Anda di halaman 1dari 38

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TERAPI BERMAIN ANAK ORIGAMI


DI RUANG KEMUNING BAWAH

Disusun oleh :
ERNA FANTRY DUWI ASTUTI 190510277
LOLA RESKA KURNIA 190510225
NOVIYANTI 190510242
RESTU NORQORIAH 190510275
RISMAWANSYAH PADILAH 190510259

PROGRAM STUDI PROFESI KEPARAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
2021
SAP TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak di Ruang Kemuning


Bawah
Sub Pokok Bahasan : Belajar Melipat Kertas (origami)
Tujuan : Mengoptimalkan tingkat perkembangan anak
Tempat : Ruang Kemuning Bawah
Waktu/Tanggal : 10.00-10.30 wib, Jumat, 08 Desember 2021
Durasi : 30 menit
Sasaran : Anak di Ruang Kemuning Bawah
Metode : Bermain bersama
Media : Kertas origami

Pembagian tugas kelompok :


Pemandu : Leader : Rismawansyah Padilah, S.Kep
Co Leader : Lola Reska, S.Kep
Notulen : Notulen : Noviyanti, S.Kep
Pemandu : Pembawa acara : Restu Nurqoriah, S.Kep
Observer : Erna Fantry, S.Kep
A. Pendahuluan
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak
seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak
memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan
perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.

B. Tujuan
1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Setelah diajak bermain, di harapkan anak dapat mengembangkan
kreatifitas dan menjadi lebih aktif melaui pengalaman bermain, dan anak
dapat beradaptasi dengan lingkungan dan bergaul dengan teman sebayanya.
2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
Setelah diakaji bermain, anak diharapkan sebagai berikut :
a. Mengembangkan kreatifitas
b. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul
c. Mengembangkan daya imajinasi
d. Menumbuhkan sportivitas
e. Mengembangkan kepercayaan diri
C. Perencanaan
1. Jenis Program Bermain
Belajar melipat kertas dengan kertas lipat (origami) yang telah tersedia.
2. Karakteristik Bermain
a. Melatih motorik halus
b. Melatih kesabaran, keterampilan dan ketelitian
3. Karakteristik Peserta
a. Usia 3-6 tahun
b. Jumlah peserta : 1-5 orang anak
c. Keadaan umum mulai membaik
d. Klien dapat duduk
e. Peserta kooperatif
4. Metode : demonstrasi
5. Media
a. Kertas lipat (origami)
b. Benang
c. Gunting
d. Jarum
e. spidol
D. Strategi Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu Media
1 (Noviyanti) 5 menit Peralatan
Persiapan bermain
Menyiapkan ruangan
Menyiapkan alat
Menyiapkan peserta
2 (Rismawansyah) 5 menit
Pembukaan
Beri salam pembuka
Memperkenalkan diri
Sesama anak saling
berkenalan
Menjelaskan maksud dan
tujuan
3 (Erna dan Restu) 15 menit Peralatan
Kegiatan Bermain bermain
• Perawat sebelum memulai
terlebih dahulu
mencontohkan bentuk
origami
• Anak diminta mengambil
kertas lipat
• Kemudian bantu anak
untuk melipat bentuk yang
mudah
• Bantu anak untuk
melubangi hasil lipatannya
dengan jarum
• Potong benang ±10 cm
• Gantung hasil lipatan anak
di tempat yang dapat
dijangkau olehnya
4 (Lola Reska) 5 menit
Penutup
Memberi reward pada anak
atas hasil karyanya.
Memberi reward yang lebih
untuk anak yang hasil
karyanya paling bagus
Memberi salam penutup

E. Denah Bermain observer

Peserta anak
Notulen
Co leader Leader

Pemb. acara
F. Langkah-langkah
1. Membuat origami kapal-kapalan
Kertas origami atau kertas biasa yang berbentuk persegi
1. Lipat secara tegak hingga terbentuk garis tengah vertikal.
2. Lipat pinggiran kertas kiri dan kanan hingga bertemu di tengah.
3. Tekuk kertas secara datar dan buka lagi sehingga terbentuk garis tengah
horizontal.
4. Tekuk pinggiran kertas bagian atas dan bawah hingga bertemu di garis
tengah datar tadi, lalu buka kembali. Maka kini kertas telah terbagi menjadi
4 bagian datar.

5 s/d 7. Buka ujung kertas bagian bawah dan tekuk ke atas sehingga terbentuk
model perahu trapesium. Lakukan hal yang sama sebaliknya pada bagian
atas.
8. Tekuk origami kertas ke arah bawah pada bagian tengahnya.
2. Membuat origami burung bangau
Kertas origami atau kertas biasa yang berbentuk persegi

1. Pertama, ambil kertas yang berukuran persegi kemudian lipat sudut atas
kertas ke sudut bawah kemudian buka lagi. Lalu lipat kertas menjadi dua
bagian ke samping.

Langkah pertama

2. Balikkan kertas ke sisi satunya. Lipat lagi kertas menjadi dua lipatan dan buka
lalu lipat lagi ke arah lain.

Langkah Kedua

3. Lipatan yang tadi dibuat buat ke sudut bawah lalu ratakan.

Langkah Ketiga
4. Lipat flaps segitiga atas ke tengah dan buka.

Langkah keempat

5. Lipat atas model bawah dan buka.

Langkah Kelima

6. Buka tutup paling atas dari model, tarik ke atas dan tekan sisi model ke dalam
pada waktu yang sama.

Langkah Keenam

7. Ratakan ke bawah.
Langkah Ketujuh

8. Ulangi langkah ke 4-6 dari sisi lain.

Langkah kedelapan

9. Flaps atas lipat ke tengah

Langkah Kesembilan

10. Ulangi pada sisi lain, sehingga model Anda terlihat seperti ini.
Langkah Kesepuluh

11. Lipat kedua ‘kaki’ model up, kemudian buka.

Langkah Kesebelas

12. Di dalam Reverse, Lipat “kaki” di sepanjang lipatan yang baru saja dibuat.

Langkah Keduabelas

13. Di dalam Reverse Lipat satu sisi untuk membuat kepala, kemudian lipat ke
bawah sayap.
Langkah Ketigabelas

14. Selesai membuat origami burung bangau.

3. Membuat origami ikan


1. Siapkan kertas origami. Letakkan kertas origami tersebut di atas meja.
Bagian kertas yang berwarna silahkan hadapkan di bagian bawah.
Sedangkan warna putih di bagian atas. Kemudian lipat seperti pada
gambar di bawah ini.

Lipat ke arah vertikal dan horizontal


2. Lipat pada bagian pojok kanan atas menurut garis lipat yang telah
dibuat sehingga membentuk segitiga.
3. Lipat pula bagian pojok kanan bawah menurut garis lipat yang telah
dibuat sehingga membentuk segitiga.

4. Lipat pula bagian pojok atas kiri menurut garis yang telah dibuat sehingga
membentuk segitiga.

5. Lipat pula bagian pojok bawah kiri menurut garis yang telah dibuat
sehingga membentuk segitiga. Sehingga tampak seperti gambar di bawah
ini.

6. Buka lipatan bagian kiri sehingga akan membentuk seperti gambar di


bawah ini.

7. Lipat garis miring di bagian atas tepat berimpit dengan garis horizontal
sehingga tampak seperti gambar di bawah ini.
8. Lipat garis horizontal yang telah dibuat ke arah atas sehingga akan
membentuk seperti pada gambar di bawah ini..

9. Lipat pula garis miring pada badian bawah tepat berimpitan dengan garis
horizontal sehingga akan tampak seperti gambar di bawah ini.

10. Pada garis horizontal yang terbentuk lipat ke arah bawah sehingga akan
tampak seperti gambar di bawah ini..
11. Pada segitiga yang berwarna putih lipat ke arah kanan sehingga sisi
segitiga yang berwarna putih saling berimpit seperti tampak pada gambar di
bawah ini..

12. Balik, sehingga tampak seperti gambar di bawah ini..

13. Hias dengan spidol sehingga akan tampak seperti gambar di bawah
ini..Selesai!!
MATERI TERAPI BERMAIN

Latar belakang
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan
pengelaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan
keteganganatau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol, dan akibat dari
tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan
berbagai aksi seperti menolak makanan, menangis, teriak, memukul, menendang,
tidak kooperatif, atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan.
Salah satunya upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenagan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi
pertubuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan
fisik,intelektual,emosional dan sosial sehinggah bermain merupakan media yang
baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi,
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna, oleh karena
itu, mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan
dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah satu media
bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak. Dinamika
secara psikologi menggambarkan bahwa selama mewarnai, anak akan
mengeksperikan imajinasinya dalam goresan warna pada gambar sehingga untuk
sementara waktu anak akan merasa lebih rileks.
Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti terapi bermain dapat meminimalkan dampak
hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses
kesembuhan anak.
2. Tujuan Khusus
• Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
• Mempercepat proses kesembuhan anak.
I. KEUNTUNGAN BERMAIN
1. Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
2. Membuang ekstra energi.
3. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti
tulang, otot dan organ-organ.
4. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
5. Anak belajar mengontrol diri.
6. Berkembangnya berbagai keterampilan yang akan berguna
sepanjang hidupnya.
7. Meningkatnya daya kreativitas.
8. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
9. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati
dan kedukaan.
10. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya untuk saling
bekerja sama
11. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
12. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
II. MACAM BERMAIN
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan
diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain
aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermaina dalah memeriksa
alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ngocok
apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-
kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi
rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan
teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat
dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah
bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi
kebosanan dan keletihannya. Contoh melihat gambar di
buku/majalah mendengar cerita atau musik, menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan
dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai
energi untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.

III. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya
dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat
menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari
motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang
ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil,
bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan
kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar,
buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara,
ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku
bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya
dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai
bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

IV. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM


BERMAIN
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan
anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum
meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin
bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

V. BENTUK- BENTUK PERMAINAN

1. Usia 32 – 72 bulan
• Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan
membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,
mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain
pura-pura (sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkansportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat,
lari, dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik
halus dan kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan
orang diluar rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu
pengetahuan, misal : pengertian mengenai terapung dan
tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.

• Alat permainan yang dianjurkan :


a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar,
majalah anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar
melipat, gunting, air, dll.
b. Teman-teman bermain anak sebaya, orang tua, orang lain
diluarrumah.
2. Usia Prasekolah
• Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat olahraga.
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran.
f. Boneka tangan.
g. Mobil.
h. Kapal terbang.
i. Kapal laut, dsb

VI. EVALUASI
Peserta terapi bermain mampu:
1. Anak dapat menyelesaikan satu bentuk lipatan dan kemudian
digantung
2. Anak dapat aktif dan mengikuti kegiatan
3. Anak merasa senang dan gembira
4. Mengurangi rasa takut anak pada perawat
VII. TEORI ORIGAMI
A. Pengertian
Melipat kertas atau origami adalah suatu teknik berkarya
seni/kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari bahan kertas,
dengan tujuan untuk menghasilkan aneka bentuk mainan,
hiasan, benda fungsional, alat peraga, dan kreasi lainnya
(Sumanto, 2006: 97). Melipat dilakukan dengan cara mengubah
lembaran kertas berbentuk bujur sangkar, segi empat, atau segi
tiga menurut arah atau pola lipatan secara bertahap sampai
dihasilkan suatu model atau bentuk lipatan yang diinginkan.
Kegiatan melipat kertas sangat terkenal di negara Jepang karena
perkembangan kreativitasnya sangat cepat (Hajar Pamadhi &
Evan Sukardi S., 2008: 7.6). Seni melipat kertas di Jepang
dikenal dengan istilah origami. Kata origami terdiri dari dua
kata yaitu oru dan kami. Oru berati melipat dan kami berati
kertas. MS Sumantri (2005: 151) menyatakan bahwa melipat
merupakan kegiatan keterampilan tangan untuk menciptakan
bentuk-bentuk tertentu tanpa menggunakan bahan perekat (lem).
Kegiatan ini membutuhkan keterampilan koordinasi mata dan
tangan, ketelitian, kerapian, dan kreativitas. Apabila kegiatan ini
sesuai dengan minat anak akan memberikan kegembiraan dan
keasyikan serta kepuasan bagi anak. Dari beberapa pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa origami dalam penelitian ini
adalah teknik kerajinan tangan dengan cara melipat yang dibuat
dari bahan kertas untuk menghasilkan bentuk-bentuk tertentu
yang membutuhkan keterampilan koordinasi antara mata dan
tangan, kerapian, dan ketelitian. Pada penelitian ini peneliti akan
membuat origami dengan lipatan 1-6 menggunakan kertas
dengan jenis origami paper dengan bentuk kertas persegi yang
akan dibentuk menjadi mainan atau hiasan misalnya: bentuk tas,
bentuk topi, bentuk keranjang, bentuk ikan, dan bentuk lilin.
B. Tujuan Origami
Adapun tujuan dari kegiatan melipat kertas (origami) yang
dikemukakan oleh Sri Setiani (2007: 3.19) adalah sebagai
berikut: a) Melatih konsentrasi dan ingatan anak; b) Melatih
pengamatan; c) Mengembangkan ekspresi melalui media lukis;
d) Mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi; e) Melatih
otot-otot tangan/jari, koordinasi otot, mata, dan keterampilan
tangan; f) Memupuk perasaan estetika; g) Memupuk ketelitian,
kesabaran, dan kerapian. MS Sumantri (2005: 158) menyatakan
bahwa tujuan kegiatan melipat kertas adalah untuk melatih
koordinasi mata dan otot-otot tangan serta konsentrasi pada anak
usia dini. Kegiatan melipat kertas tidaklah mudah dilakukan
oleh anakanak karena kegiatan melipat membutuhkan beberapa
aspek perkembangan. Secara khusus tujuan melipat adalah
untuk melatih daya ingat, pengamatan, keterampilan tangan,
mengembangkan daya fantasi, kreasi, ketelitian, kerapihan, dan
perasaan keindahan (Sumanto, 2006: 97). Dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan origami adalah
melatih koordinasi otot halus antara mata dan tangan, melatih
kesabaran, ketelitian, kerapian, melatih daya ingat, dan perasaan
keindahan. Tujuan origami dalam penelitian ini adalah untuk
melatih koordinasi mata dan tangan anak dengan cara meniru
melipat kertas 1-6 lipatan sesuai tingkat keberhasilan tertentu
dengan ketelitian dalam melipat sesuai arah lipatan, kerapian
hasil lipatan, dan kecepatan dalam melipat.
C. Manfaat Origami
Fajar Ismayanti (2012: 1-2) menyebutkan ada beberapa
manfaat origami yaitu:
a. Anak belajar meniru/mengikuti arahan. Apabila anak dapat
mengikuti tahap demi tahap dalam melipat dengan baik,
maka sebenarnya anak itu telah belajar bagaimana cara
mengikuti petunjuk dan arahan dari orangtua atau guru. Hal
ini lah yang mendasari bahwa anak telah belajar dengan
cara meniru.
b. Anak belajar berkreativitas. Origami pada dasarnya adalah
dunia kreativitas. Banyak model-model origami baik model
tradisional maupun modern. Anakanak dapat memilih
sesuai dengan apa yang dia suka. Seiring berjalannya
waktu, apabila anak sudah mahir melipat anak akan
membuat lipatan sesuai dengan gagasannya. Hal ini berarti
anak belajar berkreasi untuk menghasilkan sesuatu.
c. Anak belajar berimajinasi. Seorang anak akan belajar
berimajinasi melalui origami, apabila anak telah mencoba
berkreasi dengan sesuatu bentuk yang baru tanpa meniru
atau mengikuti arahan dari guru atau orangtua.
d. Anak belajar berkarya. Origami adalah seni melipat kertas,
sehingga ketika seorang anak membuat origami berarti ia
telah belajar berkarya (seni). Seni di sini bisa diartikan
dalam dua hal, yakni pertama seni melipatnya (teknik dan
cara melipatnya, prosesnya pada setiap tahapan, dsb), yang
kedua adalah modelnya itu sendiri yang menjadi karya seni.
Hasil karya origami jelas dapat dimasukkan dalam seni
visual (visual art).
e. Anak belajar menghargai/mengapresiasi. Mempraktekkan
origami berarti juga belajar mengapresiasi sebuah cabang
karya seni dari seni visual. Seorang anak ketika berorigami
berarti juga akan belajar mengapresiasi seni dan keindahan
sejak dini, artinya ia juga belajar kehalusan jiwa.
f. Anak belajar membuat model. Origami merupakan kegiatan
melipat kertas untuk membuat suatu bentuk model.
Misalnya, anak perempuan membuat miniatur bentuk
binatang, anak laki-laki membuat bentuk pesawat. Hal ini
akan terus berkembang sesuai dengan kemampuan anak
dalam membuat bentuk model lipatan dari yang mudah ke
yang sulit.
g. Anak belajar membuat mainan sendiri. Banyak model
bentuk origami yang dapat untuk mainan anak seperti
bentuk katak lompat, topi, kapal, dan pesawat. Anak dapat
membuat sendiri mainan itu dengan selembar kertas untuk
mainan sendiri maupun dengan temannya.
h. Anak dapat membaca gambar. Anak dalam belajar origami
melalui buku yaitu dengan membaca gambar atau petunjuk
yang telah tertera pada buku tersebut. Hal ini akan
meningkatkan rangsangan logika anak untuk mengikuti
petunjuk yang ada.
i. Anak dapat menemukan solusi untuk permasalahannya.
Origami dalam pembuatannya terdiri dari beberapa tahapan,
dimana setiap tahapannya merupakan rangkaian persoalan-
persoalan lipatan yang beraneka ragam. Ketika seorang
anak membuat origami dengan cara mengikuti alur tahapan,
sebenarnya dia sedang menghadapi persoalan pada setiap
tahapan itu. Apabila anak berhasil mengikuti tahap demi
tahap, artinya ia dapat menyelesaikan persoalan origami.
j. Anak belajar perbandingan (proporsi)/matematis. Salah satu
keindahan model origami adalah dengan proporsi bentuk
(perbandingan bentuk). Mengapa model ini atau itu mirip
bentuk tertentu yaitu karena teori proporsi. Tingkat
keindahan sebuah model origami (walaupun sudah jelas
modelnya) juga sangat terletak pada proporsi. Di sisi lain
jenis lipatan origami tradisional umumnya merupakan jenis
lipatan berdasarkan teori matematis, artinya bukan asal
lipatan. Dengan demikian, aktifitas origami dapat
membimbing seorang anak untuk mengenal konsep
perbandingan bentuk dan sekaligus konsep matematis.
Manfaat origami menurut Pandiangan (Ni Kadek Novia
Purnamasari, I Gusti Agung Oka Negara, & I Made Suara, 2014:
5) menyatakan bahwa manfaat origami yaitu:
a. Melatih motorik halus pada anak sekaligus sarana bermain
yang aman, murah, menyenangkan, dan kaya manfaat.
b. Lewat origami anak belajar membuat mainannya sendiri
sehingga menciptakan kepuasan dibandingkan dengan
mainan yang sudah jadi dan beli di toko mainan.
c. Membentuk sesuatu dari origami perlu melewati tahapan
dan proses tahapan mengajarkan anak untuk tekun, sabar,
serta disiplin untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan.
d. Anak melalui kegiatan origami diajarkan untuk
menciptakan sesuatu, berkarya, dan membentuk model
sehingga membantu anak memperluas imajinasi mereka
dengan bentukan origami yang dihasilkan, karena berhasil
menciptakan sesuatu dari tangan mungil mereka.
e. Suatu kebanggaan dan kepuasan tersendiri bagi anak-anak,
terlebih lagi anak belajar menghargai dan mengapresiasi
karya lewat origami.
f. Belajar membaca diagram/gambar, berpikir matematis serta
perbandingan (proposisi) lewat bentuk-bentuk yang dibuat
melalui origami adalah suatu keuntungan lain dari
mempelajari origami.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat
origami dalam penelitian ini adalah melatih motorik halus anak,
anak dapat belajar membuat mainan sendiri, mengajarkan anak
tekun dan sabar, dan anak dapat belajar membaca
gambar/diagram lewat bentuk yang dibuat melalui origami.
Manfaat origami dalam penelitian ini adalah melatih
kemampuan gerakan anak menggunakan otot-otot halus pada
jari tangan agar anak dapat membuat bentukbentuk tertentu.
D. Jenis Kertas Origami
1. Washi adalah kertas origami khas Jepang yang
berkualitas tinggi. Harganya cukup mahal, biasa
digunakan untuk model-model origami washi doll
2. Origami Paper adalah kertas yang berbentuk persegi
merupakan kertas dengan motif atau polos terbuat dari
kertas HVS yang diberi motif menarik. Kertas jenis ini
sebenarnya terbagi menjadi beberapa jenis kalau
dikategorikan menurut motifnya, yaitu 1 sisi, 2 sisi
bermotif atau polos. Pada Gambar 2 di bawah ini adalah
origami paper:
3. Chiyagomi adalah kertas chiyago hampir sama motifnya
dengan kertas washi. Teksturnya lebih halus dan lebih
cenderung seperti kertas HVS mempunyai motif yang
istimewa kadang ada tambahan emas dimotifnya.
4. Gold Foil Paper adalah kertas emas yang masih jarang
ditemukan di Indonesia. Secara umum di sini ada kertas
emas atau perak tapi belum khusus diproduksi sebagai
kertas origami, sehingga kita harus memotong sendiri
kertas tersebut, selain itu kualitas dari kertasnya belum
bagus.
Sri Setiani (2007: 3.19) berpendapat jenis kertas
yang bisa digunakan untuk melipat antara lain kertas
putih dengan ukuran bervariasi, kertas berwarna/kertas
origami, kertas koran, dan guntingan majalah yang
ukurannya simetris. Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pada penelitian ini peneliti
menggunakan media jenis kertas Origami Paper yang
berwarna polos dan motif serta kertas kado yang mana
peneliti memotong sendiri.
E. Dasar-Dasar Melipat kertas Origami
Kegiatan origami dalam pelaksanaanya harus mengikuti
langkah-langkah dasar melipat, ini bertujuan agar kegiatan
origami mudah untuk diikuti anakanak. Sumanto (2005: 100)
berpendapat bahwa ada beberapa dasar-dasar melipat kertas
antara lain yaitu:
1. Gunakan jenis kertas khusus untuk melipat. Kertas lipat
biasanya sudah dikemas dalam bungkus plastik berbentuk
bujur sangkar dalam berbagai ukuran dan warna. Melipat
juga dapat menggunakan jenis kertas HVS, kertas manila,
kertas koran, kertas payung, kertas marmer, kertas buku
tulis, kertas kado, dan sejenisnya. Sedangkan mengenai
ukuran dan warnanya dapat disesuaikan dengan bentuk atau
model lipatan yang akan dibuat.
2. Setiap model lipatan, ada yang dibuat dari kertas berbentuk
bujur sangkar, bujur sangkar ganda, empat persegi panjang,
dan segi tiga. Misalnya untuk lipatan model rumah, perahu,
bunga, gelas, bola kotak dibuat dengan menggunakan kertas
berbentuk bujur sangkar, model katak lompat menggunakan
kertas bujur sangkar ganda. Lipatan model perahu layar,
kapal terbang, mainan topeng mamakai kertas empat
persegi panjang. Lipatan model ikan dapat dibuat dari kertas
berbentuk segi tiga. Setiap model akan dapat dibuat dari
kertas berbentuk segi tiga. Setiap model lipatan tidak selalu
menggunakan kertas berbentuk bujur sangkar.
3. Untuk memudahkan melipat berdasakan gambar kerja
(pola), kenalilah petunjuk dan langkah-langkah
pembuatannya. Petunjuk melipat ditandai dengan garis anak
panah sesuai arah yang dimaksudkan dalam tahapan lipatan.
Misalnya lipatan ke tengah, lipatan rangkap, lipatan sudut,
hasil lipatan dibalik, hasil lipatan ditarik, dan sebagainya.
4. . Kualitas hasil lipatan ditentukan oleh kerapian dan
ketepatan teknik melipat, mulai dari awal sampai selesai.
F. Langkah-Langkah Melipat Kertas Origami
1. Tahap persiapan, dimulai dengan menentukan bentuk,
ukuran, dan warna kertas yang digunakan untuk kegiatan
melipat. Juga dipersiapkan bahan pembantu dan alat yang
diperlukan sesuai model atau bentuk yang akan dibuat.
2. Tahap pelaksanaan, yaitu membuat lipatan tahap demi tahap
sesuai gambar pola (gambar kerja) dengan rapi menurut
batas setiap tahapan lipatan sampai selesai.
3. Tahap penyelesaian, yaitu melengkapi bagian-bagian
tertentu pada hasil lipatan
Melipat lurus dan melipat miring perlu diberikan
sebagai dasar dalam melatih kemampuan anak pada
kegiatan melipat kertas ke berbagai arah atau posisi dengan
menggunakan beberapa ukuran kertas. Melipat lurus dan
melipat miring merupakan cara/pendekatan yang harus
dilakukan dalam pembuatan suatu model lipatan.
G. Langkah Pembelajaran Perkembangan Motorik Halus melalui
Melipat Kertas (Origami)
1. Pendidik dalam memberikan peragaan langkah-langkah
melipat pada anak TK supaya menggunakan peraga yang
ukurannya lebih besar dari kertas lipat yang digunakan
oleh anak. Selain itu lengkapi peragaan tersebut dengan
gambar langkah-langkah meliputi yang ditempelkan di
papan tulis dan contoh hasil melipat yang sudah jadi
dengan baik.
2. Setiap tahapan melipat yang sudah dibuat oleh anak
hendaknya diberikan penguatan oleh guru misalnya
“rapikan lipatan”, haluskan/setrika lipatan yang sudah
dibuat dan sebagainya.
3. Bila anak sudah selesai membuat bentuk lipatan, anak
diberi reward atau pujian dan diberi kesempatan untuk
mengulangi melipat lagi agar setiap anak memiliki
keterampilan sendiri membuat lipatan tanpa bantuan
bimbingan dari guru.
Metode pembelajaran yang dipakai dalam penelitian
tindakan yaitu metode demonstrasi. Samsudin (2008: 33)
berpendapat bahwa metode pembelajaran adalah cara yang
dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai
kompetensi yang ditetapkan. Metode pembelajaran demonstrasi
dilakukan dengan cara mempertunjukkan atau memperagakan
langkah-langkah kerja secara langsung dihadapan anak-anak.
Tujuannya agar anak memahami dan dapat melakukannya
dengan benar misalnya, menggunting, melipat, menanam
tanaman di kebun, mencampur warna, menipu balon kemudian
melepaskannya, menggosok gigi, mencuci tangan, dan lain-lain.
Langkah-langkah pembelajaran dalam penelitian ini adalah 1)
guru menjelaskan cara melipat kertas dengan metode
demonstrasi; 2) anak diberi penguatan dengan kata “setrika
lipatan/gosok lipatan” yang sudah dibuat; 3) anak diberi reward
berupa pujian; 4) penggunaan kertas lipat motif untuk menarik
minat anak.
DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih, 2007, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.

Markum.A.H, 2003, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta

Erlita, 2006. Pengaruh Permainan Pada Perkembangan Anak, Erlangga :


Jakarta
PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG
RUMAH SAKIT UMUM
Jl. Jendral Ahmad Yani No. 9 Tangerang 15111
Telp. (021) 5523507, 5513709, (Hunting) Fax, (021) 5527104
PO BOX, 635 TNG
e-mail : rsutangerang@tangerangkab.go.id Website : www.rsu.tangerangkab.go.id

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Suhati, SST


Jabatan : Kepala Ruangan Kemuning Bawah
Menerangkan bahwa bener telah dilakukan penyuluhan kesehatan di Paviliun
Kemuning Bawah Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang oleh dosen dan mahasiswa/i
program studi Profesi Ners STIKes Banten tahun ajaran 2020/2021 stase Keperawatan Anak
(adapun nama terlampir), dimana kegiatan dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Jumat, 05 Januari 2021


Tempat : Kemuning Bawah
Dengan Judul : Terapi Bermain dengan tema Seni Lipat Origami

Demikian Surat keterangan ini saya buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Terimakasih
Daftar Anggota Pendidikan Kesehatan :
No. NAMA JABATAN
1. Fenny Kusuma Dewi, S.Kep., M.Kep Dosen Pembimbing
2. Lola Reska Mahasiswa
3. Erna Fantry Mahasiswa
4. Rismawansyah Fadilah Mahasiswa
5. Noviyanti Mahasiswa
6. Restu Nurqoriah Mahasiswa
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai