Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada masa usia dini anak belajar melalui bermain. Melalui bermain anak dapat
melakukan segala sesuatu secara bebas dan ekspresif sehingga kreativitas anak berkembang
dengan baik. Atas dasar itulah kegiatan pembelajaran yang di Lembaga PAUD dilakukan
dengan pendekatan bermain. Pada saat bermain anak dapat berperan menjadi dirinya
maupun orang lain melalui kegiatan bermain peran, mengeksplorasi sebuah objek yang ingin
dipelajari, merancang dan membuat suatu objek yang baru berdasarkan keinginan dan
minatnya, mempelajari ilmu pengetahuan yang baru, hingga belajar hal-hal yang sulit
dijangkau secara langsung. Kegiatan bermain yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan
perkembangan anak memerlukan media sebagai alat bantu. Dimana media merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan kegiatan bermain yang telah dirancang yang difungsikan
sebagai pembelajaran anak di Lembaga PAUD. Melalui media proses pembelajaran bisa lebih
menarik dan menyenangkan (joyfull learning). misalnya anak yang memiliki ketertarikan
terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna yang menarik. Begitu juga halnya
dengan anak yang senang berkreasi selalu ingin menciptakan bentuk atau objek yang
diinginkannya, anak tersebut dapat diberikan media yang sesuai, seperti plastisin, media
balok bangun ruang, atau diberikan media gambar lengkap dengan catnya.
Setelah mempelajari Modul pada kegiatan belajar satu ini, Anda diharapkan dapat
menjelaskan:
A. Konsep Bermain
Bermain merupakan cara anak belajar untuk memahami dan mengenal
lingkungannya. Menurut Roger, Cosby S. dan Janet K. Sawyers (1995) setiap anak ingin
selalu bermain, sebab dengan bermain anak merasa rileks, senang dan tidak tertekan.
Kegiatan bermain seharusnya dilakukan anak tanpa adanya tekanan, dan dilakukan
dengan rileks. Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak serta merupakan
satu cara yang paling efektif untuk menurunkan stress pada anak, dan penting untuk
kesejahteraan mental dan emosional anak.(Champbell dan Glaser,1995). Melalui bermain
anak merasa rebih bebas dan ekspresif dalam mencurahkan ide-idenya, sehingga
membantu kestabilan emosi anak.
Menurut Catron dan Allen (1999) mengatakan bahwa “bermain merupakan
wahana yang memungkinkan anak-anak berkembang optimal. Bermain secara langsung
mempengaruhi seluruh wilayah dan aspek perkembangan anak. Kegiatan bermain
memungkinkan anak belajar tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungannya.
Dalam kegiatan bermain, anak bebas untuk berimajinasi, bereksplorasi, dan mencipta
sesuatu”.
Menurut Erikson (1963), bermain membantu anak mengembangkan harga diri.
Sebab melaui bermain anak memperoleh kemampuan untuk menguasai tubuh mereka,
menguasai, dan memahami benda-benda, serta belajar keterampilan sosial. Melalui
bermain anak berinteraksi dengan peernya dan benda-benda untuk menggali
pengetahuan baru. Melalui kegiatan bermain anak belajar menyelesaikan masalah yang
dihadapinya sehingga ia menemukan pengetahuan baru. Anak melakukan kegitan
bermain karena mereka membutuhkan pengalaman langsung dalam interaksi sosial agar
mereka memperoleh dasar kehidupan social
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa bermain
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak secara eksploratif, bebas dari tekanan dan
kegiatan yang digunakan sebagai wahana untuk mengungkapkan ide-idenya. Melalui
kegiatan bermain anak dapat mencari kepuasan, mencari kesenangan dengan
melepaskan segala keinginannya yang tidak dapat tersalurkan melalui kehidupan yang riil
seperti saat kegiatan bermain peran. Anak dapat menjadi peran apa saja sesuai keinginan
dan imaginasi anak. Dengan tersalurkannya ide dan kreativitas anak maka bermain dapat
dijadikan sarana yang tepat untuk mengoptimalkan perkembangan anak. Sehingga ada
beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh setelah melakukan kegiatan bermain,
diantaranya adalah:
1. Nilai fisik dan kesehatan
Kalau kita amati bermain memang sangat bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan fisik anak, sebab anak menggunakan fungsi fisik dan motoriknya. Ketika
bermain anak bergerak, jika anak bergerak secara fisik ia akan sehat.
2. Nilai pendidikan dan pengajaran
Bermain mempunyai nilai pendididkan dan pengajaran yang berarti. Ketika bermain
secara langsung anak mempelajari berbagai konsep pengetahuan, melalui cara yang
dipahaminya.
3. Nilai Kreativitas
Ketika bermain anak aktif dan kreatif mengembangkan ide dan pemikirannya.
4. Nilai Sosialisasi
Ketika bermain anak berinteraksi dengan lingkunggan dan teman sebayanya sehingga
dapat meninggkatkan kemampuan anak untuk berinteraksi dan bersosialisasi.
5. Nilai Kecerdasan Emosi
Ketika bermain anak akan melibatkan emosinya. Melalui kegiatan bermain anak dapat
mengembangkan kecerdasan emosionalnya, terlebih jika permainan tersebut
melibatkan banyak orang. Anak lebih banyak belajar untuk mengatur emosinya pada
saat bermain dengan anak maupun orang dewasa lainya.
6. Nilai Bahasa
Pada saat bermain anak berinteraksi dengan temannya, bercakap-cakap, bernyanyi,
berdialog, bernegosiasi, dan lainnya. Kegiatan tersebut dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa anak.
7. Nilai Moral
Nilai moral pada anak sangat penting utnuk diperhatikan. Ketika bermain anak dapat
belajar berdisiplin, mematuhi aturan permainan, belajar dan lainnya. Kegiatan seperi
itu dapat mengembangkan kemampuan moral anak untuk dapat mengembangakn
nilai moralnya
8. Nilai Terapi
Bermain dapat memiliki nilai terapi bagi anak sebab pada saat bermain anak rileks,
senang dan tidak tertekan.
Ada beberapa fungsi bermain menurut (Soetjiningsih, 1995).
1. Perkembangan Sensoris-Motorik
Pada saat melakukan permainan, sensoris-motorik merupakan komponen
terbesar yang digunakan anak sehingga kemampuan penginderaan anak akan
meningkat dengan adanya stimulasi-stimulasi yang diperoleh anak seperti:
stimulasi visual, stimulasi pendengaran, stimulasi taktil (sentuhan), dan
stimulasi kinetik.
2. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan
menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan sosial dan belajar untuk mampu memecahkan
masalah dari hubungan sosial.
3. Perkembangan Intelektual (Kognitif)
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan memanipulasi segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk,
ukuran, tekstur, dan membedakan objek dimana hal tersebut dapat
merangsang perkembangan kognitif dari anak.
4. Perkembangan Kreativitas
Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar mengembangkan
kemampuannya dan mencoba merealisasikan ide-idenya untuk menghasilkan
sesuatu hal yang baru.
5. Perkembangan Moral
Anak akan mempelajari nilai yang benar dan salah yang didapat dari
lingkungan, terutama dari orang tua dan guru. Dengan bermain, anak akan
mendapat kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut pada dirinya
sehingga dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri
dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya.
6. Perkembangan Kesadaran diri
Melalui bermain, anak akan mengembangkan kemampuannya dalam
mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuan diri dan
membandingkannya dengan orang lain, kemudian menguji kemampuannya
dengan mencoba peran baru dan mengetahui dampak yang ditimbulkan dari
tingkah lakunya terhadap orang lain.
7. Bermain sebagai Terapi
Pada saat anak dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan seperti: marah, takut, cemas,
sedih, dan merasa nyeri akibat penyakitnya. Perasaan tersebut merupakan
dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stresor yang ada di lingkungan rumah sakit. Dengan melakukan permainan,
anak akan terlepas dari ketegangan dan stres yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya (teknik distraksi).
Bermain memberikan manfaat yang sangat besar sehingga diharapkan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan pada jenjang PAUD menggunakan bermain sebagai
pendekatan dalam pelaksanaan pembelajaran. Pengelolaan kegiatan bermain untuk
memfungsikan belajar bagi anak sangat penting. Melalui program ini diharapkan seluruh
anak usia dini di Indonesia dapat berkembang secara optimal
Sumber: http://2.bp.blogspot.com
Sumber : https://i.pinimg.com
Kegiatan ini sangat baik diberikan pada anak yang mempunyai
gangguan/berkebutuhan khusus seperti hiperaktif dan autisme. Karena kegiatan ini
bermanfaat untuk melatih ketekunan, konsentrasi (pemusatan perhatian), koordinasi
mata dengan tangan, mengembangkan kreativitas, mengisi waktu luang. Melalui
kegiatan bermain dengan A.P.E. ini maka kosa kata yang didapat juga tak ternilai. Tidak
jarang anak mampu menguasai bahasa yang canggih karena kemampuan ingatan
pendengarannya bagus sehingga kita tidak perlu terlalu takut untuk menggunakan
bahasa yang umumnya digunakan orang dewasa.
Sumber: https://i.ytimg.com/vi/EUF1f_4VjiU/maxresdefault.jpg
b. Foto-foto berpasangan.
Cara membuatnya potret berbagai benda yang dikenal si kecil dan cetak
dua buah untuk masing-masing foto. Tempelkan foto-foto itu di karton/kertas
tebal, gunting dan tutup setiap guntingan foto dengan plastik bening sehingga
terbungkus rapi. Lalu ajaklah si kecil memainkan permainan “konsentrasi” dengan
cara mengocok tumpukan foto itu, atau meletakkannya dengan posisi terbalik di
atas meja dan membuka secara bergantian dua kartu sekaligus. Tujuannya adalah
mencari pasangan setiap foto itu. Permainan ini membantu anak untuk
membedakan secara visual dan mengingat-ngingat letak kartu sehingga ia tidak
hanya sekedar menebak saja selama permainan ini.
Sumber: http://www.anneahira.com/images_wp/games-kartu.jpg
c. Huruf-huruf Amplas
Cara membuatnya siapkan beberapa lembar amplas, lalu potong.
Susunlah tiap huruf tersebut di atas karton tebal. Huruf-huruf ini akan terasa
menonjol bila diraba oleh si kecil. Suruhlah ia meraba huruf-huruf itu, pertama
dengan mencobanya bersama kita dan kemudian ia akan memperhatikan kita
menggunakan jari untuk menelusuri bentuk huruf secara benar. Kita bisa
membimbing jarinya untuk menelusuri setiap huruf saat kita menyebutkan nama
huruf tersebut. Kita juga bisa membuat huruf besar dan huruf kecil dari lembaran
amplas kemudian memainkan permainan “konsentrasi” untuk memasangkan huruf
besar dengan huruf kecil, atau langsung memasangkan huruf besar dan huruf kecil
bersama-sama. Kegiatan ini bisa membantu anak mengenal abjad
Sumber : https://1.bp.blogspot.com
d. Dinding Kata
Dinding kata ini dapat dibuat di berbagai tempat. Bagian depan kulkas
misalnya bisa dijadikan tempat untuk menempelkan huruf-huruf dengan
menggunakan magnet. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak yang baru
mulai belajar membaca dengan mengenal tulisan.
e. Buku Teka-teki Abjad
Cara membuat buku teka-teki yaitu dimana satu halaman berisi petunjuk
dan halaman selanjutnya berisi jawaban. Untuk buku atau kartu permainan,
bantulah si kecil menentukan obyeknya, dan beri tiga atau empat petunjuk.
Misalnya: saya buah, saya berwarna kuning, saya rasanya asam. Kegiatan ini dapat
membuat anak berpikir kritis dan berpikir imajinatif.
f. Tabel Tugas
Memberikan tugas pada anak bisa mendorong keinginannya untuk
mandiri dan memberikan kepuasan saat tugasnya telah selesai dilaksanakan. Untuk
mengatur tugas anak dapat dibuat tabel penuh warna agar lebih menarik. Tabel
tugas bisa dibuat dengan menggunakan amplop bertuliskan nama anak dan kartu
bergambarkan tugas mereka. Untuk anak yang lebih kecil, gambar merupakan
suatu pesan. Jadi pastikan setiap tugas ditampilkan dengan gambar yang sesuai. Hal
ini bertujuan untuk mengenalkan anak pada tulisan dan membedakan secara
visual.
g. Menyortir Gambar-gambar
Ajaklah si kecil mengumpulkan gambar berbagai jenis makanan yang ia
sukai dan yang tidak ia sukai dari majalah dan menempelkannya untuk dijadikan
hiasan kolase. Meski hasil guntingannya tidak rapi, menyortir gambar-gambar itu
atau memilih foto atau gambar makanan bisa mengembangkan ketrampilannya
dalam mebedakan obyek secara visual. Sedangkan menggunting dan menempel
gambar adalah latihan yang tepat untuk mengembangkan ketrampilan motorik
halusnya.
h. Jam Gambar
Cara membuatnya yaitu gambarlah sebuah lingkaran di karton tebal,
lubangi pusat lingkaran itu, dan gunting kemudian tempelkan gambar-gambar
benda dan gambarlah sebuah anak panah di karton, setelah itu tempelkan
sepotong karton tebal di bawahnya. Setelah selesai, letakkan di atas lingkaran,
sehingga posisinya seperti jarum jam. Lubangi anak panah tadi sehingga terbentuk
lubang yang menembus pusat lingkaran ke belakang. Masukkan benang yang sudah
diikatkan ke sebatang lidi kecil ke lubang itu hingga ujung benangnya menembus
ke belakang. Lalu, di ujung benang tadi, ikatkan lagi lidi kecil sehingga anak panah
dan lingkaran saling menempel, dan anak panah bisa diputar. Cara
menggunakannya anak harus menemukan gambar di kartu itu yang bunyi konsonan
awalnya sama dengan gambar yang tertunjuk oleh anak panah.
Sumber: http://edesainminimalis.com
c. Tusuk Gigi
Anak-anak yang masih kecil biasanya berpikir bahwa angka selalu statis.
Jadi menurut mereka angka 5 atau 7 tidak dapat ditampilkan dengan cara lain dan
masih tetap merupakan 5 atau 7. Untuk belajar memahami bahwa sebuah angka
tetap sama meski diatur dengan cara berbeda, maka ajaklah anak untuk melakukan
kegiatan dengan tusuk gigi. Siapkan beberapa tusuk gigi. Lalu, pada empat lembar
kertas yang berbeda, mintalah anak untuk menyusun empat angka dengan empat
cara yang berbeda. Misalnya, empat tusuk gigi bisa disusun menjadi sebuah rumah,
atau menjadi persegi panjang, dibariskan berjajar atau membentuk satu garis lurus.
Jelaskanlah padanya bahwa jumlah tusuk gigi pada setiap susunan tersebut
tetaplah empat. Hitunglah jumlah tusuk gigi itu bersama-sama saat ia menyusun
(dan menempelkan) tusuk gigi dengan cara yang berbeda.
d. Jam tiruan
Buatlah jam tiruan dari kertas kardus, kemudian tanyakan jam berapa
kepada anak sesuai dengan gambar atau anak diminta menunjukkan/mengarahkan
arah jarum jam sesuai yang kita perintahkan.
https://d2z1i9y16ulya2.cloudfront.net
e. Menjiplak uang logam.
Perkenalkanlah semua uang jenis logam. Setelah itu, letakkan uang logam
di bawah kertas putih dan bantulah ia menjiplak dengan menggunakan krayon.
Buatlah jiplakan dari kedua sisi uang logam. Aktivitas ini dapat membantu si kecil
yang baru mengenal uang logam.
Alat-alat yang diperlukan untuk pendidikan persiapan permulaan membaca dan
menulis dan persiapan permulaan berhitung/matematika:
a. Balok bangunan
Fungsi/kegunaan: (a)Mengenal bentuk-bentuk benda serta hubungannya
antara satu dengan yang lainnya, (b) Sebagai alat untuk mendorong anak dalam
membangun sesuatu dengan daya fantasi dan kreatifitasnya.
b. Kotak merjan
Fungsi/kegunaan: (a) Mengenalkan 5 macam bentuk dan warna, serta
kombinasinya, (b) Memberi variasi dalam cara memantapkan pengertian bilangan,
(c) Melatih kesabaran anak.
Sumber: https://ecs7.tokopedia.net
c. Kotak baca
Fungsi/kegunaan: (a) Mengenalkan kalimat, kata, suku kata, dan huruf
melalui pelajaran persiapan membaca permulaan, (b) Belajar menyusun kalimat,
kata, suku kata, yang dilakukan oleh anak sendiri
Spesifikasi alat:(a) Unsur terdiri dari: Kotak bertutup yang dapat dibuka
Tutup kotak yang di dalamnya terdapat gambar yang bertuliskan. (b) Isi kotak
papan baca 1 Kepingan kalimat, 2 Set kepingan kata, 2 Set kepingan suku kata, 2
Set kepingan huruf.
d. Papan pengenalan warna
Fungsi/kegunaan: Memperkenalkan 9 macam warna (yang terdiri dari
warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu, putih dan hitam)
Spesifikasi alat: (a) Unsur terdiri dari papan penampang dan kepingan setengah
lingkaran, (b) Bahan terbuari dari triplek, (c) Warna yang digunakan adalah papan
penampang berwarna abu-abu kepingan geometris sesui dengan yang tersebut
diatas, (d) Jumlah 1 papan penampang dengan 9 lubang lingkaran 9 potong
kepingan setengah lingkaran
e. Papan nuansa warna
Fungsi/kegunaan: mengenalkan nuansa 5 jenis warna, masing-masing dengan
urutan warna yang paling muda dan meningkat ke warna paling tua.
f. Boneka
Fungsi/kegunaan: alat peraga untuk kegiatan bermain sandiwara boneka.
g. Papan geometris
Fungsi/kegunaan: (a)Mengenalkan bentuk-bentuk geometris, (b)melatih
otot-otot jari anak, (c) Untuk latihan menulis
Spesifikasi alat: (a) Unsur terdiri dari papan penampang dan potongan-potongan
bentuk geometris, (b) Bahan terbuat dari papan triplek
h. Pohon hitung
Fungsi/kegunaan: (a) Memperkenalkan konsep bilangan, (b)Menanamkan
pengertian tentang perbandingan (lebih banyak kurang)
Spesifikasi alat: unsur-unsur pada pohon hitung adalah pohon, alas pohon, dan isi
pohon yang terdiri dari bentuk bunga, buah nanas, buah kecil, daun dan
sebagainya.
i. Papan pengenalan angka
Fungsi/kegunaan: (a) Mengenalkan angka 91-5) sebagai lambang bilangan,
(b) Melatih anak untuk mengenal angka dan menghitung sendiri banyaknya paku
jamur sebagai angka.
j. Kotak pos
Fungsi/kegunaan: (a) Mengenal bentuk-bentuk geometris (benda 3
dimensi) dengan beberapa penampang, (b) Melatih keseimbangan otot untuk
memasukkan bentuk-bentuk geometris pada penampang yang benar,
(c)membandingkan bentuk-bentuk geometris
k. Lotto
Lotto gambar benda berpasangan
Fungsi/kegunaan: mengenalkan hubungan antara benda-benda yang berpasangan.
Spesifikasi alat: (a) Unsur terdiri dari papan penampang yang bergambar, kepingan
yang bergambar berpasangan: Daun-bunga, rok-baju, tatakan-cangkir, sendok-
garpu, meja-kursi, kaos kaki-sepatu, pensil-buku, raket-kok, penggorengan-sodet,
papan/setrika-setrikaan, (b) Bahan terbuat dari triplek dan harbort
Loto gambar benda yang sama
Fungsi/kegunaan: mengenalkan persamaan dan perbedaan bentu antara benda-
benda. Spesifikasi alat: (a) Unsur alat terdiri dari papan tempat keping bergambar
dan isi berupa 12 keping bergambar, (b) Bahan dari triplek dilapis formika.
l. Serbuk berwarna
Fungsi/kegunaan: (a) Bahan untuk menggambar, (b) Finger painting
Spesifikasi alat: (a) Unsur dari serbuk berwarna ¼ (seperempat) kilogram setiap
warna. (b) Bahan yang digunakan adalah sepuluh kue, (c) Warna: merah, hijau,
kuning dan coklat.
m. Kuas gambar
Fungsi/kegunaan: alat pencetus pengungkapan ekspresi menggambar anak
Spesifikasi alat: (a) Unsur terdiri dari tangkai dan bulu-bulu kuas, (b) Bahan yang
digunakan adalah kayu dan ijuk/rambut, (c) Tiga macam warna, merah, kuning dan
biru, (d) Jumlah terdiri 1 set dengan 3 ukuran (besar-sedang-kecil)
n. Plastisin
Fungsi/kegunaan: alat untuk membentuk dan melatih otot-otot jari anak.
Spesifikasi alat: (a) Unsur dari barang yang lunak dan dapat dibentuk, (b) Bahan
terbuat dari Tanah liat atau plastisin, (c) Warna: merah.kuning, biru, hijau, ungu,
jingga (d) Jumlah menurut keperluan
0. Gambang
Fungsi/kegunaan: (a) Mengenalkan salah satu alat musik pukul pada
anak, (b) Sebagai alat untuk membangkitkan/memupuk rasa senang pada musik.
Spesifikasi alat: (a) Bahan terbuat dari kayu, logam dan karet (penahan logam), (b)
Warna: merah, jingga, kuning, hijau, biru
Media yang tepat bagai anak harus sesuai dengan kebutuhan anak dimana
masing-masing anak memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda. Media untuk
merangsang stimulasi bagi anak dapat berupa alat permainan ataupun media, lingkungan
fisik, audio ataupun audio visual. Berikut ini beberapa contoh media untuk anak 0-8 tahun
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Media untuk anak usia 0 – 1 tahun
Merencanakan
pengadaan
Membeli Merencanakan
membuat APE
Menyiapkan alat/
Bahan dan disain
Langkah-langkah dalam perencanaan media secara umum dapat dirinci
sebagai berikut : (1). Identifikasi kebutuhan dan karakteristik anak, (2) Perumusan tujuan
instruksional (instructional objective), (3) Perumusan butir-butir materi yang terperinci,
(4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan, (4) menuliskan naskah media, (5)
merumuskan instrumen dan tes dan revisi.
Merancang sebuah media untuk aktivitas bermain anak perlu merinci
kebutuhan akan media tersebut. Pendidik perlu melakukan identifikasi kebutuhan media
yang dapat dirancang oleh Pendidik PAUD. Berikut ini contoh perencanaan untuk
merancang sebuah media.
d. Display
Display merupakan suatu tempat atau halaman papan yang khusus digunakan
mempertunjukkan contoh-contoh dari pekerjaan siswa, berupa gambar-gambar, tulisan-
tulisan, kartu, poster dan obyek tiga dimensi atau material belajar lainnya.
Sumber: https://doublefhandyandcrafty.files.wordpress.com
Bentuk dasar di atas dapat dibuat menjadi berbagai bentuk sesui keinginan.
Untuk membuat sebuah model, dari beberapa bentuk dasar di atas di tempelkan.
Misalnya untk membuat sebuah ikan gurita ambil bentuk bulat telur, beri mulut,
kemudian ambil bulatan kebil tusuk atau lem untuk menempelkan mata, untuk
membuat kaki gurita ambil 8 bentuk tetes air tempelkan di bagan kemudian ujung kaki
ditusuk pakai jarum pentul. Untuk membuat bunga matahari, lebah dan lainnya dapat
dilakukan dengan teknik menempel di atas, tentu sebelumnya harus menyediakan
berbagai bentuk sesuai kebutuhan. Untuk bunga matahari diperlukan bentuk setes air
hijau, digors untuk daun, dan buat kelopak dari tets air kuning, beberapa bulatan
merah dan putih serta bentuk tabung panjang kecil warna hijau untuk dijadikan
tangkai sejumlah yang dibutuhkan. Untuk membuat lebah diperlukan empat bentuk
tetes air, dua tets air yang dipipihkan, rambut dari bentuk tali spiral hitam, bandodari
dua spiral kuning, bentuk tali hitam dua yang ditempelkan pada tetes air besar warna
kuning untuk jadi badan. Setelah semua tersedia rekatkan. Untuk bentuk yang lain
dapat dilakukan teknik dari bentuk dasar diatas kemudian ditekatkan sesuai dengan
model yang hendak di buat
E. Rangkuman
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak secara eksploratif,
bebas dari tekanan dan kegiatan yang digunakan sebagai wahana untuk mengungkapkan
ide-idenya. Melalui kegiatan bermain anak dapat mencari kepuasan, mencari kesenangan