OLEH :
Wahdania (2102015)
Alfito (2102018)
1
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
mental sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang kreatif, cerdas dan
penuh inovatif.
▪ Perkembangan Intelektual
▪ Perkembangan Social
5
Perkembangan social ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan
menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan
hubungan social dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Pada
saat melakukan aktivitas bermain, anak belajar berinteraksi dengan teman,
memahami bahasa lawan bicara, dan belajar tentang nilai social yang ada pada
kelompoknya. Hal ini terjadi terutama pada anak usia sekolah dan remaja.
Meskipun demikian, anak usia toddler dan prasekolah adalah tahapan awal bagi
anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya dilingkungan keluarga.
▪ Perkembangan Kreativitas
▪ Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari
orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapatkan
6
kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di
lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang
ada dalam lingkungannya.
Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan etika,
belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar
bertanggung-jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya. Misalnya,
merebut mainan teman merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan alat
permainan sesudah bermain adalah membelajarkan anak untuk bertanggungjawab
terhadap tindakan serta barang yang dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan
kognitifnya, bagi anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah media yang
efektif untuk mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan memberikan
nasihat. Oleh karena itu, penting peran orang tua untuk mengawasi anak saat anak
melakukan aktivitas bermain dan mengajarkan nilai moral, seperti baik/buruk atau
benar/salah.
1. Meningkatkan Bonding
2. Imajinasi
7
3. Kecerdasan Bahasa
Secara tidak langsung kecerdasan bahasa akan meningkat. Kecerdasan ini bisa
distimulasi dari bermain peran.
4. Bermain Peran
Dari permainan ini ananda akan belajar bermain peran. Menjadi penjual
ataupun pembeli dengan belajar karakter. Dari bermain peran pula akan
menstimulasi kecerdasan bahasa.
5. Kecerdasan Matematika
Ananda dapat pula belajar matematika dari permainan ini. Memasak sambil
belajar menakar bahan. Biasanya ananda memainkannya dengan menggunakan
timbangan. Dari sini ananda juga bisa belajar berhitung.
6. Motorik Halus
7. Sensori
Beragam alat dan bahan untuk memasak akan menstimulasi sensori ananda.
Dengan memegangnya maka ananda dapat merasakan tekstur bahanbahan tersebut
apakah kasar atau halus bahkan tekstur yang lain. Bermain sensori memang sangat
menyenangkan.
8
Sebagai seorang perempuan, maka memasak merupakan salah satu keahlian
yang harus dimilikinya. Terutama nanti jika sudah menikah dan memiliki anak.
Seorang perempuan diwajibkan untuk bisa memasak dan memberikan gizi yang
baik untuk keluarganya.
9. Kecerdasan Interpersonal
a) Bermain aktif
▪ Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play)
Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok apakah ada
bunyi mencuim, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar.
9
▪ Bermain drama (dramatik play)
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar.
Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contohnya:
c) Menonton televisi
d) dan lain-lain
10
2.7 Bentuk-bentuk Permainan Menurut Usia
a. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
b. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
11
Alat permainan yang dianjurkan:
c. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
d. Usia 32 – 72 bulan
12
Tujuannya adalah :
13
b. Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu
c. Jenis kelamin
d. Lingkungan lokasi, negara, kultur
e. Alat permainan senang dapat menggunakan
f. Intelegensia dan status sosial ekonomi
14
c. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang
bersamaan.
BAB III
15
Sub Pokok Bahasan : Terapi Barmain Anak Usia 3-5 tahun
· Anak usia pra sekolah dan sekolah sebanyak 2 orang didampingi keluarga
Target : 2 orang
Peralatan Masak-masakan
c. Pengorganisasian
Fasilitator : 1. Offyyanti
16
2. Sakila Fina d.
Pembagian Tugas :
e. Setting Tempat
Karpet
17
f. Keterangan
= Pembimbing = Peserta
= Co Leader = Fasilitator
g. Susunan Kegiatan
No Waktu Terapy Anak Ket
18
1 5 menit Pembukaan :
1. Co-Leader membuka Menjawab
dan mengucapkan salam
salam
2. Memperkenalkan Mendengarkan
diri
3. Memperkenalkan Mendengarkan
pembimbing Mendengarkan
4. Memperkenalkan dan saling
anak satu persatu dan berkenalan
anak saling Mendengarkan
berkenalan dengan
temannya
5. Kontrak waktu Mendengarkan
dengan anak
19
5.Fasilitator Bermain
mengobservasi anak
6.Menanyakan Mengungkapka
perasaan anak n perasaan
h. Evaluasi
20
2. Evaluasi proses yang diharapkan
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar
anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi
poin penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut.
Faktor keamanan dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.
2. Rumah Sakit
22
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat meminimalkan
trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan menyediakan ruangan
khusus untuk melakukan tindakan.
3. Mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
23
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
https://www.google.co.id/amp/s/suciryzkyaputri.wordpress.com/2018/01/31/manf
aat-bermain-masak-masakan-untuk-menstimulasi-perkembangan-anak-
usiadini/amp/ Diunduh pada Kamis, 22 November 2018
24