Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

KEPERAWATAN ANAK

TERAPI BERMAIN PADA ANAK PRA SEKOLAH


DI RUMAH SAKIT UNIPDU MEDIKA

OLEH
1. Meita Dela Indarloecy (7121004)
2. M. Rafi Salsabil (7121008)
3. Khamidatul Istikhanah (7121010)
4. Putri Dila Nur Auliya (7121011)

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari (Wholey and Wong, 1991).
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan
untuk memperoleh kesenangan (Foster, 1989).
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock). Kesimpulan: Bermain
merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan konflik dari anak yang
tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang diekspresikan melalui bio-
psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa mempertimbangkan hasil
akhir. Klasifikasi dalam permainan ini adalah social affective play dimana anak
belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain terhadap respon yang
diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selam 45 menit, anak dapat mengikuti
permainan stimulasi kognitif yang diberikan.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 45 menit anak mampu :
a. Mengenal warna
b. Mengenal nama buah dan hewan
c. Menggunting gambar
d. Menempel gambar
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian terapi bermain
1. Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari (Wholey and Wong, 1991).
2. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan
untuk memperoleh kesenangan (Foster, 1989).
3. Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).
4. Bermain adalah ungkapan bahasa secara alami pada anak yang diekspresikan
melalui bio-psiko-sosio anak yang berhubungan dengan lingkungan (Cindy
Smith).
5. Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam
mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami
dengan kesenangan yang diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang
berhubungan dengan lingkungan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
B. Kategori bermain
1. Bermain aktif Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak
sendiri atau kegembiraan timbul dari apa yang dilakukan oleh anak. Contoh:
bermain sepak bola.
2. Bermain pasif/hiburan Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu
melakukan aktivitas (hanya melihat), kesenangan diperoleh dari kegiatan
orang lain. Contoh: memberikan support, menonton televisi.
C. Jenis bermain
1. Permainan bayi
Permainan sederhana oleh anggota keluarga dilakukan pada usia 0-1 tahun. Contoh:
petak umpet, dakon, kejar-kejaran.
2. Permainan perorangan
Untuk menguji kecakapan, ada peraturan sedikit, dilakukan pada todler dan
prasekolah. Contoh: menendang bola.
3. Permainan tetangga
Permainan kelompok, pada prasekolah dan sekolah. Contoh: bermain polisi dan
penjahat.
4. Permainan tim
Permainan terorganisir, punya aturan tertentu, dilakukan pada usia sekolah dan
remaja. Contoh: sepakbola, kasti, lari.
5. Permainan dalam ruang
Permainan pada anak sakit atau lelah, dilakukan pada cuaca buruk atau hujan.
Contoh: main kartu, tebak-tebakan, teka-teki.
D. Ciri bermain
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik, sifat interaksi
3. Selalu dinamis, berkembang
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
E. Klasifikasi bermain
1. Menurut isi
a. Social affective play
Anak belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain
terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan,
misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang, dengan
bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
b. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya,
dengan bermain dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air
atau pasir, mengenal rasa, bau.
c. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh keterampilan
tertentu dan anak melakukan secara berulang-ulang, misalnya mengendarai
sepeda roda tiga.
d. Dramatika play (Role play)
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau
ibu.
2. Menurut Karakteristik Sosial
a. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
todler.
b. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak
todler dan pre school. Contoh : bermain balok.
c. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas,
anak bermain sesukanya, satu sama lain kadang saling meminjamkan.
d. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya, permainan terorganisasi dan
terencana dan ada aturan tertentu. Saling diskusi dan memiliki tujuan
tertentu.Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah dan adolescent.
F. Fungsi bermain
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Melalui permainan anak akan mampu mengungkapkan kemampuan fisiknya.
Bayi dengan penglihatan, taktil, dan rangsangan. Todler dan pra sekolah
melalui gerakan tubuh, dimana kematangan dan maturitas akan membedakan
masing-masing usia.
2. Perkembangan Kognitif/intelektual
Membantu mengenal benda sekitar(warna, bentuk, kegunaan). Perkembangan
ini diperoleh melalui eksplorasi dan manipulasi benda disekitarnya baik dalam
hal warna, ukuran, dan pentingnya benda tersebut. Contoh: bermain mengisi
teka-teki silang.
3. Kreatifitas
Anak mengembangkan kreatifitas, mencoba ide baru, bermain dengan semua
media, puas dengan kreatifitas baru, dan minat terhadap lingkungan tinggi.
Misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
peran
dalam kelompok, belajar memberi dan menerima, belajar benar salah, dan
mampu mengenal tanggungjawab.

5. Kesadaran Diri (Self awarness)


Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahan dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Diperoleh melalui interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan
teman, menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh: dapat menerapkan
kejujuran.
7. Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan
yang tidak enak, misalnya: marah, takut, benci.
8. Perkembangan Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya: melukis, menggambar, bermain peran
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai
potensi/keterbatasan.
2. Status kesehatan, pada anak sakit maka perkembangan
psikomotor dan kognitif terganggu.
3. Jenis kelamin, dimana anak laki-laki lebih tertarik dengan
mekanikal sementara anak wanita mother role.
4. Lingkungan yang meliputi: lokasi, negara, kultur.
5. Alat permainan.
6. Intelegensia.
7. Status sosial ekonomi.
H. Tahap perkembangan bermain
1. Tahap Eksplorasi Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain.
2. Tahap Permainan Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap
permainan.
3. Tahap Bermain Sungguhan Anak sudah ikut dalam perminan.
4. Tahap Melamun Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan
berikutnya.

I. Karakteristik bermain sesuai tahap perkembangan


1. Bayi (1 bulan)
a. Visual: permainan dapat dilihat dengan jarak dekat (20-25 Cm), gantungkan
benda yang terang dan menyolok.
b. Auditori: bicara dengan bayi, menyanyi, musik, radio, detik jam.
c. Taktil: memeluk, menggendong, memberi kehangatan.
d. Kinetik: mengayun, naik kereta dorong.
2. Bayi (2-3 bulan)
a. Visual: buat ruangan menjadi terang, gambar, cermin ditembok, bawa bayi
ke ruangan lain, letakkan bayi agar dapat memandang disekitar.
b. Auditori: bicara dengan bayi, beri mainan bunyi, ikut sertakan dalam
pertemuan keluarga.
c. Taktil: memandikan, mengganti popok, menyisir rambut dengan lembut,
gosok dengan lotion/bedak.
d. Kinetik: jalan dengan kereta, gerakan berenang, bermain air.
3. Bayi (4-6 bulan)
a. Visual: bermain cermin, anak nonton TV, beri mainan dengan warna terang.
b. Auditori: anak bicara, ulangi suara yang dibuat, panggil nama, remas kertas
didekat telinga, pegang mainan berbunyi didekat telinga.
c. Taktil: beri mainan lembut/kasar, mandi cemplung/cebur. d. Kinetik: bantu
tengkurap, sokong waktu duduk.
4. Bayi (6-9 bulan)
a. Visual: mainan berwarna, bermain depan cermin,”ciluk ….ba”, beri kertas
untuk dirobek-robek.
b. Auditori: panggil nama “Mama …Papa, dapat menyebutkan bagian tubuh,
beri tahu yang anda lakukan, ajarkan tepuk tangan dan beri perintah
sederhana.
c. Taktil: meraba bahan bermacam-macam tekstur, ukuran, main air mengalir,
berenang.
d. Kinetik: letakkan mainan agak jauh lalu suruh anak untuk mengambilnya.
5. Bayi (9-12 bulan)
a. Visual: perlihatkan gambar dalam buku, ajak pergi ke berbagai tempat,
bermain bola, tunjukkan bangunan agak jauh.
b. Auditori: tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, kenalkan dengan suara
binatang.
c. Taktil: beri makanan yang dapat dipegang, kenalkan dingin, panas dan
hangat.
d. Kinetik: beri mainan yang dapat ditarik dan didorong.
Mainan yang dianjurkan untuk bayi 6-12 bulan:
a. Blockies warna-warni jumlah, ukuran.
b. Buku dengan gambar menarik.
c. Balon, cangkir dan sendok.
d. Boneka bayi.
e. Mainan yang dapat didorong dan ditarik.
6. Todler (2-3 tahun)
a. Mulai berjalan, memanjat, berlari.
b. memainkan sesuatu dengan tangannya.
c. Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu.
d. Perhatiannya singkat.
e. Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”
f. Karakteristik bermain “Paralel Play”
g. Toddler selalu bertengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu.
h. Senang musik/irama.
Mainan untuk toddler:
a. Mainan yang dapat ditarik dan didorong.
b. Alat masak.
c. Malam, lilin.
d. Boneka, blockies, telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang dapat
dipukul, krayon, kertas.
7. Pra Sekolah (4-5 tahun)
a. Dapat melompat, berlari, bermain dan bersepeda.
b. Sangat energik dan imaginatif.
c. Mulai terbentuk perkembangan moral.
d. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dengan kelompok.
e. Karakteristik bermain: assosiative play, dramatic play, skill play.
f. Laki-laki aktif bermain di luar, perempuan didalam rumah.
Mainan untuk pra sekolah:
a. Peralatan rumah tangga.
b. Sepeda roda tiga.
c. Papan tulis/kapur.
d. Lilin, boneka, kertas.
e. Drum, buku dengan kata sederhana, kapal terbang, mobil, truk.
8. Usia Sekolah (6-12 tahun)
a. Bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama.
b. Dapat belajar dengan aturan kelompok.
c. Belajar independent, cooperative, bersaing, menerima orang lain.
d. Karakteristik “Cooperative Play”.
e. Laki-laki: Mechanical, perempuan : Mother Role.
Mainan untuk anak usia sekolah:
1. 6-8 tahun
Kartu, boneka, robot, buku, alat olah raga, alat untuk melukis, mencatat,
sepeda.
2. 8-12 tahun
Buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tangan, kartu, olah
raga bersama, sepeda, sepatu roda.
9. Remaja ( 13-18 tahun)
a. Bermain dalam kelompok seperti sepak bola, basket, bulutangkis.
b. Senang mendengarkan musik, melihat TV, mendengarkan radio.
c. Membaca majalah, buku.
J. Alat permainan edukatif
1. Pengertian
APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak
disesusikan dengan usia dan tingkat perkembangannya.
2. Kegunaan
a. Pengembangan aspek fisik: merangsang pertumbuhan fisik anak.
b. Pengembangan bahasa: melatih bicara dan menggunakan kalimat yang
benar.
c. Pengembangan aspek kognitif: pengenalan suara, bentuk, ukuran, dan
warna.
d. Pengembangan aspek sosial: hubungan atau interaksi ibu-anak, keluarga,
masyarakat.

3. Syarat
a. Aman, disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak.
b. Ukuran dan berat sesuai usia.
c. Desainnya harus jelas. Memiliki ukuran, susunan, warna tertentu serta jelas
maksud dan tujuannya.
d. Berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak
(motoric,bahasa, kognitif, sosialisasi).
e. Dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tidak terlalu sulit dan tidak terlalu
mudah.
f. Harus tetap menarik.
g. Mudah diterima oleh semua kebudayaan.
h. Tidak mudah rusak. Jika ada bagian yang rusak mudah diperbaiki dan
diganti, pemeliharaan mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, harga
terjangkau.
4. Alat Permainan Balita dan Perkembangan yang Distimuli
a. Motorik kasar: sepeda roda tiga/dua, mainan yang ditarik dan didorong.
b. Motorik halus: gunting, bola, balok, lilin.
c. Kognitif: buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna.
d. Bahasa: buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, televisi.
e. Menolong diri sendiri: gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki.
f. Tingkah laku sosial: alat permainan yang dapat dipakai bersama seperti
bola, tali, dakon.
5. Kesalahan dalam Pemilihan Alat
a. Memberikan sekaligus banyak mainan.
b. Alat permainan dianggap bagus atau perlu oleh orang tua tapi kontradiksi
bagi anak.
c. Alat terlalu mahal.
d. Terlalu lengkap dan sempurna.
e. Tidak sesuai dengan umur anak.
f. Terlalu banyak mainan dengan tipe yang sama.
g. Tidak teliti keamanann

BAB III

KEGIATAN

1. Metode
Bermain dengan anak menebak gambar yang telah disebutkan dan didiskripsikan.
2. Media gambar
Buku gambar
Gunting
Lem
3. Pengorganisasian
Hari ; Rabu
Tanggal ; 24 februari 2023
Jam : 08.00
Waktu : 45 Menit
Pelaksana;
Leader : Putri Dila Nur Auliya
Co.Leader : Meita Della Indarloecy
Anggota :
1. Khamidatul Istikanah
2. M. Rafi Salsabil
Pembagian tugas sebagai berikut:
a. Leader, tugasnya;
a. Membuka acara permainan
b. Membantu jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai selesai.
c. Mengarahkan permainan
d. Memandu proses permainan.
b. Co.Leader,tugasnya;
a. Membantu leader mengatur jalannya permainan.
b. Membantu memberi motivasi pada pesreta bersama leader
c. Bersama dengan leader memandu dan mengarahkan proses bermain

c. Anggota,tugasnya;
a. Membimbing anak bermain
b. Memberi motivasi dan semangat kepada anak dalam mengguntung dan
menempel gambar
c. Memperhatikan respon anak saat bermai
d. Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan perawat dan keluarganya.
Metode bermain :
Permainan yang kita lakukan adalah mengguntung dan menempel gambar.
Setiap anak diberikan buku gambar, kertas yang berisi gambar buah buahan
dan hewan, gunting dan lem, masing masing satu.Kemudian leader memimoin
jalannya permainan dengan mengintruksiksn kepada anak anak unting
menggunting gambar dan menempel.
d. Kegiatan bermain
No Uraian Kegiatan Mahasiswa Kegiatan
Audience
1. Pembukaan a. Salam pembukaan a. Memperhatikan
(5 menit) b. Perkenalan b. Memperhatikan
c. Mengkomunikasika c. Menjawab
n tujuan salam
2. Kegiatan a. Menyiapkan mainan a. Mengikuti
bermain b. Bermain menebak b. Menanggapi
(30 menit) gambar c. Mengikuti
c. dengan melibatkan
anak
d. Meminta respon dan
e. tanggapan anak.
f. Meminta anak
menempelkan
g. gambar yang sesuai
h. Memberikan
Reinfocement
positif jika anak bisa
mengikuti
permainan
3. Evaluasi a. Mengakhiri permainan a. Memperhatikan
(10 menit) b. Melakukan evaluasi b. Menanggapi

5. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai.
b. Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan.
c. Stuktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan
d. Kontrak dengan keluarga klien/ anak yang akan diberi terapi bermain
dilakukan
e. 1 hari sebelum dan pagi hari sebelum kegitan dilaksanakan
2. Evaluasi Proses
a. Leader dibantu co leader memandu terapi bermain dari awal hingga akhir
kegiatan.
b. Respon anak baik selama proses bermain berlangsung.
c. Anak tampak aktif selama proses bermain berlangsung.
d. Anak mau dan dapat menggunting dan menempel gambae degan baik
didampingi oleh fasilitator.
e. Keluarga ikut membantu anak selama pelaksanaan proses bermain.
f. Kegiatan berjalan dengan lancer dan tujuan tercapai dengan baik.
g. Masing masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing masing.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan bermain dimulai tepat waktu pada waktu yang telah ditentukan.
b. Anak dapat mengikuti proses bermain dari awl hingga akhir.
c. Anak ikut berpartisipasi aktif dalam terapi bermain dan dapat
menyelesaikan proses bermain hingga akhir.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai