DENI CANDRA
MIRANTI
MULYANI AGUSTIN
RORA
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak
b. Meningkatkan keterampilan anak
c. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
d. Memberikan kesenangan dan kepuasan anak
e. Untuk melatih kemampuan kognitif, visual,dan auditori pada anak
B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan intelektual,
sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif
sangat penting untuk perkembangan pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada
dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan hubungan sesuai dengan
belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba peran-peran baru dan
mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar membedakan mana
yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.
7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui
kesenangannya bermain.
C. Tujuan Bermain
1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit, pada saat sakit anak
mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
E. Sasaran
Anak usia 1-3 tahun sejumlah 2 orang
G. Deskripsi permainan
1. Berdasarkan isi permainan
a. Sosial Affective Play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang
lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan
dengan orang tuanya atau orang lain.
b. Sense of Pleasure Play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak. Misalnya, bermain
dengan pasir.
c. Skill Play
Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya, bayi
akan terampil memegang benda-benda kecil, anak akan terampil bermain sepeda.
d. Games atau Permainan
Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor. Misalnya,
ular tangga, puzzle,.
e. Unoccupied Behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa, memainkan kursi, meja
atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi
atau obyek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak tampak senang dan asyik
dengan situasi serta lingkungannya tersebut.
f. Dramatic Play
Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui permainannya. Misalnya, anak
memerankan sebagai ibu guru, ayahnya atau ibunya.
H. Karakteristik permainan
2. Ditinjau dari karakter
a. Social anlooker play
Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa ada inisiatif untuk ikut
berpartisipasi dalam permainan.
b. Solitary play
Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian, tetapi anak bermain sendiri dengan
alat permainan yang dimilikinya yang berbeda dengan teman yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi
dengan teman sepermainannya.
c. Paralel play
Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak satu dengan anak yang lain
tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini dilakukan pada usia (toddler).
d. Associative play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak yang lain tetapi tidak
terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan permainan tidak jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak-
masakan.
e. Cooperative play
Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, juga tujuan dan
pemimpin permainan. Misalnya, bermain sepak bola.
A. Pelaksanaan Kegiatan