Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

ANAK USIA 1-3 TAHUN


DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

DENI CANDRA
MIRANTI
MULYANI AGUSTIN
RORA

(S1 KEPERAWATAN EKSTENSI)


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Proposal TERAPI AKTIVITAS BERMAIN
A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan.
Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut
tidak meghasilkan komoditas tertentu.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal.
Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia
anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal.Dalam kondisi sakit atau
anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan
kondisi anak.

B. Tujuan Terapi Bermain


1. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,moral, dan bermain
dengan terapi.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak
b. Meningkatkan keterampilan anak
c. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
d. Memberikan kesenangan dan kepuasan anak
e. Untuk melatih kemampuan kognitif, visual,dan auditori pada anak

C. Manfaat Terapi Bermain


1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan terhadap suasana
rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
BAB II
TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN
A. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari secara
sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak-anak untuk
belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan
sosial anak.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis
kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam
kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan
disesuaikan dengan kondisi anak.

B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan intelektual,
sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif
sangat penting untuk perkembangan pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada
dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan hubungan sesuai dengan
belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba peran-peran baru dan
mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar membedakan mana
yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.
7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui
kesenangannya bermain.

C. Tujuan Bermain
1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit, pada saat sakit anak
mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
E. Sasaran
Anak usia 1-3 tahun sejumlah 2 orang

F. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain


1. Alat permainan
2. Pengetahuan cara bermain
3. Perlu energi ekstra
4. Ruang untuk bermain
5. Teman bermain
6. Waktu yang cukup
F. Klasifikasi Bermain

G. Deskripsi permainan
1. Berdasarkan isi permainan
a. Sosial Affective Play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang
lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan
dengan orang tuanya atau orang lain.
b. Sense of Pleasure Play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak. Misalnya, bermain
dengan pasir.
c. Skill Play
Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya, bayi
akan terampil memegang benda-benda kecil, anak akan terampil bermain sepeda.
d. Games atau Permainan
Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor. Misalnya,
ular tangga, puzzle,.
e. Unoccupied Behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa, memainkan kursi, meja
atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi
atau obyek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak tampak senang dan asyik
dengan situasi serta lingkungannya tersebut.
f. Dramatic Play
Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui permainannya. Misalnya, anak
memerankan sebagai ibu guru, ayahnya atau ibunya.
H. Karakteristik permainan
2. Ditinjau dari karakter
a. Social anlooker play
Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa ada inisiatif untuk ikut
berpartisipasi dalam permainan.
b. Solitary play
Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian, tetapi anak bermain sendiri dengan
alat permainan yang dimilikinya yang berbeda dengan teman yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi
dengan teman sepermainannya.
c. Paralel play
Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak satu dengan anak yang lain
tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini dilakukan pada usia (toddler).
d. Associative play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak yang lain tetapi tidak
terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan permainan tidak jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak-
masakan.
e. Cooperative play
Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, juga tujuan dan
pemimpin permainan. Misalnya, bermain sepak bola.

I. Jenis permainan dan Alat permainan


1. Mainan yang di anjurkan untuk Bayi usia 6-12 bulan :
a. Blockies warna-warni jumlah, ukuran.
b. Buku dengan gambar menarik.
c. Balon, cangkir dan sendok.
d. Boneka bayi.
e. Mainan yang dapat di dorong dan di tarik.

2.Toddler (1-3 Tahun)


a. Mulai berjalan, manjat, lari.
b. Dapat memainkan sesuatu dengan tangan nya.
c. Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu
d. Perhatiannya singkat.
e. Mulai mengerti memiliki “Ini Milikku...”
f. Karakteristik bermain “Paralel play”
g. Toddler selalu bertengkar saling memperebutkan mainan/atau sesuatu.
h. Senang musik/irama.
j. Mainan untuk toddler

 Mainan yang dapat di tarik dan di dorong


 Alat musik
 Malam/Lilin
 Boneka, blockies, telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang dapat di pukul,
krayon, kertas

3. Pre- School (3-6 Tahun)


a. Cross motor and fine motors
b. Dapat melompat, bermain dan bersepeda
c. Sangat energik dan imaginative
d. Mulai terbentuk perkembangan moral
e. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dengan kelompok
f. Karakteristik bermain
g. Assosiative play, dramatic play, skill play
h. Laki-laki aktif bermain di luar dan perempuan di dalam rumah
i. Mainan untuk pre school

 Peralatan rumah tangga


 Sepeda roda tiga
 Papan tulis/ kapur
 Lilin, boneka, kertas, drum, buku dengan kata simple, kapal terbang, mobil, truk

4. Usia sekolah (6-12 Tahun)


a.
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN

A. Pelaksanaan Kegiatan

1. Pembukaan (15 menit)


a. Penyuluh memberi salam dan mengingatkan kontrak yang telah disepakati.
b. Penyuluhan menjelaskan pokok bahasan yang akan diberikan.
2. Kegiatan inti (30 menit)
a. Penyuluh menjelaskan tentang tata cara terapi bermain.
b. Mengajak anak untuk bermain.
c. Menfasilitasi anak untuk bermain
3. Penutup (15menit )
a. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa senang dengan
kegiatan ini.
b. Membuat keilmuan bersama tentang terapi bermain yang telah dilaksanakan.
B. Tata Cara Bermain
1. Leader
Tugas :
a. Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
b. Menjelaskan tujuan terapi bermain
c. Menjelaskan aturan terapi permainan
d. Memperkenalkan nama-nama anak yang ikut terapi bermain
2. Co Leader
Tugas :
a. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
b. Menyampaikan jalannya kegiatan
c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya
3. Observer
Tugas:
a. Mengamati, mengobservasi, dan melporkan jalannya kegiatan serta perilaku yang
diharapkan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan.
4. Fasilitator
Tugas :
a. Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan
b. Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan baik
c. Sebagai role model selama kegiatan
C. Permainan
1. Membedakan warna berdasarkan gambar
2. Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
a. Letakkan potongan-potongan disamping papan secara acak
b. Ajaklah si anak untuk mengambil gambar dengan meletakkan potongan yang telah
disediakan
c. Lalu minta anak untuk menyebutkan warna dan membedakannya
d. Beri reinforcement positif
3. Melempar Bola
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
a. Leader membagikan bola kepada masing-masing anak
b. Minta anak untuk mengambil bola
c. Lalu minta anak untuk melempar bola tersebut
d. Beri reinforcement positif
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Hari, tanggal : Jumat, 31 Mei 2023
Waktu : 08.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Demonstrasi (Demonstration Room) Jurusan Keperawatan
E. Pengorganisasian
1. Leader :
2. Co. Leader :
3. Observer : a.
b.
4. Fasilitator : a.
b.
c.
d.
G. Media
1. Potongan-potongan gambar berwarna
2.Bola
H. Metode
Demonstrasi atau peragaan
I. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bermain seperti puzzle, buku gambar dan pensil warna sudah tersedia
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
d. Jumlah terapis 10 orang
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa senang dan puas.
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak,
karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak
mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial,
kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang
normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak
untuk dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah
Sakit.
B. Saran
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS
juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi bagi
anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat
menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan
bidan). Jakarta :Salemba Medika
Depkes RI. Pedoman Hidup Sehat Seri Anak Balita. Jakarta. 2000
Wong. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC. 2002
Soetningsih. 1999. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai