Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

TERAPI BERMAIN “MEWARNAI GAMBAR” PADA ANAK


USIA PRA SEKOLAH (2-6 TAHUN)

Dosen Pembimbing :
Diyah Arini,S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIP. 03003

Disusun Oleh :
1. Sri Mayanti (2130035)
2. Susi Rinawati (2130036)
3. Beny Setyo Utomo (2130037)
4. Ika Kurniawati (2130022)
5. Kusnul Setyowati (2130039)

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh

kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan

bagi anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak

secara optimal. Tujuan bermain pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan

fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan

kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress atau suasana

yang jenuh. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan

anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain (Wong, 2009).

Anak-anak pada usia pra sekolah senang bermain dengan warna, oleh karena

itu, mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan

dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak. Salah satu karakteristik

perkembangan motorik halus pada anak pra sekolah adalah mampu mengenali

warna. Dengan permainan mewarnai menjadi salah satu media untuk mampu

mengenali tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologis

menggambarkan bahwa selama mewarnai anak akan mengekspresikan

imajinasinya dalam goresan warna pada gambar sehingga untuk sementara

waktu anak akan merasa lebih rileks. Oleh karena itu, pentingnya kegiatan

bermain terhadap tumbuh kembang anak dan mengurangi kecemasan akibat

kejenuhan, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia pra sekolah

dengan cara mewarnai.


1.2 Tujuan Terapi Bermain

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh terapi bermain mewarnai gambar terhadap

perkembangan motorik halus anak usia 2-6 tahun di TK.

2. Tujuan Khusus

a. Anak dapat lebih mengenali warna

b. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak

c. Mengembangkan imajinasi pada anak

d. Memberikan kesenangan dan kepuasan

1.3 Manfaat Terapi Bermain

1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan meningkatkan

perkembangan anak tentang motorik halusnya.

2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Bermain merupakan salah satu alat komunikasi yang natural bagi anak-

anak. Bermain merupakan dasar pendidikan dan aplikasi terapeutik yang

membutuhkan pengembangan pada pendidikan anak usia dini (Tekin and

Sezer, 2010).

Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar

diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar.

Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi

stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.

Terapi bermain merupakan salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan

salah satu cara efektif untuk mengrtahui suasana hati atau ekspresi anak. Anak-

anak tidak seperti orang dewasa yang dapat berkomunikasi secara alami melalui

kata-kata,mereka lebih mudah mengekspresikan diri melalui bermain dan

beraktivitas. Melalui bermain, anak akan belajar tentang dunia dan kehidupan

serta berhubungan dengan orang lain. Kesempatan bermain bagi anak

seharusnya didapatkan dimana saja, termasuk ketika anak dirawat dirumah sakit

(Saputro H. dan Fazrin I, 2017).

2.2 Fungsi Bermain

1. Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,

perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan

bermain sebagai terapi.

2. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang

digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan


kemampuannya.

3. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi

terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.

4. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta

mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan

hubungan sulit.

5. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.

6. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan

mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap

orang lain.

7. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika

belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar

bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.

8. Bermain sebagai terapi, dengan bermain anak akan lebih mengeksplore

sekitarnya serta meningkatkan kreatifitas anak.

Ada banyak manfaat mewarnai gambar bagi anak menurut Olivia (2013)

antara lain :

1. Melatih anak mengenal aneka warna dan nama-nama warna, menstimulasi

daya imajinasi dan kreativitas

2. Melatih mengenal objek yang akan diwarnai, melatih anak untuk

membuat target

3. Melatih anak mengenal garis batas


4. Melatih keterampilan motorik halus anak sebagai salah satu sarana untuk

mempersiapkan kemampuan menulis, melatih kemampuan koordinasi antar

mata dan tangan

5. Mulai dari berbagai cara yang tepat menggenggam krayon hingga memilih

warna dan menajamkan krayon sebagai terapi permainan kreatif.

2.3 Tujuan Bermain

Menurut Supartini (2012) bahwa ada beberapa tujuan dari terapi bermain

antara lain :

1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal, saat anak di

TK yang bergabung dengan banyak anak-anak lainnya, anak dapat bertumbuh

dan berkembang dengan baik jika masih malu untuk bersosialisasi dengan

teman yang lain.

2. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-idenya. Pada saat

anak tidak dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, permainan

adalah media yang sangat efektif untuk berekspresi.

3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah,

permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi dan fantasinya untuk

menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya.

4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena ketidaksukaan anak

terhadap lingkungan yang harus ia hadapi.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain

Ada beberapa hal yang dipersyaratkan untuk dapat melakukan kegiatan

bermain yang baik untuk anak (Adriana, 2013), yaitu :

1. Perhatikan faktor usia anak


Sesuaikan mainan aktivitas dengan kematangan motorik anak, yaitu sejauh

mana gerakan-gerakan otot tubuh siap melakukan gerakan-gerakan tertentu. Juga

sesuaikan dengan kognisinya, yaitu sejauh mana anak mampu memahami

permainan itu. Jika terlalu sulit, anak jadi malas bermain dan jika terlalu gampang

ia cepat bosan. Untuk itu pilihlah mainan yang dapat merangsang kreativitas anak.

2. Tidak harus sehat

Tentu akan lebih baik jika anak dalam kondisi sehat, namun anak yang kurang

sehat pun diperbolehkan untuk bermain, malah bisa mempercepat proses

kesembuhannya tentunya jenis permainannya disesuaikan kondisi fisik. Misalnya

pilih permainan yang bisa dilakukan ditempat tidur seperti melipat, mewarnai,

menggambar atau mendengarkan dongeng, memainkan jari-jemari sambil

bercerita, main tebak-tebakan, dll.

3. Lama bermain

Tergantung karakteristik anak, ada yang aktif dan pasif. Namun sebaiknya

bermain tak terlalu lama agar anak tak mengabaikan tugas-tugas lainnya seperti

makan, mandi dan tidur. Untuk bayi, cukup 10-30 menit karena rentang

perhatiannya pun masih terbatas. Untuk anak yang lebih besar, buatlah komitmen

lebih dulu. Misal, boleh main selama 1 jam, setelah itu makan atau mandi. Namun

kita harus konsisten dengan aturan itu agar anak tidak bingung.

4. Pastikan mainannya aman

Terlebih untuk bayi, keamanan mainan harus diperhatikan betul. Pilih yang

tidak mudah rusak pecah ataupun terurai seperti manik-manik karena di

khawatirkan akan masuk mulut atau lubang telinga hidung. Jangan pula

memberikan mainan yang bertali panjang, berukuran kecil dan menggunakan


listrik. Selain itu secara umum mainan anak haruslah tidak boleh ada bagian yang

mudah tertelan, tidak tajam atau berujung runcing, catnya tidak beracun

(nontoxic), tidak mudah mengelupas, menjepit, dan tidak menimbulkan api.

5. Dampingi anak

Perlu diingat, mainan bukan pengganti orang tua, melainkan sarana untuk

mendekatkan hubungan orang tua dengan anak jadi, selalu dampingi anak kala

bermain. Tanpa arahan kita, anak akan bermain sendiri tanpa mengenal tujuan

dari permainan tersebut. Oleh karena itu kita perlu selalu mendampingi mereka

dalam bermain. Hal ini juga untuk mengatasi segala persoalan yang dihadapi tiap

anak, seperti sulitnya berkonsentrasi terhadap suatu kegiatan. Situasi ini juga

dapat memacu pertumbuhan harga diri anak dengan memberikan penghargaan

pada setiap hasil kegiatan atau penemuan-penemuan anak dalam proses bermain.

2.5 Prinsip-Prinsip Dalam Aktifitas Bermain

1. Perlu energi ekstra

2. Waktu yang cukup

3. Alat permainan

4. Ruang untuk bermain

5. Pengetahuan cara bermain

6. Teman bermain.

2.6 Klasifikasi Bermain

Ada beberapa macam permainan anak sebagaimana disebutkan (Abu Ahmadi

dalam Yusuf, 2011), yaitu :

1. Permainan fungsi (permainan gerak), seperti meloncat-loncat, naik, dan turun

tangga, berlari-lari, naik dan turun tangga, bermain tali dan bermain bola.
2. Permainan fiksi, seperti menjadikan kursi sebagai kuda, main sekolah-

sekolahan, dagang-dagangan, perang-perangan dan masak-masakan.

3. Permainan membentuk (konstruksi), seperti membuat kue dari tanah liat,

membuat kue dari tanah liat membuat gunung pasir, membuat gerobak dari

kulit jeruk, membentuk bangunan rumah-rumahan dari potongan-potongan

kayu dan membuat senjata dari pelepah daun pisang.

4. Permainan prestasi, seperti sepak bola, bola voli, tenis meja dan bola basket.

5. Permainan reseptif dan apresiatif, seperti mendengarkan cerita atau dongeng,

melihat gambar, atau melihat orang melukis. Beberapa permainan pada anak

pra sekolah, saat mereka mengalami kondisi kurang sehat, alat mainan

yang dapat diberikan berupa boneka-bonekaan, mobil-mobilan, buku

gambar, teka- teki, menyusun potongan gambar, kertas untuk melipat-lipat,

crayon, alat mainan bermusik dan majalah anak-anak.

2.7 Jenis Permainan Yang Cocok Untuk Usia 4 – 6 Tahun

1. Dramatic Play. Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain,

contoh: Anak memerankan sebagai ayah atau ibu.

2. Skill Play. Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak

khususnya motorik kasar dan halus, ontoh : Bermain bongkar pasang, dan

mewarnai.

3. Assosiative Play. Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu

anak dengan yang lain, tetapi tidak terorganisir. Tidak ada pemimpin yang

memimpin permainan dan tujuan yang tidak jelas, contoh: anak-anak

bernyanyi sesuai selera masing-masing.

4. Cooperative Play. Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas


tetapi tujuan dan pimpinan permainan jelas, contoh : anak-anak bernyanyi

bersama-sama dengan satuorang menjadi pemimpin.

5. Tahap Kerja Terapi Bermain Anak Usia 4 – 6 Tahun

a. Stimulasi Sosial. Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada

tujuan. Contoh: bermain pasir bersama-sama.

b. Stimulasi Keterampilan. Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada

anak sehingga dapat mengetahui bakat anak. Contoh: Menggambar,

Mewarnai, bernyanyi, menari.

c. Stimulasi Kerjasama. Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh:

anak-anak bermain menyusun puzzle, bermain bola.

2.8 Konsep Terapi Bermain Mewarnai Gambar

2.8.1 Deskripsi

Menurut Nursetyaningsih (2015) mewarnai merupakan proses memberi

warna pada suatu media, mewarnai gambar diartikan sebagai proses memberi

warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai buku gambar adalah terapi

permainan melalui buku gambar untuk mengembangkan kreativitas pada anak

untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada

anak.

Pada usia 3-5 tahun anak sudah mampu mengembangkan kreatifitasnya dan

sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan

kemampuan menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa,

mengembangkan kecerdasan, menumbuhkan sportifitas, mengembangkan

koordinasi motorik, mengembangkan dan mengontrol emosi, motorik kasar dan

halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan dan


memperkenalkan suasana kompetisi serta gotong royong. Sehingga jenis

permainan yang dapat digunakan pada usia ini seperti benda-benda di sekitar

rumah, buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk belajar

melipat, gunting dan air.

Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk

mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.

2.8.2 Tujuan Mewarnai Gambar

Menurut Gusnadi (2013) tujuan mewarnai gambar sebagaiberikut :

1. Gerakan motorik halusnya lebih terarah

2. Berkembang kognitifnya

3. Dapat bermain sesuai tumbuh kembangnya

4. Dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman sebaya

5. Cemas/stress selama berada di lingkungan yang dirasa kurang nyaman

berkurang/hilang.

2.8.3 Pengaruh Pemberian Terapi Mewarnai

Menurut Potter (2005) melalui mewarnai gambar, seorang dapat

menuangkan simbolisasi tekanan atau kondisi traumatis yang dialaminya kedalam

coretan dan pemilihan warna. Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa

individu dapat menyalurkan perasaan – perasaan yang tersimpan dalam bawah

sadarnya dan tidak dapat dimunculkan kedalam realita melalui gambar. Melalui

mewarnai gambar, seseorang secara tidak sadar telah mengeluarkan muatan

amigdalanya, yaitu mengekspresikan rasa sedih, tertekan, stres, menciptakan

gambaran-gambaran yang membuat kita kembali merasa bahagia, dan

membangkitkan masa-masa indah yang pernah kita alami bersama orang-orang


yang kita cintai. Melalui aktifitas mewarnai gambar, emosi dan perasaan yang ada

didalam diri anak bisa dikeluarkan, sehingga dapat menciptakan koping yang

positif. Koping positif ini ditandai dengan perilaku dan emosi yang positif.

Keadaan tersebut akan membantu dalam mengurangi stress/cemas yang dialami

anak (Hidayah, 2011).

2.8.4 Jenis Permainan

Jenis permainan yang digunakan yaitu mewarnai gambar. Mewarnai

adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar diartikan

sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar.

2.8.5 Perilaku Anak yang diharapkan

1. Anak mampu mengekspresikan kreatifitasnya dan imajinasi.

2. Anak mengikuti permainan dengan baik sampai selesai dan tidak rewel.

3. Anak bersifat kooperatif.

4. Anak bisa menikmati dan merasa senang.

5. Anak dapat mengenal warna

6. Anak mampu mengembangkan kemampuan gerak halus.

7. Anak dapat mengekspresikan perasaan.

8. Anak dapat meningkatkan sosialisasi.

2.86 Antisipasi masalah yang dapat muncul

1. Penanganan yang anak tidak aktif saat terapi aktivitas bermain : meminta

bantuan kepada orang tua untuk menemani atau mendampingi anak.

2. Bila anak jenuh pada aktivitas bermain : fasilitator menghibur dengan cara

memberikan hadiah dan mengajak bergabung dengan teman-teman yang lain

3. Bila anak ingin buang air besar atau air kecil. Fasilitator mengajak orang tua
untuk membersihkan dan mengganti popoknya.

4. Bila ada anak lain yang ingin ikut bermain : fasilitator amemberikan

kesemapatan pada anak lain untuk ikut dan dimasukkan dalam kelompok

umur yang sesuai.


BAB 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Manfaat terapi bermain pada anak

Sasaran : Anak-anak

Tempat : TK Karisma Sidorejo, Krian, Sidoarjp

Hari/Tanggal : Jumat, 4 Maret 2022

Waktu : 30 menit

Penyuluh : Mahasiswa Prodi Profesi Ners STIKES Hang Tuah

Surabaya

3.1 Tujuan penyuluhan

1. Tujuan instruksional umum

Secara umum tujuan dari terapi bermain ialah untuk mengembangkan

aktifitas dan kreatifitas supaya beradaptasi efektif. Dengan bermain anak

dapat mencapai tugas perkembangannya secara optimal, sesuai tahap

perkembangan (Soetjiningsih, 2015).

2. Tujuan instruksional khusus

Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit, diharapkan peserta dapat :

a. Meningkatkan stimulasi motorik kasar dan halus pada anak

b. Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna

dalammenunjukkn gambar.

c. Meningkatkan tumbuh kembang anak sesuai dengan usia nya

d. Meningkatkan perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak

usia pra sekolah.

e. Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan


sehinggaanak tidak kehilangan waktu bermain,

f. Membuat suasana gembira dan senang (Wong, 2008).

3.2 Kegiatan penyuluhan

1. Sasaran

Anak usia prasekolah umur 4-6 tahun

2. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Implementasi mewarnai

3. Materi

a. Tujuan Terapi bermain

b. Manfaat terapi bermain

4. Media

a. Leaflet

b. buku mewarnai

c. Pensil berwarna atau krayon

5. Pengaturan tempat

Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan

6. Pengorganisasian

a. Pembimbing akademik : Diyah Arini,S.Kep.,Ns., M.Kes

b. Moderator : Ika Kurniawati

c. Pemateri : Susi Rinawati

d. Fasilitator : Sri Mayanti

e. Notulensi dan Absensi : Kusnul Setyowati


f. Observer & dokumentator : Beny Setyo

7. Pembagian tugas (job description)

No Nama Sie Job Description


1. Absensi 1. Menyiapkan perlengkapan absensi

2. Membantu peserta untuk mengisi absensi


2. Moderator 1. Membuka acara, memperkenakan tim
penyuluhan dan menyampaikan maksud serta
tujuan kegiatan penyuluhan
2. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi Tanya
jawab

3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme


kegiatan

4. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang


telah disampaikan

5. Menutup acara penyuluhan


3. Penyaji 1. Menyampaikan materi penyuluhan

2. Menggali pengetahuan peserta tentang


materi yang akandisampaikan
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh
peserta
4. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban
penyaji sebagaidokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan
disesuaikan dengan rencanakegiatan pada
SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan
penyuluhan
5. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama
penyuluhan berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat
proses kegiatan penyuluhan
6. Fasilitator 1. Menjelaskan kontrak waktu 1 hari sebelum
penyuluhan kepada sasaran
2. Menyiapkan alat dan tempat penyuluhan

3. Sebagai operator presentasi (meng-handle


flipchart)

4. Membantu dan mengondisikan peserta


selams penyuluhanberlangsung
5. Membantu moderator dalam mengajukan
pertanyaan untuk evaluasi hasil
6. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya

7. Membagikan leaflet
7. Dokumentator Mendokumentasikan jalannya kegiatan

8. Pelaksanaan Kegiatan
No. Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu

1. Pendahuluan 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 5 menit


2. Menyampaikan 2.tujuan
Menyimak
penyuluhan
3. Kontrak waktu 3. Mendengarkan
4. Menjawab
pertanyaan
2. Kerja 1. Menyampaikan 1. garis
Mendengarkan
besar materi 10 menit
2. Memberi denganpenuh
kesempatan perhatian
peserta untuk 2. Menanyakan
bertanya hal-hal yang
3. Menjawab belum jelas
pertanyaan 3. Memperhatikan
4. Evaluasi jawaban daripenceramahan
4. Menjawab
pertanyaan
3. Penutup 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan 4 menit
2. Salam penutup 2. Menjawab salam

9. Evaluasi

1. Kriteria struktur

a. Pembuatan SAP, leaflet dikerjakan maksimal 3 hari sebelumnya.

b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan

sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan.

2. Kriteria proses

a. Peserta medengarkan dan memperhatikan pada saat materi

diberikan.

b. Peserta antusias dan aktif selama penyuluhan berlangsung.

c. Pelaksanaan kegiatan sesuai SAP yang telah dibuat.

d. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description.

3. Kriteria hasil

a. Peserta yang datang dalam penyuluhan minimal 10 orang.

b. Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai

akhir.

c. Acara dimulai tepat waktu.

d. Peserta terbukti memahami materi yang telah disampaikan

ditandai dengan kemampuan peserta dalam menjawab

pertanyaan yang diberikan secara lisan oleh penyuluh.


MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Terapi Bermain

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan

anak secara optimal. Aktivitas bermain ini dilaksanakan disesuaikan dengan

kondisi anak. Dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari

ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan

anak akan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan

bermain pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan

dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan

dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi

mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan

dan kebutuhan bermain. (Wong, 2009).

B. Tujuan Terapi Bermain

a. Anak dapat lebih mengenali warna

b. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak

c. Mengembangkan imajinasi pada anak

d. Memberikan kesenangan dan kepuasan

C. Manfaat Bermain

a. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan

kejenuhan

b. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian. 2013. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Behrman, Kliegman & Arvin. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol.5
Jakarta: EGC.
Betz, Cecyly Lynn. 2011. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. Jakarta:
EGC.
Gusnadi, Irvan. 2013. SOP Terapi Bermain Mewarnai Gambar. STIKES Ford De Kock
Bukittinggi. http : //2013/08/sop-terapi-bermainmewarnai- gambar.html (di unduh 28
Februari 2022 pukul 19.00 WIB).
Latief, abdul dkk. 20013. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: bagian ilmu
kesahatan anak fakultas kedokteran universitas Indonesia.
Nurarif Amin huda dan Kusuma Hardhi.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Nanda Nic Noc Edisi Revisi Jilid 1.
Penerbit Mediaction. Jogjakarta
Mansjoer, Arif, dkk. 2011. Kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1 dan 2FK
UI, Jakarta :Media Aesculapius.
Saputro H. dan Fazrin I. (2017). Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah Sakit:
PenerapanTerapi Bermain Anak Sakit Proses, Manfaat dan Pelaksanaannya.
Ponorogo: Forum Ilmiah Kesehatan.
Supartini, Y. 2012. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Wong, D.L., Eaton, M.H., Wilson, M.L., Schwartz, P. (2009). Buku ajar
keperawatan pediatrik. Vol 2. Jakarta: EGC.
Lampiran 1
LEAFLET PENYULUHAN TERAPI BERMAIN
Lampiran 2
MEDIA TERAPI MEWARNAI
Lampiran 3
DAFTAR HADIR PESERTA
Lampiran 4
DAFTAR HADIR KELOMPOK
Lampiran 5
LEMBAR HASIL MEWARNAI
Lampiran 6
LEMBAR NOTULEN
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES
HANG TUAH SURABAYA
Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil
1. Kontrak waktu dan tempat Pembukaan : 1. Peserta yang hadir
diberikan satu hari sebelum 1. Mengucapkan salam danmemperkenalkan diri ≥10orang
acara dilakukan 2. Menyampaikan tujuandan maksud penyuluhan 2. Acara dimulai tepat
2. Pengumpulan SAP dilakukan 3. Menjelaskan kontrakwaktu dan mekanisme waktu
satu hari sebelum 4. Menyebutkan materi penyuluhan 3. Peserta mengikuti
pelaksanaan penyuluhan acarasesuai dengan
3. Peserta hadir pada tempat Pelaksanaan : aturan yang
yang telah ditentukan 1. Menggali Pengetahuandan Pengalaman sasaran penyuluhan tentangterapi disepakati
4. Penyelenggaraan penyuluhan bermain 4. Peserta memahami
dilakukan olehmahasiswa 2. Menjelaskan materi penyuluhan materi yangtelah
5. Pengorganisasian 3. Memberikan kesempatankepada sasaran penyuluhan untuk mengajukan disampaikan dan
penyelenggaraan penyuluhan pertanyaan mengenai materi yangdisampaikan menjawab
dilakukan sebelum dan saat 4. Menjawab pertanyaanyang diajukan oleh pesertapenyuluhan pertanyaan dengan
penyuluhan dilaksanakan. 5. Peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan benar
6. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dengan seksama.
Lampiran 8
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai