LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang melekat
dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu
maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan
upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar
dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan
peran serta masyarakat. (Notoatmodjo S, 2007).
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya sendiri dalam
mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri antara
lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan, Imemberikan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat terutama kepada ibu pascapersalinan mengenai berbagai pendidikan kesehatan yang
dapat kita berikan sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan kepada ibu selama masa
nifas, dan menyusui.
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, placenta serta selaput yang
diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti seperti sebelum hamil dengan
waktu kurang lebih 6 minggu. Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna
menurunkan angka kematian ibu dan bayi di indonesia. Upaya ini terbukti telah menyelamatkan
lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir yang disertai dengan penyulit proses
persalinan atau komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa. Ini sebagai bagian dari upaya
kesehatan masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari promosi kesehatan ?
2. Apa saja macam – macam upaya promosi kesehatan ?
3. Apa saja promosi kesehatan pada ibu nifas ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui macam – macam upaya promosi kesehatan
3. Untuk menetahui promosi kesehatan pada ibu nifas
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PROMOSI KESEHATAN
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Promosi Kesehatan ( Health Promotion )
adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal.
Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,
spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan dapat berjalan secara sistematis, terarah dan
terencana sesuai konsep promosi kesehatan bahwa individu dan masyarakat bukan hanya sebagai
objek/sasaran yang pasif menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu pengelolaan program
promosi kesehatan mulai dari pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pemantauan
dan penilaian. Dan agar promosi kesehatan berjalan secara efektif dan efesien maka pesan harus
sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan / masalah sasaran.
Sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat khususnya perilaku masyarakat. Karena
terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan
langsung dialamatkan kepada masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan pentahapan sasaran
promosi kesehatan. Sedangkan pelayanan kesehatan menurut Prof. DR. Soekidjo Notoadmojo
adalah sub system pelayan kesehatan yang tujuan utamanya adalah preventif (prncegahan) dan
promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Menurut Levey dan Loomba
(1973) palayanan kesehatan adalah uapaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
menyambuhakan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau
masyarakat. Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif ( pencegahan),
kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok
atau masyarakat, lingkungan
Setelah pasca persalinan ini, bidan sangat dibutuhkan dalam menghadapi dan memantau ibu
terutama selama 2 jam persalinan. Hal ini karena selama 2 jam pasca persalinan rentan akan
komplikasi-komplikasi pada ibu. Dalam masa nifas, tanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu
merasa capek dan lemah. Keadaan fisik nya diperiksa terutama uterus, tanda-tanda vital dan
daerah vagina. Bila keadaan ibu tetap normal, dianjurkan bayi segera diteteki lagi. Ibu dan bayi
diberi kesempatan beristirahat. Makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing, bayi tidak
boleh diberi apapu kecuali ASI. Ibu diberitahukan agar menjaga kesehatan perineum terutama
waktu buang air kecil dan air besar. Berdasarkan program dan kebajikan teknis masa nifas,
paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan masa nifas, untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir
untuk mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Jadi ibu dan keluarga diberitahu
untuk kontrol pada : 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah
persalinan, 6 minggu setelah persalinan.
Promosi Kesehatan pada Ibu Nifas meliputi Health education, personal hygiene, istirahat dan
tidur pada ibu nifas. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses
penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan pendidikan kesehatan / health
education seperti personal hygiene, istirahat dan tidur. Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan
ibu nifas antara lain:
Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat
menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume
saathamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan
kering.Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah
sekitarnya akibat lochea.
Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan
hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan
lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun
demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang
cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut.Hindari penggunaan pengering rambut.
Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali
melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan
tangan ibu. Oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan
merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan
jaga agar kulit tetap kering.
Kebersihan vulva dan sekitarnya.
• Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar
vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar
anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
• Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain
dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau
disetrika.
• Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya.
• Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari
menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun. Perawatan luka
perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat
penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genital
dengan air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci bagian depan,
baru kenudian daerah anus. Sebelum dan sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci
tangan.Pembalut hendaknya diganti minimal 2 kali sehari.Bila pembalut yang dipakai ibu bukan
pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar
matahari dan disetrika.
Pola istirahat
a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan,
serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
• Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
• Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
• Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Kurang istirahat
dapat mengurangi produksi ASI , memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
pendarahan, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayinya.
3) Nutrisi
Dalam masa nifas ibu membutuhkan gizi yang cukup. Gizi pada ibu menyusui sangat erat
kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.
Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh pada jumlah ASI yang
dihasilkan, ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal yang
digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktifitas ibu itu sendiri.
Sebuah teori, maternal depletion syndrome menyatakan bahwa status gizi ibu setelah peristiwa
kehamilan dan persalinan, kemudian diikuti masa laktasi, tidak segera pulih dan ditambah lagi
pemenuhan gizi yang kurang, jumlah paritas yang banyak dengan jarak kehamilan yang pendek,
akan menyebabkan ibu mengalami drainage gizi. Akibatnya ibu akan berada dalam status gizi
yang kurang dengan akibat lebih lanjut pada ibu dan anaknya. Oleh karena itu, ibu yang
menyusui anaknya harus diberikan pengetahuan tentang gizi.
Soal gizi ibu hamil maupun nifas, di mana bila gizi yang dibutuhkan, hampir mirip, tetap
berpedoman pada 4 sehat 5 sempurna dengan menu seimbang. Kuantitas dan kualitas makanan
ibu yang baik pada saat hamil maupun mana nifas akan mempengaruhi produksi ASI. Jika
keadaan gizi ibu baik secara kuantitas, akan terproduksi ASI lebih banyak daripada ibu dengan
gizi kurang. Sedangkan secara kualitas tidak banyak dipengaruhi kecuali lemak, vitamin dan
mineral.
Pada dasarnya menu untuk ibu hamil dan menyusui porsi makan baik nasi maupun lauk pauknya
lebih banyak daripada sebelum hamil dan menyusui. Pesan penting bagi ibu menyusui, antara
lain:
a. Banyak makan sayuran yang beragam dan banyak minum sedikitnya 8 gelas sehari,
b. Pemakaian bumbu jangan terlalu merangsang, tidak pedas,
c. Tetap memperhatikan kecukupan gizi rata-rata dianjurkan (2900 k.kal.)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, placenta serta selaputyang
diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti seperti sebelum hamil dengan
waktu kurang lebih 6 minggu.
Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas bidan
dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemas. Ibu
dan bayi diberikan kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu masih merasa lemas, promosi
kesehatan dapat diberikan melalui keluarga ibu nifas, misanya keluarga pasien diberitahukan
bawa ibu boleh minum dan makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing dan
sebagainya.
Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan kesehatan, bidan
diperkenankan untuk memberikan pendidikan kesehatan. Itupun sedikit demi sedikit sesuai
kemampuan ibu. Pendidikan kesehatan yang diberikan misalnya setelah melahirkan ibu boleh
makan seperti biasa, setiap hari minum air putih minimal 8 gelas, ibu diajari cara menyusui dan
perawatan payudara, gizi ibu nifas dan sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi
kesehatan pada ibu nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik dan normal.
B. SARAN
Pemakalah menyadari banyak terdapat kesalahan, kejanggalan, dan kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Dari kesederhanaan makalah ini, pemakalah membuka tangan guna menerima
kritikan dan saran, demi kesempurnaan makalah iniMa
DAFTAR PUSTAKA
Novita, Nesi dan Yunetra Franciska. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmojo,soekidjo.Prof,Dr.”Promosi Kesehatan dan ilmu Perilaku”.2007.Jakarta:PT.Rineka
Cipta.
http://www.academia.edu/10082175/Makalah_Upaya_promkes?login=&email_was_taken=true
http://tikamustikasari.blogspot.com/2013/05/promosi-kesehatan-ibu-nifas-dan-menyusui.html
Iklan
Share this:
Twitter
Facebook
Google
Terkait
Tinggalkan Balasan