1. ATIQAH LESTARY
2. NUR ADHAWIA G
3. INDAYANI NUR
4. UYUNI RIZKYANA
5. LUQMAN NAUFAL
6. ADITYA PRATAMA
7. GITA AYU INDIANI R
8. PUTRIAYU MADAGASKAR
9. BERLIAN PARNA ANANDA
10. DWI REZKY RAFIQAH
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan.
Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak,meskipun
hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.
Pada anak yang berusia preschool, seharusnya anak sudah mampu untuk
mengembangkan kepercayaan dirinya, bersosialisasi dengan daerah sekitarnya,
mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar, dan
mengembangkan kreativitas. Oleh karena itu kami memilih permainan mewarnai,
karena dengan mewarnai, anak dapat berkreatifitas yang tinggi, mewarnai ini juga
bisa dijadikan anak sebagai media berekspresi, mengeluarkan emosi atau
perasaannya pada gambar yang akan diwarnainya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif
terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 40 menit anak akan mampu:
TINJAUAN LITERATURE
A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social
dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-
anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak
serta suara (Wong, 2020). Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau
tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi
kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak (Anggani Sudono, 2020).
Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek terpenting
dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk
menurunkan stress pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional
anak (Champbell dan Glaser, 2015).
B. Fungsi Bermain
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik,
perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreativitas,
perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.
2. Perkembangan Intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu
yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur
dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih diri untuk
memecahkan masalah. Pada saat anak bermain mobil-mobilan, kemudian bannya
terlepas dan anak dapat memperbaikinya maka ia telah belajar memecahkan
masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan untuk mencapai kemampuan ini,
anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya semaksimal mungkin. Semakin sering
anak melakukan eksplorasi seperti ini akan semakin terlatih kemampuan
intelektualnya.
3. Perkembangan Social
4. Perkembangan Kreativitas
6. Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari orang tua
dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapatkan kesempatan
untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya dan
dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan
etika, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar
bertanggung-jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya. Misalnya, merebut
mainan teman merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan alat permainan
sesudah bermain adalah membelajarkan anak untuk bertanggung-jawab terhadap
tindakan serta barang yang dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan kognitifnya, bagi
anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah media yang efektif untuk
mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan memberikan nasihat. Oleh karena
itu, penting peran orang tua untuk mengawasi anak saat anak melakukan aktivitas
bermain dan mengajarkan nilai moral, seperti baik/buruk atau benar/salah.
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan depat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Dengan
demikian, permainan adalah media komunikasi antar anak dengan orang lain,
termasuk dengan perawat atau petugas kesehatan dirumah sakit. Perawat dapat
mengkaji perasaan dan pikiran anak melalui ekspresi nonverbal yang ditunjukkan
selama melakukan permainan atau melalui interaksi yang ditunjukkan anak dengan
orang tua dan teman kelompok bermainnya.
C. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
D. Bentuk-bentuk Permainan
a. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
b. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
c. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
d. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Terapi Bermain (Mewarnai Gambar dan Menebak Gambar)
2. Sasaran : Kelompok usia Preschool (1 – 10 tahun)
Target :
Nama Ket
No Usia
Anak Bisa / tidak bermain
1 An. AL 2 tahun Bisa
2 An. RH 5 tahun Bisa
3 An. NU 5 tahun Bisa
4 An. AI 7 tahun Bisa
b. Peran Co Leader
i. Mengidentifikasi issue penting dalam proses
ii. Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
iii. Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok
yang akan dating
iv. Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya
c. Peran Fasilitator
i. Mempertahankan kehadiran peserta
ii. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
iii. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun
dari dalam kelompok
d. Peran Observer
i. Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy
ii. Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
iii. Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan play therapy
iv. Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi
B. Setting Tempat
Gambarkan setting tempat
Ket :
Leader
Co-Leader
Fasilitator
Observer
Anak
Orang Tua
Pembimbing
C. Susunan Kegiatan
Mempersilahkan Leader
3 10 menit Penutup :
Leader menghentikan permainan Selesai bermain
Leader &
Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan Co-Leader
Evaluasi struktur
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut, tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi
kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak, dimana dalam bermain anak akan
menemukan kekuatan serta kelemahannya sendiri, minatnya, serta cara menyelesaikan
tugas-tugas dalam bermain. Bermain bagi anak adalah suatu kebutuhan selayaknya
bekerja pada orang dewasa, oleh sebab itu bermain di rumah sangat diperlukan guna
untuk mengatasi adanya dampak hospitalisasi yang diasakan oleh anak. Dengan bermain,
anak tetap dapat melanjutkan tumbuh kembangnya tanpa terhambat oleh adanya dampak
hospitalisasi tersebut.
B. Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak
dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi poin
penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor keamanan
dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.
2. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak
hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang
anak. Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus melanjutkan
tumbuh kembang anak walaupun dirumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Imam, Sacful. 2008. Jelaskan Prosedur Medis Agar Anak Tidak Lagi Menangis, Diambil
pada tanggal 20 Juli 2018. Available: http://www.tabloit-nakita.com
Wong, Donna L., 2008., Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Ed.4. Jakarta: EGC