Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan cara memberikan permainan
atau bermain, mengingat dengan bermain anak akan belajar dari kehidupan.
Ketika masa anak sudah memasuki masa bermain atau istilah lain ”Masa Toddler”, maka
anak akan selalu membutuhkan kesenangan pada dirinya disitulah anak membutuhkan suatu
permainan. Maka tidak terlalu heran masa kanak-kanak identik dengan masa bermain, karena
perkembangan anak mulai akan diasah sesuai dengan kebutuhannya disaat tumbuh kembang.
Akan tetapi banyak orang tua yang menganggap masa bermain pada anak tidaklah mendapat
suatu perhatian khusus sehingga banyak sekali orang tua yang membiarkan anak tanpa
memberikan pendidikan terhadap permainan yang dimiliki anak.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Sekarang ini, banyak dijual bermacam-macam alat permainan. Apabila orangtua
tidak selektif dan kurang memahami fungsinya, alat permainan yang dibelinya tidak
berfungsi secara efektif. Jenis permainan tertentu hanya cocok untuk anak dengan usia
tertentu. Permainan harus dapat menstimulasi perkembangan kreativitas anak serta
perkembangan mental dan emosional, sehingga orangtua harus mengarahkan agar sesuai
dengan proses kematangan perkembangananak tersebut.
Sebelum memberikan berbagai stimulasi dari jenis permainan pada anak, maka
orangtua seharusnya mengetahui maksud dan tujuan permainan yang akan diberikan pada
anak. Hal tersebut bertujuan untuk dapat mengetahui perkembangan anak lebih lanjut,
mengingat anak memiliki berbagai masa dalam tumbuh kembang yang membutuhkan
stimulasi dalam mencapai puncaknya seperti masa kritis, optimal dan sensitive.
Fungsi Utama bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,
perkembangan intelektual, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan
kesadaran diri, perkembangan moral, dan bermain sebagai terapi.
D. Teknik Stimulasi
a. Stimulasi Visual
Stimulasi visual merupakan stimulasi awal yang penting pada tahap permulaan
perkembangan anak. Anak akan meningkatkan perhatiannya pada lingkungan
sekitarnya melalui penglihatan. Oleh karena itu, orangtua disarankan untuk
memberikan mainan warna-warni pada usia anak 3 bulan pertama.
b. Stimulasi Pendengaran (stimulasi auditif)
Stimulasi pendengaran adalah sangat penting untuk perkembangan bahasanya
(verbal), terutama pada tahun pertama kehidupannya
c. Stimulus taktil
Merupakan stimulasi dengan memberikan sentuhan yang mencukupi pada anak
berarti memberikan perhatian dan kasih sayang yang diperlukan oleh anak. Stimulus
semacam ini akan menimbulkan rasa aman dan percaya diri pada anak sehingga anak
akan lebih responsif dan berkembang
d. Stimulasi kinetik
Merupakan stimulasi yang akan membantu anak untuk mengenal lingkungan yang
berbeda
e. Stimulasi sosial dan bahasa
Stimulasi ini akan membantu anak dalam bergaul dengan orang
disekitarnya/berhubungan dengan orang lain. Seperti dengan cara orangtua memeluk
anaknya sambil berbicara kemudian si anak memberi respon dengan tersenyum,
tertawa dan bergembira dll.
Usia 4 – 6 Bulan
Stimulasi visual dengan meletakkan bayi didepan kaca, membawa bayi menonton TV
bersama keluarga dan dengan memberikan permainan yang berwarna terang dan
cukup mudah dipengang.
Stimulasi pendengaran dengan mengajar bayi bicara dan mengulangi suara yang
dibuatnya. Memanggil namanya, ikut tertawa bila bayi tertawa.dapat juga meletakkan
bel ditangannya dan diberi contoh untuk menggoyangnya.
Stimulasi sentuhan dengan membiarkan bayi bermain air dengan menceburkannya
kedalam bak dan dengan meletakkan bayi telanjang diselubungi selimut halus dan
gerakan ekstremitas.
Stimulasi kinetik yaitu mendirikan bayi dipaha orang tuanya, membantu bayi
tengkurap dan menyokong waktu bayi duduk.
Usia 7 – 9 Bulan
Stimulasi visual dengan memberi mainan yang agak besar dengan warna terang ,
Memberikan cermin dan membiarkan main dengan cermin serta berbicara sendiri.
Mengajak bermain ciluk-ba, memberikan bola yang diikat tali serta dapat dengan
memberikan kertas.
Stimulasi pendengaran dengan memanggil anak dengan namanya, mengulangi kata-
kata yang diucapkannya seperti : papa, mama, memberi tahu apa yang sedang
dilakukannya.
Stimulasi sentuhan yaitu memberikan kesempatan kepada anak mempermainkan
bermacam-macam textur, membiarkan bermain pada air mengalir merupakan
motivasi untuk berenang.
Stimulasi kinetik yaitu meletakkan bayi dilantai membiarkan tengkurap ataupun
merangkak, dilatih berdiri, serta belajar melompat-lompat.
Usia 10 – 12 Bulan
Stimulasi visual dengan membawa anak ketempat yang berbeda misalnya pasar, atau
kekebun binatang, memperlihatkan anak gambar-gambar berwarna terang dalam
buku.
Stimulasi pendengaran dengan membunyikan suara binatang tiruan atau dapat juga
dengan menunjuk bagian tubuh dan menyebutkannya.
Stimulasi sentuhan yaitu membiarkan anak merasakan dingin dan hangat,
membiarkan anak merasakan angin, memberikan makananyang dapat dipengang
dengan bentuk yang berbeda.
Stimulasi kinetik yaitu memberikan anak mainan yang besar yang bisa ditarik
ataupun didorong, untuk melatih berjalan misalnya kereta atau sepeda.
Mainan yang dianjurkan untuk bayi :
a. Buku gambar dengan warna mencolok.
b. Cangkir, sendok.
c. Bola besar.
d. Boneka, binatang-bintangan dalam bentuk yang berbeda.
e. Mainan yang dapat didorong atau ditarik.
Usia 1 – 3 Tahun ( Usia toddler )
Anak usia toddler adalah anak yang bermain secara spontan dan bebas dengan bermain
dan berhenti sesukanya. Disamping itu karena koordinasi motorik masih kurang sehingga
anak sering merusak alat-alat permainannya. Perlu diingatkan juga bahwa anak otonomi
dan independent sehungga penting diperhatikan keamanan dan keselamatannya antara
lain alat-alat permainan yang runcing, tidak menimbulkan keracunan seperti cat.
Karakteristik masa todller adalah parallel play dan solitary play. Jenis-jenis mainannya
- Boneka sehingga anak bias berbicara dengan bonekanya.
- Kereta tarik dan sepeda kecil
- Alat masak
- Bola dengan macam-macam ukuran
- Cerita dan buku gambar
- Pasir, tanah liat
- Crayon dan kertas
Usia Sekolah
Untuk anak usia sekolah, anak bermain dengan dimensi baru. Anak tidak hanya
sedang dengan permainan fisik tetapi juga keterampilan intelektual, fantasi serta terlibat
dalam kelompok atau TIM sudah mulai timbul. Anak belajar mandiri dan prilaku mulai
dapat diterima serta anak sudah mulai dapat menyesuaikan diri. Bermain TIM menolong
anak untuk belajar tentang persaingan alamiah.
Karakteristik mainannya adalah cooperative play, pada anak laki-laki senang alat
mekanik dan anak perempuan senang dengan ibu misalnya menjahit, memasak. Untuk
memperluas cakrawala dunia anak usia sekolah ini senang membaca dan olah raga.
Jenis-jenis mainannya :
1. Usia 6 - 8 tahun : Puzzle ( teka-teki ), kartu, buku, alat untuk mencat /
melukis dan bersepeda.
2. Usia 8 – 12 tahun : Buku, mengumpilkan prangko, mainan kartu, pekerjaan
tangan, olah raga, dll.
LAMPIRAN SOAL
JAWABAN
1. Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan diluar individu anak.
(soetjiningsih, 1995 : 105). Anak yang lebih banyak dapat stimulasi cenderung lebih cepat
berkembang. Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat (reinforcement). Memberikan
stimulasi secara terus menerus dan berulang pada setiap aspek perkembangan anak berarti
telah memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh kembang secara optimal.
Menurut Moersintowarti (2002), stimulasi merupakan perangsangan dan latihan-latihan
terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan di luar anak. Stimulasi ini bisa
dilakukan oleh orangtua, anggota keluarga, atau orang dewasa lain di sekitar anak.
(Nursalam, 2008 : 74)
Jadi, Stimulasi merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu asah. Dengan
mengasah kemampuan anak secara terus menerus, kemampuan anak akan semakin
meningkat.
Bermain merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara suka rela untuk memperoleh
kesenangan atau kepuasan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual,
emosional, social serta merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain
anak-anak berkata-kata ( berkomunikasi ), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dapat dilakukannya dan mengenal waktu jarak dan suara.( Wong, 2000 )