ILMU BIOMEDIK
TIM PENGAJAR
PRODI D3 KEPERAWATAN
2021
Disusun oleh :
TIM DOSEN ILMU BIOMEDIK
A. Latar Belakang
Mengacu pada Kurikulum Inti Pendidikan Vokasi Indoneisa yang berbasis Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang terintegrasi (AIPVIKI) Program Studi D3
Keperawatan STIKES Panakkukang Makassar bahwa pada semester I mahasiswa
mendapatkan mata kuliah Biomedik dengan metode STUDENT CENTER LEARNING
(SCL) yang terdiri dari kuliah, diskusi dan Laboratorium. Laboratorium dilaksanakan dalam
bentuk praktek belajar laboratorium.
Tujuan dalam pembelajaran praktikum anatomi dan fisiologi manusia adalah
mahasiswa mampu mengenal lebih dalam tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia
dengan bantuan alat peraga laboratorium. Dalam modul ini mahasiswa diminta untuk
mempelajari ilmu pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi manusia tentang konsep
anatomi dan fisiologi manusia, sistem saraf, sistem kardiovaskuler, sistem pencernaan,
sistem perkemihan, sistem respirasi, sistem integumen, dan sistem muskuloskeletal.
B. Capaian Pembelajaran
Peserta didik dapat menguraikan anatomi dan fisiologi tubuh manusia tentang sistem saraf,
sistem kardiovaskuler, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem respirasi, sistem
integumen, dan sistem muskuloskeletal.
1. Peserta didik dapat menguraikan anatomi dan fisiologi tubuh manusia tentang sistem
saraf.
2. Peserta didik dapat menguraikan anatomi dan fisiologi tubuh manusia tentang sistem
indra.
3. Peserta didik dapat menguraikan anatomi dan fisiologi tubuh manusia tentang sistem
muskuloskeletal.
4. Peserta didik dapat menguraikan anatomi dan fisiologi tubuh manusia tentang sistem
pencernaan.
C. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan Administrasi
a. Pembagian kelompok
b. Penyusunan program praktek laboratorium
c. Penyusunan jadual laboratorium
d. Persiapan aalat dan bahan, laboratorium, format pengkajian, kasus, check list
pelaksanaan keterampilan dan penilaian
e. Pengarahan program laboratorium kepada mahasiswa.
2. Pelaksanaan
a. Praktek Laboratorium dilaksanakan sesuai dengan matrik perkuliahan yang telah
ditetapkan secara online
b. Tempat pelaksanaan skill laboratorium keperawatan dan ditempat masing-masing
3. Jumlah mahasiswa : 12 orang Mahasiswa yang terbagi dalam 2-3 kelompok
4. Media laboratorium : Virtual Lab online
5. Kegiatan Mahasiswa
a. Mengikuti pengarahan dan pembimbing lab
b. Mengikuti pre dan post conference serta bimbingan yang dilaksanakan selama lab baik
secara virtual maupun offline
c. Mengisi daftar hadir yang telah ditentukan
d. Menyusun laporan akhir pelaksanaan lab.
D. Metode Pembelajaran :
1. Demonstrasi
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui daftar tilik
Teori
Singkat Tubuh manusia dengan kesembilan sistemnya (sistem kerangka,sistem otot, sistem saraf,
sistem peredaran darah, sistem pernapasan, sistem pencernaan, sistem eksresi, sistem endokrin
dan sistem reproduksi) merupakan organisasi yang melaksanakan fungsinya secara simultan dan
utuh. Tak satupun organ atau sistem tubuh dapat diabaikan dalam pengertian kesatuan ini. Di
dalam anatomi (ilmu urai) dan fisiologi (ilmu faal) sistem dan organ dipelajari orang secara terpisah,
sekedar untuk mempermudah dan menyederhanakan masalah. Unit terkecil dari tubuh yang masih
menjalankan fungsi yang lengkap adalah sel, dan tubuh manusia disusun sekitar seratus triliun sel.
Setiap sel ini merupakan organisme yang mampu hidup, menjalankan reaksi-reaksi kimia dan
memberikan kontribusinya dalam fungsi tubuh secara keseluruhan
Prosedur Percobaan
1. Buat video hafalan nama tulang dikirimkan dalam bentuk link youtube
2. Identifikasi organ-organ yang terdapat dalam rongga, lalu lengkapi tabel berikut :
a.
No Rongga Rongga dalam organ Sistem dimana organ
terlihat
1 Kepala Sistem persarafan
2
1. Daerah-daerah tubuh Lokasikan kesembilan daerah tubuh pada gambar I.2 : epigatrik,
umbilical, hipogastrik (pubik), hipokondriak kiri, hipokondriak kanan, lumbar (lateral) kiri, lumbar
(lateral) kanan, inguinal (iliak) kiri dan inguinal (iliak) kanan.
2. Terminologi anatomi
Posisi anatomi manusia adalah posisi tegak, lengan disamping badan, tapak tangan
menghadap ke muka. Pemberian letak berbagai struktur badan, menggunakan posisi anatomi
sebagai referensi.
a. Pada gambar I.3 namai penampang-penampang tubuh
b. Dari gambar I.4 temukan arah anak-anak panah dengan menggunakan istilah berikut:
Gambar I.2. Lokasi daerah tubuh manusia Gambar I.3. Penampang tubuh manusia
SYSTEM MUSKULOSKELETAL
Systema musculosceletale terususun atas dua komponen utama yaitu tulang dan
otot, oleh karena itu stilah yang sering digunakan adalah system penyangga (tulang) dan
penggerak (otot). Persambungan dua tu- lang atau lebih tulang membentuk persendian
(articulation). Otot melekat pada dua tempat, di dua tulang yang berbeda dengan melintasi
satu atau lebih persendian. Dengan demikian, otot sebagai alat gerak aktif, meng- gerakkan
sendi-sendi yang dilintasinya, sedangkan tulang merupakan alat gerak pasif. Pada praktikum
ke-2 ini akan dipelajari systema sceletale.
SYSTEMA SCELETALE
A. Pembagian Tulang
1. Menurut bentuknya :
a. Tulang panjang (os longum), contoh : os humerus, os radius
b. Tulang pendek (os breve), contoh : os vertebrae, phalanges
c. Tulang pipih (os planum), contoh : scapula, os parietale
d. Tulang berongga (os pneumaticum), contoh : os frontale, os ethmoidale
e. Tulang tak beraturan (os irregular), contoh : os calcaneus
2. Menurut posisi
a. Rangka penyusun sumbu tubuh (skeleton aciale), terdiri dari :
1) Tulang tengkorak (Ossa cranii)
2) Tulang batang tubuh (Sceleton trunci)
b. Tulang-tulang anggota (Sceleton appendiculare), terdiri dari :
1) Tulang anggota atas (Ossa membri superiores)
2) Tulang anggota bawah (Ossca membri inferiores)
B. Nama-Nama Tulang
1. Skeleton axiale
a. Ossa cranii : Sering dibagi menjadi calvaria cranii (atap kepala) dan ba-sis
cranii (dasar kepela), yang terdiri dari :
1) Tulang yang berpasangan (kanan-kiri)
a) Os parietale
b) Os temporal
c) Os zygomaticum
2. Basis cranii
a. Fossa cranii anterior, medius, posterior
b. Foramen magnum
c. Arcus zigomaticum
d. Porus acusticus internus
e. Chonch nasalis
f. Palatum osseum
g. Sulcus sigmoideus
h. Cavitas tympanica
i. Cavitas orbitalis
j. Porus acusticus externus
k. Cavitas nasi
l. Foramen opticum
m. Mandibula
n. Basis
o. Corpus
p. Prosessus coronoideus
q. Prosessus condylaris
r. Caput mandibulae
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 17
s. Angulus mandibulae
3. Vertebra
a. Vertebrae cervicales (kecil, corpus tipis, terdapat foramen
transcersar-ium)
b. Atlas / VC I (Tidak mempunyai corpus)
c. Axis / VC II (Mempunyai dens axis)
d. Vertebra prominens / VC VII (Proc. Spinosus panjang)
e. Vertebra thoracales (mempunyai proc. Mamillaris, proc. Costalis
danproc accessories)
4. Clavikula
a. Corpus
b. Extermitas sternalis
c. Extremitas acromalis
5. Scapula
a. Cavitas glenoidalis
b. Acromion
c. Fossa supra spinatus
d. Incissura scapularis
e. Articulation humeri
6. Humerus
a. Caput humeri
b. Collum anatomicum
c. Collum chirurgicum
d. Corpus humeri
e. Troclea humeri
f. Epicondilus medialis/lateralis
g. Capitulum humeri
h. Fossa olecrai
i. Articulation cubiti
7. Ulna
8. Incicura trochlearis
12. Radius
a. Caput radii
b. Collum radii
c. Tuberositas radii
d. Prosessus styloideus
e. Articulation radio carpalis
13. Femur
a. Caput, fovea capitis femoris
b. Collum femoris
c. Trochanter mayor, minor
d. Corpus femoris
e. Condylus
f. Fossa poplitea
14. Patella
15. tibia
a. Condylus
b. Margo anterior
c. Corpus
d. Malleolus medialis
e. Incisura lateralis
16. Fibula
a. Caput, collum
b. Malleolus lateralis
D. Tulang-Tulang Penyusun Panggul
Pelvis (Panggul) terdiri dari tulang yang berbentuk corong, otot, dan
ligamentum. Tulang-tulang penyusun pelvis terdiri dari 2 tulang pangkal paha
(os coxae), tulang kelangkang (os sacrum), tulang tungging (os coccygeus).
1. Os Coxae terdiri dari 3 tulang :
Persendian
2. Os sacrum, bangunannya :
a. Foramina sacralia anterior, dilalui oleh plexus sacralis dan pembuluh
darah kecil. Pada ibu haml sewaktu kepala janin turun ke cavum pelvis
plexus ini bisa tertekan sehingga sering timbul nyeri atau kejang kaki
Kompetensi Khusus :
Setelah mempelajari prosedur pemeriksaan kekuatan otot ini, diharapkan Saudaramampu.
1. Melakukan pemeriksaan kekuatan otot
a. Kaki : quadriceps femoris, gatrocnemius dan hamstring
b. Punggung : trapezius dan paraspinalis
c. Tangan : Manum digitorum
2. Mengamati pengaruh peregangan terhadap kekuatan otot
3. Mengamati pengaruh repetisi terhadap kekuatan otot.
Pendahuluan
Kekuatan otot merupakan salah satu variabel penting dalam pemeriksaan dan evaluasi
kebugaran fisik.
Kekuatan otot dipengaruhi oleh factor rangsangan saraf, besar recruitment, peregangan,
dan jenis atau tipe jaringan otot itu sendiri. Otot yang sering diperiksa sebagai sampel kekuatan
otot adalah otot kaki atau tungkai dan otot tersebut menyebabkan timbulnya gangguan medis,
seperti osteorayhitis, kifosis, skoliosis dan lordosis punggung.
A. Landasan Teori
Strength adalah kemampuan suatu otot atau sekelompok otot untuk
menghasilkan ketegangan atau gaya selama usaha maksimal, baik secara dinamik
maupun statik. Pengukuran strength dengan menggunakan MMT, Dinamometer dan
Sphygmomanometer. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot normal :
1. Ukuran diameter otot
2. Ukuran ketegangan pada saat kontraksi
3. Banyaknya motor unit
4. Tipe kontraksi otot
5. Tipe serabut otot
6. Simpanan energi dan suplai darah
7. Kecepatan kontraksi
8. Motivasi orang yang bersangkutan
NILAI
No TINDAKAN
1 Persiapan alat
a. Sarung tangan/handscoen
b. Penggaris
c. Bullpen
d. Lembar dokumentasi
2 Persiapan perawat :
a. Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
c. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
3 Persiapan lingkungan :
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman
b. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
4 Minta klien untuk berdiri, amati struktur rangka dan perhatikan
adanya kelainan dan deformitas
5 Amati adanya kontraktur dengan meminta klien untuk
menggerakkan persendian ekstremitas
6 Minta klien merentangkan kedua lengan ke depan, amati adanya
tremor, ukuran otot (atropi, hipertrofi) serta ukur lingkar ekstremitas
(perbedaan > 1cm di anggap bermakna).
Palpasi otot untuk memeriksa apakah ada kelainan otot, kekuatan otot
13 Bisep : minta klien merentangkan kedua lengan dan mencoba
menekuknya, pemeriksan menahan lengan agar tetap ektensi
19 Otot mata kaki dan kaki : minta klien melawan usaha pemeriksa
untuk mendorsofleksikan kakinya dan kembali melawan usaha
pemeriksa untuk memfleksikan kakinya
20 Palpasi tulang ekstremitas dan setiap persendian untuk menemukan
area yang mengalami edema atau nyeri tekan, bengkak, krepitasi
dan nodul
21 Rapikan alat dan klien
22 Dokumentasikan hasil pemeriksaan
Skala Penilaian
Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari cara melakukan ROM aktif
2. Mempelajari cara melakukan ROM Pasif
Nama :
Umur :
JK :
Punggung
Tangan
ROM
………….., ……………………
Mahasiswa Mengetahui Instruktur
Sistem saraf pusat (systema nervosum central) : terdiri dari 2 bagian besar yaitu otak
(encephalon) dan medulla spinalis.
1. Otak (Encephalon)
Terdiri dari otak besar (cerebrum, otak kecil (cerebellum) dan batangotak (trunchus
cerebri)
1. Cerebrum
Terdiri dari 2 belahan (hemespheriumcerebri) yang berbentuk seperti sa-rung
tinju. Tiap hemespherium mempunyai lobus-lobus:
a) Lobus frontales
b) Lobus perietalis
c) Lobus occipitalis
d) Lobus temporalis
e) Lobus insuralis
Bangunan lain :
a) Cortex serebri, bagian terluar dari serebrum, mempunyai 2 bagian yang penting yaitu
cortex sensori dan cortex motoris.
b) Ventriculus lateralis, ventriculus tertius dan ventriculus quartus, yaitu ruangan di
dalam otak yang berisi cairan otak (liquor cerebrospinalis).
2. Cerebellum
Otak kecil yang berfungsi dalam mengatur gerakan tubuh dan keseimban-gan.
3. Truncus Cerebri
Terdiri dari diencephalon yang terdapat thalamus dan hipotalamus,
mesencephalon yang terdapat tectum, tegmentum dan aquaductus me- senphali,
medulla oblongata, pons.
4. Meninges
Meninges adalah selaput pembungkus otak yang terdiri dari 3 lapisan yaitu
Duramater cranialis
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 34
Duramater spinalis
Spatium epidurale : rongga diatas duramater
Spatium subdurale : rongga dibawah duramater
5. Arachoidea
Arachnoidea mater craniais (enephali)
Arachnoidea spinalis
Spatium subarachnoidea mater : rongga dibawah arachnoidea mater.
6. Piameter
Piamater cranialis (encephali)
Piamater spinalis
2. Medulla Spinalis
Medulla spinalis terdapat di dalam canalis vertebralis. Pada irisan hori-zontal
tampak bangunan :
GLANDULAE ENDOCRINAE
Glandula endorkinae (kelenjar hormone) adalah kelenjar yang mengirim- kan hasil
sekresinya langsung ke dalam darah tanpa melewati saluran (ductus). Hasil sekresinya disebut
hormone. Glandula endocrinae dalam tubuh manusia adalah :
1. Glandula tyroidea
2. Glandula parathyroidea
Terdapat 4 buah glandula parathyroidea. Terletak di bagian belakang glandula thyroidea.
Menghasilkan hormone parathyroid.
3. Hypophysis (glandula pituitaria)
Ada 2 bagian yaitu adenohypophyse (lobus anterior) dan neurohypophyse (lobus posterior).
Adenohipophyse menghasilkan hormone-hormon yang dapat mempengaruhi fungsi kelenjar
endokrin yang lain. Sedang neurohypo- phise menghasilkan hormone antidiuretik dan oksitosin
yang berperan dalammengatur kontraksi uterus dan produksi ASI.
4. Corpus pineale (glandula pinealis)
a. Glandula suprarenalis (adrenalis)
Ada 2 buah terletak di bagian cranial ren. Mensekresi kortisol dan adrenalin
b. Pancreas
Terdapat dikelengkungan duodenum, bekerja sebagai kelenjar eksokrin
(menghasilkan enzim pencernaan) dan sebagai kelenjar endokrin (menghasil-kan insulin
dan glucagon).
c. Ovarium (dipelajari dalam organ genetalia femina)
d. Testis (dipelajari dalam organ genetalia masculina).
SYSTEMA MUSCULI
Otot merupakan alat yang memungkinkan tubuh untuk dapat berger- ak. Jika sel otot
mendapat rangsangan, maka sitoplasma sel otot yang berupa benang-benang halus (myofibril)
akan memendek (kontraksi).
Secara umum otot ada 3 golongan yaitu otot polos, otot jantung dan otot lurik (serat lintang).
Otot serat lintang pada umumnya melekat pada tu- lang (otot rangka) dan bergerak secara
aktif sehingga dapat menggerakkan tulang. Dalam praktikum ini akan dipelajari otot rangka.
Bagian-bagian otot rangka :
Caput (kepala otot)
Venter (perut otot)
Tendo (ujung otot yang melekat pada tulang tiap otot dibungkus oleh fa-sia yang
berupa jaringan ikat).
1. Klasifikasi Otot
a. Berdasarkan bentuknya
SYSTEM VASCULARE
Sistem Arterial
System Venae
Vena yang menuju ke jantung
a. Vena hepatica
b. Vena renalis
c. Vena porta hepatis
d. Vena mesenterica superior
e. Vena splenica
f. Vena iliaca sommunis
g. Vena iliaca interna
h. Vena membri inferioris :
Vena superificiales membri inferioris
1. Vena saphena magna
2. Vena saphena parva
Vena profundae membri inferiores
1. Vena femoralis
2. Vena poplitea
3. Vena tibiales anterior
Tujuan percobaan
1. Mempelajari cara pemeriksaan refleks fisiologis (refleks kornea, cahaya, kulit dinding
perut, periost radialis, periost ulnaris dan stretch refleks)
2. Menyebutkan arkus refleks (refleks kornea, cahaya, cahaya, kulit dinding perut, periost
radialis, periost ulnaris dan stretch refleks)
3. Menilai ada tidaknya gangguan impluks pada refleks fisiologis tersebut
Tata kerja
Refleks Kornea
Sediakan kapas yang digulung menjadi bentuk silinder halus. Orang coba (fcoruh melihat ke
sisi yang berlawanan dengan pemeriksa tanpa menggerakkan iepala. Pemeriksa menyentuh
dengan hati-hati sisi kontralateral kornea denpngan kapas. Perhatikan responsnya.
Refleks Cahaya
Cahaya senter digerakkan dari lateral menuju pupil pada salah satu mata orang oleh pengamat
yang berada di depan orang coba. Perhatikan respons yang terjadi, pada pupil kedua mata (kiri
dan.kanan). Ulangi percobaan ini pada mata lain.
Refleks biseps
Atur posisi orang coba dengan setengah difleksikan pada sendi siku. Alihkan periwriannya dan
ketuklah pada tendo otot biseps. Perhatikan respons yang terjadi. Ulangi bila tidak ada respons.
Refleks Triseps
Atur posisi orang coba dengan lengan bawah difleksikan pada sendi siku dan sedikit
dipronasikan. Alihkan perhatiannya dan ketuk pada tendo otot triseps 5 cm di Mas siku.
Perhatikan respons yang terjadi. Ulangi bila tidak ada respons.
Withdrawl Reflex
Aturlah posisi orang coba dan lengan orang coba diletakkan di permukaan meja keadaan
ekstensi. Alihkan perhatiannya dan tusuklah dengan hati-hati dan cepat lengan bawahnya
Nama :
Umur :
JK :
C. GASTER (VENTRICULUS)
yang kosong berbentuk huruf J, terletak intraperitoneal, pada kuadran
kiri atas abdomen.
Bagian-bagian gaster
1. Pars cardiac ventriculi : fundus
2. Corpus ventriculi : curvature ventriculi majorm,
curvature ventriculi mi-nor
3. Pars pyloric ventriculi : canalis pyloricus, pylorus
4. Pada curvature ventriculi major melekat omentum majus, dan pada cu-
ratura ventriculi minor melekat omentum minus
5. Vaskularisasinya oleh : a. gastric dan v. porta
6. Inverse : n. vagus.
D. INTESTINUM TENUE
Duodenum
1. Berbentuk huruf U dengan cekungannya menghadap ke superior dan
sinister dengan panjang sekitar 24 cm, dan terletak retroperineal
2. Paqda dinding posteromedialnya terdapat papilla duodeni major yang
merupakan muara ductus pancreaticus.
Jejunum dan ileum
1. Kedua intestinum tenue ini panjangnya 6-7 m, dengan btas tidak
tegas, karena cirinya berubh secara berangsur-angsur, 2/5 bagian
proksimal- nya sebagai jejunum dan 3/5 bagian distalnya sebagai
ileum.
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 48
2. Jejunum, biasanya dalam keadaan kosong, dindingnya lebih tebal,
leb-ih vascular, sebagian besar terletak di region umbilikalis.
3. Ileum, dindingnya lebih tipis dan vascularisasinya sedikit, terletak di re
gion hypogastrika dnegan bagian distalnya di pelvis
4. Vascularisasinya oleh a. mesenterika superior dan v. porta
5. Inervasinya : n. vagus
E. INTESTINUM CRASSUM
Panjang seluruhnya sampai 1,5 m, dengan bangunan khas : taenia
coli,haustrae dan appendices epiploicae.
Cecum (cqaecum)
1. Yaitu kantong buntu yang bersambung dnegan colon ascendens,
yangterletak pada fossa iliaca dextra
2. Pada dinding posteromedialnya terdapat valve ileocecalis (muara
ileum)
3. Disebelah inferior valve ileocecalis terdapat muara appendix
vermiformis
Appendix vermifomis
1. Merupakan pipa buntu dengan panjang 3-10 cm, yang bentuknya
sep-erti cacing
2. Mesoappendix menggantung appendix vermiformis ke
mesenteriumileum
Colon ascendens
1. Panjangnya 12-20 cm, dari cecum ke flexura coli dextra pada
kuadran kanan atas
2. Letaknya retroperineal pada sulcus paracertebralis dextra
Colon tranversum
1. Panjangnya 40-50cm dari flexura coli dextra sampai flecura coli
sinistra pada kuadran kiri atas
2. Paling besar dan paling mobile
3. Bagian posteriornya digantung oleh mesocolon transversum
Colon descendens
Dari flexura coli sinistra sampai colon sigmoideum pada fossa iliaca
sinistra
Colon sigmoideum
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 49
1. Biasanya berbentuk huruf, namun juga tergantung pada jumlah
danisinya (feses), dengan panjang 15-50 cm.
2. Dari colon desendes sampai rectum
3. Penggantungnya mesocolon sigmoideum
Rectum dan canalis analis
1. Mulai dari batas colon sigmoideum dengan panjang 12 cm.
2. Bagian yang melebar sebagai ampula recti Canalis analis
merupakan bagian terakhir tractus digestivus yang bera-khir sebagai
anus pada perineum
3. Pada dindingnya terdapat m. sphincter ani externus dan m.
sphincterani internus.
F. GANDULA DIGESTORIA
Hepar
1. Terletak di region hypochondria dextra dan epigastrium atau pada
kuadran kanan atas abdomen
2. Memproduksi cairan empedu, yang dialirkan melalui ductus hepaticus
dexter dan sinister à ductus hepaticus communis à ductus
choledochus (ductus biliferus communis) à bermuara pada papilla
duodeni major (pada duodenum, kalau sphincternya tertutup cairan
empedu kembali lagi dan disimpan pada fesica fellea à ductus cyticus
à ductus choledo-chus à bermuara pada papilla duodeni major.
3. Hepar terdiri dari 2 lobus, yaitu :
a. Lobus dextra hepatis, terdiri dari lobus quadrates dan lobus
cauda- tus. Kedua lobi tersebut dipisahkan oleh daerah yang
disebut portahepatis.
b. Lobus sinister hepatis
Bangunan-bangunan pada permukaan hepar :
Facies diafragmatica
Margo inferior
Facies visceralis
Vena porta, berasal dari v. mesentrica superior dan v.
lienalis
Hepatica propia, cabang a. hepatica communis
Penggantung hepar :
1. Ligamentum falciforme hepatis
2. Ligamentum teres hepatis
Vesicae fellea
1. Merupakan kantong berbentuk pir, yang terletak disepanjang tepi
kan-an lobus quadrates
2. Berfungsi memekatkan empedu, dengan daya tampung 30-60 ml.
Pancreas
1. Merupakan glandula eksokrin yang mengeksresi cairan pancreas
ke duodenum (pada papilla duodeni major) melalui ductus
pancreati- cus dan glandula endorkin yang mengekresikan glucagon
dan insulin dalam darah.
2. Terdiri atas bagian caput, corpus dan cauda pancreatic
3. Bagian ujung cauda pancreatic berhubungan dengan hilum lienalis
Tujuan Percobaan:
1. Mengetahui cara pengukuran tinggi badan dan berat badan yang valid dan realibel
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran tinggi badan dan berat
badan
3. Mengetahui cara menghitung IMT
4. Mengetahui cara menghitung kebutuhan cairan tubuh perhari
Tata Kerja :
1. BB
2. TB
Deskripsi Kegiatan:
1. Masing-masing mahasiswa membuat laporan tugas masing-masing
2. Masing-masing Praktikan melakukan pengukuran pada diri masing-masing (20 menit)
3. Instruktur memimpin diskusi hasil pengukuran IMT dari masing-masing mahasiswa
4. Praktikan menjawab pertanyaan dan membuat laporan praktikum.
5. Masing-masing praktikan akan diresponsi oleh instruktur.
2 Pengukuran BB
3 Menghitung IMT
SYSTEMA URINARIA
Systema urinaria terdiri atas : ren, ureter, vesicae urinaria dan urethra
o Saluran muskuler dengan panjang 25 cm, dari pelvis renalis sampai vesika urinaria
o Berjalan ke bawah di sepanjang m. psoas dan pada dinding latera pelvis
o sebagai kantong berbentuk pyramid dengan 3 sisi, yang terletak dise- belah cranial prostate
o vesicae urinaria yang penuh dapat teraba dari luar di superior sympisis pubis
o bagian-bagian vesicae urinaria : apex vesicae, fundus vesicae dan cor- pus vesicae
o bangunan pada facies interna vesicae urinaria : ostium ureteris (muara ureter pada sudut
kanan dan kiri basis vesicae), ostium urethra inter- num, trigonum vesicae
o peritoneum menutupi bagian superior vesicae urinaria, selanjutnya membentuk excavation
rectovesticalis (cekungan antara rectum dan vesicae urinaria) pada laki-laki dan excavation
vesicouterina (cekungan antara vesicae urinaria dan uterus) pada wanita.
o Pada wanita
Panjangnya hanya 3-4 cm, dari ostium urethra internum pada vesicae urinaria sampai
ostinum urethra externum pada pubis.
o Pada laki-laki Terbagi menjadi 3 bagian :
o Pars prostatica urethrae
o Pada waktu urethrae menembus glandula postata
o Mulai dari ostium urethrae menembus trigonum urogenitale
o Pada facies internanya terdapat colliculus seminalis (muara duc- tus ejaculatorius),
sinus prostaticus (muara glandula prostata)
Ovarium
o Terdapat dalam fosssa ovarica dengan axis hamper vertical
o Terdiri dari 2 lapisan yaitu cortex dan medulla. Di dalam medulla inilah terdapat folliculi dan
corpus luteum
o Penggantung : ligamentum suspensorium ovarii (dari extremitas tubari ke cranial),
ligamentum ovarii propium (dasri extremitas uter- ine ke korpus uteri) dan mesovarium.
o Tuba uterine/tuba fallopii/salphynx Dibagi menjadi 4 bagian :
o Pars uterine tubae uterine: dalam dinding uterus berasal sebagai
Tujuan percobaan
1. Mengenal beberapa bentuk sediaan cairan dan elektrolit (oralit/pharolit, NaCl,RL, dan
Dekstrose 5%)
2. Mengenal beberapa bentuk dan ukuran abbocath dan infus/Transfusi set
3. Mengetahui Topagrafi ekstremitas dalam kaitannya dengan tehnik infus/transfusi
4. Menghitung tetesan/menit dan zat tertentu yang dilarutkan dalam cairan infus
Tata Kerja
1. Mencatat bentuk-bentuk cairan dan komposisi elektrrolitnya
2. Mencatat berbagai bentuk abbocath yang biasa digunakan untuk pemasangan infus
3. Pembuluh darah vena yang bisa digunakan untuk pemasangan infu
4. Mengamati dan mencatat perbedaan antara infus set (makro dan Mikro) dengan transfusi
set
Diskripsi Kegiatan
1. Mahasiswa berada ditempat masing-masing dan siap melaksanakan laboratoirum secara
virtual
2. Setiap mahasiswa mengamati dan mencatat bentuk-bentuk abbocath dan kemasan cairan/
elektrolit yang biasa digunakan dimasyarakat, rumahsakit, infus set dan transfusi set (20
menit) dengan media internet
3. Instruktur memimpin diskusi hasil pengamatan dan perhitungan tetesan infus. (15 menit)
Tugas Individu
1. Buatlah komposisi cairan tubuh dan elektrolit pada kondisi normal?
2. Apa yang dimaksud dengan larutan hypotonik,isotonik dan hypertonik, berikan contoh?
3. Tuliskan komposisi bentuk cairan dan elektrolit yang tersedia?
4. Tuliskan jenis ukuran abbocath yang tersedia dan penggunaannya?
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 60
5. Hitung beberapa volume cairan sehari bila tetesan infus 20,25 dan 30 tetes/menit?
SISTEM KARDIORESPIRASI
A. COR
Jantung (cor) berbentuk seperti jantung pisang, bagian kranial tumpul
(basis cordis) dan bagian bawah runcing (apex cordis). Bila jantung berdenyut, apex cordis
akan memukul dinding dada. Pukulan ini disebut ictus cordis yang pada orang normal bisa
teraba pada spatium intercotale V, 2 cm di laternal linea medioclaviculare kiri.
Bangunan-bangunan di jantung :
1. Atrium dextra
a. Auricular dextra
b. Septum iteratriale, terdapat fossa ovalis
c. V. cava superior
d. V. cava inferior
2. Ventriculus dextrum
a. Valve atrioventricularis dextrum (valvula tricuspidalis)
b. Musculi papilaris
c. Chordaetendinae
d. Valva trunci pulmonalis
e. Septum interventriculare
3. Atrium sinistrum
A. pulmonalis
Auricular sinistra
4. Ventriculusdextrum
a. Valve atrioventricularis sinistrum (valvula bicuspidalis)
b. Musculi papilares
c. Chordaetendineae
d. Valve aorta, terdapat pangkal a. coronaria cordis dxtra dan a. coronari a
crdis sinistra
e. Septum interventriculare
Lapisan dinding jantung
a. Myocardium
Epiglotis
Musculi laryngis
Plica aryepiglotica
Cavitas laryngis, terdapat :
1) 2 buah plica vestibule yang membentuk rima vestibule
2) 2 buah plica vocalis, yang membentuk rima glotidis (menghasilkan
suara)
4. Trachea
Merupakan suatu saluran terbuka yang terletak diantara larynk (set- inggi
cartilage cricoiudea) samai bifurcation trachea (setinggi angulus sterni), dengan
panjang 10 cm dan diameter 2,5 cm.
Tersusun atas 16-20 cartilago berbentuk tapal kuda yang terbuka di bagian
posterior.
Tujuan Percobaan
Teori
Yang berperan dalam peredaran darah adalah jantung, arteri, vena, kapiler, pembuluh limfe
dan darah serta limfe. Jantung berfungsi sebagai pompa mekanis, memompakan darah melalui
pembuluh darah ke seluruh tubuh, sedangkan fungsi darah adalah untuk tukar-menukar zat di
dalam tubuh, baik zat yang berupa gas, uap air, elektrolit, zat organik maupun vitamin, hormon, dll.
Sistem limfe merupakan sistem penunjang bagi peredaran darah yang berfungsi
mengembalikan protein dari jaringan ke dalam aliran darah, mengalirkan cairan limfe, menyaring
cairan limfe serta membentuk sel darah putih jenis monosit (yang memiliki kemampuan fagositosit)
dan limfosit (yang berperan dalam proses imunisasi). Aliran darah dipengaruhi oleh kerja jantung,
diameter penampang pembuluh darah, resistensi aliran, elastisitas pembuluh, viskositas darah dan
volume darah. Aliran darah dalam pembuluh ini menyebabkan timbulnya tekanan darah. Tekanan
darah normal pada manusia adalah sekitar 120 mmHg/80 mmHg. 120 mmHg adalah tekanan
darah sistole yakni tekanan darah waktu jantung berkontraksi maksimal, sedangkan 80 mmHg
adalah tekanan darah diastole yakni tekanan darah dimana terjadi relaksasi pada waktu darah
mengisi jantung. Pengaturan tekanan darah di bantu dengan adanya kemampuan vasokontriksi
dan vasodilatasi dari pembuluh darah yang dapat terjadi akibat rangsangan tertentu, baik yang
bersifat kimiawi maupun yang bersifat fisika. Beberapa zat kimia dalam tubuh misalnya bersifat
sebagai vasokonstriktor (adrenalin, serotonin dan angiostensin) ataupun sebagai vasodilator
(histamine).
Darah terdiri atas sel darah dan plasma darah. Sel meliputi sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit) dan lempengan darah (trombosit). Plasma darah yang sebagian besar terdiri
atas cairan, yang mengandung bahan padat albumin, globulin, fibrinogen, asam urat, keratin,
kreatinin, glukosa, asam amino dan elektrolit. Berdasarkan jenis protein yang menyusun membran
sel darah merah, maka darah digolongkan menjadi beberapa tipe.
Aglutinogen ini akan menimbulkan aglutinasi dan hemolisis sel darah merah bila
berhubungan dengan antibodi yang khas, sehingga penting diperhatikan pada proses transfusi.
Menurut penggolongan di atas, golongan A memiliki aglutinogen B, golongan B jenis
aglutinogennya A, sedangkan AB memiliki keduanya dan O tidak satupun. Antibodi yang dapat
mengaglutinasi eritrosit terdapat dalam plasma dan disebut aglutinin. Aglutinin tipe Alpha
mengaglutinasi sel tipe A (dimiliki oleh tipe B dan O), aglutinin tipe Beta yang dimiliki oleh golongan
A dan O mengaglutinasi sel tipe B. Sebagai tambahan bagi keempat golongan di atas
penggolongan menurut faktor Rh juga penting diperhatikan. Faktor Rh adalah sekelompok protein
yang terdapat dalam eritrosit dari 85 % manusia kulit putih (disebut Rh positif) dan hampir 100 %
pada manusia berkulit bewarna.
Alat :
a. Gambar-gambar anatomis
b. Stethoscope
c. Sfigmomanometer
d. Kapas
Prosedur Percobaan
I. Jantung
A. Anatomi :
1. Pelajari gambar yang tersedia (Gambar III. 1)
2. Lengkapi gambar tersebut dengan nama-nama terlampir
a. Katup tricuspidalis
b. Katup bicuspidus
c. Otot-otot papilari
d. Cabang arteri pulmonar kiri dan kanan
e. Cabang vena pulmonary kiri dan kanan
f. Aorta
g. Katup aorta
h. Katup pulmonary
i. Arteri pulmonary
Catat data yang diperoleh dari seluruh kelas, hitung rata-rata untuk
seluruh kelas dan hitung deviasi bakunya. Dari data yang terkumpul, amati
apakah ada perbedaan antara tekanan darah wanita dengan pria.
a. aorta a. renal
a. bachiocephalis (innominatus) a. mesentrica
a. subclavia a. illiaca (cammon)
a. axilaris a. illiaca internal
a. brachialis a. femoralis
a. radialis a. femoralis internal
a. ulnaris a. poplitealis
a. digitalis a. tibialis
a. carotid (common) a. plantar arch
a. carotid external a. celiac
a. mesenterica
a. carotid internal superior
a. volar arch
Hyperimia
a. Ikatkan seutas benang di atas sendi kedua pada sebuah jari tangan Saudara.
Biarkan beberapa menit, kemudian amati peristiwa yang terjadi : perubahan
warna, perubahan ukuran, perubahan suhu. Jenis hyperemia apa yang terjadi
disini ?
b. Rendam sebuah jari tangan Saudara dalam air panas (dengan suhu tertinggi
yang dapat Saudara tahan).
Berbaring
Berbaring
kaki 90 %
tubuh
Berdiri
Latihan
Ringan
(20
Langkah)
Latihan
berat (50
langkah
Tujuan Percobaan
1. Stetoskop
2. Peak Flow Meter
Tata Kerja
1. Pemeriksaan volume pernapasan
b. Posisi berdiri dan memegang alat Peak Flow Meter
c. Orang coba inspirasi maksimal, lemudian ekspirasi maksimal ke dalam alat Peak Flow
Meter.
d. Membaca nilai yang dicapai oleh Orang coba pada flowmeter (liter/menit
e. Lakukan pada semua anggota kelompok
f. Pengukuran ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk memastikan keakuratan.
2. Pemeriksaan bunyi pernapasan
a. Orang coba duduk dan pemeriksa berdiri dibelakang orang coba
b. Suruh orang coba inspirasi dan ekspirasi kuat, lalu dengarkan bunyi pernapasan pada
permukaan belakang dada,mulai dari atas kiri- kanan lalu berangsur-angsur turun
hingga seluruh lapangan permukaan belakang dada
c. Pemeriksa pindah kedepan orang coba. Suruh orang coba berpaling kekiri atau
kekanan
DISKRIPSI KEGIATAN
1. Pemeriksaan bunyi pernapasan yang dilakukan oleh masing – masing mahasiswa
2. Instruktur memimpin diskusi hasil pemeriksaan
1 Frekuensi Pernapasan
2 Bunyi Napas ;
Vesikuler
Bronchovesikuler
Bronchial
Tujuan Percobaan
Teori Singkat
Dalam rangka menjaga homeostatis fungsi-fungsi tubuh, tersedia banyak mekanisme dalam
tubuh makhluk hidup. Dikenal pula indera-indera yang berperan dalam mengenali perubahan-
perubahan dalam lingkungan dimana tubuh berada, sehingga dengan segera dapat dilakukan
pertahanan atau penyesuaian disaat diperlukan. Pada manusia dikenal mekanisme demikian
yakni dengan 5 indera yang jika disebut menurut urutan vitaliasnya adalah sebagai berikut :
indera penglihatan, pendengaran, sentuh, rasa, dan bau.
Prosedur Percobaan
I) Penglihatan (visi)
1. Anatomi Mata
Temukan bagian-bagian berikut pada model mata manusia kemudian cantumkan
bagian tersebut pada gambar VI.1, diantaranya :
Sklera
Nervus opticus
Cornea
Conjungtiva
Otot-otot mata akstrinsik
Badan vitreous
Lensa mata
Retina
Iris
Bintik buta
dan juga lengkapi gambar VI.2 yang merupakan organisasi seluler retina.
2. Fisiologi Penglihatan
a. Reflek Akomodasi
1) Ukur pupil mata dan amati adanya perbedaan ukuran pupil mata dibawah
sinar biasa dan sinar terang.
2) Ukur pula pupil mata bila mata melihat objek pada jarak 5 m atau 20 cm.
b. Titik dekat
1) Fokuskan mata pada objek berjarak 1 meter (misalnya pensil).
2) Perlahan gerakkan objek (pensil) mendekati mata sampai objek terlihat
berganda. Gerakkan kembali menjauh sampai objek tampak lagi sebagai objek
tunggal. Jarak ini disebut titik dekat untuk akomodasi.
c. Bintik Buta
Bintik buta adalah area pada retina dimana saraf-saraf optis dan pembuluh darah
meninggalkan retina dengan demikian tidak memiliki reseptor visual.
1) Tutup mata kiri, fokuskan mata kanan pada gambar salib (+) dengan jarak 60
cm.
2) Dengan mata kanan tetap berfokus pada tanda salib, gerakkan gambar ini
mendekati mata. Pada jarak tertentu bintik-bintik hitam akan hilang, tapi muncul
kembali pada jarak yang lebih dekat. Hitung jarak ini.
d. Ketajaman penglihatan
Uji ketajaman penglihatan dengan kartu snellen yang ditentukan pada jarak yang
ditentukan. Ketajaman penglihatan dapat dinyatakan sebagai berikut ;
V = ketajaman penglihatan
d = jarak dimana huruf dapat dilihat dengan jelas (dapat dibaca) D = jarak
Menggunakan 'chart' => yaitu membaca 'chart' dari jarak yang ditentukan, biasanya 5
atau 6 meter. digunakan jarak sepanjang itu karena pada jarak tersebut mata normal akan
relaksasi dan tidak berakomodasi. Kartu yang digunakan ada beberapa macam :
Snellen chart => kartu bertuliskan beberapa huruf dengan ukuran yang berbeda =>
digunakan untuk pasien yang bisa membaca.
Gambar 9: E chart
Sumber: www.Wikipedia.com,
2016
Cincin Landolt => Kartu dengan tulisan berbentuk huruf 'c', tapi dengan arah cincin
yang berbeda-beda.
Cara memeriksa
1. Kartu diletakkan pada jarak 5 atau 6 meter dari pasien dengan posisi lebih tinggi atau
sejajar dengan mata pasien. Bila jarak 5 Meter, maka visus normal akan bernilai 5/5
artinya mata normal dapat melihat pada jarak 5 meter, pasien juga dapat melihat pada
jarak 5 meter. Bilamana berjarak 6 m, berarti visus normalnya 6/6. Satuan selain meter
ada kaki = 20/20, ada juga log (logaritma).
1. Ketajaman pendengaran
Pada saat melakukan uji ini ruangan harus sepi.
Letakkan sebuah jam yang berdetak pada telinga kanan salah
satu anggota kelompok ( mata harus tertutup dan telinga kiri
disumbat dengan kapas).
Jauhkan jam perlahan-lahan, kemudian tentukan jarak dimana
detak jam tepat tak terdengar lagi.
Jauhkan jam tersebut sedikit lagi, kemudian perlahan-lahan
dekatkan kembali pada telinga. Tentukan jarak dimana detak
jarum jam tepat terdengar kembali. Apakah jarak yang
diperoleh dengan kedua cara tersebut diatas sama besar?
Lakukan hal yang sama pada telinga kiri dengan telinga kanan
yang tersumbat.
Bandingkan ketajaman pendengaran telinga kiri dan telinga
kanan.
o Pukulkan garpu tala pada lutut saudara, kemudian gigit garpu tala
ini diantara gigi dengan bibir terbuka.
o Orang dengan pendengaran normal akan melokalisir suara yang
terdengar seakan berasal dari posisi median.
o Bila seorang menderita ketulian konduksi pada satu telinga, suara
ini akan lebih jelas terdengar pada telinga tersebut (apa
sebabnya?).
o Bila ketulian saraf yang diderita pada salah satu telinga, maka
suara ini akan lebih jelas terdengar di telinga yang normal ( apa
sebabnya ? )
o Untuk mendapatkan keadaan serupa ketulian konduksi, lakukan
percobaan ini dengan satu tellinga tersumbat kapas.
Cara 2 :
o Getarkanlah penala (frekuensi 256) dengan cara seperti nomor
A.1.
o Tekankanlah ujung tangkai penala pada dahi o.p. di garis median.
o Tanyakan kepada o.p. apakah ia mendengar dengungan bunyi
penala sama kuat di kedua telinganya atau terjadi lateralisasi.
o Bila pada o.p. tidak terdapat lateralisasi, maka untuk menimbulkan
lateralisasi secara buatan, tutuplah salah satu telinganya dengan
kapas dan ulangi pemeriksaan.
Hasil
d. Uji keseimbangan
o Posisi berdiri tegak, kemudian merapatkan kakinya dan menutup
mata.
o Dalam keadaan demikian, catat apakah sanggup berdiam selama
5 menit tanpa gerak.
o Bila alat keseimbangan dalam keadaan tidak baik, maka
seseorang tidak sanggup memelihara keseimbangan.
1. Adaptasi Penciuman
Nama :
Usia :
TUJUAN PERCOBAAN
TEORI SINGKAT
Sistem peliput meliputi kulit, turunan kulit (seperti kuku, kelenjer dan
rambut), serta beberapa jenis reseptor khusus. Kulit terdiri dari dua lapisan
utama yaitu epidermis (kutikula) dan dermis (korium atau kulit sebenarnya).
Pada kulit tebal terdapat 5 daerah epidermis yang disusun mulai dari yang
paling dalam yaitu stratum germinavitum, stratum spinosa, stratum
granulosum, stratum lucidum dan stratum corneum.
PROSEDUR PERCOBAAN
ANATOMI
A. Kulit Manusia
1. Epidermis 8. Rambut
Struktur reseptor
3. Dermis 10. sensorik
B. Reseptor
FISIOLOGI
A. Sensasi Kulit
Tujuan :
Mempelajari pola distribusi reseptor pada kulit
Teori Singkat :
Prosedur Kerja
b. Dalam daerah ini lakukan sentuhan pelan-pelan dengan bulu sikat paling
sedikit pada 20 tempat yang berbeda. Gunakan tekanan halus untuk
membengkokkan bulu sikat. Berikan tekanan yang sama setiap kali.
Jangan menganggap saudara merasa ada sensasi sentuh hanya karena
saudara melihat sentuhan dari bulu sikat tersebut. Jika dirasa adanya
sensasi, tandai dengan huruf S untuk sentuh.
Sensasi
Sentuh
Dingin
Panas
Nyeri
B. Sensasi Tekanan
Tujuan
Menunjukkan apakah kepekaan tubuh terhadap tekanan bervariasi pada
suatu tempat
Teori singkat
Reseptor untuk sensasi tekanan terletak langsung di bawah kulit.
Sensasi serupa terjadi jika kandung kemih atau rectum diisi urin atau
feses (sensasi kepenuhan). Kepekaan kulit terhadap tekanan yang
diperoleh menggunakan buku Frey pada berbagai daerah adalah sebagai
berikut ;
iii. Dada bagian lateral 1,79 vii. Bagian atas kelopak mata 7,16
Ujung jari dan ujung lidah jauh lebih peka terhadap tekanan.
Tengkuk …………………………………………
C. Adaptasi Reseptor
Teori singkat
Prosedur Kerja
a. Stimulasi Sentuhan
Teori Singkat
Prosedur kerja
Saraf ulnar mensuplai jari manis, jari tangan melalui persendian siku.
Saraf. untuk sensasi nyeri acuan ini. kelingking dan sisi dalam dari ulnar
berfungsi sebagai mediator Mungkin saudara telah mengalami contoh
nyeri acuan lain, seperti nyeri pada dahi setelah menelan es krim dingin.
Nama :
Usia :
JK :
Punggung
tangan
Tengkuk
Tujuan Percobaan
Setelah mempelajari prosedur pemeriksaan suhu tubuh, diharapkan Saudara mampu :
1. Memahami perbedaan berbagai temperatur di berbagai tempat ditubuh (suhu inti dan
suhu permukaan)
2. Mengetahui dan mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara oral dengan baik
dan benar
3. Mengetahui dan mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara aksiler dengan
baik dan benar
4. Mengetahui dan mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara rektal dengan baik
dan benar
5. Mengetahui dan mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara rektal dengan baik
dan benar
Teori
Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat pula
dikatakan sebagai ukuran panas atau dinginnya suatu benda. Sedangkan dalam bidang
termodinamika suhu adalah suatu ukuran kecenderungan bentuk atau sistem untuk
melepaskan tenaga secara spontan. Dalam dunia kesehatan, pemeriksaan suhu tubuh
termasuk dalam tolak ukur utama untuk mengetahui keadaan pasien dan diagnosa.
Sehingga, kemampuan pengukuran suhu tubuh sangatlah penting bagi tenaga kesehatan
dibidang apapun.
Instrumen pengukur Suhu ‘
Alat dan bahan
Alat dan bahan terdiri dari thermometer (oral, aksila, rectal dan timpani),
desinfektan/antiseptic, tisu, sarung tangan
Nama :
Usia :
JK :
Oral
Rektal
Aksila
Timpani
............., ……………
Mahasiswa Mengetahui
Instruktur