Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN TERAPI BERMAIN

Tugas praktik klinik keperawatan (PKK) ini di bimbing oleh :

AL MURHAN, SKM., M.Kes.

Disusun oleh :

SUCI TRI LESTARI


1814401038

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

DIPLOMA III KEPERAWATAN

2019/2020
A. PENGERTIAN BERMAIN

 Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk
memperoleh kesenangan (Foster).
 Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).
 Bermain adalah ungkapan bahasa secara alami pada anak yang diekspresikan melalui bio-
psiko-sosio anak yang berhubungan dengan lingkungan (Cindy Smith).
Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan konflik
dari anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang diekspresikan
melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa mempertimbangkan
hasil akhir.

B. KATEGORI BERMAIN

1. Bermain aktif

Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri atau kegembiraan
timbul dari apa yang dilakukan oleh anak. Contoh: bermain sepak bola.

2. Bermain pasif/hiburan

Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya melihat),
kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Contoh: memberikan support, menonton
televisi.

C. JENIS PERMAINAN

1. Permainan bayi

Permainan sederhana oleh anggota keluarga dilakukan pada usia 0-1 tahun.

Contoh: petak umpet, dakon, kejar-kejaran.

2. Permainan perorangan
Untuk menguji kecakapan, ada peraturan sedikit, dilakukan pada todler dan prasekolah.
Contoh: menendang bola.
3. Permainan tetangga

Permainan kelompok, pada prasekolah dan sekolah. Contoh: bermain polisi dan penjahat.
4. Permainan tim

Permainan terorganisir, punya aturan tertentu, dilakukan pada usia sekolah dan remaja.
Contoh: sepakbola, kasti, lari.
5. Permainan dalam ruang

Permainan pada anak sakit atau lelah, dilakukan pada cuaca buruk atau hujan.

Contoh: main kartu, tebak-tebakan, teka-teki.

D. CIRI-CIRI BERMAIN

1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda

2. Selalu ada timbal balik, sifat interaksi

3. Selalu dinamis, berkembang

4. Ada aturan tertentu

5. Menuntut ruangan tertentu.

E. KLASIFIKASI BERMAIN

a. Menurut Isi

a. Social affective play

Anak belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain terhadap respon
yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua
berbicara memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.
b. Sense of pleasure play

Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya, dengan
bermain dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir, mengenal
rasa, bau.
c. Skill play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh keterampilan tertentu dan


anak melakukan secara berulang-ulang, misalnya mengendarai sepeda roda tiga.
d. Dramatika play (Role play)

Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.
2. Menurut Karakteristik Sosial

a. Solitary play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang
bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita todler.
b. Paralel play

Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai


mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak
saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak todler dan pre school. Contoh :
bermain balok.
c. Asosiatif play

Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang sama tetapi
belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain
sesukanya, satu sama lain kadang saling meminjamkan.
d. Kooperatif play

Anak bermain bersama dengan sejenisnya, permainan terorganisasi dan terencana dan
ada aturan tertentu. Saling diskusi dan memiliki tujuan tertentu. Biasanya dilakukan
oleh anak usia sekolah dan adolescent.
F. FUNGSI BERMAIN

1. Perkembangan Sensorik Motorik

Melalui permainan anak akan mampu mengungkapkan kemampuan fisiknya. Bayi


dengan penglihatan, taktil, dan rangsangan. Todler dan pra sekolah melalui gerakan
tubuh, dimana kematangan dan maturitas akan membedakan masing-masing usia.
2. Perkembangan Kognitif/intelektual

Membantu mengenal benda sekitar(warna, bentuk, kegunaan). Perkembangan ini


diperoleh melalui eksplorasi dan manipulasi benda disekitarnya baik dalam hal warna,
ukuran, dan pentingnya benda tersebut. Contoh: bermain mengisi teka-teki silang.
3. Kreatifitas

Anak mengembangkan kreatifitas, mencoba ide baru, bermain dengan semua media, puas
dengan kreatifitas baru, dan minat terhadap lingkungan tinggi.
Misalnya menyusun balok.

4. Perkembangan Sosial

Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran dalam
kelompok, belajar memberi dan menerima, belajar benar salah, dan mampu mengenal
tanggungjawab.
5. Kesadaran Diri (Self awarness)

Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahan dan tingkah laku terhadap orang
lain.
6. Perkembangan Moral

Diperoleh melalui interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh: dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi

Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
enak, misalnya: marah, takut, benci.

8. Perkembangan Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya: melukis, menggambar, bermain peran.

G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan.

2. Status kesehatan, pada anak sakit maka perkembangan psikomotor dan kognitif
terganggu.
3. Jenis kelamin, dimana anak laki-laki lebih tertarik dengan mekanikal sementara anak
wanita mother role.
4. Lingkungan yang meliputi: lokasi, negara, kultur.

5. Alat permainan.

6. Intelegensia.

7. Status sosial ekonomi.

H. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN

1. Tahap Eksplorasi

Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain.

2. Tahap Permainan

Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap perminan.

3. Tahap Bermain Sungguhan

Anak sudah ikut dalam perminan.

4. Tahap Melamun

Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

I. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN


1. Bayi (1 bulan)

a. Visual: permainan dapat dilihat dengan jarak dekat (20-25 Cm), gantungkan benda
yang terang dan menyolok.
b. Auditori: bicara dengan bayi, menyanyi, musik, radio, detik jam.

c. Taktil: memeluk, menggendong, memberi kehangatan.

d. Kinetik: mengayun, naik kereta dorong.

2. Bayi (2-3 bulan)

a. Visual : buat ruangan menjadi terang, gambar, cermin ditembok, bawa bayi ke
ruangan lain, letakkan bayi agar dapat memandang disekitar.
b. Auditori : bicara dengan bayi, beri mainan bunyi, ikut sertakan dalam pertemuan
keluarga.

c. Taktil : memandikan, mengganti popok, menyisir rambut dengan lembut, gosok


dengan lotion/bedak.

d. Kinetik : jalan dengan kereta, gerakan berenang, bermain air.

3. Bayi (4-6 bulan)

a. Visual : bermain cermin, anak nonton TV, beri mainan dengan warna terang.

b. Auditori : anak bicara, ulangi suara yang dibuat, panggil nama, remas kertas didekat
telinga, pegang mainan berbunyi didekat telinga.
c. Taktil : beri mainan lembut/kasar, mandi cemplung/cebur.

d. Kinetik : bantu tengkurap, sokong waktu duduk.

4. Bayi (6-9 bulan)

a. Visual : mainan berwarna, bermain depan cermin,”ciluk ….ba”, beri kertas untuk
dirobek-robek.
b. Auditori : panggil nama “Mama …Papa, dapat menyebutkan bagian tubuh, beri tahu
yang anda lakukan, ajarkan tepuk tangan dan beri perintah sederhana.
c. Taktil : meraba bahan bermacam-macam tekstur, ukuran, main air mengalir,
berenang.
d. Kinetik : letakkan mainan agak jauh lalu suruh anak untuk mengambilnya.

5. Bayi (9-12 bulan)

a. Visual : perlihatkan gambar dalam buku, ajak pergi ke berbagai tempat, bermain bola,
tunjukkan bangunan agak jauh.
b. Auditori : tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, kenalkan dengan suara binatang.
c. Taktil : beri makanan yang dapat dipegang, kenalkan dingin, panas dan hangat.
d. Kinetik : beri mainan yang dapat ditarik dan didorong.

Mainan yang dianjurkan untuk bayi 6-12 bulan:

a. Blockies warna-warni jumlah, ukuran.

b. Buku dengan gambar menarik.

c. Balon, cangkir dan sendok.

d. Boneka bayi.

e. Mainan yang dapat didorong dan ditarik.

6. Todler (2-3 tahun)

a. Mulai berjalan, memanjat, berlari.

b. Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya.

c. Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu.

d. Perhatiannya singkat.

e. Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”

f. Karakteristik bermain “Paralel Play”

g. Toddler selalu bertengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu.

h. Senang musik/irama.

Mainan untuk toddler:

a. Mainan yang dapat ditarik dan didorong.


b. Alat masak.

c. Malam, lilin.

d. Boneka, blockies, telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang dapat dipukul,
krayon, kertas.

7. Pra Sekolah (4-5 tahun)

a. Dapat melompat, berlari, bermain dan bersepeda.

b. Sangat energik dan imaginatif.

c. Mulai terbentuk perkembangan moral.

d. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dengan kelompok.

e. Karakteristik bermain: assosiative play, dramatic play, skill play.

f. Laki-laki aktif bermain di luar, perempuan didalam rumah.

Mainan untuk pra sekolah:

a. Peralatan rumah tangga.

b. Sepeda roda tiga.

c. Papan tulis/kapur.

d. Lilin, boneka, kertas.

e. Drum, buku dengan kata sederhana, kapal terbang, mobil, truk.

8. Usia Sekolah (6-12 tahun)

a. Bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama.

b. Dapat belajar dengan aturan kelompok.

c. Belajar independent, cooperative, bersaing, menerima orang lain.

d. Karakteristik “Cooperative Play”.

e. Laki-laki: Mechanical, perempuan : Mother Role.


Mainan untuk anak usia sekolah:

a. 6-8 tahun

Kartu, boneka, robot, buku, alat olah raga, alat untuk melukis, mencatat, sepeda.

2. 8-12 tahun

Buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tangan, kartu, olah raga
bersama, sepeda, sepatu roda.
9. Remaja ( 13-18 tahun)

a. Bermain dalam kelompok seperti sepak bola, basket, bulutangkis.

b. Senang mendengarkan musik, melihat TV, mendengarkan radio.

c. Membaca majalah, buku.

J. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) 1. Pengertian

APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesusikan
dengan usia dan tingkat perkembangannya.
2. Kegunaan

a. Pengembangan aspek fisik: merangsang pertumbuhan fisik anak.

b. Pengembangan bahasa: melatih bicara dan menggunakan kalimat yang benar.

c. Pengembangan aspek kognitif: pengenalan suara, bentuk, ukuran, dan warna.


d. Pengembangan aspek sosial: hubungan atau interaksi ibu-anak, keluarga, masyarakat.
3. Syarat

a. Aman, disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak.

b. Ukuran dan berat sesuai usia.


c. Desainnya harus jelas. Memiliki ukuran, susunan, warna tertentu serta jelas maksud
dan tujuannya.
d. Berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak

(motorik, bahasa, kognitif, sosialisasi).

e. Dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah.
f. Harus tetap menarik.

g. Mudah diterima oleh semua kebudayaan.

h. Tidak mudah rusak. Jika ada bagian yang rusak mudah diperbaiki dan diganti,
pemeliharaan mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, harga terjangkau.
4. Alat Permainan Balita dan Perkembangan yang Distimuli

a. Motorik kasar: sepeda roda tiga/dua, mainan yang ditarik dan didorong.

b. Motorik halus: gunting, bola, balok, lilin.

c. Kognitif: buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna.

d. Bahasa: buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, televisi.

e. Menolong diri sendiri: gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki.
f. Tingkah laku sosial: alat permainan yang dapat dipakai bersama seperti bola, tali,
dakon.
5. Kesalahan dalam Pemilihan Alat

a. Memberikan sekaligus banyak mainan.

b. Alat permainan dianggap bagus atau perlu oleh orang tua tapi kontradiksi bagi anak.
c. Alat terlalu mahal.

d. Terlalu lengkap dan sempurna.

e. Tidak sesuai dengan umur anak.

f. Terlalu banyak mainan dengan tipe yang sama.

g. Tidak teliti keamanannya.


DAFTAR PUSTAKA

Foster and Humsberger. 1998. Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders
Company. Philadelpia. USA

Hurlock, E. B. 1991. Perkembangan anak. jilid I. Erlangga. Jakarta

Markum, dkk. 1990. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. IDI. Jakarta

Merenstein, et al. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika. Jakarta

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Whaley and Wong.1991. Nursing Care infants and children. Fourth Edition. Mosby
Year Book. Toronto. Canada

Anda mungkin juga menyukai