Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

KEPERAWATAN ANAK
Di Link. TAMAN KOPASUS SERANG

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. RAHMAN ARIF. R
2. RESTI RAHAYU DESIANTI
3. RIZKI SAKINAH
4. SELA ANUGRAH HURI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG BANTEN
2021
A. LATAR BELAKANG

Seseorang yang masuk ke rumah sakit sebagai pasien dengan berbagai


alasan seperti pemeriksaan diagnostic, prosedur operasi, perawatan medis,
pemberian obat dan menstabilkan atau pemantauan kondisi tubuh disebut
dengan hospitalisasi. Hospitalisasi merupakan keadaan yang sangat krisis
pada anak, saat anak mengalami sakit dan diharuskan dirawat dirumah sakit.
Keadaan ini sering terjadi karena anak diharuskan beradaptasi dengan
lingkungan yang baru dana sing yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut
menyebabkan stressor baik terhadap anak maupun orangtua dan keluarga,
perubahan kondisi ini merupakan masalah besar yang menimbulkan
ketakutan, kecemasan bagi anak yang dapat menyebabkan perubahan
fisiologis dan psikologis anak jika anak tidak mampu beradaptasi dengan
perubahan terseebut.

Lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan penyebab kecemasan


bagi balita dan orang tua baik lingkungan fisik fasilitas pelayanan kesehatan
seperti bangunan/ruang pengobatan, alat-alat, bau yang khas, pakaian putih
petugas fasilitas pelayanan kesehatan maupun lingkungan sosial seperti
sesama pasien balita ataupun interaksi dan sikap petugas kesehatan itu
sendiri sehingga perasaan takut, cemas, tegang, nyeri dan perasaan tidak
menyenangkan lainnya sering dialami oleh balita.

Stress yang dialami seorang anak saat dirawat di Rumah Sakit perlu
mendapatkan perhatian dan pemecahannya agar saat di rawat seorang anak
mengetahui dan kooperatif dalam menghadapi permasalahan yang terjadi
saat di rawat. Salah satu cara untuk menghadapi permasalahan terutama
mengurangi rasa perlukaan dan rasa sakit akibat tindakan invasif yang harus
dilakukannya adalah bermain (Hurlock, 2011).

Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak


secara optimal. Bermain merupakan cara alamiah bagi anak untuk
mengungkapkan konflik dari dirinya. Bermain tidak sekedar mengisi waktu,
tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta
kasih, dan lain sebagainya. Anak memerlukan berbagai variasi permainan
untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya. Bermain dapat
mengungkapkan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan konflik dari
anak yang tidak disasarinya serta dialami dengan kesenangan yang
diekspresikan melalui psikososio yang berhubungan dengan lingkungan
tanpa memperhitungkan hasil akhirnya.

Alternatif untuk mengalihkan perhatian anak yang dirawat di rumah sakit


adalah dengan adanya dukungan sarana bermain yang dapat memfasilitasi
anak untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan anak usia pra sekolah
yang dirawat di rumah sakit karena anak usia sekolah masih senang -
senangnya berimajinasi.

Sarana bermain bertujuan agar tumbuh kembang anak tidak terhambat


walaupun anak sedang dirawat di rumah sakit. Dengan melakukan
permainan, anak akan terlepas dari ketegangan dan stress karena dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi
melalui kesenangannya melakukan permainan. Selain itu permainan adalah
media komunikasi antara anak dengan orang lain, termasuk dengan perawat
atau petugas kesehatan di rumah sakit sehingga perawat dapat mengkaji
perasaan dan pikiran anak melalui ekspresi nonverbal yang ditunjukkan
selama melakukan permainan atau melalui interaksi yang ditunjukkan anak
dengan orang tua dan teman bermainnya.

Dari beberapa uraian diatas kelompok tertarik untuk melakukan tindakan


penurunan stress anak yang mengalami hospitalisasi, diantaranya dengan
terapi bermain mewarnai. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
pengaruh terapi aktivitas bermain terhadap penururnan kecemasan pada
anak usia 7-10 tahun yang mengalami hospitalisasi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengurangi kecemasan pada anak selama hospitalisasi.

2. Tujuan Khusus
1. Memfasilitasi anak untuk mengekspresikan perasaannya.
2. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan anak.
3. Menciptakan atau meningkatkan hubungan interpersonal.
4. Menurunkan stress pada anak selama proses hospitalisasi di rumah
sakit
TERAPI BERMAIN

A. PENGERTIAN BERMAIN

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan anak-anak untuk


mengatasi kesulitan, stress dan tantangan yang ditemui serta berkomunikasi
untuk mencapai kepuasan dalam berhubungan dengan oranglain (Wong,
2009). Sedangkan menurutut Hurlock (2011) Bermain adalah kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan
hasil akhir.

Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan


untuk mengatasi stress tanpa mempertimbangkan hasil akhir untuk
mencapai kepuasan.

B. KATEGORI BERMAIN

1. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri.
Contoh : bermain sepak bola.
2. Bermain pasif
Energi yang dikeluarkan sedikit,anak tidak perlu melakukan aktivitas
(hanya melihat)
Contoh : bermain mendegarkan musik anak

C. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI


1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan,misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang,dengan bermain anak diharapkan
dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memproleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya
dengan bermain dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air
atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau
ibu

D. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL

1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermai disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
Todler.

2. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya
tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh
anak pre school.
Contoh : bermain balok

3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas
yangsma tetapi belum terorganisasi dengan baik,belum ada pembagian
tugas,anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi
dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak
usia sekolah Adolesen.

E. FUNGSI BERMAIN

Berikut beberapa fungsi bermain terhadap perkembangan anak :


1. Perkembangan Sensori Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek
tertentu,misalnya meraih pensil.

2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna,bentuk kegunaan)

3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun
balok.

4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari belajar dalam kelompok.

5. Kesadaran Diri (Self Awareness)


Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah
laku terhadap orang lain.

6. Perkembangan Moral
Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak misalnya : marah, takut, benci.

8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

1. Tahap perkembangan,tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan


2. Status kesehatan,anak sakit → perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan → lokasi, negara, kultur.
5. Alat permainan → senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status social ekonomi

G. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN

1. Tahap eksplorasi
Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain,anak mulai masuk dalam tahap perminan.
3. Tahap bermin sungguhan
Anak sudah ikut dalam perminan.
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan
berikutnya.
H. JENIS BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN

0 - 1 TAHUN

Tujuan bermain pada usia 0-1 tahun adalah menstimulasi perkembangan


anak, mengalihkan perhatian anak, mengalihkan nyeri dan ketidaknyamanan
yang dirasakan. Jenis permainan yang dilakukan : permainan kerincing,
sentuhan, mengamati mainan, meraih mainan, meraih bunyi-bunyian,
mencari mainan, menyusun donat warna warni dan mengenal bagian tubuh.

1 - 3 TAHUN

Jenis permainan nya yaitu arsitek Menara, tebak gambar dan menyusun
puzzle.

4 - 6 TAHUN

Permainan bola keranjang, bermain dokter-dokteran, bermain abjad, dan


boneka tangan

6 - 12 TAHUN

Yaitu permainan melipat kertas origami, mewarnai gambar, menggambar


bebas, bercerita, meniup balon

I. BERMAIN DI RUMAH SAKI

TUJUAN :

1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan

2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat

3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat


PRINSIP :
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Melibatkan keluarga/orang tua.

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1. Alat bermain
2. Tempat bermain

PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH :


1. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat,fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
2. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain.

MEDIA
 Kertas gambar
 Crayon

METODE

Metode yang dilakukan adalah demonstrasi secara langsung yang dilakukan


oleh anak sesuai dengan instruksi yang diberikan.

Langkah – langkah :
a. Membagikan kertas dan crayon pada setiap anak dan memastikan
tangan anak tidak basah.
b. Memberikan contoh kepada anak untuk mewarnai sesuai keinginannya
dan dibimbing dan didampingi oleh fasilitator.
c. Beri pujian selama melakukan proses mewarnai.
TOPIK BERMAIN
 Paralel play

PESERTA

Kegiatan Bermain ini diikuti peserta dengan kriteria sebagai berikut:


1. Kriteria Inklusi:
a. Anak usia sekolah (6-12 th)
b. Anak tidak mengalami peningkatan suhu tubuh
c. Tidak terpasang alat-alat invasif (NGT, Kateter)
d. Tidak Bedrest
e. Tidak Infeksi

2. Kriteria Eksklusi:
a. Suhu tubuh meningkat (> 380 C)
b. Terpasang alat-alat invasif
c. Bedrest
d. Infeksi

SETTING TEMPAT
Keterangan :

: Peserta
: Fasilitator
: Observer

: Leader
: Co Leader

a. Hari/ Tanggal : Kamis, 11 Maret 2021


b. Waktu : 14.00 WIB
c. Tempat : Link. Taman Kopasus Serang

PENGORGANISASIAN

1. Melakukan kontrak dengan anak dan orang tua


2. Mengunpulkan anak pada ruangan terapi bermain
3. Menyiapkan alat yang diperlukan
4. Kegiatan dipimpin oleh Leader dibantu dengan Co leader, fasilitator
dan observer
5. Mengobservasi kondisi pasien selama terapi bermain berlangsung

 Leader : Rahman Arif. R


Tugas :
1. Membuka Acara
2. Membaca peraturan bermain
3. Memimpin Jalannya permainan
4. Memberi semangat kepada peserta
5. Menciptakan suasana menjadi meriah
6. Mengambil Keputusan
7. Memberikan Reward
 Co Leader : Resti Rahayu Desianti
Tugas :
1. Membantu Leader dalam menjalankan terapi bermain
2. Membantu Leader selama terapi bermain berlangsung

 Fasilitator : Rizki Sakinah


Tugas :
1. Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung
2. Mendampingi anak selama bermainan
3. Memberikan semangat dan motivasi

 Observer : Sela Anugrah Huri


Tugas :
1. Mengamati dan mengevaluasi permainan
2. Mengamati tingkah laku anak

J. RENCANA PELAKSANAAN

No Kegiatan Waktu Respon


1. Persiapan :
- Menyiapkan ruangan 10 menit
- Menyiapkan Alat
- Menyiapkan anak dengan
keluarga

2. Proses :
- Memberikan salam 5 menit Menjawab salam
- Membuka proses terapi bermain Memperkenalkan diri
dengan mengucap salam, do’a,
memperkenalkan diri, Kontrak 5 menit Memperkenalkan
waktu
- Menjelaskan kepada anak dan 10 menit
keluarga tentang tujuan dan
manfaat bermain
- Menjelaskan cara bermain 5 menit Anak mau bermain
- Memberi kesempatan untuk 5 menit dengan antusias
3. bertanya/klarifikasi bersama teman-
- Mengajak anak bermain temannya
- Mengevaluasi respon anak dan
keluarga (perasaan)
- Menyimpulkan
(reward/reinforcement positif)
- do’a

Penutup :
- Menyimpulkan Memperhatikan
- Mengucapkan salam Menjawab salam

K. KRITERIA EVALUASI

a. Anak bersedia mengikuti terapi bermain


b. Anak mengikuti kegiatan sampai selesai
c. Anak dapat mengikuti dan melakukan apa yang diharapkan dari leader
d. Kebutuhan anak terpenuhi
e. Anak bersosialisasi dengan temannya
f. Anak mengikuti instruksi yang diberikan
g. Anak berperan aktif dalam permainan
h. Anak bisa melakukan permainan dengan mandiri
i. Anak dapat menyelesaikan permainan sampai selesai
j. Anak dapat berinteraksi dengan anak-anak lain yang dirawat di ruang
kenanga
k. Anak merasa senang mengikuti terapi bermain
LAMPIRAN

Nama Peserta Terapi Bermain

No Nama Peserta Umur


1. Zalfa 9 tahun
2. Yasmin 7 tahun
3. Agam 8 tahun
4. Ferdi 8 tahun
5. Feri 10 tahun
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Saputro, H & Fazrin, I. (2017). Penerapan terapi bermain anak sakit proses,
manfaat dan pelaksanaannya. Penerbit : FORIKES.

Wong, D. L., & Hockenberry, M. E (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.


Jakarta : EGC.

Hurlock. E. B. (2011). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai