (karena orang tua tidak bisa selalu mengontrol aktivitas bermain anak) Peran Orang Tua pada Bermain Anak Onlooker : mengamati dari dekat dan segera bertindak bila anak membutuhkan bantuan
Stage manager : membantu menyediakan peralatan yang dibutuhkan
anak, memberikan bantuan kalau dibutuhkan
Co-player : bergabung dengan anak, menjadi teman bermain
(follower); anak yang memegang inisiatif
Play leader : menjadi inisiator kegiatan bermain, terutama pada
permainan yang baru dikenal oleh anak, tetap memberikan anak kesempatan eksplorasi
Instructor : cenderung membatasi kebebasan anak, banyak
mengarahkan sehingga anak bisa merasa terganggu Bermain Pada Remaja
Fase perkembangan formal, identity vs identity
confusion Bermain menjadi salah bagian identitasnya, misal identitas prestasi, referensi kelompok Bermain dengan teman yang memiliki minat sama Permainan beresiko (misal bungy jumping, roller coaster, parasailing) Bermain Pada Dewasa Fase perkembangan intimacy vs isolation; Perhatian pada membangun keintiman. Tugas perkembangan untuk memulai karir. Seringkali bermain juga memiliki fungsi untuk pendukung karir, misalnya bermain golf, travelling Tugas perkembangan untuk mengasuh generasi di bawahnya mengajak generasi yang lebih muda untuk menikmati kegiatannya Rekreasional namun sering mencari pemaknaan dirancang sebagai games dalam pelatihan Bermain Pada Lansia Fase perkembangan ego integrity vs despair, penurunan fungsi fisik, kognitif, sosio-emosi, lingkungan sosial yang makin menyempit Kegiatan rekreatif memiliki manfaat yang besar untuk mendukung kesehatan fisik dan psikis lansia Referensi