Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK

“MEWARNAI GAMBAR” DI RUANG MELATI DUA RSUD DR. MOEWARDI


SURAKARTA

Disusun Oleh :

RETNO HASTUTI
DATIK WAHYUNIN SIH
TULUS DWI HARTANTO
SANTIKA PRIMARATRI

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak usia pra sekolah memandang hospitalisasi sebagai sebuah pengalaman yang
menakutkan. Anak usia pra sekolah belum mampu membedakan antara fantasi dan realita.
Mereka menganggap bahwa hospitalisasi merupakan hukuman atas tindakan mereka,
terlebih lagi selama anak menjalani perawatan di rumah sakit, biasanya ia akan dilarang
untuk banyak bergerak dan harus banyak beristirahat. Hal ini tentunya mengecewakan
anak, karena ia tidak mempunyai banyak waktu untuk bermain aktif di rumah sakit. Hal
tersebut tentunya akan meningkatkan kecemasan anak (Dora alfiyanti, 2007). Kecemasan
terbesar anak usia pra sekolah adalah kecemasan akan kerusakan tubuh (Potter dan Perry,
2001). Semua prosedur atau tindakan keperawatan baik yang menimbulkan nyeri maupun
tidak, keduanya menyebabkan kecemasan bagi anak usia pra sekolah selama hospitalisasi.
Peralatan medis yang bersih dirasakan cukup menyeramkan bagi anak-anak. Begitu juga
dengan bau obat yang menyengat dan penampilan para staf rumahsakit dengan baju yang
berwarna putih yang seolah terlihat menakutkan bagi anak (Dora alfiyanti, 2007).
Mempersiapkan anak untuk menghadapi prosedur atau tindakan keperawatan akan
mengurangi kecemasan, meningkatkan sikap kooperatif, dan mendukung ketrampilan
mereka serta meningkatkan kognitif dan kerjasama anak. Ada beberapa mekanisme koping
sederhana yang bisa diajarkan misalnya relaksasi, menarik napas, berhitung, memasase
tangan atau menyanyi. Semua teknik tersebut dapat dimodifikasi dengan aktivitas bermain
(Dora alfiyanti, 2007). Dengan bermain, anak melepaskan ketakutan, kecemasan,
mengekspresikan kemarahan dan permusuhan. Bermain merupakan cara koping paling
efektif untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kooperatif anak dalam prosedur
keperawatan (Wong, 2001). Penelitian yang dilakukan oleh Dora Alfiyanti dkk (2007)
menunjukkan bahwa terapi bermain berpengaruh terhadap tingkat kecemasan anak usia
pra sekolah selama tindakan keperawatan (Dora alfiyanti, 2007).
Perawat sebagai care provider atau pemberi asuhan keperawatan pada anak
berperan penting dalam proses penyembuhan anak dan tumbuh kembangnya selama
hospitalisasi. Selain berupaya mengurangi kecemasan pada anak yang hospitalisasi,
perawat juga perlu mengupayakan agar perkembangan bisa berjalan dengan optimal
selama perawatan, yaitu dengan melaksanakan program terapi bermain dengan
memperhatikan pertimbangan terapi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak dan meminimalkan hospitalisasi pada
anak.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selama ± 20 menit, anak dapat:
a. Menyalurkan energi anak
b. Mengembangkan kreativitas anak
c. Meningkatkan motivasi anak
d. Meningkatkan kognitif anak
e. Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat

C. SASARAN
Anak usia pra sekolah yang di rawat di ruang anak lantai Melati dua RSUD Dr. Moewardi
Surakarta
BAB II
KARAKTERISTIK

A. KARAKTERISTIK SASARAN
Kriteria Inklusi :
1. Anak berusia 3-5 tahun (Usia Pra Sekolah)
Anak menjalani rawat inap di ruang anak Melati dua RSUD Dr. Moewardi
Surakarta
2. KU anak baik, kesadaran composmentis
3. Anak tidak bed rest
4. Anak kooperatif
Kriteria Eksklusi :
1. Anak menolak mengikuti permainan
2. Anak menjalani program terapi saat waktu pelaksanaan terapi bermain

B. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI


1. Definisi Bermain (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009)
a. Bermain merupakan cara ilmiah bagi seorang anak untuk mengungkapkan
konflik yang ada dalam dirinya yang awalnya anak belum sadar bahwa
dirinya sedang mengalami konfik.
b. Menurut Foster dan Pearden bermain didefinisikan sebagai suatu kegiatan
yang dilakukan oleh seorang anak secara sungguh- sungguh sesuai dengan
keinginannya sendiri / tanpa paksaan dari orang tua maupun lingkungan
dimana dimaksudkan semata hanya untuk memperoleh kesenangan dan
kepuasan.
c. Dengan bermain seorang anak dapa mengekspresikan pikiran, perasaan,
fantasi, serta daya kreasi dengan tetap mengembangkan kreatifitasnya dan
beradaptasi lebih efektif terhadap berbagai sumber stress.
d. Bermain dapat membuat anak mengungkapkan isi hati melalui kata- kata
, anak belajar dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
objek bermain, waktu, ruang dan orang.
2. Variasi dan keseimbangan dalam aktivitas bermain (Sujono Riyadi dan
Sukarmin, 2009)
a. Bermain aktif
Adalah kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka
sendiri, seperti:
a) Bermain mengamati/ menyelidiki (exploratory play)
Perhatian anak pada aat bermain aalah memeriksa alat permainan
tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-
ngocok apakah ada bunyinya, menium, meraba, menekan dan
kadang berusaha untuk membongkar.
b) Bermain konstruksi (Constuction play)
Pada anak umur 3 tahun misalnya dengan menyusun balok-
balok menjadi rumah- rumahan, dll.
c) Bermain drama (dramatic play)
Misalnya bermain sandiwara boneka,main rumah- rumahan
d) Bermain bola, tali dan sebagainya.
b. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, seperti dengan melihat atau
mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah
bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan
dan keletihannya. Contoh:
a) Melihat gambar- gambar dibuku/ majalah
b) Mendengarkan cerita atau musik
c) Menonton tv,dll
3. Fungsi bermain terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak (Sujono
Riyadi dan Sukarmin, 2009) (Alice Zellawati, 2011)
a. Perkembangan sensori motorik
Permainan akan membantu perkembangan gerak halus dan pergerakkan
kasar anak dengan cara memainkan suatu objek yang sekiranya anak
merasa senang.
b. Perkembangan kognitif
Membantu anak untuk mengenal benda- benda yang ada disekitarnya.
Misalnya mengenalkan anak dengan warna dan bentuk.
c. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas pada anak bisa dengan cara memberikan
balok- balok yang banyak kemudian biarkan anak untuk menyusunnya
menajdi bentuk- bentuk yang dia inginkan, kemudian tanyakan bentuk
apa yang sudah dia buat.
d. Perkembangan sosial
Dapat dilakukan dengan mengajari anak berinteraksi dengan orang lain
ataupun teman sebayanya.
e. Kesadaran diri (self awareness)
Dengan bermain anak sadar akan kemampuannya sendiri,
kelemahannya dan tingkah laku terhadap orang lain
f. Perkembangan moral
Dapat dipeoleh dari orang tua,orag lain yang ada disekitar anak.
g. Komunikasi
Bermain merupakan alat komunikasi terutama pada anak yang masih
belum dapat menyatakan perasaannya secara verbal.
4. Faktor yang mempengaruhi pola bermain pada anak (Sujono Riyadi dan
Sukarmin, 2009)
a. Tahap perkembangan. Setiap perkembangan mempunyai
potensi/keterbatasan dalam permainan. Anak umur 3 tahun alat
permainannya berbeda dengan anak yang berumur 5 tahun.
b. Status kesehatan. Pada anak yang sedang sakit kemampuan
psikomotor/kognitif terganggu. Sehingga ada saat-saat anak sangat
ambisius pada permaiannya dan ada saat-saat dimana anak sama sekali
tidak punya keinginan untuk bermain.
c. Jenis kelamin. Pada saat usia sekolah biasanya anak laki-laki enggan
bermain dengan anak perempuan, mereka sudah bisa membentuk
komunitas tersendiri, dimana anak wanita bermain sesama wanita dan
anak laki-laki bermain sesama laki-laki. Tipe dan alat permainanpun
akan berbeda, misalnya anak laki-laki suka main bola, pada anak
perempuan suka main boneka.
d. Lingkungan. Lokasi dimana anak berbeda sangat mempengaruhi pola
permainan anak. Dikota-kota besar anak jarang sekali yang bermain
layang-layangan, paling-paling mereka bermain game karena memang
tidak ada/jarang ada tanah lapang/lapangan untuk bermain, berbeda
dengan didesa yang masih banyak terdapat tanah-tanah kosong.
e. Alat permainan yang cocok. Disesuaikan dengan tahap
perkembangannya sehingga anak menjadi senang untuk
menggunakannya.
5. Karakteristik dan klasifikasi bermain (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009)
a. Solitary play
Bermain sendiri, walaupun disekitarnya ada orang lain. Contoh: pada
bayi dan todler, anak akan asik dengan mainannya sendiri tanpa
menghirauka oran lain
b. Paralel play
Bermain sejenis, anak bermain dengan kelompoknya, pada masing-
masing anak mempunyai mainan yang sama tetapi tidak ada interaksi
diantara mereka, mereka tidak ketergantungan satu sama lain.
c. Associative play
Bermain dalam kelompok, dalam suatu aktivitas yang sama tetapi masih
belum terorganisir, tidak ada pembagian tugas, mereka bermain sesuai
degan keinginannya.
d. Cooperative play
Anak bermain secara bersama- sama, permainan sudah terorganisir dan
terencana, didalamnya sudah ada aturan main.
e. Social afective play
Anak mulai belajar memberikan respon melaui orang dewasa dengan
cara merajuk/ berbicara sehingga anak menjadi senang dan tertawa.
f. Sense of peasure play
Anak mendapat kesenanga dari suatu objek disekelilingnya.
g. Skill play
Memperoleh ketrampilan sehingga anak akan melaksanakannya secara
berulang- ulang.
h. Dramatic play
Melakukan peran sesuai dengan keinginannya atau dengan apa yang dia
lihat atau dengar, sehingga anak akan membuat fantasi dari permainan
itu.

C. KARAKTERISTIK PERMAINAN
Karakteristik bermain anak usia 3-5 tahun (pra sekolah) (Sujono Riyadi dan
Sukarmin, 2009)
1. Cross motor and fine motors
2. Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
3. Sangat energik dan imaginative
4. Mulai terbentuk perkembangan moral
5. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok
6. Assosiative play
7. Dramatic play
8. Skill play Laki-laki aktif bermain di luar
9. Perempuan didalam rumah

Tahap Kerja Terapi Bermain Anak Usia 3-5 Tahun (Sujono Riyadi dan
Sukarmin, 2009)
a) Stimulasi Sosial
Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan. Contoh: bermain
pasir bersama-sama.
b) Stimulasi Keterampilan
Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak sehingga dapat
mengetahui bakat anak. Contoh: Menggambar, bernyanyi, menari.
c) Stimulasi Kerjasama
Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak bermain
menyusun puzzle, bermain bola.
BAB III
METODOLOGI BERMAIN

A. JUDUL PERMAINAN
Mewarnai Gambar

B. DESKRIPSI PERMAINAN
Mewarnai gambar merupakan salah satu terapi bermain yang dapat di lakukan
pada anak usia pra sekolah. Gambar yang digunakan untuk diwarnai adalah gambar
sederhana dengan karakteristik yang sudah dikenal pada anak usia pra sekolah. Pada
umumnya anak usia pra sekolah sudah mampu mengenal objek-objek yang pernah
dilihatnya. Sebelum memulai permainan mewarnai, anak akan diberikan petunjuk
tentang aturan permainan. Anak dapat mewarnai gambar dengan warna sesukanya
ataupun mengikuti dari contoh yang sudah disediakan oleh perawat. Jika anak-anak
kesulitan dalam mewarnai, perawat akan membantu dan memfasilitasinya. Orang tua
anak akan dilibatkan untuk membantu proses bermain.

C. TUJUAN PERMAINAN
1. Tujuan umum
Mengurangi efek hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan khusus
a. Mengembangkan daya kreativitas anak dalam mewarnai gambar menjadi
sebuah gambar yang utuh
b. Meningkatkan komunikasi antara pasien dengan perawat.
c. Meningkatkan kerjasama antara anak dan perawat

D. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN


Dalam permaianan ini keterampilan harus dimiliki oleh anak dan perawat. Anak
harus memiliki pengetahuan tentang cara bermain, kreativitas yang tinggi dan semangat
untuk bermain. Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki oleh perawat adalah
perawat memiliki kemampuan untuk menjelaskan permainan sehingga anak menjadi
tahu tentang cara melakukan permainannya, kesabaran dalam membimbing proses
bermain dan komunikasi yang baik sehingga anak dapat membentuk hubungan saling
percaya dengan perawat.

E. JENIS PERMAINAN
Permainan aktif mewarnai gambar

F. ALAT YANG DIPERLUKAN


1. Kertas gambar
2. Pensil warna
3. Alat tulis

G. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal :
Jam :
Tempat : Ruang bermain anak Melati Dua

H. PROSES BERMAIN
1. Pembukaan
a. Mengucapkan salam
b. Perawat memperkenalkan diri pada anak
c. Perawat membina hubungan saling percaya dengan anak dan orangtua anak
dengan cara menjalin komunikasi 2 arah dan memberi feedback dari setiap
respon anak
d. Perawat menjelaskan tujuan dari bermain yang dilakukan pada anak dan
orangtua anak
e. Melakukan kontrak waktu
2. Inti
a. Perawat menjelaskan tentang aturan bermain
b. Perawat memberikan 1 contoh gambar yang sudah diwarnai
c. Anak melakukan kegiatan mewarnai
d. Pemberian hadiah / pujian kepada anak
3. Terminasi
a. Perawat mengevaluasi perasaan anak dan orangtua dengan memberikan
pertanyaan seperti :
1) Bagaimana perasan anak setelah bermain?
2) Bagaimana perasaan orangtua setelah bermain?
3) Apakah kegiatan ini menyenangkan?
4) Apakah manfaat dari terapi bermain yang dilakukan?
b. Penutup

I. HAL- HAL Y ANG PERLU DIWASPADAI


1. Energi
Untuk bermain diperlukan energi yang cukup. Anak yang sedang sakit cenderung
malas untuk bermain.
2. Waktu
Waktu bermain harus disesuaikan dengan waktu istirahat anak. Anak yang sedang
sakit cenderung memilih untuk beristirahat daripada bermain.
3. Ruangan untuk bermain
Ruangan yang sempit atau terlalu lebar mempengaruhi keinginan anak untuk
bermain.
4. Lingkungan
Lingkungan yang terlalu ramai atau terlalu hening akan mempengaruhi konsentrasi
anak dalam bermian.
5. Pengetahuan untuk bermain
Pengetahuan tentang cara melakukan permainan akan mempengaruhi proses
berlangsungnya permainan.
6. Teman bermain
Teman bermain menjadi hal yang penting untuk menambah semangat anak untuk
bermain. Kenyamanan proses bermain ditentukan oleh lawan mainnya. Biasanya
anak- anak takut dengan orang yang baru dikenalnya termasuk perawat.
7. Alat permainan
Senang atau tidaknya seorang anak terhadap alat permainan akan mempengaruhi
semangat anak dalam bermain.
J. ANTISIPASI MEMINIMALKAN HAMBATAN
1. Energi
Permainan yang dilakukan tidak membutuhkan energy yang ekstra sehingga anak
merasa santai dalam mengikuti proses bermain
2. Waktu
Waktu bermain disesuaikan dengan kondisi anak. Ketika anak sedang istirahat
maka biarkanlah anak untuk istirahat. Waktu juga harus disesuaikan dengan mood
anak.
3. Ruangan untuk bermain
Ruangan bermain disesuaikan dengan keinginan anak. Ketika anak menginginkan
diluar maka permainan harus dilakukan diluar dan sebaliknya.
4. Lingkungan
Lingkungan dikondisikan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu ramai dan terlalu
sepi sehingga konsentrasi anak terjaga dan anak tidak merasa kesepian
5. Pengetahuan untuk bermain
Menjelaskan dengan penjelasan yang ringan sekaligus memperagakan
6. Teman bermain
Meminta keluarga untuk mendampingi anak selama proses bermain.
7. Alat permainan
Pemilihan alat permainan disesuaikan dengan usia dan karakteristik anak.

K. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
Anak : subjek proses bermain
Perawat : pelaksana permainan
Keluarga : pembantu pelaksana
2. Proses
Sebelum bermain, perawat menjelaskan tentang tata cara bermain dan menunjukkan
contoh gambar yang sudah diwarnai. Selain menjelaskan, perawat juga
memperagakan tentang alat permainannya dan memvalidasi bahwa anak telah
mengerti dan memahami teknik bermain. Perawat juga melibatkan keluarga untuk
mendampingi anak dalam proses bermain. Setelah anak mengerti maka perawat
memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba melakukan permainannya
yaitu mewarnai gambar. Perawat membantu anak ketika anak mengalami kesulitan
dan menjaga interaksi untuk meningkatkan komunikasi pada anak.
3. Hasil
Anak mampu menyelesaikan permainan dengan baik, memberi apresiasi pada
permainannya dan merasa senang dapat bermain bersama. Keluarga dapat
membantu anak dengan cara menemani selama proses bermain.
DAFTAR PUSTAKA

Dora alfiyanti. Pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak usia pra sekolah
selama tindakan keperwatan di Ruang Lukman Rs.Roemani Semarang. Jurnal
keperawatan vol.1. No.1. 2007
Perry, Potter. Fundamental of Nursing Fifth Edition. St.Louis: Mosby Company. 2001
Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L, et al. Wong’s essential of pediatric nursing Sixth Edition. St.Louis: Mosby
Company. 2001
Zellawati, Alice. Terapi bermain untuk mengatasi permasalahan pada anak. Majalah ilmiah
informatika vol.2 No.3. Fakultas Psikologi Universitas AKI
Contoh gambar

Anda mungkin juga menyukai