Disusun oleh :
2019/2020
A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk
memperoleh kesenangan (Foster).
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).
Bermain adalah ungkapan bahasa secara alami pada anak yang diekspresikan melalui bio-
psiko-sosio anak yang berhubungan dengan lingkungan (Cindy Smith).
Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan konflik
dari anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang diekspresikan
melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa mempertimbangkan
hasil akhir.
B. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri atau kegembiraan
timbul dari apa yang dilakukan oleh anak. Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain pasif/hiburan
Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya melihat),
kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Contoh: memberikan support, menonton
televisi.
C. JENIS PERMAINAN
1. Permainan bayi
Permainan sederhana oleh anggota keluarga dilakukan pada usia 0-1 tahun.
2. Permainan perorangan
Untuk menguji kecakapan, ada peraturan sedikit, dilakukan pada todler dan prasekolah.
Contoh: menendang bola.
3. Permainan tetangga
Permainan kelompok, pada prasekolah dan sekolah. Contoh: bermain polisi dan penjahat.
4. Permainan tim
Permainan terorganisir, punya aturan tertentu, dilakukan pada usia sekolah dan remaja.
Contoh: sepakbola, kasti, lari.
5. Permainan dalam ruang
Permainan pada anak sakit atau lelah, dilakukan pada cuaca buruk atau hujan.
D. CIRI-CIRI BERMAIN
E. KLASIFIKASI BERMAIN
a. Menurut Isi
Anak belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain terhadap respon
yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua
berbicara memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.
b. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya, dengan
bermain dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir, mengenal
rasa, bau.
c. Skill play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.
2. Menurut Karakteristik Sosial
a. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang
bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita todler.
b. Paralel play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang sama tetapi
belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain
sesukanya, satu sama lain kadang saling meminjamkan.
d. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya, permainan terorganisasi dan terencana dan
ada aturan tertentu. Saling diskusi dan memiliki tujuan tertentu. Biasanya dilakukan
oleh anak usia sekolah dan adolescent.
F. FUNGSI BERMAIN
Anak mengembangkan kreatifitas, mencoba ide baru, bermain dengan semua media, puas
dengan kreatifitas baru, dan minat terhadap lingkungan tinggi.
Misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran dalam
kelompok, belajar memberi dan menerima, belajar benar salah, dan mampu mengenal
tanggungjawab.
5. Kesadaran Diri (Self awarness)
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahan dan tingkah laku terhadap orang
lain.
6. Perkembangan Moral
Diperoleh melalui interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh: dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
enak, misalnya: marah, takut, benci.
8. Perkembangan Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya: melukis, menggambar, bermain peran.
2. Status kesehatan, pada anak sakit maka perkembangan psikomotor dan kognitif
terganggu.
3. Jenis kelamin, dimana anak laki-laki lebih tertarik dengan mekanikal sementara anak
wanita mother role.
4. Lingkungan yang meliputi: lokasi, negara, kultur.
5. Alat permainan.
6. Intelegensia.
1. Tahap Eksplorasi
2. Tahap Permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap perminan.
4. Tahap Melamun
a. Visual: permainan dapat dilihat dengan jarak dekat (20-25 Cm), gantungkan benda
yang terang dan menyolok.
b. Auditori: bicara dengan bayi, menyanyi, musik, radio, detik jam.
a. Visual : buat ruangan menjadi terang, gambar, cermin ditembok, bawa bayi ke
ruangan lain, letakkan bayi agar dapat memandang disekitar.
b. Auditori : bicara dengan bayi, beri mainan bunyi, ikut sertakan dalam pertemuan
keluarga.
a. Visual : bermain cermin, anak nonton TV, beri mainan dengan warna terang.
b. Auditori : anak bicara, ulangi suara yang dibuat, panggil nama, remas kertas didekat
telinga, pegang mainan berbunyi didekat telinga.
c. Taktil : beri mainan lembut/kasar, mandi cemplung/cebur.
a. Visual : mainan berwarna, bermain depan cermin,”ciluk ….ba”, beri kertas untuk
dirobek-robek.
b. Auditori : panggil nama “Mama …Papa, dapat menyebutkan bagian tubuh, beri tahu
yang anda lakukan, ajarkan tepuk tangan dan beri perintah sederhana.
c. Taktil : meraba bahan bermacam-macam tekstur, ukuran, main air mengalir,
berenang.
d. Kinetik : letakkan mainan agak jauh lalu suruh anak untuk mengambilnya.
a. Visual : perlihatkan gambar dalam buku, ajak pergi ke berbagai tempat, bermain bola,
tunjukkan bangunan agak jauh.
b. Auditori : tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, kenalkan dengan suara binatang.
c. Taktil : beri makanan yang dapat dipegang, kenalkan dingin, panas dan hangat.
d. Kinetik : beri mainan yang dapat ditarik dan didorong.
d. Boneka bayi.
d. Perhatiannya singkat.
h. Senang musik/irama.
c. Malam, lilin.
d. Boneka, blockies, telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang dapat dipukul,
krayon, kertas.
c. Papan tulis/kapur.
a. 6-8 tahun
Kartu, boneka, robot, buku, alat olah raga, alat untuk melukis, mencatat, sepeda.
2. 8-12 tahun
Buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tangan, kartu, olah raga
bersama, sepeda, sepatu roda.
9. Remaja ( 13-18 tahun)
APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesusikan
dengan usia dan tingkat perkembangannya.
2. Kegunaan
e. Dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah.
f. Harus tetap menarik.
h. Tidak mudah rusak. Jika ada bagian yang rusak mudah diperbaiki dan diganti,
pemeliharaan mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, harga terjangkau.
4. Alat Permainan Balita dan Perkembangan yang Distimuli
a. Motorik kasar: sepeda roda tiga/dua, mainan yang ditarik dan didorong.
e. Menolong diri sendiri: gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki.
f. Tingkah laku sosial: alat permainan yang dapat dipakai bersama seperti bola, tali,
dakon.
5. Kesalahan dalam Pemilihan Alat
b. Alat permainan dianggap bagus atau perlu oleh orang tua tapi kontradiksi bagi anak.
c. Alat terlalu mahal.
Foster and Humsberger. 1998. Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders
Company. Philadelpia. USA
Markum, dkk. 1990. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. IDI. Jakarta
Merenstein, et al. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika. Jakarta
Whaley and Wong.1991. Nursing Care infants and children. Fourth Edition. Mosby
Year Book. Toronto. Canada