Anda di halaman 1dari 22

Kebutuhan Bermain

Joan H Herwawan, S.Kep,Ns


Developmental
Domains
Play
Language
(child’s
work)
Cognitive Self-help

Social/Emotional Motor

Play as an Activity

Bagi anak-anak, selain sebagai aktivitas untuk menunjang berbagai


ranah perkembangannya juga sebagai bagian perkembagnan itu sendiri
Play as Developmental Domain
Melalui pengamatan pada aktivitas bermain anak, kita akan
tahu apakah ia mengalami perkembangan yang normal atau
tidak.
Bermain sebagai sarana untuk:
1. Mengekspresikan pengetahuan anak
2. Mengintepretasikan pengetahuan baru
Assessment of Play
Bermain dapat dikelola sebagai suatu aktivitas untuk
mendukung berkembangnya berbagai ranah perkembangan
Bermain pada Bayi (0-2 tahun)
Fase Perkembangan  Sensorimotor, trust vs mistrust,
oral
Mengulang-ulang aktivitas fisik yang telah dikuasai
(menggerakkan tangan, eksplorasi anggota tubuh,
berguling, merangkak, menjangkau, berdiri, berjalan,
menjatuhkan, dll)
Tahun pertama, berusaha memasukkan apapun di
sekitarnya. Kemudian akan tertarik dengan berbagai
stimulus yang dapat merangsang indrawinya (misal suara,
warna, tekstur)
Butuh penguatan bahwa dunia aman
baginya dan menumbuhkan kelekatan
pada orang/objek tertentu
Objek lekat adalah “alat permainan”
terbaik
Mulainya berkembang permanensi objek
Mengenal nama untuk benda-benda
konkrit di sekitarnya
Contoh Bermain 0-2 tahun
Domain Media Permainan Aktivitas
Motorik Kasar Push toy Mendorong mainan

Motorik Halus Teether Meraih dan memegang

Sosioemosi “Orang tua” Peek-a-boo


Kognitif Menara donat Memasukkan menara
berdasarkan urutannya
Bahasa Minatur hewan Mengenal nama dari hewan
mainan

Self-help Buah-buahan yang dapat Aktivitas makan snack


dipegang
PENTING!!!

1. Faktor keamanan  tidak


menggunakan media yang terlalu kecil
dan mudah tertelan, atau yg dpt
menyebabkan luka
2. Rentang perhatian sangat pendek dan
mudah teralihkan dengan stimulus
baru
3. Mainan terbaiknya adalah orang
tua/orang dewasa/orang lain yang
berinteraksi dengannya
Bermain Pada Anak Usia Dini (2-4
tahun)
Fase Perkembangan  pra-operasional, autonomy vs shame,
anal
Eksplorasi ketrampilan motorik kasar dan halus yang antusias
Mulai ceriwis
Ketertarikan interaksi dengan orang lain, namun masih sulit
untuk berbagi (baru mulai terbangun sekitar usia di atas 3
tahun)
Perhatian pada aktivitas orang dewasa
Imajinatif
Mulai dapat mengenal aturan
Contoh Bermain 2-4 tahun
Domain Media Permainan Aktivitas
Motorik Kasar Ayunan, perosotan (outdoor Kejar-kejaran
playgroud)

Motorik Halus Clay/playdough Memasukkan materi di dalam


botol

Sosioemosi Boneka jari Bermain boneka bersama


Bermain bergantian

Kognitif Puzzle Menggambar

Bahasa Buku Bercerita


Bermain peran

Self-help Papan berkancing Bermain peran menyapu,


membereskan mainan rumah-
rmahan
PENTING!! 1. Keamanan  awasi sudut-sudut
! tajam, bahan-bahan berbahaya, dll
2. Tertarik dengan kegiatan seni,
namun ada beberapa anak yang
“jijik” dengan aneka tekstur,
misalnya lengket, basah, kenyal,
dingin, dll.
3. Sudah dapat bermain bersama
walau kooperatif masih rendah.
Mulai dapat dibiasakan akan
aturan, misalnya antri, bergantian
Bermain Pada Anak Usia Dini (4-6
tahun)
Fase perkembangan  pra-operasional,
kesenangan vs guilt, fase falik
Mulai berkembang dorongan mengimitasi peran
gender
School Readiness  kesiapan memasuki dunia
sekolah
Ketertarikan untuk aktivitas bekerja sama dan
memiliki aturan
Contoh Bermain 4-6 tahun
Domain Media Permainan Aktivitas
Motorik Sepeda roda 2 Berenang, main engklek
Kasar
Motorik Gunting Meronce, Melipat,
Halus Membuat kreasi seni
Sosioemosi Boneka Bermain peran

Kognitif Kartu Menghitung objek

Bahasa Buku Bergambar Menyanyikan lagu-lagu


bersama
Self-help Alat masak-masakan Bertanam
PENTING!!!
PENTING!!!
1.Mulai tertarik dengan permainan yang memiliki
aturan
2.Kesiapan sekolah dapat distimulasi dengan
berbagai ragam permainan, misal: kesiapan emosi,
tanggung jawab, ketrampilan sosial, motivasi belajar,
berprestasi, ketrampilan membaca, menulis dan
berhitung (calistung)
Bermain Pada Anak Tengah Akhir (6-12
tahun)
Fase perkembangan  operasional konkrit, ketrampilan vs
inferiority, laten
Tertarik dengan tantangan, dan memiliki kebanggaan atas
pencapaian. Permainan (olahraga) sudah mulai
berkembang pada aktivitas prestasi
Menikmati kegiatan bersama teman. Bermain dengan
anggota keluarga beralih pada bermain dengan teman
sebaya.
Perhatian pada permainan yang merangsang aspek
intelektualitas  misal bermain tebak-tebakan, membaca.
Contoh Bermain 6-12 tahun
Domain Media Permainan Aktivitas
Motorik Bola basket Berbagai olahraga,
Kasar Layang-layang memanjat pohon
Motorik Jarum dan benang Merakit robot
Halus Lego
Sosioemosi Monopoli Tukar-menukar koleksi
kartu
Kognitif Dakon Bermain tebak-tebakan

Bahasa Scrabble Membaca buku,


mendengarkan musik
Self-help Worksheet Bermain jual beli
PENTING!!!
1.Berikan perhatian pada prestasi atau pencapaian dalam aktivitas
bermain, untuk menunjang perkembangan ketrampilan
2.Perhatikan aktivitas bermain bersama teman sebaya dan
mendiskusikannya (karena orang tua tidak bisa selalu mengontrol
aktivitas bermain anak)
Peran Orang Tua pada Bermain Anak
 Onlooker : mengamati dari dekat dan segera bertindak bila anak
membutuhkan bantuan

 Stage manager : membantu menyediakan peralatan yang dibutuhkan


anak, memberikan bantuan kalau dibutuhkan

 Co-player : bergabung dengan anak, menjadi teman bermain


(follower); anak yang memegang inisiatif

 Play leader : menjadi inisiator kegiatan bermain, terutama pada


permainan yang baru dikenal oleh anak, tetap memberikan anak
kesempatan eksplorasi

 Instructor : cenderung membatasi kebebasan anak, banyak


mengarahkan sehingga anak bisa merasa terganggu
Bermain Pada Remaja

Fase perkembangan  formal, identity vs identity


confusion
Bermain menjadi salah bagian identitasnya, misal
identitas prestasi, referensi kelompok
Bermain dengan teman yang memiliki minat sama
Permainan beresiko (misal bungy jumping, roller
coaster, parasailing)
Bermain Pada Dewasa
Fase perkembangan  intimacy vs isolation;
Perhatian pada membangun keintiman.
Tugas perkembangan untuk memulai karir. Seringkali
bermain juga memiliki fungsi untuk pendukung karir,
misalnya bermain golf, travelling
Tugas perkembangan untuk mengasuh generasi di
bawahnya  mengajak generasi yang lebih muda untuk
menikmati kegiatannya
Rekreasional namun sering mencari pemaknaan 
dirancang sebagai games dalam pelatihan
Bermain Pada Lansia
Fase perkembangan  ego integrity vs despair,
penurunan fungsi fisik, kognitif, sosio-emosi,
lingkungan sosial yang makin menyempit
Kegiatan rekreatif memiliki manfaat yang besar
untuk mendukung kesehatan fisik dan psikis lansia
Referensi

Psikologi Bermain – Unita Werdi


Rahajengunita@ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai