PENDAHULUAN
Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual,
emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena
lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu,
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu
serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa
kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain (Elizabeth
B Hurlock, 2009).
B. Tujuan
TINJAUAN TEORITIS
mempersiapkan diri untuk berperan dan berpilaku dewasa. (aziz alimul, 2009)
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat
imajinasi anak. Sebagai suatu aktifitas yang memberikan stimulus dalam kemampuan
keterampilan, kognitif, dan afektif sehingga anak akan selau mengenal dunia, maupun
mengembangkan kematangan fisik, emosional, dan mental sehingga akan membuat anak
terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang digunakan untuk bayi yang mengembangkan
kemampuan sensoris-motorik dan alat permainan untuk anak usia toddler dan prasekolah
yang banyak membantu perkembangan aktivitas motorik baik kasar maupun halus.
2. Perkembangan Intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran,
tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih diri untuk
memecahkan masalah. Pada saat anak bermain mobil-mobilan, kemudian bannya terlepas
dan anak dapat memperbaikinya maka ia telah belajar memecahkan masalahnya melalui
eksplorasi alat mainannya dan untuk mencapai kemampuan ini, anak menggunakan daya
pikir dan imajinasinya semaksimal mungkin. Semakin sering anak melakukan eksplorasi
3. Perkembangan Social
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima.
Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan social
dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Pada saat melakukan aktivitas
bermain, anak belajar berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara, dan
belajar tentang nilai social yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi terutama pada
anak usia sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler dan prasekolah
adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya dilingkungan
keluarga.
4. Perkembangan Kreativitas
kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain,
anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan
membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk
semakin berkembang.
5. Perkembangan Kesadaran Diri
mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dan
peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain. Misalnya,
jika anak mengambil mainan temannya sehingga temannya menangis, anak akan belajar
mengembangkan diri bahwa perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini penting peran
orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam kaitannya dengan
kemampuan untuk memahami dampak positif dan negatif dari perilakunya terhadap
orang lain.
6. Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari orang
tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapatkan kesempatan
dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya.
Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan etika, belajar
membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar bertanggung-jawab
atas segala tindakan yang telah dilakukannya. Misalnya, merebut mainan teman
merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan alat permainan sesudah bermain
yang dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan kognitifnya, bagi anak usia toddler dan
prasekolah, permainan adalah media yang efektif untuk mengembangkan nilai moral
dibandingkan dengan memberikan nasihat. Oleh karena itu, penting peran orang tua
untuk mengawasi anak saat anak melakukan aktivitas bermain dan mengajarkan nilai
Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktif
dan yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif kesenangan diperoleh
dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan didapatkan
1. Bermain aktif
Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
Pada anak umur 3 tahun, misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi rumah-
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar. Bermain
pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. Jangan
menggenggam.
Tujuannya adalah :
e) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan
yang menarik
c) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak
mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar,
berwarna.
Tujuannya adalah :
membedakan warna).
e) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
f) Bola.
Tujuannya adalah :
f. Menumbuhkan sportivitas.
h. Mengembangkan kreativitas.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.
a) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat
gambar dan tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dan lainnya.
b) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
bersamaan.
3. Minta anak untuk menebak suara binatang apa yang baru saja terdengar
4. Bila anak sulit menebak suara yang telah diperdengarkan, maka ulangi sekali lagi
4. Bila anak sulit menebak gambar yang telah diperlihatkan, maka ulangi sekali lagi
5. Diakhir permainan, perlihatkan semua gambar secara lengkap kemudian ceritakan
4. Fasilitator : 10 orang (yang terdiri atas pembimbing/CI Rumah sakit, Kepala
Pembagian Tugas
1. Peran Leader:
mengekspresikan perasaannya
b. Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau mendominasi
c. Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan
2. Peran Co Leader:
c. Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok yang
akan datang
c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun dari
dalam kelompok
4. Peran Observer:
d. Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi
Setting Tempat
Ruangan tempat pelaksanaan disusun sedemikian rupa sehingga masing masing dari peran
dapat saling berkoordinasi dan menjalankan fungsinya dengan baik. Ruangan juga didesain
agar anak anak nyaman dan bebas mengeksplore kemampuan dirinya untuk bermain.
Susunan Kegiatan
1 5 menit Pembukaan :
1. Co-Leader membuka dan mengucapkan Menjawab salam
salam
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Memperkenalkan pembimbing Mendengarkan
4. Memperkenalkan anak satu persatu dan
anak saling berkenalan dengan Mendengarkan dan saling
temannya berkenalan
5. Kontrak waktu dengan anak Mendengarkan
6. Mempersilahkan Leader Mendengarkan
2 20 menit Kegiatan bermain :
d. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
PENUTUP
A. Kesimpulan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut, Salah satunya adalah tebak
suara. Media tape merupakan media sederhana yang digunakan dalam permainan tebak suara
mendengarkan dan keterampilan membuat klasifikasi pada anak, sementara permainan tebak
gambar merupakan permainan edukatif yang merangsang kemampuan anak melihat dan
B. Saran
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak
dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi poin
penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor keamanan dari
trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan menyediakan ruangan khusus
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat memilih terapi bermain yang sesuai dengan tahap
tumbuh kembang anak, karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ayahbunda.co.id/balita-bermain-permainan/bermain-dan-permainan3a-tebak-
suara-
http://harfiahh.blogspot.co.id/2014/12/makalah-terapi-bermain.html
http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.co.id/2013/12/contoh-makalah-kuliah-mahasiswa-
bermain.html