Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEGIATAN

TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-10 TAHUN

DI KEL. BONTOMANAI, KEC. BONTOMARANNU, KAB. GOWA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

1. ATIQAH LESTARY
2. NUR ADHAWIA G
3. INDAYANI NUR
4. UYUNI RIZKYANA
5. LUQMAN NAUFAL
6. ADITYA PRATAMA
7. GITA AYU INDIANI R
8. PUTRIAYU MADAGASKAR
9. BERLIAN PARNA ANANDA
10. DWI REZKY RAFIQAH

PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG

MAKASSAR

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan.
Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak,meskipun
hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.

Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk


memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan
media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar
berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa
yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.Untuk itu
dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang dialami akan terlepas
karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan (distraksi) pada
permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui kesenangannya melakukan
permainan

Pada anak yang berusia preschool, seharusnya anak sudah mampu untuk
mengembangkan kepercayaan dirinya, bersosialisasi dengan daerah sekitarnya,
mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar, dan
mengembangkan kreativitas. Oleh karena itu kami memilih permainan mewarnai,
karena dengan mewarnai, anak dapat berkreatifitas yang tinggi, mewarnai ini juga
bisa dijadikan anak sebagai media berekspresi, mengeluarkan emosi atau
perasaannya pada gambar yang akan diwarnainya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif
terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 40 menit anak akan mampu:

o Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya

o Mengekspresikan perasaannya selam menjalani perawat.

o Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan

o Beradaptasi dengan lingkungan

o Mempererat hubungan antara perawat dan anak


BAB II

TINJAUAN LITERATURE

A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social
dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-
anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak
serta suara (Wong, 2020). Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau
tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi
kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak (Anggani Sudono, 2020).
Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek terpenting
dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk
menurunkan stress pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional
anak (Champbell dan Glaser, 2015).
B. Fungsi Bermain
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik,
perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreativitas,
perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.

1. Perkembangan Sensoris – Motorik

Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan komponen


terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang digunakan untuk bayi yang
mengembangkan kemampuan sensoris-motorik dan alat permainan untuk anak usia
toddler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan aktivitas motorik baik
kasar maupun halus.

2. Perkembangan Intelektual

Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu
yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur
dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih diri untuk
memecahkan masalah. Pada saat anak bermain mobil-mobilan, kemudian bannya
terlepas dan anak dapat memperbaikinya maka ia telah belajar memecahkan
masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan untuk mencapai kemampuan ini,
anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya semaksimal mungkin. Semakin sering
anak melakukan eksplorasi seperti ini akan semakin terlatih kemampuan
intelektualnya.

3. Perkembangan Social

Perkembangan social ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan


lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima.
Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan
social dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Pada saat melakukan
aktivitas bermain, anak belajar berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan
bicara, dan belajar tentang nilai social yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi
terutama pada anak usia sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler
dan prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya
dilingkungan keluarga.

4. Perkembangan Kreativitas

Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya


kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan
bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya,
dengan membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang
kreativitasnya untuk semakin berkembang.

5. Perkembangan Kesadaran Diri

Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam mengatur mengatur


tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dan
membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba
peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
Misalnya, jika anak mengambil mainan temannya sehingga temannya menangis, anak
akan belajar mengembangkan diri bahwa perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini
penting peran orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam
kaitannya dengan kemampuan untuk memahami dampak positif dan negatif dari
perilakunya terhadap orang lain

6. Perkembangan Moral

Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari orang tua
dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapatkan kesempatan
untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya dan
dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan
etika, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar
bertanggung-jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya. Misalnya, merebut
mainan teman merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan alat permainan
sesudah bermain adalah membelajarkan anak untuk bertanggung-jawab terhadap
tindakan serta barang yang dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan kognitifnya, bagi
anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah media yang efektif untuk
mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan memberikan nasihat. Oleh karena
itu, penting peran orang tua untuk mengawasi anak saat anak melakukan aktivitas
bermain dan mengajarkan nilai moral, seperti baik/buruk atau benar/salah.

7. Bermain Sebagai Terapi

Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan depat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Dengan
demikian, permainan adalah media komunikasi antar anak dengan orang lain,
termasuk dengan perawat atau petugas kesehatan dirumah sakit. Perawat dapat
mengkaji perasaan dan pikiran anak melalui ekspresi nonverbal yang ditunjukkan
selama melakukan permainan atau melalui interaksi yang ditunjukkan anak dengan
orang tua dan teman kelompok bermainnya.
C. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
 Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
 Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
 Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
 Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

D. Bentuk-bentuk Permainan

a. Usia 0 – 12 bulan

Tujuannya adalah :

 Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,


menggenggam.
 Melatih kerjasama mata dan tangan.
 Melatih kerjasama mata dan telinga.
 Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
 Melatih mengenal sumber asal suara.
 Melatih kepekaan perabaan.
 Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

Alat permainan yang dianjurkan :

 Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.


 Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
 Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
 Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
 Alat permainan berupa selimut dan boneka.

b. Usia 13 – 24 bulan

Tujuannya adalah :

 Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.


 Memperkenalkan sumber suara.
 Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
 Melatih imajinasinya.
 Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan yang menarik

Alat permainan yang dianjurkan:

 Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.


 Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
 Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang
tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-
balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-
coret, krayon/pensil berwarna.

c. Usia 25 – 36 bulan

Tujuannya adalah ;

 Menyalurkan emosi atau perasaan anak.


 Mengembangkan keterampilan berbahasa.
 Melatih motorik halus dan kasar.
 Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).
 Melatih kerjasama mata dan tangan.
 Melatih daya imajinansi.
 Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :

 Alat-alat untuk menggambar.


 Lilin yang dapat dibentuk
 Pasel (puzzel) sederhana.
 Manik-manik ukuran besar.
 Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
 Bola.

d. Usia 32 – 72 bulan

Tujuannya adalah :

 Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.


 Mengembangkan kemampuan berbahasa.
 Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
 Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
 Membedakan benda dengan permukaan.
 Menumbuhkan sportivitas.
 Mengembangkan kepercayaan diri.
 Mengembangkan kreativitas.
 Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
 Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
kasar.
 Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
 Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
 Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
 Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat
gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
 Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN TERAPI BERMAIN

A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Terapi Bermain (Mewarnai Gambar dan Menebak Gambar)
2. Sasaran : Kelompok usia Preschool (1 – 10 tahun)

Target :

Nama Ket
No Usia
Anak Bisa / tidak bermain
1 An. AL 2 tahun Bisa
2 An. RH 5 tahun Bisa
3 An. NU 5 tahun Bisa
4 An. AI 7 tahun Bisa

3. Tanggal : 10 Juli 2023


4. Waktu : Pukul 11.00 WITAs/d selesai
5. Tempat : Kel. Bontomanai, Kec. Bontomarannu, Kab. Gowa
6. Alat dan Permainan yang Digunakan :
 Kertas bergambar
 Pensil warna
7. Penorganisasian :
 Penanggung jawab : Rezeki Nur S,Kep, Ns, M.Kes
 Leader : Atiqah Lestary
 Co-Leader : Nur Adhawia G
 Fasilitator : a. Nur Adhawia G
b. Berlian Parna A
c. Putri Ayu Madagaskar
d. Gita Ayu Indiyani
e. Indayani Nur
 Observer : a. Luqman
b.Aditya Pratama
c. Uyuni Rizkiyana
d. Dwi Resky Rafiqah
8. Pembagian Tugas :
a. Peran Leader
i. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya
ii. Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
iii. Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan

b. Peran Co Leader
i. Mengidentifikasi issue penting dalam proses
ii. Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
iii. Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok
yang akan dating
iv. Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya

c. Peran Fasilitator
i. Mempertahankan kehadiran peserta
ii. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
iii. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun
dari dalam kelompok

d. Peran Observer
i. Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy
ii. Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
iii. Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan play therapy
iv. Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi
B. Setting Tempat
Gambarkan setting tempat

Ket :

Leader

Co-Leader

Fasilitator

Observer

Anak

Orang Tua

Pembimbing
C. Susunan Kegiatan

No Waktu Terapy Anak Ket


1 5 menit Pembukaan :
Menjawab salam Leader &
 Co-Leader membuka dan
Co-Leader
mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri terapy Mendengarkan

 Memperkenalkan pembimbing Mendengarkan


 Memperkenalkan anak satu
persatu dan Mendengarkan dan
 anak saling berkenalan dengan saling berkenalan
temannya
 Kontrak waktu dengan anak Mendengarkan

 Mempersilahkan Leader

2 25 menit Kegiatan bermain :


Leader, Co-
 Leader menjelaskan cara permainan Mendengarkan
Leader &
 Menanyakan pada anak, anak mau Menerima pertanyaan Fasilitator
bermain atau tidak Menjawab permainan
 Menbagikan permainan Bermain
 Leader, co-leader, dan Fasilitator
Mengungkapkan
memotivasi anak
perasaan
 Fasilitator mengobservasi anak
 Menanyakan perasaan anak

3 10 menit Penutup :
 Leader menghentikan permainan Selesai bermain
Leader &
 Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan Co-Leader

 Menyampaikan hasil permainan perasaan

 Memberikan hadiah pada anak Mendengarkan


yang cepat menyelesaikan Senang
gambarnya dan bagus
Mengungkapkan
 Membagikan souvenir/kenang-
kenangan pada semua anak yang perasaan
bermain Mendengarkan
 Menanyakan perasaan anak Menjawab salam

 Co-leader menutup acara


 Mengucapkan salam
D.Evaluasi

Evaluasi struktur

1. Alat-alat yang digunakan lengkap

2. Kegiatan yang direncanakan dapat

terlaksana Evaluasi proses

1. Terapi dapat berjalan dengan lancar

2. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik

3. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi

4. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai

tugasnya Evaluasi hasil

1. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan satu


gambar yang diwarnai, kemudian digantung

2. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik

3. Anak merasa senang

4. Anak tidak takut lagi dengan perawat

5. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai

6. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut, tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi
kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak, dimana dalam bermain anak akan
menemukan kekuatan serta kelemahannya sendiri, minatnya, serta cara menyelesaikan
tugas-tugas dalam bermain. Bermain bagi anak adalah suatu kebutuhan selayaknya
bekerja pada orang dewasa, oleh sebab itu bermain di rumah sangat diperlukan guna
untuk mengatasi adanya dampak hospitalisasi yang diasakan oleh anak. Dengan bermain,
anak tetap dapat melanjutkan tumbuh kembangnya tanpa terhambat oleh adanya dampak
hospitalisasi tersebut.
B. Saran

1. Orang tua

Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak
dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi poin
penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor keamanan
dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.

2. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak
hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang
anak. Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus melanjutkan
tumbuh kembang anak walaupun dirumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Imam, Sacful. 2008. Jelaskan Prosedur Medis Agar Anak Tidak Lagi Menangis, Diambil
pada tanggal 20 Juli 2018. Available: http://www.tabloit-nakita.com

Nursalam, 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba Medika

Wong, Donna L., 2008., Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Ed.4. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai