Anda di halaman 1dari 10

Lampiran 1: Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Teknik Menyusui

Sub pokok bahasan : Air Susu Ibu (ASI), Manfaat ASI dan Menyusui, Langkah

langkah Teknik Menyusui, serta Posisi Menyusui

Sasaran : Ibu hamil trimester III

Waktu : 80 menit

Tempat : Balai desa Baki Sukoharjo

Hari :

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan ibu hamil trimester III
dapat memahami dan mengerti tentang teknik menyusui.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai teknik menyusui,
diharapkan pasien dan keluarga mampu:
a. Mengetahui pengertian ASI ekslusif.
b. Mengetahui manfaat pemberian ASI ekslusif.
c. Mengetahui teknik menyusui yang benar.
d. Mengetahui posisi menyusui yang benar
B. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
C. Media
1. Leaflet
2. Vidio
D. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH RESPON PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
a. Salam a. Membalas salam
b. Perkenalan b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
d. Kontrak waktu d. Memberikan respon
2. 60 menit Inti :
a. Memberikan kuesioner pre test a. Menyimak
b. Menayangkan video berisi: b. Bertanya
1) Pengertian ASI c. Mengerjakan
2) Manfaat ASI dan menyusui
3) Teknik menyusui
4) Posisi menyusui
c. Diskusi dan demostrasi
d. Memberikan kuesioner post test
3. 15 menit Penutup :
a. Menyimpulkan hasil penyuluhan a. Memahami
b. Tanya Jawab b. Melakukan tanya
c. Salam penutup jawab
c. Membalas salam

E. Evaluasi
a. Evaluasi proses
Pengamatan menggunkan lembar observasi
b. Evaluasi hasil
Post test dengan kuesioner
MATERI PENYULUHAN TEKNIK MENYUSUI

A. Pengertian Air Susu Ibu (ASI)


ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan mineral
yang disekresikan oleh kedua kelenjar mammae ibu sebagai makanan utama bayi
(Kristiyanasari, 2009).
B. Manfaat Menyusui dan Keunggulan ASI
1. Bayi mendapatkan nutrisi dan enzim terbaik yang dibutuhkan
2. Bayi mendapatkan kekebalan tubuh serta perlindungan dan kehangatan
melalui kontak kulit dengan ibunya
3. Meningkatkan sensitivitas ibu akan kebutuhan bayinya
4. Mengurangi perdarahan serta konservasi zat besi, protein, dan zat lain
mengingat ibu tidak haid selama menyusui sehingga menghemat zat yang
terbuang.
5. Penghematan anggaran karena tidak perlu memberikan susu dan
perlengkapannya
6. ASI ekslusif dapat menurunkan angka kejadian alergi, terganggunya
pernafasan, diare, dan obesitas pada anak (Riksani, 2012).
C. Teknik Menyusui
Secara umum, seluruh ibu dapat menyusui, tetapi ada teknik yang dapat
memaksimalkan produksi ASI dan membuat bayi dapat menyusu dengan
sempurna. Teknik yang dianjurkan secara medis yaitu:
a. Sebelum dan sesudah menyusui pastikan untuk mencuci tangan
b. Menyusui dapat dilakukan dengan posisi duduk maupun berbaring.
Ketika duduk lindungi punggung menggunakan bantal atau alas empuk
sedangkan jika duduk di tempat tidur tambahkan satu bantal lagi dibawah
tangan guna melindungi bayi dan mendekatkan payudara. Pada posisi
duduk, kaki harus berpijak pada lantai untuk memastikan stabilnya posisi.
c. Pada posisi tidur, tubuh dimiringkan dan kepala ditinggikan dengan
bantuan bantal atau alas empuk, kemudian dekatkan bayi sampai putting
dapat terjangkau oleh mulut bayi. Lindungi punggung bayi dengan tangan
atau bantal, tetapi jangan sampai bayi kepansan dan ibu tertidur. Dekatkan
segala sesuatu yang dibutuhkan sebelum memulai proses menyusui.
d. Melakukan pemijatan ringan pada payudara agar lemas.
e. Tekan areola dengan antara ibu jari dan telunjuk sehingga ASI
keluar beberapa tetes. Oleskan ASI tersebut pada putting dan areola sekitar
sebelum menyusui agar merangsang penciuman bayi dan menghindari aliran
susu yang terlalu kencang.
f.Ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari diatas dan keempat
jari dibagian bawah payudara.
g. Sebagian besar areola payudara harus berada didalam mulut bayi.
Bantu dalam menemukan putting saat pertama kali menyusui.
h. Lakukan proses menyusui secara bergantian pada dua payudara
jika payudara pertama sudah kosong dengan tujuan mencegah
pembengkakan pada payudara dan sakit pada putting. Raba payudara untuk
mengetahui payudara yang baik untuk menyusui, payudara yang terasa lebih
kencang memiliki banyak susu.
i. Jika akan melepaskan mulut bayi dari putting susu, masukkan jari
kelingking antara mulut bayi dan payudara.
j. Sesudah selesai menyusui, oleskan kembali ASI pada putting susu dan
areola. Biarkan kering oleh udara.
k. Bayi digendong dibahu atau dipangku tengkurap supaya dapat
bersendawa.
l. Saat menyusui, biarkan payudara yang lain bebas agar hormone pembuat
susu tetap berproduksi.
m. Jika cemas ASI akan tumpah kemana-mana, pakai breast pads
(Rosita, 2008).
D. Posisi Menyusui
a. Posisi timangan atau madona
1) Ibu duduk dengan posisi yang nyaman
2) Bayi berbaring miring menghadap ibu
3) Sisi kepala dan tubuh bayi berada di lengan bawah ibu disebelah
payudara yang dihisap.
Gambar 2.1 Posisi timangan, madona, atau cradle hold
b. Posisi timangan menyilang
Posisi ini sangat baik untuk ibu dengan bayi baru lagir atau premature.
1) Ibu duduk dengan posisi nyaman
2) Bayi berbaring miring, menghadap ibu
3) Sisi bayi ibu berada di lengan bawah ibu pada sisi yang berlwanan
dengan payudara yang digunakan untuk menyususi
4) Tangan menyangga leher dan bahu bayi sedemikian rupa agar bayi
dapat menengadahkan kepalanya

Gambar 2.2 Posisi timangan menyilang (cross ceadle)


c. Posisi mengepit (football)
Ibu duduk dengan posisi nyaman dengan bayi berbaring terlentang
dan meringkuk diantara sisi dada dan lengan ibu. Tubuh bagian atas bayi
disangga oleh lengan bawah ibu. Tangan ibu menyangga leher dan bahu bayi.
Pinggul bayi fleksi pada belakang kursi atau permukaan lain tempat ibu
bersandar.
Gambar 2.3 Posisi mengepit (football)
d. Posisi semi sandar
Ibu duduk dengan posisi duduk nyaman dengan condong ke belakang
dan bayi berbaring berhadapan dengan tubuh ibu, biasanya berbaring miring.

Gambar 2.4 Posisi semi sandar


e. Posisi berbaring miring (lyingdown)
Posisi ibu berbaring miring dengan dada bayi bersandar pada dada ibu.
Lengan ibu yang terdekat dengan matras atau selimut gulung menyangga
punggung bayi.

Gambar 2.5 Posisi berbaring (lyingdown)


f. Posisi Australia (terlentang)
Ibu berbaring terlentang dengan bayi bersandar pada dada ibu. Posisi
ini berguna saat ibu memiliki produksi ASI yang banyak atau alirannya deras/
cepat karena membuat bayi lebih mampu menggerakkan kepalanya (Cadwell,
2011).

Gambar 2.6 Posisi Australia (terlentang)


INSTRUMEN EVALUASI

A. Lembar Pengamatan (diisi peneliti)


Nama Responden :
Nomor :

No. Aspek Yang Diamati Kriteria


Baik Cukup Kurang
1 Kemampuan Mendengarkan
2 Keaktifan Bertanya
3 Ketepatan menjawab pertannyaan
4 Kemampuan menanggapi pendapat
orang lain
5 Kemampuan menghargai orang lain
DAFTAR PUSTAKA

Cadwell, K., Maffei, CT. (2011). Buku Saku Manajemen Laktasi. Jakarta: EGC
Fikawati, S., dkk. (2015). Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: Rajawali Pers
Riksani, R. (2012). Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta: Dunia Sehat
Rosita, S. (2008). ASI Untuk Kecerdasan Bayi. Yogyakarta; Ayyana

Anda mungkin juga menyukai