DISUSUN OLEH
KEOLOMPOK 3:
1. ANTONIUS R. KASEH
2. ASTI FANY WOPARI
3. APRIANI YULIANCE
4. FRANSISKA T.W NEONLENI
5. SALOMINCE HIOATI
6. LUSI MIRINI (TIDAK AKTIF)
Puji syukurpun sekali lagi kami haturkan kehadirat Tuhan ALLAH SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Proposal yang berjudul TERAPI BERMAIN ANAK USIA ( 1-3 TAHUN ) disusun untuk
memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Keperawatan Anak
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi
anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu. Aktivitas bermain
merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Oleh karena
itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia
anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi
sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan
disesuaikan dengan kondisi anak.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan
terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
BAB II
A. DEFINISI
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari
secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi
anakanak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan
kesejahteraan mental dan sosial anak. Aktivitas bermain merupakan salah satu
stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat
bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat
merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak
dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan
dengan kondisi anak.
B. FUNGSI BERMAIN
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan
intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan
anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap
segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan
hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba
peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar
membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab
atas segala tindakan yang telah dilakukan.
7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan
relaksasi melalui kesenangannya bermain.
C. TUJUAN BERMAIN
1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah
sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit,
pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
D. FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
1. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
2. Jenis kelamin anak
3. Lingkungan yang tidak mendukung
4. Status kesehatan anak
5. Tahap perkembangan
F. KLASIFIKASI BERMAIN
a. Social anlooker play Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain
tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan.
b. Solitary play Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian,
tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang berbeda
dengan teman yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi dengan teman
sepermainannya.
c. Paralel play Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara
anak satu dengan anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini
dilakukan pada usia toddler.
d. Associative play pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak
dengan anak yang lain tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan
permainan tidak jelas.misalnya, bermain boneka atau masak-masakan.
e. Cooperative play Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada
permainan jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya, bermain sepak
bola.
BAB III
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN
A.Pelaksanaan Kegiatan
1. Pembukaan (15 menit)
a. Penyuluh memberi salam dan mengingatkan kontrak yang telah disepakati.
b. Penyuluhan menjelaskan pokok bahasan yang akan diberikan.
3. Penutup (15menit )
a. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa senang dengan
kegiatan ini.
b. Membuat keilmuan bersama tentang terapi bermain yang telah dilaksanakan.
2. Co Leader Tugas :
a. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
b. Menyampaikan jalannya kegiatan
c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya
3. Observer Tugas:
a. Mengamati, mengobservasi, dan melporkan jalannya kegiatan serta perilaku yang
diharapkan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan.
4. Fasilitator Tugas :
a. Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan
b. Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan baik
c. Sebagai role model selama kegiatan
C. PERMAINAN
1. Membedakan warna berdasarkan gambar Meningkatkan keterampilan anak
mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
a. Letakkan potongan-potongan disamping papan secara acak
b. Ajaklah si anak untuk mengambil gambar dengan meletakkan potongan yang telah
disediakan
c. Lalu minta anak untuk menyebutkan warna dan membedakannya
d. Beri reinforcement positif
4. Melempar Bola Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
a. Leader membagikan bola kepada masing-masing anak
b. Minta anak untuk mengambil bola
c. Lalu minta anak untuk melempar bola tersebut
d. Beri reinforcement positif
E. PENGORGANISASIAN
F. SASARAN
Anak usia 1-3 tahun sejumlah 4-8 orang anak
G. MEDIA
1. Potongan-potongan gambar berwarna
2.Bola H. Metode Demonstrasi atau peragaan
1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bermain seperti puzzle, buku gambar dan pensil warna sudah tersedia
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
d. Jumlah terapis 10 orang
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa senang dan puas.
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak,
karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada
anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual,
sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit. Tujuan
bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan
membantu anak untuk dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit
dan dirawat di Rumah Sakit.
B. SARAN
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di
RS juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi
bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat
menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, dkk Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan).
Jakarta :Salemba Medika Depkes RI. Pedoman Hidup Sehat Seri Anak Balita.
Jakarta Wong. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC Soetningsih Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta : EGC