Anda di halaman 1dari 108

PENUNTUN LABORATORIUM

MASA PANDEMIC C0VID-19

ILMU BIOMEDIK

TIM PENGAJAR

PRODI D3 KEPERAWATAN

STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR

2021

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 1


PENUNTUN LABORATORIUM
ILMU BIOMEDIK

Disusun oleh :
TIM DOSEN ILMU BIOMEDIK

Disajikan pada Mahasiswa Semester I


Program Studi D3 Keperawatan
STIKES Panakkukang Makassar
2021

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 2


PROGRAM LABORATORIUM
ILMU BIOMEDIK

A. Latar Belakang
Mengacu pada Kurikulum Inti Pendidikan Vokasi Indoneisa yang berbasis Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang terintegrasi (AIPVIKI) Program Studi D3
Keperawatan STIKES Panakkukang Makassar bahwa pada semester I mahasiswa
mendapatkan mata kuliah Biomedik dengan metode STUDENT CENTER LEARNING
(SCL) yang terdiri dari kuliah, diskusi dan Laboratorium. Laboratorium dilaksanakan dalam
bentuk praktek belajar laboratorium.
Tujuan dalam pembelajaran praktikum anatomi dan fisiologi manusia adalah
mahasiswa mampu mengenal lebih dalam tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia
dengan bantuan alat peraga laboratorium. Dalam modul ini mahasiswa diminta untuk
mempelajari ilmu pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi manusia tentang konsep
anatomi dan fisiologi manusia, sistem saraf, sistem kardiovaskuler, sistem pencernaan,
sistem perkemihan, sistem respirasi, sistem integumen, dan sistem muskuloskeletal.

Kegiatan belajar dilaksanakan oleh mahasiswa dengan mengikuti langkah-langkah di


bawah ini :
1. Bacalah setiap penjelasan dan kerjakan soal-soal latihan yang diberikan secara cermat.
2. Pelajari sekali lagi uraiannya, terutama pada bagian yang kurang paham, kemudian
praktekkan setiap tindakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

B. Capaian Pembelajaran
Peserta didik dapat menguraikan anatomi dan fisiologi tubuh manusia tentang sistem saraf,
sistem kardiovaskuler, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem respirasi, sistem
integumen, dan sistem muskuloskeletal.
1. Peserta didik dapat menguraikan anatomi dan fisiologi tubuh manusia tentang sistem
saraf.
2. Peserta didik dapat menguraikan anatomi dan fisiologi tubuh manusia tentang sistem
indra.
3. Peserta didik dapat menguraikan anatomi dan fisiologi tubuh manusia tentang sistem
muskuloskeletal.
4. Peserta didik dapat menguraikan anatomi dan fisiologi tubuh manusia tentang sistem
pencernaan.

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 3


Diharapkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar dan bimbingan secara
bertahap sesuai dengan tujuan belajar. Untuk mencapai tujuan belajar tersebut diperlukan
alat dan bahan laboratorium dan SOP keterampilan serta check list yang sesuai .

C. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan Administrasi
a. Pembagian kelompok
b. Penyusunan program praktek laboratorium
c. Penyusunan jadual laboratorium
d. Persiapan aalat dan bahan, laboratorium, format pengkajian, kasus, check list
pelaksanaan keterampilan dan penilaian
e. Pengarahan program laboratorium kepada mahasiswa.
2. Pelaksanaan
a. Praktek Laboratorium dilaksanakan sesuai dengan matrik perkuliahan yang telah
ditetapkan secara online
b. Tempat pelaksanaan skill laboratorium keperawatan dan ditempat masing-masing
3. Jumlah mahasiswa : 12 orang Mahasiswa yang terbagi dalam 2-3 kelompok
4. Media laboratorium : Virtual Lab online
5. Kegiatan Mahasiswa
a. Mengikuti pengarahan dan pembimbing lab
b. Mengikuti pre dan post conference serta bimbingan yang dilaksanakan selama lab baik
secara virtual maupun offline
c. Mengisi daftar hadir yang telah ditentukan
d. Menyusun laporan akhir pelaksanaan lab.

D. Metode Pembelajaran :
1. Demonstrasi
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui daftar tilik

Kegiatan Waktu Deskripsi


1. Pengantar 5-10 Pengantar penjelasan tindakan
menit keperawatan
2. Demonstrasi 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa,

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 4


2. Memberikan pemutaran video
pelaksanaan labskill
3. Instruktur memberikan contoh
bagaimana cara melakukan
tindakan kep.
4. Mahasiswa
mengamati/memperhatikan
5. Memberikan kesempatan bertanya
pada aspek-aspek yang penting
6. Mahasiswa dapat menanyakan hal-
hal yang belum dimengerti dan
instruktur menanggapinya
3. Praktek 80-120 1. Mahasiswa melakukan praktek yang
bermain peran menit telah didemonstrasikan
dengan umpan 2. Instruktur berkeliling diantara
balik online mahasiswa dan melakukan supervisi
dengan menggunakan daftar tilik
3. Setiap mahasiswa wajib berlatih
minimal 1 kali

E. Persyaratan Praktik Laboratorium :


1. Mahasiswa telah mengikuti pokok bahasan yang telah dipraktikkan
2. Mahasiswa wajib mempelejari penuntun pelaksanaan laboratorium
3. Mahasiswa telah menguasai secara teori materi praktikum
4. Menataati jadwal / waktu pelaksanaan praktikum yang telah ditetapkan
5. Hadir diruangan laboratorium 15 menit ruang zoom meeting sebelum pelaksanaan
praktikum dan untuk offline mahasiswa memakai jas praktikum laboratorium.
6. Pelaksanaan praktikum dilaksanakan selama 170 menit dan mahasiswa wajib mengikuti
kegiatan tersebut sampai selesai
7. Setelah pelaksanaan praktikum berakhir , mahasiswa wajib membereskan dan
mengembalikan alat dan bahan pada petugas laboratorium
8. Mahasiswa harus berperan aktif dalam laboratorium virtual via zoom

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 5


JADWAL PRAKTIKUM
Hari /Tanggal/Jm PRAKTEK MEDIA
1 Senin, 3 Januari 2022 Penjelasan silabus
13.00-15.50 Percobaan 1 & Diskusi
Virtual Laboratorium
2 Selasa, 4 Januari 2022 Percobaan II & Diskusi
13.00-15.50
3 Rabu 5 januari 2022 Percobaan III & Diskusi
13.00-15.50
4 Senin, 10 Januari 2022 Percobaan IV& Diskusi
13.00-15.50
5 Selasa, 11 Januari 2022 Percobaan V+Diskusi
13.00-15.50
6 Rabu 12 januari 2022 Percobaan VI & Diskusi
13.00-15.50
7 Senin, 17 Januari 2022 Percobaan VII & Diskusi
13.00-15.50
8 Selasa, 18 Januari 2022
13.00-15.50 Percobaan VIII + Diskusi

9 Rabu 19 januari 2022 Percobaan IX + Diskusi


13.00-15.50
10 Senin, 24 Januari 2022 Percobaan 1 & Percobaan II Mandiri dan
13.00-15.50
Offline
11 Selasa, 25 Januari 2022 Percobaan III & Percobaan IV
13.00-15.50
12 Rabu 26 januari 2022 Percobaan V & Percobaan VI
13.00-15.50
13 Senin, 31 Januari 2022 Percobaan VII & Percobaan VIII
13.00-15.50
14 SeLasa, 1 februari 2022 Percobaan IX
13.00-15.50
15 Rabu 2 Februari 2022 Ujian Lab (Tentative) Offline
13.00-15.50
16 Senin, 7 Februari 2022 Ujian Lab (Tentative)
13.00-15.50

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 6


PRAKTIKUM 1
TUBUH SEBAGAI SATU KESATUAN
Tujuan Percobaan
1. Mendapatkan gambaran tentang berbagai organ dalam tubuh, sistem-sistem fisiologik, organ-
organ dalam setiap sistem, dan letak serta posisi yang sering digunakan dalam anatomi.
2. Mengenal struktur dan fungsi unit tubuh terkecil seperti sel.

Teori
Singkat Tubuh manusia dengan kesembilan sistemnya (sistem kerangka,sistem otot, sistem saraf,
sistem peredaran darah, sistem pernapasan, sistem pencernaan, sistem eksresi, sistem endokrin
dan sistem reproduksi) merupakan organisasi yang melaksanakan fungsinya secara simultan dan
utuh. Tak satupun organ atau sistem tubuh dapat diabaikan dalam pengertian kesatuan ini. Di
dalam anatomi (ilmu urai) dan fisiologi (ilmu faal) sistem dan organ dipelajari orang secara terpisah,
sekedar untuk mempermudah dan menyederhanakan masalah. Unit terkecil dari tubuh yang masih
menjalankan fungsi yang lengkap adalah sel, dan tubuh manusia disusun sekitar seratus triliun sel.
Setiap sel ini merupakan organisme yang mampu hidup, menjalankan reaksi-reaksi kimia dan
memberikan kontribusinya dalam fungsi tubuh secara keseluruhan

Peralatan yang dibutuhkan


Isitilah dalam penamaan anggota tubuh manusia
Phantom tubuh
Gambar –gambar anatomi tubuh

BEBERAPA ISTILAH YANG HARUS DIKETAHUI


1. Posisi Anatomis
Adalah posisi tubuh manusia, berdiri tegak, pandangan lurus kedepan,telapak tangan
menghadap kedepan, ibu jari menjauhi sumbu tubuh.
2. Arah
Berbagai macam istilah untuk menunjukkan arah dalam anaatomi meng- gunakan bahasa
latin. Misalkan :
a. Anterior : Arah depan
b. Posterior: Arah belakang

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 7


c. Superior : Arah atas
d. Inferior : Arah bawah
e. Crania : Arah kepala
f. Cauda : Arah ekor
g. Dorsal : Arah punggung
h. Ventral : Arah perut
i. Dextra/Dexter : Arah kanan
j. Sanistra/sinister : Arah kiri
k. Medial : Arah tengah/mendekati sumbuh tubuh
l. Lateral : Arah samping/menjauhi sumbu tubuh
m. Proksimal : Arah pangkal
n. Distal : Arah ujung
o. External Arah luar
p. Internal : Arah dalam
q. Superficial : Arah permukaan
r. Propundal : Arah dalam
3. Gerakan
a. Fleksi : Gerakan membengkok
b. Extensi : Gerakan melurus
c. Abduksi : Gerakan menjauhi sumbu tubuh
d. Adduksi : Gerakan mendekati sumbu tubuh
e. Endorotasi : Gerakan memutar kedalam
f. Exorotasi : Gerakan memutar keluar
4. Garis/Sumbu/Axis
a. Longitudinal : Garis semu sesuai dengan sumbu memanjang tubuh
b. Transversal : Garis semu melintang dari arah kanan ke kiri
c. Sagital : Garis semu memanjang dari arah depan ke belakang
5. Rongga tubuh dan letaknya (rongga = cavum/cavitas)
a. Cavitas cranii di cranium (Kepala)
b. Cavitas orbitalis di orbita (Mata)
c. Cavitas nasi di nasus ( Hidung)
d. Cavitas oris di oris (Mulut)
e. Cavitas thoracis di thorax (Dada)
f. Cavitas abdominalis di abdomen (Perut)
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 8
g. Cavitas pelvis di pelvis (Panggul)
h. Cavitas tympanica di tympanum (Telinga)
i. Cavitas pharyngealis di pharinxd (Batang Tenggorokan)
j. Cavitas laringis di larynx (Tenggorokan)
6. Bagian tubuh yang tak berongga
a. Collum : Leher
b. Brachium : Lengan atas
c. Antebracium : Lengan bawah
d. Carpus : Pergelangan lengan
e. Manus : Telapak tangan
f. Gluteus : Pantat
g. Femur : Tungkai atas
h. Cruris : Tungkai bawah
i. Tarsus : Pergelangan kaki
j. Pedis : Kaki (Telapak)
k. Digitus : Jari
7. Anatomi Permukaan
Anatomi permukaan mempelajari bangunan-bangunan anatmi yang bisa dilihat
atau diraba dari permukaan tubuh. Hal ini penting dalam melaku- kan pemeriksaan fisik
pada pasien yang meliputi inspeksia (periksa lihat), palasi (Periksa raba), perkusi
(Periksa ketok) dan auskultasi (Periksa dengar).
8. Anatomi Permukaan Kepala
a. Prosesus mastoideus
b. Sinus paranasales
c. Fontanella anterior
d. Fontanella posterior
e. Arteria temporalis
9. Anatomi Permukaan Leher
a. Cartilage thyroidea
b. Trachea
c. Glandula thyroidea
d. Muskulus sternomastoideus
e. Pulsasi a. Carots communis (teraba di tepi m. sternomastoideus)
10. Anatomi Permukaan Dada

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 9


a. Clavikula
b. Sternum, PX
c. Glandula mammae
d. Garis khayal (linea axilaris, I. sternalis, I. Medioclavicularis)
e. Ictus cordis
f. Spatium intercostalis
11. Anatomi Permukaan Abdomen
a. Arcus costae
b. Region abdomen
c. Umbilicus
d. Spinal iliaca anterior superior
e. Crista iliaca
f. Spina iliaca posterior superior
g. Sudut costovertebrae

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

TUBUH SEBAGAI SATU KESATUAN


ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 10
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :

Prosedur Percobaan
1. Buat video hafalan nama tulang dikirimkan dalam bentuk link youtube
2. Identifikasi organ-organ yang terdapat dalam rongga, lalu lengkapi tabel berikut :
a.
No Rongga Rongga dalam organ Sistem dimana organ
terlihat
1 Kepala Sistem persarafan
2

Gambar I.1. Rongga-rongga tubuh manusia

1. Daerah-daerah tubuh Lokasikan kesembilan daerah tubuh pada gambar I.2 : epigatrik,
umbilical, hipogastrik (pubik), hipokondriak kiri, hipokondriak kanan, lumbar (lateral) kiri, lumbar
(lateral) kanan, inguinal (iliak) kiri dan inguinal (iliak) kanan.
2. Terminologi anatomi
Posisi anatomi manusia adalah posisi tegak, lengan disamping badan, tapak tangan
menghadap ke muka. Pemberian letak berbagai struktur badan, menggunakan posisi anatomi
sebagai referensi.
a. Pada gambar I.3 namai penampang-penampang tubuh
b. Dari gambar I.4 temukan arah anak-anak panah dengan menggunakan istilah berikut:

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 11


anterior (ventral) lateral
posterior (dormal) external
superior internal inferior proximal
medial (mesial) distal

Gambar I.2. Lokasi daerah tubuh manusia Gambar I.3. Penampang tubuh manusia

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 12


Gambar I.4. Posisi anatomi manusia

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 13


PRAKTIKUM II

SYSTEM MUSKULOSKELETAL

Systema musculosceletale terususun atas dua komponen utama yaitu tulang dan
otot, oleh karena itu stilah yang sering digunakan adalah system penyangga (tulang) dan
penggerak (otot). Persambungan dua tu- lang atau lebih tulang membentuk persendian
(articulation). Otot melekat pada dua tempat, di dua tulang yang berbeda dengan melintasi
satu atau lebih persendian. Dengan demikian, otot sebagai alat gerak aktif, meng- gerakkan
sendi-sendi yang dilintasinya, sedangkan tulang merupakan alat gerak pasif. Pada praktikum
ke-2 ini akan dipelajari systema sceletale.

SYSTEMA SCELETALE
A. Pembagian Tulang
1. Menurut bentuknya :
a. Tulang panjang (os longum), contoh : os humerus, os radius
b. Tulang pendek (os breve), contoh : os vertebrae, phalanges
c. Tulang pipih (os planum), contoh : scapula, os parietale
d. Tulang berongga (os pneumaticum), contoh : os frontale, os ethmoidale
e. Tulang tak beraturan (os irregular), contoh : os calcaneus
2. Menurut posisi
a. Rangka penyusun sumbu tubuh (skeleton aciale), terdiri dari :
1) Tulang tengkorak (Ossa cranii)
2) Tulang batang tubuh (Sceleton trunci)
b. Tulang-tulang anggota (Sceleton appendiculare), terdiri dari :
1) Tulang anggota atas (Ossa membri superiores)
2) Tulang anggota bawah (Ossca membri inferiores)
B. Nama-Nama Tulang
1. Skeleton axiale
a. Ossa cranii : Sering dibagi menjadi calvaria cranii (atap kepala) dan ba-sis
cranii (dasar kepela), yang terdiri dari :
1) Tulang yang berpasangan (kanan-kiri)
a) Os parietale
b) Os temporal
c) Os zygomaticum

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 14


d) Os lakrimale
2) Tulang-tulang yang tidak berpasangan
a) Os frontale
b) Os sphenoidale
c) Mandibula
d) Maxilla
e) Os ethmoidale
f) Os palatinum
g) Os vomer
b. Skeleton trunci
1) Columna vertebralis, terdiri dari beberapa vertebrae yang membentuk
pilar. Dibagian dalamnya terdapat saluran disebut canalis vertebralis.
Dapat bergerak flexi, extensi, rotasi dan laterofleksi. Dibagi beberapa
region :
a) Region cervicalis, terdiri dari 7 vertebra cervicalis dan memben- tuk
kelengkungan kedepan.
b) Region thoracalis, terdiri dari 12 vertebra thoracalis dan mem-
bentuk kelengkungan ke belakang.
c) Region lumbalis, terdiri dari 5 vertebrae lumbalis dan memben- tuk
kelengkungan ke belakang.
d) Region sacralis, terdiri dari 5 vertebra sacralis yang bergabung
menjadi satu membentuk os sacrum.
e) Region coccygeus, terdiri dari 3-5 vertebrae coccygeus yang
bergabung menjadi satu membentuk os coccygeus.
2) Sternum, terdiri dari 3 bagian :
a) Manubrium
b) Corpus
c) PX
3) Costae
Terdapat 12 pasang costae yang bersendi dengan vertebrae thora- calis
di dorsal dan bersendi dengan sternum di ventral. Berdasarkan
perlekatannya pada sternum di bagi 3 kelompok
a) Costae verae, terdiri dari costae ke 1-7 langsung melekat pada
sternum melalui carilago costalisnya masing-masing.

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 15


b) Costae spuriae, teridiri dari costae ke 8-10, cartilage costanya
bergabung kemudian melekat pada sternum.
c) Costae fluitantes, terdiri dari costae ke 11-12 dan tidak melekat pada
sternum.
2. Skeleton Appendiculare
a. Ossa membri superiors
1) Clavikula
2) Scapula
3) Humerus
4) Radius
5) Ulna
6) Os carpalia
7) Os metacarpalia
8) Os Palanges
b. Ossa membri inferioresCoxae
1) Femur
2) Fibula
3) Talus
4) Os tarsalia
5) Metatarsal
6) Palanges
7) Calcaneus
C. Bangunan-Bangunan Pada Tulang
Istilah-istilah umum untuk menamai bagian dari tulang Arcus : Lengkungan
Canalis : Saluran/pipa
Collum : leher
Corpus : Badan
Facies : Permukaan
Foramen : Lubang
Incisura : Takik
Processus : Semenanjung
Spina : Duri
Tuber : Tonjolan
Angulus : Sudut

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 16


Caput : Kepala
Condilus : Bonggol
Crista : Gigi
Fissure : Celah
Fossa : Cekungan
Margo : Tepi
Ramus : Cabang
Sulcus : Alur
Contoh :
1. Calvaria cranii
a. Sulcus sinus sagitalis superior
b. Sulcus a. meningeae mediana
c. Sultura sagitalis
d. Sutura lamboidea
e. Sutura squamosa

2. Basis cranii
a. Fossa cranii anterior, medius, posterior
b. Foramen magnum
c. Arcus zigomaticum
d. Porus acusticus internus
e. Chonch nasalis
f. Palatum osseum
g. Sulcus sigmoideus
h. Cavitas tympanica
i. Cavitas orbitalis
j. Porus acusticus externus
k. Cavitas nasi
l. Foramen opticum
m. Mandibula
n. Basis
o. Corpus
p. Prosessus coronoideus
q. Prosessus condylaris
r. Caput mandibulae
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 17
s. Angulus mandibulae

3. Vertebra
a. Vertebrae cervicales (kecil, corpus tipis, terdapat foramen
transcersar-ium)
b. Atlas / VC I (Tidak mempunyai corpus)
c. Axis / VC II (Mempunyai dens axis)
d. Vertebra prominens / VC VII (Proc. Spinosus panjang)
e. Vertebra thoracales (mempunyai proc. Mamillaris, proc. Costalis
danproc accessories)

4. Clavikula
a. Corpus
b. Extermitas sternalis
c. Extremitas acromalis

5. Scapula
a. Cavitas glenoidalis
b. Acromion
c. Fossa supra spinatus
d. Incissura scapularis
e. Articulation humeri

6. Humerus
a. Caput humeri
b. Collum anatomicum
c. Collum chirurgicum
d. Corpus humeri
e. Troclea humeri
f. Epicondilus medialis/lateralis
g. Capitulum humeri
h. Fossa olecrai
i. Articulation cubiti

7. Ulna

8. Incicura trochlearis

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 18


9. Olecranon

10. Prosessus styloideus

11. Caput ulnae

12. Radius
a. Caput radii
b. Collum radii
c. Tuberositas radii
d. Prosessus styloideus
e. Articulation radio carpalis

13. Femur
a. Caput, fovea capitis femoris
b. Collum femoris
c. Trochanter mayor, minor
d. Corpus femoris
e. Condylus
f. Fossa poplitea

14. Patella

15. tibia
a. Condylus
b. Margo anterior
c. Corpus
d. Malleolus medialis
e. Incisura lateralis

16. Fibula
a. Caput, collum
b. Malleolus lateralis
D. Tulang-Tulang Penyusun Panggul
Pelvis (Panggul) terdiri dari tulang yang berbentuk corong, otot, dan
ligamentum. Tulang-tulang penyusun pelvis terdiri dari 2 tulang pangkal paha
(os coxae), tulang kelangkang (os sacrum), tulang tungging (os coccygeus).
1. Os Coxae terdiri dari 3 tulang :

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 19


a. Tulang usus (Os ilium), bangunannya :
1) Crista iliaca
2) Spina iliaca anterior superior
3) Spina iliaca anterior inferior
4) Spina iliaca posterior superior
5) Spina ilaca posterior inferior
6) Incisura ischiadica mayor
7) Linea arcuata (batas pelvis mayor dan pelvis minor)
b. Tulang duduk (os ischium), bangunannya :
1) Corpus
2) Ramus superior
3) Ramus inferior
4) Spina ischiadica
5) Incisura ischiadica minor
6) Tuber ischiadicum
c. Tulang kemaluan (os pubis), bangunannya :
1) Corpus
2) Ramus superior
3) Ramus inferior (ranus inferior kanan dan kiri membentuk
arcus pu-bis

Persendian

a. Articulatio sacroiliaca (antara os coxae dan os sacrum)


b. Sympisis pubis (antara os coxae kanan dan kiri)

Ligamentum yang penting diketahui

a. Ligamentum sacrospinosum (dari sacrum ke spina ischiadica)


b. Ligamentum sacrotuberosum (dari sacrum ke tuber ischiadicum)

2. Os sacrum, bangunannya :
a. Foramina sacralia anterior, dilalui oleh plexus sacralis dan pembuluh
darah kecil. Pada ibu haml sewaktu kepala janin turun ke cavum pelvis
plexus ini bisa tertekan sehingga sering timbul nyeri atau kejang kaki

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 20


b. Crista iliaca
c. Promontorium, yaitu bagian cranial sacrum yang berhubungan dengan
vertebra lumbalis V yang menonjol.
d. Os coccygeus, teridiri atas 3-5 vertebra yang bergabung. Pada
persalinan ujung-ujung tulang ini terdorong ke dorsal sehingga
melebarkan pintu bawah panggul

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 21


Praktikum IIB
Pemeriksaan Kekuatan Otot

Pokok bahasan : Pemeriksaan kekuatan otot

Kompetensi Khusus :
Setelah mempelajari prosedur pemeriksaan kekuatan otot ini, diharapkan Saudaramampu.
1. Melakukan pemeriksaan kekuatan otot
a. Kaki : quadriceps femoris, gatrocnemius dan hamstring
b. Punggung : trapezius dan paraspinalis
c. Tangan : Manum digitorum
2. Mengamati pengaruh peregangan terhadap kekuatan otot
3. Mengamati pengaruh repetisi terhadap kekuatan otot.

Pendahuluan
Kekuatan otot merupakan salah satu variabel penting dalam pemeriksaan dan evaluasi
kebugaran fisik.
Kekuatan otot dipengaruhi oleh factor rangsangan saraf, besar recruitment, peregangan,
dan jenis atau tipe jaringan otot itu sendiri. Otot yang sering diperiksa sebagai sampel kekuatan
otot adalah otot kaki atau tungkai dan otot tersebut menyebabkan timbulnya gangguan medis,
seperti osteorayhitis, kifosis, skoliosis dan lordosis punggung.
A. Landasan Teori
Strength adalah kemampuan suatu otot atau sekelompok otot untuk
menghasilkan ketegangan atau gaya selama usaha maksimal, baik secara dinamik
maupun statik. Pengukuran strength dengan menggunakan MMT, Dinamometer dan
Sphygmomanometer. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot normal :
1. Ukuran diameter otot
2. Ukuran ketegangan pada saat kontraksi
3. Banyaknya motor unit
4. Tipe kontraksi otot
5. Tipe serabut otot
6. Simpanan energi dan suplai darah
7. Kecepatan kontraksi
8. Motivasi orang yang bersangkutan

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 22


B. Kekuatan Otot Punggung
Otot punggung memiliki peranan yang sangat besar dalam aktivitas sehari-hari.
Gerakan-gerakan seperti saat tarik tambang, mengemudi, menimba air, berenang,
membuka pintu, dan memanjat memerlukan bantuan otot punggung. Dalam olahraga,
otot punggung yang kuat dan terlatih baik akan mendukung performa dalam cabang
berenang (mengayuh), judo (menarik), bilyar (mencondongkang tubuh), golg
(mengayun), dayung, selancar, hingga panjat tebing dan gulat.
Otot punggung yang lemah menggambarkan potensi cedera yang tinggi, karena
otot punggung adalah salah satu otot penyangga tubuh yang berada di pusat tubuh
manusia. Bersamaan dengan otot-otot yang menyelimuti perut, otot punggung
termasuk dalam kategori core muscle atau otot pusat tubuh. Sakit pinggang yang
diderita oleh banyak orang adalah pertanda otot punggung yang lemah. Banyak orang
yang sakit pinggang justru menghindari melakukan latihan punggung dengan alasan
takut cedera. Hal yang sebaliknya justru terjadi, di mana latihan punggung dengan
beban justru membantu meningkatkan kekuatan otot punggung sehingga rasa sakit
tersebut bisa dihilangkan atau diminimalisir.
C. Kekuatan Otot Tangan
Kekuatan genggaman tangan memerlukan kombinasi aksi dari sejumlah otot
tangan dan lengan bawah, dan aksi ini sangat penting untuk banyak aktivitas sehari-
hari. Kekuatan genggaman tangan adalah salah satu metode yang umum digunakan
dalam pengukuran kekuatan ekstremitas atas. Kekuatan genggaman tangan
merupakan suatu indikator status nutrisi yang sangat berguna, khususnya saat
pengukuran antropometri gagal membedakan seseorang undernourished dari
underweight. Kekuatan otot genggaman tangan juga termasuk dalam komponen
kesegaran jasmani, maka sangat perlu untuk kekuatan otot ini tetap selalu dilatih untuk
ditingkatkan kekuatannya. Alat yang digunakan dalam tes Grip Strength ini adalah Grip
Strength Dynamometer atau Hand Dynamometer. Satuan dari alat ini adalah Kilogram
(Kg).
Pengukuran dilakukan pada posisi berdiri dengan kaki kiri maju, tangan kanan
menyilang perut. Setelah dijelaskan subyek kemudian menarik pegas dynamometer
sekuat yang bisa dilakukan dalam beberapa detik kemudian dilepaskan. Pengukuran
dilakukan sebanyak tiga kali, dan nilai tertinggi yang digunakan dalam analisis.
Adanya perbedaan kekuatan genggaman tangan antara laki-laki dan perempuan
dapat dijelaskan oleh besarnya perbedaan massa otot antara laki-laki dan perempuan.
Perempuan secara signifikan memiliki kekuatan yang lebih rendah per cm2 luas otot

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 23


lengan.

D. Daya Ledak Otot


Berikut adalah berbagai definisi dari daya ledak otot berdasarkan literatur yang
berbeda-beda:
1. Daya ledak merupakan suatu unsur diantara unsur-unsur komponen kondisi fisik
yaitu kemampuan biomotorik manusia, yang dapat ditingkatkan sampai batas-batas
tertentu dengan melakukan latihan-latihan tertentu yang sesuai.
2. Daya ledak adalah suatu kemampuan seorang atlet untuk mengatasi suatu
hambatan dengan kecepatan kontraksi yang tinggi. Daya ledak ini diperlukan di
beberapa gerakan asiklis, misalnya pada atlet seperti melempar, tendangan tinggi
atau tendangan jauh (Harre,1982:16). Lebih lanjut dikatakan bahwa daya ledak
adalah kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan suatu
kecepatan kontraksi tinggi (Harre, 1982:102).
3. Daya ledak ialah kombinasi dari kecepatan maksimal dan kekuatan maksimal.
Daya ledak ini harus ditunjukkan oleh perpindahan tubuh (dalam tendangan jauh)
atau benda (peluru yang ditolakkan) melintasi udara, dimana otot-otot harus
mengeluarkan kekuatan dengan kecepatan yang tinggi, agar dapat membawa
tubuh atau obyek pada saat pelaksanaan gerak untuk dapat mencapai suatu jarak
(Janssen,1983:167).
4. Daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi
tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang
utuh (Suharno HP, 1984:11). Daya ledak atau explosive power adalah kemampuan
otot atau sekelompok otot seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal
yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya atau sesingkat-
singkatnya. Unjuk kerja kekuatan maksimal yang dilakukan dalam waktu singkat ini
tercermin seperti dalam aktivitas tendangan tinggi, tolak peluru, serta gerak lain
yang bersifat eksplosif.
5. Daya ledak merupakan hasil perpaduan dari kekuatan dan kecepatan pada
kontraksi otot (Bompa,1983:231; Fox,1988:144). Daya ledak merupakan salah satu
dari komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktivitas yang sangat
berat karena dapat menentukan seberapa kuat orang memukul, seberapa jauh
seseorang dapat melempar, seberapa cepat seseorang dapat berlari dan lainnya.
6. Radcliffe dan Farentinos (1985:1-33) menyatakan bahwa daya ledak adalah faktor
utama dalam pelaksanaan segala macam ketrampilan gerak dalam berbagai

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 24


cabang olahraga. Berdasar pada definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
dua unsur penting yang menentukan kualitas daya ledak adalah kekuatan dan
kecepatan.
Upaya dalam meningkatkan unsur daya ledak dapat dilakukan dengan cara :
1. meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan atau menitik beratkan
pada kekuatan
2. meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan atau menitik beratkan
pada kecepatan
3. meningkatkan kedua-duanya sekaligus, kekuatan dan kecepatan dilatih secara
simultan (Jessen, Schultz dan Bangertes, 1984 : 17).

Latihan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan merupakan latihan untuk


meningkatkan kualitas kondisi fisik dengan tujuan utama meningkatkan daya ledak.
Latihan tersebut memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap nilai dinamis jika
dibandingkan dengan latihan kekuatan saja. Adapun dalam mengembangkan daya ledak,
beban latihan tidak boleh terlalu berat sehingga gerakan yang dilakukan dapat
berlangsung cepat dan frekuensinya banyak (Pyke, 1980:75)
Berdasar pada beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik suatu
pengertian bahwa daya ledak otot tungkai adalah suatu kemampuan otot tungkai
untuk melakukan aktivitas secara cepat dan kuat untuk menghasilkan tenaga.

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 25


Instrument dan Prosedur

NILAI
No TINDAKAN

1 Persiapan alat
a. Sarung tangan/handscoen
b. Penggaris
c. Bullpen
d. Lembar dokumentasi
2 Persiapan perawat :
a. Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
c. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
3 Persiapan lingkungan :
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman
b. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
4 Minta klien untuk berdiri, amati struktur rangka dan perhatikan
adanya kelainan dan deformitas
5 Amati adanya kontraktur dengan meminta klien untuk
menggerakkan persendian ekstremitas
6 Minta klien merentangkan kedua lengan ke depan, amati adanya
tremor, ukuran otot (atropi, hipertrofi) serta ukur lingkar ekstremitas
(perbedaan > 1cm di anggap bermakna).

Palpasi otot untuk memeriksa apakah ada kelainan otot

7 Sternokleidomastoideus : klien menengok ke salah satu sisi


denganmelawan tahanan tangan pemeriksa

Sumber : www.Docplayer.info, diakses 2016.

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 26


8 Trapezius : letakkan kedua tangan pada bahu klien, minta klien
menaikkan bahu melawan tahanan tangan pemeriksa

Sumber : www.Dokudok.com, diakses 2016

9 Deltoideus : minta klien mengangkat kedua lengan dan melawan


dorongan tangan pemeriksa ke arah bawah.

Sumber : www. Ahlibedahtulang.com, diakses 2016


10 Otot panggul : posisikan klien telentang dengan kedua tungkai
ekstensi, minta klien mengangkat salah satu tungkai, dorong tungkai
ke bawah

Sumber : www.Dokudok.com, diakses 2016

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 27


11 Abduksi panggul : posisikan klien telentang dengan kedua tungkai
ekstensi, letakkan kedua tangan pada permukaan lateral masing-
masing lutut klien, minta klien meregangkan kedua tungkai, melawan
tahanan pemeriksa

Sumber: www.Seripayku.blogspot.com, diakses 2016.

12 Aduksi panggul : posisikan klien telentang dengan kedua tungkai


ekstensi, letakkan tangan diantara kedua lutut klien, minta klien
merapatkan kedua tungkai melawan tahanan pemeriksa

Sumber: www.Seripayku.blogspot.com, diakses 2016.

Palpasi otot untuk memeriksa apakah ada kelainan otot, kekuatan otot
13 Bisep : minta klien merentangkan kedua lengan dan mencoba
menekuknya, pemeriksan menahan lengan agar tetap ektensi

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 28


14 Trisep : minta klien menekuk kedua lengan dan mencoba
merentangkannya melawan usaha pemeriksa untuk membuat lengan
klien tetap fleksi mengumpulkan kelima jari

Sumber: www. Docplayer.info, 2016

15 Otot pergelangan tangan dan jari-jari : minta klien meregangkan


kelima jari dan melawan usaha pemeriksa untuk

Sumber: www.hilo.co.id, diakses 2016


16 Kekuatan genggaman : minta klien menggenggam jari telunjuk dan
jari tengah pemeriksa, tarik kedua jari dari genggaman klien
17 Hamstring : posisikan klien telentang, kedua lutut ditekuk, minta klien
meluruskan tungkai melawan tahanan pemeriksa

Sumber: www.houstomethodist.Org, diakses 2016

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 29


18 Kuadrisep : posisikan klien telentang, lutut setengah ekstensi,
klien menahan usaha pemeriksa untuk memfleksikan lutut

Sumber: sintadotners.wordpress.com, diakses 2016

19 Otot mata kaki dan kaki : minta klien melawan usaha pemeriksa
untuk mendorsofleksikan kakinya dan kembali melawan usaha
pemeriksa untuk memfleksikan kakinya
20 Palpasi tulang ekstremitas dan setiap persendian untuk menemukan
area yang mengalami edema atau nyeri tekan, bengkak, krepitasi
dan nodul
21 Rapikan alat dan klien
22 Dokumentasikan hasil pemeriksaan

Skala Penilaian

Skala Ciri –ciri


0 Paralisis total
1 Tdk ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot
2 Ada gerakan pd sendi tetapi tdk dpt melawan gravitasi (hanya bergeser)
3 Bisa melawan gravitasi tetapi tdk dpt menahan /melawan tahanan
pemeriksa.
4 Bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa tetapi kekuatannya berkurang
5 Dapat melawan tahanan pemeriksa dgn kekuatan maksimal.

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 30


PRAKTIKUM IIC
PEMERIKSAAN RANGE OF MOTION (ROM AKTIF DAN PASIF)

Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari cara melakukan ROM aktif
2. Mempelajari cara melakukan ROM Pasif

Peralatan yang dibutuhkan :


Jenis ROM
1. ROM aktif : Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan
pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif).
2. ROM pasif : Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang
normal (klien pasif).
Indikasi
1. Klien dengan tirah baring yang lama.
2. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran.
3. Kelemahan otot.
4. Fase rehabilitasi fisik.
Kontra Indikasi
1. Klien dengan fraktur.
2. Klien dengan peningkatan tekanan intrakranial.
3. Trombus/emboli pada pembuluh darah.
4. Kelainan sendi atau tulang.
5. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung).
GERAKAN ROM AKTIF
1. Fleksi
2. Ekstensi
3. Hiperekstensi
4. Rotasi
5. Sirkumsisi
6. Supinasi
7. Pronasi
8. Abduksi
9. Adduksi
10. Oposisi

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 31


LATIHAN AKTIF ANGGOTA GERAK ATAS DAN BAWAH
a. Latihan I
 Angkat tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat ke atas.
 Letakkan kedua tangan diatas kepala.
 Kembalikan tangan ke posisi semula.
b. Latihan II
 Angkat tangan yang kontraktur melewati dada ke arah tangan yang sehat.
 Kembalikan keposisi semula.
c. Latihan III
 Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas.
 Kembalikan ke posisi semula.
d. Latihan IV
 Tekuk siku yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat.
 Luruskan siku kemudian angkat ke atas.
 Letakkan kembali tangan yang kontraktur ditempat tidur.
e. Latihan V
 Pegang pergelangan tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat angkat ke
atas dada.
 Putar pergelangan tangan ke arah dalam dan ke arah keluar.
f. Latihan VI
 Tekuk jari-jari yang kontraktur dengan tangan yang sehat kemudian luruskan.
 Putar ibu jari yang lemah menggunakan tangan yang sehat.
g. Latihan VII
 Letakkan kaki yang sehat dibawah yang kontraktur.
 Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat dibawah pergelangan kaki
yang kontraktur.
 Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian turunkan pelan-
pelan.
h. Latihan VIII
 Angkat kaki yang kontraktur menggunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3cm.
 Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi kemudian ke sisi yang satunya lagi.
 Kembalikan ke posisi semula dan ulang sekali lagi.
i. Latihan IX
 Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, bantu pegang pada lutut yang kontraktur
dengan tangan yang lain.
 Dengan tangan yang lainnya penyokong memegang pinggang pasien.
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 32
 Anjurkan pasien untuk memegang bokongnya.
 Kembalikan ke posisi semula dan ulangi sekali lagi.

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN KEKUATAN OTOT DAN ROOM

Nama :
Umur :
JK :

Bagian yang diperiksa Hasil Interpretasi


Kaki

Punggung

Tangan

ROM

………….., ……………………
Mahasiswa Mengetahui Instruktur

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 33


PRAKTIKUM IIIA
SYSTEM NERVOSUM CENTRAL, ENDORKIN
MUSCULI, VASCULAR DAN NERVOSUM PERIPHERICUM
PEMERIKSAAN REFLEKS

SYSTEMA NERVOSUM CENTRALE

Sistem saraf pusat (systema nervosum central) : terdiri dari 2 bagian besar yaitu otak
(encephalon) dan medulla spinalis.
1. Otak (Encephalon)
Terdiri dari otak besar (cerebrum, otak kecil (cerebellum) dan batangotak (trunchus
cerebri)
1. Cerebrum
Terdiri dari 2 belahan (hemespheriumcerebri) yang berbentuk seperti sa-rung
tinju. Tiap hemespherium mempunyai lobus-lobus:
a) Lobus frontales
b) Lobus perietalis
c) Lobus occipitalis
d) Lobus temporalis
e) Lobus insuralis
Bangunan lain :

a) Cortex serebri, bagian terluar dari serebrum, mempunyai 2 bagian yang penting yaitu
cortex sensori dan cortex motoris.
b) Ventriculus lateralis, ventriculus tertius dan ventriculus quartus, yaitu ruangan di
dalam otak yang berisi cairan otak (liquor cerebrospinalis).
2. Cerebellum
Otak kecil yang berfungsi dalam mengatur gerakan tubuh dan keseimban-gan.
3. Truncus Cerebri
Terdiri dari diencephalon yang terdapat thalamus dan hipotalamus,
mesencephalon yang terdapat tectum, tegmentum dan aquaductus me- senphali,
medulla oblongata, pons.
4. Meninges
Meninges adalah selaput pembungkus otak yang terdiri dari 3 lapisan yaitu
 Duramater cranialis
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 34
 Duramater spinalis
 Spatium epidurale : rongga diatas duramater
 Spatium subdurale : rongga dibawah duramater

5. Arachoidea
 Arachnoidea mater craniais (enephali)
 Arachnoidea spinalis
 Spatium subarachnoidea mater : rongga dibawah arachnoidea mater.

6. Piameter
 Piamater cranialis (encephali)
 Piamater spinalis
2. Medulla Spinalis
Medulla spinalis terdapat di dalam canalis vertebralis. Pada irisan hori-zontal
tampak bangunan :

GLANDULAE ENDOCRINAE

Glandula endorkinae (kelenjar hormone) adalah kelenjar yang mengirim- kan hasil
sekresinya langsung ke dalam darah tanpa melewati saluran (ductus). Hasil sekresinya disebut
hormone. Glandula endocrinae dalam tubuh manusia adalah :

1. Glandula tyroidea

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 35


Terdiri dari 2 lobus yang dihubungkan oleh isthmus glandula thyroidea. Meng-hasilkan
hormon tiroksin.

2. Glandula parathyroidea
Terdapat 4 buah glandula parathyroidea. Terletak di bagian belakang glandula thyroidea.
Menghasilkan hormone parathyroid.
3. Hypophysis (glandula pituitaria)
Ada 2 bagian yaitu adenohypophyse (lobus anterior) dan neurohypophyse (lobus posterior).
Adenohipophyse menghasilkan hormone-hormon yang dapat mempengaruhi fungsi kelenjar
endokrin yang lain. Sedang neurohypo- phise menghasilkan hormone antidiuretik dan oksitosin
yang berperan dalammengatur kontraksi uterus dan produksi ASI.
4. Corpus pineale (glandula pinealis)
a. Glandula suprarenalis (adrenalis)
Ada 2 buah terletak di bagian cranial ren. Mensekresi kortisol dan adrenalin
b. Pancreas
Terdapat dikelengkungan duodenum, bekerja sebagai kelenjar eksokrin
(menghasilkan enzim pencernaan) dan sebagai kelenjar endokrin (menghasil-kan insulin
dan glucagon).
c. Ovarium (dipelajari dalam organ genetalia femina)
d. Testis (dipelajari dalam organ genetalia masculina).

SYSTEMA MUSCULI
Otot merupakan alat yang memungkinkan tubuh untuk dapat berger- ak. Jika sel otot
mendapat rangsangan, maka sitoplasma sel otot yang berupa benang-benang halus (myofibril)
akan memendek (kontraksi).
Secara umum otot ada 3 golongan yaitu otot polos, otot jantung dan otot lurik (serat lintang).
Otot serat lintang pada umumnya melekat pada tu- lang (otot rangka) dan bergerak secara
aktif sehingga dapat menggerakkan tulang. Dalam praktikum ini akan dipelajari otot rangka.
Bagian-bagian otot rangka :
 Caput (kepala otot)
 Venter (perut otot)
 Tendo (ujung otot yang melekat pada tulang tiap otot dibungkus oleh fa-sia yang
berupa jaringan ikat).
1. Klasifikasi Otot
a. Berdasarkan bentuknya

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 36


1) Musculus fusiformis
2) Musculus quadrates
3) Musculus sphincter
b. Berdasarkan jumlah kaput
1) 2 caput : contoh m. biceps brachii
2) 3 caput : contoh m. triceps brachii
c. Berdasarkan fungsinya
1) Otot fleksor
2) Otot ekstensor
3) Otot adductor
4) Otot pronator
5) Otot supinator
d. Menurut tempatnya
1) Musculi capitis
Musculi bulbi
Musculi fasialis
Musculi masticatorii
Musculi languae
2) Musculi colli (cervicis)
Platysma
Musculi sternomastoideus
Musculi suprahyoidei
Musculi infrahyoidei
Fascia cervicalis
3) Musculi dorsi
M. latissimus dorsi
M. trapezius
4) Musculi thoracis
M. pectoralis major
M. pectoralis minor
Mm. intercostales externi
Mm. intercostales interni
5) Musculi abdominis
M. rectus abdominis

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 37


M. obliquua externus abdominis
Ligament inguinale (arcus inguinalis)
M. obliquua internus abdominis
M. transverses abdominis
6) Musculi pelvis
Pelvis mayor
i. M. psoas mayor
ii. M. psoas minor
iii. M. iliacus
Pelvis minor
Diafragma pelvicum (otot yang membentuk dasar panggul) : M. Levator ani,
ada 3 bagian yaitu M. pubococcygeus, M. Iliococygeus, M.Ischiococcygeus.
regio : region
analis: M. Spincter externus dan region urogenitale: M. Bulbo- cavernosus, M.
Ischiocavernosus, M. transverses perinea.
7) Musculi membri superior, dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
fungsi :
M. deltoideus
Otot flexor lengan tas
 M. bricep brachii
 M. tricep brachii
 M. coraco brachialis
Otot extensor lengan atas : M. trisep brachialis
Otot flexor lengan bawah
Otot extensor lengan bawah
Otot thenar
Otot hipothenar
8) Otot membri inferior
Otot di region glutealis
i. M. gluteus maxiumus
ii. M. gluteus medius
iii. M. gluteus minimus
Otot di region femoralis
1. Otot extensor : M. Quadriseps femoralis
2. Otot flexor : M. Bisep femoralis

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 38


3. Otot adductor : M. adductor longus

Otot di region cruris


1. Otot extensor
2. Otot flexor
3. Otot trisep surae, tendonya menjadi satu disebut tendo achiles/
tendo calcanei.

Ruang-ruang anatomic yang penting

Fossa axillaris, dilalui oleh :


 A. dan V. axillaris
 Cabang plexus brachialis
Fossa cubiti, dilalui oleh :
 A. radialis
 N. medianus
 V. mediana cubiti, tempat pengambilan darah vena
Fossa poplitea, dilalui oleh :
 A dan V poplitea
 Cabang n. ischiadicus

SYSTEM VASCULARE

Sistem Arterial

1. Cabang-cabang arcus aorta


a. Trunchus brachiocephalicus / a. anonyma, cabangnya :
 Arteria carotis communis dextra
 Arteria subclavia dextra
b. Arteri subclavia sinistra
c. Arteri subclavia sinistra
Arteri carotis communis cabangnya :
1. Arteri carotis externa : arteria temporalis superfisialis
2. Arteri carotis interna : arteria cerebrales
Arteri subclavia, cabangnya :
1. Arteri vertebralis

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 39


2. Arteri yang menuju ke membrum superior.
2. Arteri membri superioris
a. Arteri axillaris
b. Arteria brachialis
c. Arteri radialis
d. Arteri ulnaris
3. Cabang-cabang pars desendens aortae
a. Intercostalis posterior

4. Cabang-cabang pars abdominalis aortae:


a. Trunchus coeliacus
b. Arteria mesenterica superior
c. Arteria mesenterica inferior
d. Arteria mesenterica media
e. Arteria renalis
f. Arteria testicularis
g. Arteria ovarica
h. Arteria iliaca communis, cabangnya :
A. iliaca externa, cabang-cabangnya menuju ke membrum inferior
A. iliaca interna, cabang-cabangnya menuju ke pelvis

5. Arteriae membri inferioris


a. Arteria femoralis
b. Arteria poplitea
c. Arteria tibialis anterior
d. Arteria dorsalis pedis
e. Arteria tibialis posterior
f. Arteria fibularis

System Venae
 Vena yang menuju ke jantung

a. Venae cordis (darah dari myocardium)


b. V. cava superior (darah dari tubuh atas, kepala dan leher)
c. V. cava inferior (darah dari tubuh bawah dan membrum inferior)
d. V. pulmonalis (darah dari pulmo, berisi darah kaya oksigen).

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 40


1. Vena cava superior, mendapat darah dari :
a. V. brachiocephalica (dextra/sinestra)
b. V. jugularis interna
c. V. cerebri
d. V. azygos
e. Membri superiofis :
1) V. Axillaris
2) V. Superficiales membri superior
o V. cephalica
o Basilica
o V. mediana cubiti, vena yang digunakan untuk tempat pen-
gambilan darah vena di membra superior
3) V. profundae membri superior
3. V. brachialis
4. V. Ularis
5. V. Radialis
2. Vena cava interior, mendapat darah dari :

a. Vena hepatica
b. Vena renalis
c. Vena porta hepatis
d. Vena mesenterica superior
e. Vena splenica
f. Vena iliaca sommunis
g. Vena iliaca interna
h. Vena membri inferioris :
Vena superificiales membri inferioris
1. Vena saphena magna
2. Vena saphena parva
Vena profundae membri inferiores
1. Vena femoralis
2. Vena poplitea
3. Vena tibiales anterior

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 41


4. Vena tibiales posterior
 Systema lymphaticum
 Vasa lymphatica
 Trunchi lymphatici
 Ductus lymphatici
 Ductus thoracicus
 Nodi regionales
Caput et collum
1. Occipitals
2. Cervicales anteriores
 Superciales ( jugulars anterior)
 Profundi
3. Cervicales laterales
 Superfisialis
 Profundi superiors
 Profundi inferiores
Membrum superius : Plexus lymphaticus axillaris
Thorax ; Nodi lymphatici parammarii
Abdomen
1. Nodi lymphatici parietals
 Lumbales (lumbares) sinistri
 Lumbales (lumbares) intermedii
 Lumbales (lumbares (dextri)
2. Nodi lymphatici viscerales
Pelvis
1. Nodi lymphatici parietals
 Iliaci communes
2. Nodi lymphatici
 Inguinales
 Superficiales
 Profundi
 popliteales
Spleen (lien) : Hilum splenicum

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 42


SYSTEMA NERVOSUM PERIPHERICUM

Systema nervosum (system saraf) berfungsi untuk mengorganisasidan mengkoordinsi


kegiatan tubuh. Pembagian susunan saraf adalah sebagai berikut :
1. Saraf pusat (systema nervosum central) :
a. Otak (encephalon)
b. Medulla spinalis
2. Saraf tepi (systema nervosum periphericum) :
a. Saraf somatic :
1) Saraf cranialis (nervi cranialis)
2) Saraf spinalis (nervi spinalis)
b. Saraf otonom
1) Simpatis
2) Parasimpatis

Dalam praktikum ini akan dipelajari nervi spinalis

1. Nervi servicales Plexus brachialis


a. Nervus medianus
b. Nervus ulnaris
c. Nervus radialis
2. Nervi thoracici
a. Rami posteriores
b. Rami anteriores
3. Nervi lumbales
4. Nervi sacrales et nervus coccygeus
a. Plexus lumbalis
b. Plexus sacralis
1) Nervus pupendus
2) Nervus ischiadicus (sciaticus)
3) Nervus tibiali

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 43


PRAKTIKUM IIIB
PEMERIKSAAN REFLEKS FISIOLOGIS

Tujuan percobaan

1. Mempelajari cara pemeriksaan refleks fisiologis (refleks kornea, cahaya, kulit dinding
perut, periost radialis, periost ulnaris dan stretch refleks)
2. Menyebutkan arkus refleks (refleks kornea, cahaya, cahaya, kulit dinding perut, periost
radialis, periost ulnaris dan stretch refleks)
3. Menilai ada tidaknya gangguan impluks pada refleks fisiologis tersebut

Peralatan yang dibutuhkan


1. Palu perkusi
2. Lampu senter
3. Kapas
4. Jarum

Tata kerja
Refleks Kornea
Sediakan kapas yang digulung menjadi bentuk silinder halus. Orang coba (fcoruh melihat ke
sisi yang berlawanan dengan pemeriksa tanpa menggerakkan iepala. Pemeriksa menyentuh
dengan hati-hati sisi kontralateral kornea denpngan kapas. Perhatikan responsnya.

Refleks Cahaya
Cahaya senter digerakkan dari lateral menuju pupil pada salah satu mata orang oleh pengamat
yang berada di depan orang coba. Perhatikan respons yang terjadi, pada pupil kedua mata (kiri
dan.kanan). Ulangi percobaan ini pada mata lain.

Refleks Kulit Dinding Perut


Orang coba dibaringkan terlentang dengan kedua lengan terletak lurus di sanping badannya.
Alihkan perhatian orang coba dengan cara mengajaknya fciliirara/memalingkan kepala ke arah
yang berlawanan dengan pemeriksa, kemudian goreslah kulit abdomen dari lateral ke arah
umbilikus. Perhatikan respons yang terjadi, bila tidak ada respons.

Refleks Periost Radialis


ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 44
Atur posisi lengan bawah orang coba dengan setengah difleksikan pada sendi
siku dan tangan sedikit dipronasikan, kemudian alihkan perhatian orang coba dan kettaklah
periosteum pada ujung distai os radii. Perhatikan respons yang terjadi. Ulangi Ma tidak ada
respons.

Refleks Periost Ulnaris


Atur posisi lengan bawah orang coba dengan setengah difleksikan pada sendi ska dan tangan
antara pronasi dan supinasi, kemudian alihkan perhatian orang coba dan ketuklah pada periost
prosessus stiloideus. Perhatikan respons yang terjadi. Ulangi bila tidak ada respons.

Kmee Pess Reflex (KPR)


Atur posisi orang coba. Dudukkan orang coba pada tempat yang cukup tinggi
Mogga kedua tungkainya tergantung bebas atau bila berbaring, atur posisi sehingga terlantang
dengan tungkai difleksikan pada sendi lutut. Alihkan perhatiannya dan ketuklah tendo patella
dengan hamrner. Perhatikan respons yang terjadi. Ulangi bila niak ada respons.

Adtffles Pess Reflex (APR)


Atur posisi orang coba dengan tungkai difleksikan pada sendi lutut dan kaki (Sdorsofleksikan
dengan tangan kiri pemeriksa meraih jari-jari kaki orang coba pada kaki yang diperiksa. Alihkan
perhatiannya dan ketuklah tendo Achilles. Perhatikan nespons yang terjadi. Ulangi bila tidak
ada respons.

Refleks biseps
Atur posisi orang coba dengan setengah difleksikan pada sendi siku. Alihkan periwriannya dan
ketuklah pada tendo otot biseps. Perhatikan respons yang terjadi. Ulangi bila tidak ada respons.

Refleks Triseps
Atur posisi orang coba dengan lengan bawah difleksikan pada sendi siku dan sedikit
dipronasikan. Alihkan perhatiannya dan ketuk pada tendo otot triseps 5 cm di Mas siku.
Perhatikan respons yang terjadi. Ulangi bila tidak ada respons.

Withdrawl Reflex
Aturlah posisi orang coba dan lengan orang coba diletakkan di permukaan meja keadaan
ekstensi. Alihkan perhatiannya dan tusuklah dengan hati-hati dan cepat lengan bawahnya

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 45


dengan jarum yang steril, sehalus mungkin agar tidak melukai 2csng coba. Perhatikan respons
yang terjadi. Ulangi bila tidak ada respons.

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

HASIL PEMERIKSAAN REFLEKS

Nama :
Umur :
JK :

No Hasil pemeriksaan Refleks Hasil Intrepretasi


1  Pemeriksaan refleks cahaya

2  Pemeriksaan Refleks cornea

3  Pemeriksaan Refleks APR

4  Pemeriksaan Refleks KPR

5  Pemeriksaan Refleks BISEP

6  Pemeriksaan Refleks Trisep

7  Pemeriksaan Periost Radialis

8  Pemeriksaan Periost Ulnaris

9  Pemeriksaan stretch refleks,kulit dinding


perut dan kremaster

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 46


PRAKTIKUM IVA

SISTEM PENCERNAAN DAN CAIRAN TUBUH


Apparatus digestorius terdiri atas: cavitas oris dan isinya, pharynk, oesophagus,
gaster, intestinum tenue, intestinum crassum, rectum dan ca-nalis analisis.
A. CAVITAS ORIS
Cavitas oris (rongga mulut), terdiri atas :
1. Vestibulum oris
2. Cavitalis oris propia (terletak diantara dentes dan bucal)
Labia oris (bibir)
Palatum sebagai atap cavitas oris, terdiri atas :
1. Palatum durum, dibentuk oleh os maxilla dan os palatinum
2. Palatum molle, terdiri atas jaringan muskuler dan firbosa
Dindingnya dilapisi oleh tunica mucosa oris
Lingua tersusun atas musculi linguae dan terbagi menjadi :
1. Apex linguae
2. Corpus linguae
3. Radix linguae
4. Dordum linguae, padanya terdapat :
 Sulcus terminalis, yang bagian tengahnya terdapat foramen caecum
 Organon gustatorium terdiri atas papillae filiformes, papillae fung-
iformes dan papillae vallatae
Gingivae, melapisi bagian mandibula yang ditempati dentes
Donters 9gigi), terbagi menjadi bagian corona dan radix dentis
Galandulae oris (kelenjar saliva) terdiri atas :
1. Glandulae salivares majors
2. Glandulae parotidea, ductus parotidea-nya bermuara pada cavitas oris
propia di depan gigi molar 2 atas
3. Glandula sublingualis, terletak di dasar cavitas oris, tertutup corpuslin-
gua, bermuara pada cavitas oris
4. Glandul submandibularis, terletak di sebelah medical corpus mandibu-
laglandulae salivares minores.
ri cavitas oris melalui lubang ostium faucium (fauces), yang
dibentuk oleh palatum molle, uvula, tonsila palatine dan dorsum lingua.

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 47


B. OESHOPHAGUS
1) Merupakan saluran muskuler dengan panjang 25 cm, dari larynx
sampai gaster dan menembus diafragma melalui hiatus oesophagus
setinggi VT-10.
2) Oesophagus mengalami 3 penyempitan, yaitu :
a) Angustia superior, pada pangkalnya di leher
b) Angustia medialis, ditempat persilangannya dnegan bronchus pri-
marisu sinister
c) Angustia inferior, di tempat oesophagus menembus diafragma

C. GASTER (VENTRICULUS)
yang kosong berbentuk huruf J, terletak intraperitoneal, pada kuadran
kiri atas abdomen.
Bagian-bagian gaster
1. Pars cardiac ventriculi : fundus
2. Corpus ventriculi : curvature ventriculi majorm,
curvature ventriculi mi-nor
3. Pars pyloric ventriculi : canalis pyloricus, pylorus
4. Pada curvature ventriculi major melekat omentum majus, dan pada cu-
ratura ventriculi minor melekat omentum minus
5. Vaskularisasinya oleh : a. gastric dan v. porta
6. Inverse : n. vagus.

D. INTESTINUM TENUE
 Duodenum
1. Berbentuk huruf U dengan cekungannya menghadap ke superior dan
sinister dengan panjang sekitar 24 cm, dan terletak retroperineal
2. Paqda dinding posteromedialnya terdapat papilla duodeni major yang
merupakan muara ductus pancreaticus.
 Jejunum dan ileum
1. Kedua intestinum tenue ini panjangnya 6-7 m, dengan btas tidak
tegas, karena cirinya berubh secara berangsur-angsur, 2/5 bagian
proksimal- nya sebagai jejunum dan 3/5 bagian distalnya sebagai
ileum.
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 48
2. Jejunum, biasanya dalam keadaan kosong, dindingnya lebih tebal,
leb-ih vascular, sebagian besar terletak di region umbilikalis.
3. Ileum, dindingnya lebih tipis dan vascularisasinya sedikit, terletak di re
gion hypogastrika dnegan bagian distalnya di pelvis
4. Vascularisasinya oleh a. mesenterika superior dan v. porta
5. Inervasinya : n. vagus

E. INTESTINUM CRASSUM
Panjang seluruhnya sampai 1,5 m, dengan bangunan khas : taenia
coli,haustrae dan appendices epiploicae.
Cecum (cqaecum)
1. Yaitu kantong buntu yang bersambung dnegan colon ascendens,
yangterletak pada fossa iliaca dextra
2. Pada dinding posteromedialnya terdapat valve ileocecalis (muara
ileum)
3. Disebelah inferior valve ileocecalis terdapat muara appendix
vermiformis
Appendix vermifomis
1. Merupakan pipa buntu dengan panjang 3-10 cm, yang bentuknya
sep-erti cacing
2. Mesoappendix menggantung appendix vermiformis ke
mesenteriumileum
Colon ascendens
1. Panjangnya 12-20 cm, dari cecum ke flexura coli dextra pada
kuadran kanan atas
2. Letaknya retroperineal pada sulcus paracertebralis dextra
Colon tranversum
1. Panjangnya 40-50cm dari flexura coli dextra sampai flecura coli
sinistra pada kuadran kiri atas
2. Paling besar dan paling mobile
3. Bagian posteriornya digantung oleh mesocolon transversum
Colon descendens
Dari flexura coli sinistra sampai colon sigmoideum pada fossa iliaca
sinistra
Colon sigmoideum
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 49
1. Biasanya berbentuk huruf, namun juga tergantung pada jumlah
danisinya (feses), dengan panjang 15-50 cm.
2. Dari colon desendes sampai rectum
3. Penggantungnya mesocolon sigmoideum
Rectum dan canalis analis
1. Mulai dari batas colon sigmoideum dengan panjang 12 cm.
2. Bagian yang melebar sebagai ampula recti Canalis analis
merupakan bagian terakhir tractus digestivus yang bera-khir sebagai
anus pada perineum
3. Pada dindingnya terdapat m. sphincter ani externus dan m.
sphincterani internus.

F. GANDULA DIGESTORIA
Hepar
1. Terletak di region hypochondria dextra dan epigastrium atau pada
kuadran kanan atas abdomen
2. Memproduksi cairan empedu, yang dialirkan melalui ductus hepaticus
dexter dan sinister à ductus hepaticus communis à ductus
choledochus (ductus biliferus communis) à bermuara pada papilla
duodeni major (pada duodenum, kalau sphincternya tertutup cairan
empedu kembali lagi dan disimpan pada fesica fellea à ductus cyticus
à ductus choledo-chus à bermuara pada papilla duodeni major.
3. Hepar terdiri dari 2 lobus, yaitu :
a. Lobus dextra hepatis, terdiri dari lobus quadrates dan lobus
cauda- tus. Kedua lobi tersebut dipisahkan oleh daerah yang
disebut portahepatis.
b. Lobus sinister hepatis
Bangunan-bangunan pada permukaan hepar :
 Facies diafragmatica
 Margo inferior
 Facies visceralis
 Vena porta, berasal dari v. mesentrica superior dan v.
lienalis
 Hepatica propia, cabang a. hepatica communis

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 50


 Ductus hepaticus
 Ductus cysticus
 Ductus choledochus.

Penggantung hepar :
1. Ligamentum falciforme hepatis
2. Ligamentum teres hepatis
Vesicae fellea
1. Merupakan kantong berbentuk pir, yang terletak disepanjang tepi
kan-an lobus quadrates
2. Berfungsi memekatkan empedu, dengan daya tampung 30-60 ml.
Pancreas
1. Merupakan glandula eksokrin yang mengeksresi cairan pancreas
ke duodenum (pada papilla duodeni major) melalui ductus
pancreati- cus dan glandula endorkin yang mengekresikan glucagon
dan insulin dalam darah.
2. Terdiri atas bagian caput, corpus dan cauda pancreatic
3. Bagian ujung cauda pancreatic berhubungan dengan hilum lienalis

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 51


PERCOBAAN IVB
PRAKTIKUM FISIOLOGI CAIRAN TUBUH

Tujuan Percobaan:
1. Mengetahui cara pengukuran tinggi badan dan berat badan yang valid dan realibel
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran tinggi badan dan berat
badan
3. Mengetahui cara menghitung IMT
4. Mengetahui cara menghitung kebutuhan cairan tubuh perhari

Peralatan Yang Dibutuhkan


1. Antropometri set
2. Timbangan

Tata Kerja :
1. BB
2. TB

Deskripsi Kegiatan:
1. Masing-masing mahasiswa membuat laporan tugas masing-masing
2. Masing-masing Praktikan melakukan pengukuran pada diri masing-masing (20 menit)
3. Instruktur memimpin diskusi hasil pengukuran IMT dari masing-masing mahasiswa
4. Praktikan menjawab pertanyaan dan membuat laporan praktikum.
5. Masing-masing praktikan akan diresponsi oleh instruktur.

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 52


LAPORAN HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM
Nama :
Jenis Kelamin :

No Macam-macam pemeriksaan Hasil INTERPRETASI


1  Pengukuran TB

2  Pengukuran BB

3  Menghitung IMT

4  Menghitung kebutuhan cairan


perhari:
 BB
 OUTPUT

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 53


PRAKTIKUM VA

SYSTEMA UROGENITAL & PEMERIKSAAN FISIOLOGI CAIRAN

SYSTEMA URINARIA
Systema urinaria terdiri atas : ren, ureter, vesicae urinaria dan urethra

o Terletak retroperineal pada bagian superior sulcus paravertebralis


o Bentuknya seperti kacang buncis, dengan ukuran 10 x 5 x 2,5 cm
o Pada ren terdapat hilum renalis sebagai masuknya a. v. renalis dan pelvis renalis
o Pada potongan koronal ren tampak : kortex, medulla, pyramis renalis, columna renalis,
papilla renalis, calyces renalis major, calyces renalis minor, pelvis renalis.
o Vascularisasi : a. v. renalis.

o Saluran muskuler dengan panjang 25 cm, dari pelvis renalis sampai vesika urinaria
o Berjalan ke bawah di sepanjang m. psoas dan pada dinding latera pelvis

o sebagai kantong berbentuk pyramid dengan 3 sisi, yang terletak dise- belah cranial prostate
o vesicae urinaria yang penuh dapat teraba dari luar di superior sympisis pubis
o bagian-bagian vesicae urinaria : apex vesicae, fundus vesicae dan cor- pus vesicae
o bangunan pada facies interna vesicae urinaria : ostium ureteris (muara ureter pada sudut
kanan dan kiri basis vesicae), ostium urethra inter- num, trigonum vesicae
o peritoneum menutupi bagian superior vesicae urinaria, selanjutnya membentuk excavation
rectovesticalis (cekungan antara rectum dan vesicae urinaria) pada laki-laki dan excavation
vesicouterina (cekungan antara vesicae urinaria dan uterus) pada wanita.

o Pada wanita
Panjangnya hanya 3-4 cm, dari ostium urethra internum pada vesicae urinaria sampai
ostinum urethra externum pada pubis.
o Pada laki-laki Terbagi menjadi 3 bagian :
o Pars prostatica urethrae
o Pada waktu urethrae menembus glandula postata
o Mulai dari ostium urethrae menembus trigonum urogenitale
o Pada facies internanya terdapat colliculus seminalis (muara duc- tus ejaculatorius),
sinus prostaticus (muara glandula prostata)

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 54


o Pars membranacea urethrae
o Sewaktu urethrae menembus trigonum urogenitale
o Pars spongiosa urethrae
o Sewaktu urethrae melalui corpus cavernosum urethrae (corpus sp- ingiosum penis),
sampai muara uretrae pada ostium urethrae externum.

SISTEMA GENETALIA MASCULINA


Organa genetalia masculine terdiri dari :
o Organa genetalia masculia externa : scrotum, penis
o Organa genetalia masculine interna : testis, epididymis, ductus deferens. Ductus
ejaculatorius, urethra, vesicular seminalis (glandula seminalis), glandula prostata. Scrotum
o Berbentuk kantong yang berisi testis, epididymis, funiculus spermati- cus dan selubungnya.
Penis
 Terdiri dari : Pars fixa : radix penis, melekat pada pelvis
 Pars libera, bagian yang menggantung bebas Terdiri dari corpus penis dan glans penis
 Corpus penis, terdiri dari : 2 corpora cavernosa penis, bagian tengahnya terdapat arte- ria
dan serabut saraf 1 corpus cavernosum urethrae (corpus spongiosum penis), dibagian
tengahnya terdapat urethrae.
Glans penis :
Ostium urethrae eksternum, preputium, corona glandis dan frenulum preputi
Testis
o Terdapat di dalam scrotum, sebagai bangunan berbentuk bulat panjang
o Memproduksi sperma
o Epididymidis
o Merupakan bangunan yang menempel pada margo posterior testis
o Berfungsi sebagai tempat penimbunan spermatozoa
Ductus deferens
o Merupakan saluran mulai dari cauda epididymidis sampai ductus ejaculatorius
o Berjalan di dalam funiculus spermaticus
o Bagian yang melebar disebelah inferior vesicae inferior ampula ductus deferentis
Funiculus spermaticus
o Berisi : ductus deferens, vasa darah, vasa lymphatica dan nervi yang meuju dan
meninggalkan testis
o Mulai dari annulus inguinalis profudus – sanalis inguinalis-annulus inguinalis superfisialis-
sampai ke testis.

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 55


Ductus ejaculatoius
o Sebagai lanjutan dari ductus deferens setelah bersatu dengan duc- tus excretorius
vesicular seminalis
o Bermuara pada colliculus seminalis pada urethrae pars prostatica
Vesicular seminalis
o Terletak disebelah lateral vesicae urinaria
o Sebagai penghasil semen, yang bermuara ke dalam ductus deferens
Prostate
o Merupakan bangunan berbentuk konus, terletak di sebelah inferior vesicae urinaria,
sehingga ditembus di bagian tengahnya oleh ure- thrae pars prostatica
o Menghasilkan getah alkalis, dengan ductus excretriusnya bermuara kedalam sinus
prostatica
Aliran Sperma
o Testis dan ductus deferens (dudakan funiculus spermaticus) ductus ejaculatorius urethrae
dan ostium urethrae externum.

ORGANA GENETALIA FEMININA


Organa genetalia feminina externa
Mons pubis :
o Peninggian membulat jaringan lemak di depan symphisis publis. Pada gadis dewasa
ditumbuhi pubes (rambut kemaluan) yang merupakan salah satu tanda kelamin sekunder.
Labium majus
o Ada 2, kanan dan kiri, keduanya membatsai celah rima pudenda
o Di depan dihubungkan oleh commisura labiorum anterior
o Dibelakang dihubungkan oleh commisura labiroum posterior
o Mengandung akhiran ligamentum teres uteri, otot polos, saraf dan lemak
Labium minus
o Ke dorsocaudal kedua labium minus dihubungkan oleh frenulum labiorum minorum
o Ke ventrocrnial kedualbium minus berhubungan dan membentuk preputium clitoridis dan
frenulum clitoridis
Vestibulum vaginae
o Yaitu ruangan yang sebelah lateral dibatasi oleh labium minus, sebelah ventrocranial oleh
frenulum clitoridis dan dorsocaudal oleh frenulum labiorum Pudendi. Disini terdapat lubang-
lubang :
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 56
o Ostium urethrae externum
Ostium vaginae
o Muara gld. Vestibularis mayor, di kanan kiri ostium vaginae
o Muara gld. Vestibularis minor, diantra ostium urethrae externum dan ostium vaginae
o Muara gld. Paaraurethralis, dikanan kiri ostium urethrae externum Dibagian bawah terdapat
cekungan fosssa vestibule/fossa navicularis
Clitoris
o Homolog dengan penis, mengandung jaringan erektil
Bulbus vestibule
o Jaringan erektil pada sisi ostium vagina dan ditutup oleh m. bulbos- pongiosus. Homolog
dengan bulbus penis pada pria.
Glandula vestibularis mayor (gld, bartholini), di belakang bulbus ventibuli.

Ovarium
o Terdapat dalam fosssa ovarica dengan axis hamper vertical
o Terdiri dari 2 lapisan yaitu cortex dan medulla. Di dalam medulla inilah terdapat folliculi dan
corpus luteum
o Penggantung : ligamentum suspensorium ovarii (dari extremitas tubari ke cranial),
ligamentum ovarii propium (dasri extremitas uter- ine ke korpus uteri) dan mesovarium.
o Tuba uterine/tuba fallopii/salphynx Dibagi menjadi 4 bagian :
o Pars uterine tubae uterine: dalam dinding uterus berasal sebagai

ostium uterium tubae


o Isthmus tubae uterinae : bagian tersempit
o Ampula tubae uterina : bagian yang melebar, berdinding tipis, merupakan tempat fertilisasi
sperma dan ovum.
o Infundibulum : bangunan berbentuk corong, berakhir sebagai os- tium abdominale tubae
uterinae yang sekitarnya terdapat fimbrae tubae.
o Salah satu fimbrae melekat oada ovarium disebut dengan fimbrae ovarica. Penggantung :
mesosalpinx, bagian dari ligamentum latum mulai dari perlekatan mesovarium sampai tepi
bebasnya. Didaamnya terdapat cabang vasa ovarica, cabang vasa uterine, paroophoron
(sisa bagian distal ductus mesonephridicus).
Uterus/hystera
o Berbentuk seperti buah jambu tetapi agak pipih dan terdiri dqari ba- gian-bagian :
Cervic uteri
o Bagian dalamnya terdapat canalis cervicis yang berpangkal di os- tium uteri interna dan
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 57
berakhir sebagai ostium uteri internum. Per- mukaan canalis cervicis terdapat lipatan
seperti daun palem se- hingga disebut plica palmatae. Bagi distal cervix menonjol kedalam
vagina, bagian ini disebut portio vaginalis sedangkan bagian servix yang tidak menonjol
dalam vagina disebut portio supravaginalis.
Isthmus
o Bagian yang tersempit dan merupakan batas antara servix dan cor- pus uteri. Selama
kehamilan bagian ini bisa melebar disebut seg- men bawah rahim.
o Corpus uteri : puncaknya diebut fundus uteri. Didalamnya terdapat cavum uteri yang
disebelah proksimal berhubungan dengan osti- um uterinum tubae kanan dan kiri
sedangkan disebelah distal ber- hubungan dengan canalis s\cervicis melalui ostium uteri
internum. Padanya terdapat facies vesicalis (diliputi oleh peritoneum dan membentuk
excavation vesicouterina) dan facies intestinalis (diliputi peritoneum dan membentuk
excavation rectouterina/cavum douglassi). Pemeriksaan tinggi fundus uteri biasa digunakan
untuk memperkirakan umum kehamilan
Penggantung :
o Ligamentum latum uteri, diantara 2 lembar ligamentum latum ter- dapat tuba uterine,
ligamentum teres uteri, a. uterine, plexus veno- sus, plexus nervosus uterovaginalis, lig.
Ovrii propium dan ureter.
o Mesometrium, bagian ligamentum latum di caudal mesosalpinx dan mesovarium
o Ligamentum cardinal, diantara 2 lembar ligamentum latum
o Ligamentum eterosacrale
o Ligamentum teres uteri/igamentum rotundum, berawal dari sudut antara uterus dan tubae,
masuk ke ligamentum latum menuju cana- lis inginalis dan berakhir di labium majus
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan :
o Endometrium
Mempunyai 2 bagian yaitu stratum fungsionale yang mengalami perubahan sesuai dengan
siklus mesntruasi dan stratum basale.
o Myometrium
o Perimetrium
Merupakan peritoneum yang menutupi uterus.ke lateral melanjut- kan diri ke dalam
ligamentum latum.
Vagina
o Bangunan berupa tabung yang membentuk sudut 60 dengan bidang horizontal. Disebelah
proksimal berhubungan dengan ostium uteri in- ternum sedang disebelah distal berakhir
sebagai ostium vaginae.
o Bangunan-bangunannya :
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 58
o Ostium vaginae, tepinya ditutupi oleh hymen
o Hymen. Berdasarkan bentuknya dibagi menjadi beberapa jenis. Hy- men bisa robek karena
coitus sehingga hanya dapat tinggal sisanya disebut caruncula hymenalis
o Rugae vaginae, yaitu lipatan-lipatan di dinding vagina
o Fornix vaginae, yaitu vagina yang mengelilingi portio vaginalis ser- vices. Dapat dibedakan
fornix anterior, fornix posterior dan fornix lateralis.
o Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaituTunca musaca, terdapat rugae vaginalis dan
collumna rugarum anterior dan collumna rugarum posterior
o Tunica muscularis, mengandung otot serat lintang dari puboco- cygeus yang merupakan
sphincter dari vagina.
Tunica fibrosa

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 59


PERCOBAAN VB
PRAKTIKUM FISIOLOGI CAIRAN TUBUH 2

Tujuan percobaan
1. Mengenal beberapa bentuk sediaan cairan dan elektrolit (oralit/pharolit, NaCl,RL, dan
Dekstrose 5%)
2. Mengenal beberapa bentuk dan ukuran abbocath dan infus/Transfusi set
3. Mengetahui Topagrafi ekstremitas dalam kaitannya dengan tehnik infus/transfusi
4. Menghitung tetesan/menit dan zat tertentu yang dilarutkan dalam cairan infus

Peralatan yang dibutuhkan


1. Berbagai bentuk sediaan cairan dan elektrolit
2. Berbagai bentuk dan ukuran abbocath
3. Infus set (makro/mikro)
4. Transfusi set
5. Spuit
6. Media pembelajaran melalui internet

Tata Kerja
1. Mencatat bentuk-bentuk cairan dan komposisi elektrrolitnya
2. Mencatat berbagai bentuk abbocath yang biasa digunakan untuk pemasangan infus
3. Pembuluh darah vena yang bisa digunakan untuk pemasangan infu
4. Mengamati dan mencatat perbedaan antara infus set (makro dan Mikro) dengan transfusi
set
Diskripsi Kegiatan
1. Mahasiswa berada ditempat masing-masing dan siap melaksanakan laboratoirum secara
virtual
2. Setiap mahasiswa mengamati dan mencatat bentuk-bentuk abbocath dan kemasan cairan/
elektrolit yang biasa digunakan dimasyarakat, rumahsakit, infus set dan transfusi set (20
menit) dengan media internet
3. Instruktur memimpin diskusi hasil pengamatan dan perhitungan tetesan infus. (15 menit)
Tugas Individu
1. Buatlah komposisi cairan tubuh dan elektrolit pada kondisi normal?
2. Apa yang dimaksud dengan larutan hypotonik,isotonik dan hypertonik, berikan contoh?
3. Tuliskan komposisi bentuk cairan dan elektrolit yang tersedia?
4. Tuliskan jenis ukuran abbocath yang tersedia dan penggunaannya?
ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 60
5. Hitung beberapa volume cairan sehari bila tetesan infus 20,25 dan 30 tetes/menit?

LAPORAN HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM


Nama
NIM

No Macam-macam pemeriksaan Hasil INTERPRETASI


1  Menghitung tetesan/menit dan zat
tertentu yang dilarutkan dalam cairan
infus (berdasarkan kebutuhan cairan
masing-masing ?
2  Bentuk sediaan cairan dan elektrolit
(NaCl, RL,Dex 5 %)
3  Bentuk dan ukuran abbocath dan
infus/transfusi set
4  Topagrafi ekstremitas tempat
pemasangan tehnik infus/transfusi

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 61


PRAKTIKUM VIA

SISTEM KARDIORESPIRASI

A. COR
Jantung (cor) berbentuk seperti jantung pisang, bagian kranial tumpul
(basis cordis) dan bagian bawah runcing (apex cordis). Bila jantung berdenyut, apex cordis
akan memukul dinding dada. Pukulan ini disebut ictus cordis yang pada orang normal bisa
teraba pada spatium intercotale V, 2 cm di laternal linea medioclaviculare kiri.
Bangunan-bangunan di jantung :
1. Atrium dextra
a. Auricular dextra
b. Septum iteratriale, terdapat fossa ovalis
c. V. cava superior
d. V. cava inferior
2. Ventriculus dextrum
a. Valve atrioventricularis dextrum (valvula tricuspidalis)
b. Musculi papilaris
c. Chordaetendinae
d. Valva trunci pulmonalis
e. Septum interventriculare

3. Atrium sinistrum
A. pulmonalis

Auricular sinistra

4. Ventriculusdextrum
a. Valve atrioventricularis sinistrum (valvula bicuspidalis)
b. Musculi papilares
c. Chordaetendineae
d. Valve aorta, terdapat pangkal a. coronaria cordis dxtra dan a. coronari a
crdis sinistra
e. Septum interventriculare
Lapisan dinding jantung

a. Myocardium

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 62


b. Pericardium
Arteri besar yang keluar dari jantung

a. Aorta, ada tiga Endocardium bagian


Pars ecendens aortae
Arcus aortae
Pars decendens aortae
b. Trunchus pulmonalis, bercabang 2 :
Arteria pulmonalis dextra
Arteria pulmonalis sinistra
c. Vena yang masuk ke jantung
 V. cava superior
 V. cava inferior
 Pulmonalis
 V. cordis

B. APPARATUS RESPIRATORIUS (SYSTEMA RESPIRATIUM)


Systema respiratorium terdiri atas : nasus, pharynk, larynk, trachea, bronchus
dan pulmones.
1. Nasus
a. Nasus externus
Bangunan pada nasus externus permukaan luar: apex nasi, ala nasi. Nasus
externus tersusun atas os nasi dan cartilage nasi
b. Cavitas nasi
Cavitas nasi terletak dari nares sampai choana, terbagi menjadi 2
bagian kanan dan kiri oleh septum nasi. Dalam cavitas nasi terdapat alur dan
lekukan secara berurutan dari atsa ke bawah:
1) Meatus nasi suprema, terdapat muara sinus sphenoidalis
2) Concha nasalis superior
3) Meatus nasi superior, terdapat muara sinus ethmoidalis
4) Concha nasalis media
5) Meatus nasi media, tempat muara sinus maxillaries sinus frontalisdan
sinus ethmoidalis
6) Concha nasalis inferior
7) Meatus nasi inferior, merupakan tempat muara dictus nasi lacrimalis.

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 63


Organ olfactoria (alat penghidu) terdapat pada mukosa cavitas nasi bagian
atap dan lateral, rangsangannya diteruskan melalui N I (n. olfacto-rius).
2. Pharynk
Pharynk merupakan ruangan yang terdapat disebelah posterior cavitas nasi
dan cavum oris, terbagi atas :
a. Nasopharynk
1) Terletak di sebelah posterior cavitas nasi
2) Pada dinding lateralnya terdapat ostium tuba uditiva (mura tuba
eustachius)
3) Pada dinding posteriornya terdapat tonsila pharyngea
b. Oropharynk
Terletak disebelah posterior cavum oris
c. Laryngopharynk
 Terletak disebelh posterior larynk, dan berhubungan dengan oesophagus
 Bukan sebagai saluran respirasi
3. Larynk
Larynk terususun atas
 Cartilage thyroidea
 Cartilage oricoidea
 Cartilage arytenoidea
Bagunan didalam larynk

 Epiglotis
 Musculi laryngis
 Plica aryepiglotica
 Cavitas laryngis, terdapat :
1) 2 buah plica vestibule yang membentuk rima vestibule
2) 2 buah plica vocalis, yang membentuk rima glotidis (menghasilkan
suara)
4. Trachea
Merupakan suatu saluran terbuka yang terletak diantara larynk (set- inggi
cartilage cricoiudea) samai bifurcation trachea (setinggi angulus sterni), dengan
panjang 10 cm dan diameter 2,5 cm.

Tersusun atas 16-20 cartilago berbentuk tapal kuda yang terbuka di bagian
posterior.

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 64


5. Bronchi

Jenis Perbedaan Bronchus Dexter BronchusSinister

 Panjang  Pendek  Panjang


 Diameter  Lebih besar  Lebih kecil
 Arah  Lebih vertical  Lebih mendatar

1) Merupakan saluran yang terletak setelah bifurcation trachea (perca- bangan


trachea menjadi bronchus primaries dexter dan sinister) sam- pai pulmo.
2) Perbedaan bronchus dexter dan sinister :

Percabangan bronchi (respiratory tree) :


a. Bronchus primaries
b. Bronchus secundus
c. Bronchus tertius
d. Bronchioles
e. Bronchioles terminalis
f. Alveolus pulmonalis
Pulmo dexter terdiri dari 3 lobus, yaitu :

a. Lobus superior Dipisahkan oleh lobus medius oleh fissure harizontalis


b. Lobus medius Dipisahkan dari lobus inferior oleh fissure obliqua
c. Lobus inferior

Pulmo sinister terdiri dari 3 lobus, yaitu :

a. Lobus superior Dipisahkan dari lobus inferior oleh fissure o


b. Lobus inferior : Masing-masing lobus terdiri atas beberapa segmen yang
mempunyaivaskularisasi dan tractus respiratori
1) Vaskularisasi :
A.v. pulmonalis, untuk proses respirasi
A.v. bronchialis, untuk nutrisi pulmo
2) Inervasi :
N. vagus (parasimpatis)
Truncus simpaticus (simpatis)

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 65


 Cavitas Thoracis
Di dalam cavities thorcis (rongga thorax) terdapat pulmones, pleura (pem-
bungkus pulmo) dan mediastinum.
Pleura terdiri atas 2 lapisan, yaitu :
a. Pleura parietalis, melekat pada facies interna cavitas thoracis
b. Pleura visceralis, melekat pada pulmo.
Cavum pleura merupakan ruangan yang terdapat diantara kedua pleura.
Mediastenum, merupakan organ-organ yang terletak diantara pulmo dexter dan
sinister, yang terbagi menjadi 2 bagian oleh bidangangulus sterni menjadi
1) Mediastinum superior, berisi :
a) Arcus aorta dan cabang-cabangnya
a) Vena cava superior
b) Trachea
c) Ductus thoracicus
d) N. vagus
e) N. phrenicus
f) Oesophagus
g) Thymus

2) Mediastinum inferior, terdiri atas :


a) Bagian anterior : thyms dan jaringan lemak
b) Bagian media : cor, pericardium, vasa darah besar
c) Bagian posterior : aorta descendens, oesophagus, dusctus tho-
racicus, n. cagus, n. phrenicus

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 66


PERCOBAAN VIB
FISIOLOGI KARDIOVASKULER

Tujuan Percobaan

1. Mengenal anatomi sistem peredaran darah, dan beberapa karakteristik darah


manusia.
2. Mengenal fungsi sistem peredaran darah, baik darah sendiri maupun organ yang
terlibat dalam sistem ini.
3. Mengetahui peran jantung dan darah dalam menjaga homeostatis.

Teori

Yang berperan dalam peredaran darah adalah jantung, arteri, vena, kapiler, pembuluh limfe
dan darah serta limfe. Jantung berfungsi sebagai pompa mekanis, memompakan darah melalui
pembuluh darah ke seluruh tubuh, sedangkan fungsi darah adalah untuk tukar-menukar zat di
dalam tubuh, baik zat yang berupa gas, uap air, elektrolit, zat organik maupun vitamin, hormon, dll.

Sistem limfe merupakan sistem penunjang bagi peredaran darah yang berfungsi
mengembalikan protein dari jaringan ke dalam aliran darah, mengalirkan cairan limfe, menyaring
cairan limfe serta membentuk sel darah putih jenis monosit (yang memiliki kemampuan fagositosit)
dan limfosit (yang berperan dalam proses imunisasi). Aliran darah dipengaruhi oleh kerja jantung,
diameter penampang pembuluh darah, resistensi aliran, elastisitas pembuluh, viskositas darah dan
volume darah. Aliran darah dalam pembuluh ini menyebabkan timbulnya tekanan darah. Tekanan
darah normal pada manusia adalah sekitar 120 mmHg/80 mmHg. 120 mmHg adalah tekanan
darah sistole yakni tekanan darah waktu jantung berkontraksi maksimal, sedangkan 80 mmHg
adalah tekanan darah diastole yakni tekanan darah dimana terjadi relaksasi pada waktu darah
mengisi jantung. Pengaturan tekanan darah di bantu dengan adanya kemampuan vasokontriksi
dan vasodilatasi dari pembuluh darah yang dapat terjadi akibat rangsangan tertentu, baik yang
bersifat kimiawi maupun yang bersifat fisika. Beberapa zat kimia dalam tubuh misalnya bersifat
sebagai vasokonstriktor (adrenalin, serotonin dan angiostensin) ataupun sebagai vasodilator
(histamine).

Darah terdiri atas sel darah dan plasma darah. Sel meliputi sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit) dan lempengan darah (trombosit). Plasma darah yang sebagian besar terdiri
atas cairan, yang mengandung bahan padat albumin, globulin, fibrinogen, asam urat, keratin,
kreatinin, glukosa, asam amino dan elektrolit. Berdasarkan jenis protein yang menyusun membran
sel darah merah, maka darah digolongkan menjadi beberapa tipe.

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 67


Penggolongan ini penting karena protein ini sering menyebabkan reaksi antibodi. Tipe
darah yang utama adalah A, B, O dan AB, yaitu memiliki atau tidak memiliki protein jenis A dan B
yang sering disebut sebagai aglutinogen.

Aglutinogen ini akan menimbulkan aglutinasi dan hemolisis sel darah merah bila
berhubungan dengan antibodi yang khas, sehingga penting diperhatikan pada proses transfusi.
Menurut penggolongan di atas, golongan A memiliki aglutinogen B, golongan B jenis
aglutinogennya A, sedangkan AB memiliki keduanya dan O tidak satupun. Antibodi yang dapat
mengaglutinasi eritrosit terdapat dalam plasma dan disebut aglutinin. Aglutinin tipe Alpha
mengaglutinasi sel tipe A (dimiliki oleh tipe B dan O), aglutinin tipe Beta yang dimiliki oleh golongan
A dan O mengaglutinasi sel tipe B. Sebagai tambahan bagi keempat golongan di atas
penggolongan menurut faktor Rh juga penting diperhatikan. Faktor Rh adalah sekelompok protein
yang terdapat dalam eritrosit dari 85 % manusia kulit putih (disebut Rh positif) dan hampir 100 %
pada manusia berkulit bewarna.

Alat dan Bahan

Alat :

a. Gambar-gambar anatomis
b. Stethoscope
c. Sfigmomanometer
d. Kapas

Prosedur Percobaan
I. Jantung
A. Anatomi :
1. Pelajari gambar yang tersedia (Gambar III. 1)
2. Lengkapi gambar tersebut dengan nama-nama terlampir
a. Katup tricuspidalis
b. Katup bicuspidus
c. Otot-otot papilari
d. Cabang arteri pulmonar kiri dan kanan
e. Cabang vena pulmonary kiri dan kanan
f. Aorta
g. Katup aorta
h. Katup pulmonary
i. Arteri pulmonary

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 68


Gambar III. 1. Anatomi Jantung
B. Fisiologi
1. Kecepatan jantung
Denyut jantung dapat diraba pada daerah tubuh tertentu dimana terdapat
arteri yang superfisial misalnya : ( a. carotid, a. temporalis, a. maxilaris dan a.
radialis dengan menepatkan jemari tangan pada bagian-bagian tersebut). Hitung
kecepatan denyut jantung Saudara pada posisi-posisi berikut :
a. Berbaring
b. Duduk
c. Berdiri
d. Setelah latihan ringan (lari ditempat lebih kurang 20 langkah)
e. Setelah latihan lebih berat (lari lebih kurang 50 langkah)
f. Catat kecepatan denyut ini dalam denyut/menit.
2. Bunyi jantung
Kedua bunyi jantung, yakni sistolik dan diastolik, dapat didengar dengan
menempatkan stethoscope :
a. Ruang antar rusuk (intercostal) kiri kelima untuk bunyi histolik
b. Ruang antar rusuk kiri kedua untuk bunyi diastolik
Dengarkan bunyi jantung Saudara setelah itu ia berlari ditempat sebayak 25
langkah, kemudian bandingkan dengan bunyi jantung normal.
3. Tekanan darah

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 69


Tekanan darah ditentukan dengan cara perabaan denyut nadi dengan
cara auskultasi. Kedua cara ini menggunakan ban yang dililitkan dengan rapi
pada lengan atas. Ban diikat dengan sedemikian sehingga tabung-tabung
karet mengarah ke ban bawah. Lengan disandarkan pada meja
a. Cara perabaan denyut nadi
Tutup sekrup pentil pada bola karet yang dipegang dengan tangan
kanan. Dengan ibu jari tangan kiri rabalah nadi pada pergelangan tangan
yang akan diukur tekanannya. Berangsur-angsur kembangkan ban
dengan memompa bola karet, dan perhatikan tekanan pada saat denyut
nadi menghilang. Naikkan tekanan 10 mm lagi diatas tekanan nadi. Kini
turunkan tekanan berangsur-angsur dengan cara perlahan-lahan
membuka sekrup pentil. Tekanan manometer di saat munculnya kembali
denyut nadi untuk pertama kali, adalah tekanan sistolik yang diukur.
b. Cara auskultasi
Setelah mengikatkan ban pada lengan atas, tempatkan bel
stethoscope pada percabangan arteri brachial menjadi arteri ulnaric dan
arteri radialis.

Naikkan tekanan dalam ban, sehingga aliran dalam a. radialis dan a.


ulnaris dihambat. Kini turunkan tekanan berangsur-angsur dengan
membuka sekrup pentil, dan catat tekanan dimana bunyi terdengar untuk
pertama kalinya. Ini merupakan tekanan sistolik. Turunkan terus tekanan
dalam ban, sampai pada suatu bunyi tidak terdengar lagi. Tekanan yang
terbaca pada saat bunyi hilang ini adalah tekanan diastolik. Lakukan
pengukuran terhadap 2 anggota dari masing-masing kelompok, seorang
wanita dan seorang pria menurut posisi dan kegiatan yang tercantum dalam
tabel di bawah.

Catat data yang diperoleh dari seluruh kelas, hitung rata-rata untuk
seluruh kelas dan hitung deviasi bakunya. Dari data yang terkumpul, amati
apakah ada perbedaan antara tekanan darah wanita dengan pria.

II. Pembuluh darah

Pelajari gambar 2 dan 3 berikut ini.

Lengkapi dengan nama-nama arteri dan vena utama dalam tubuh.

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 70


Gambar III. 2 : Arteri utama tubuh manusia

a. aorta a. renal
a. bachiocephalis (innominatus) a. mesentrica
a. subclavia a. illiaca (cammon)
a. axilaris a. illiaca internal
a. brachialis a. femoralis
a. radialis a. femoralis internal
a. ulnaris a. poplitealis
a. digitalis a. tibialis
a. carotid (common) a. plantar arch
a. carotid external a. celiac
a. mesenterica
a. carotid internal superior
a. volar arch

Gambar III.2 Arteri-arteri utama dalam tubuh

v. cava superior v. brachialis v. renal

v. cava inferior v. radialis v. illiaca (common)

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 71


v. jugularis external v. ulnaris v. illiaca external

v. jugularis internal v. cephalis v. femoralis

v. innominatis v. basilicus v. poplitealis

v. subclavia v. antecubitalis v. tibialis


v. axillaris v. hepatica v. saphena

Gambar III.3. Vena-vena utama dalam tubuh

Hyperimia

a. Ikatkan seutas benang di atas sendi kedua pada sebuah jari tangan Saudara.
Biarkan beberapa menit, kemudian amati peristiwa yang terjadi : perubahan
warna, perubahan ukuran, perubahan suhu. Jenis hyperemia apa yang terjadi
disini ?

b. Rendam sebuah jari tangan Saudara dalam air panas (dengan suhu tertinggi
yang dapat Saudara tahan).

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 72


Amati perubahan warna, ukuran dan suhu yang terjadi. Tipe hyperemia apa yang
berlangsung di sini. Peristiwa fisiologis apa yang menyebabkannya. Catat
perbedaan gejala yang timbul antara kedua jenis hyperemia.

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM VI

TABEL NADI DAN TEKANAN DARAH


NAMA :
NIM :

Posisi/keg NADI Tekanan


iatan darah
Tempo Caro Api Brachi Radi Ulna Femor Poplit Dors Palp Stetos
ralis tis kal alis alis ris alis eal alis asi kop
POe
dis
Duduk

Berbaring

Berbaring
kaki 90 %
tubuh

Berdiri

Latihan
Ringan
(20
Langkah)

Latihan
berat (50
langkah

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 73


PERCOBAAN VIC

PRAKTIKUM FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

Sistem pernapasan (respiratoty system) berfungsi untuk memenuhi keperluan oksigen


dalam sel dan pengeluaran karbondioksida dari dalam sel. Sistem pernapasan membawa
keperluan oksigen dan mengeliminasi karbondioksida dari dalam tubuh. Peran darah sangat
penting dalam transport ke dua gas tersebut terutama dari dan ke paru-paru.

Tujuan Percobaan

1. Mengetahui cara pemeriksaan dan perhitungan frekuensi pernapsan


2. Mengetahui cara pemeriksaan dan bunyi pernapasan
3. Mengetahui pengukuran volume pernapasan dengan peak flow meter

Peralatan Yang Dibutuhkan

1. Stetoskop
2. Peak Flow Meter

Tata Kerja
1. Pemeriksaan volume pernapasan
b. Posisi berdiri dan memegang alat Peak Flow Meter
c. Orang coba inspirasi maksimal, lemudian ekspirasi maksimal ke dalam alat Peak Flow
Meter.
d. Membaca nilai yang dicapai oleh Orang coba pada flowmeter (liter/menit
e. Lakukan pada semua anggota kelompok
f. Pengukuran ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk memastikan keakuratan.
2. Pemeriksaan bunyi pernapasan
a. Orang coba duduk dan pemeriksa berdiri dibelakang orang coba
b. Suruh orang coba inspirasi dan ekspirasi kuat, lalu dengarkan bunyi pernapasan pada
permukaan belakang dada,mulai dari atas kiri- kanan lalu berangsur-angsur turun
hingga seluruh lapangan permukaan belakang dada
c. Pemeriksa pindah kedepan orang coba. Suruh orang coba berpaling kekiri atau
kekanan

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 74


d. Suruh orang coba inspirasi dan ekspirasi kuat, dengarkanlah nbunyi pernapasan pada
permukaan depan dada.
e. Suruh orang coba bernapas biasa dan hitung frekuensi pernapasannya.

DISKRIPSI KEGIATAN
1. Pemeriksaan bunyi pernapasan yang dilakukan oleh masing – masing mahasiswa
2. Instruktur memimpin diskusi hasil pemeriksaan

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 75


LAPORAN HASIL KEGIATAN
NAMA :
NIM :

No Hasil pemeriksaan Refleks Hasil Intrepretasi

1  Frekuensi Pernapasan
2  Bunyi Napas ;
Vesikuler
Bronchovesikuler
Bronchial

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 76


PRAKTIKUM VIIA
SYSTEM ORGANA SENSORIA (SENSUUM)
&
PEMERIKSAAN ALAT INDERA

ORGANA SENSORIA (SENSUUM)

1. Organum Visus (visual) oculus)


Organon visus adaah indra penglihatan yang terdiri bulbus oculi (bola mata) dan organa
oculi acessoria (alat bantu mata). Indra penglihatan disarafioleh nervus opticus (N II).
2. Bulbus oculi, terdiri dari beberapa lapisan yaitu :
a. Tunica firbosa bulbi
1) Sclera
2) Cornea
b. Unica vascuola bulbi (tratusuvealis)
1) Choroidea
2) Corpus ciliare
3) Iris terdapat dua otot yaitu m. spincter dan m. dilator pupilae
4) Pupil, lubang di tengah iris berguna untuk mengatur cahaya yangmasuk ke mata
c. Tunica interna bulbi
1) Retina
2) Lens
3) Camerae bulbi
4) Humor aquosus
5) Camera vitrea
6) Humor vitreus
3. Organa oculi accessoria
a. Musculi bulbi
b. Supercilium palpebrae
c. Tunica conjunctiva
d. Apparatus lacrimalis
e. Saccus lacrimalis
f. Ductus nasolacrimalis

ii. Organum Vestibulocochlearis


Organum vestibulocochlear adalah indra pendengaran. Terdiri dari 3 bagian yaitu auris

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 77


externa, auris media dan auris interna. Saraf yang terlibat dalam indra pendengaran ialah nervus
vestibulocochlear (N VIII).
1. Auris externa
a. Meatus acusticus externus
b. Auricular
c. Lobules auricularis
d. Tragus
2. Auris media
a. Cavitas tympanica (cavum tympani)
b. Membrana tympanica
c. Ossicula auditoria (auditus): stapes, incus dan malleus
d. Tuba auditoria
3. Auris interna
a. Labyrinthus vestibularis
b. Coclea

iii. Organum Olfactorium (Olfactus)


Organum olfactorium adalah indra penghidu, terdapat di cavum nasalis. Rangsang
penciuman/penghidu diterima oleh ujung-ujung saraf N Olfacto- rius (N.I) dan diteruskan ke
otak).

iv. Organum Gustatorium (Gustus)


Organum gustatorium adalah indra pengecap, terdapat di lidah (lin guae). Terdiri dari
papilla circum valata, papilla fungiformis dan papilla filiformis.
v. Integumentum Commune
Lapisan kulit terdiri dari epidermis, dermis (corium) dan pelengkap kulit(pili dan
unguis/kuku).

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 78


PERCOBAAN VIIB
PRAKTIKUM PANCA INDERA

Tujuan Percobaan

Mengenal mekanisme fisiologi dan sifat-sifat indera.

Teori Singkat

Dalam rangka menjaga homeostatis fungsi-fungsi tubuh, tersedia banyak mekanisme dalam
tubuh makhluk hidup. Dikenal pula indera-indera yang berperan dalam mengenali perubahan-
perubahan dalam lingkungan dimana tubuh berada, sehingga dengan segera dapat dilakukan
pertahanan atau penyesuaian disaat diperlukan. Pada manusia dikenal mekanisme demikian
yakni dengan 5 indera yang jika disebut menurut urutan vitaliasnya adalah sebagai berikut :
indera penglihatan, pendengaran, sentuh, rasa, dan bau.

Prosedur Percobaan

I) Penglihatan (visi)
1. Anatomi Mata
Temukan bagian-bagian berikut pada model mata manusia kemudian cantumkan
bagian tersebut pada gambar VI.1, diantaranya :
Sklera
Nervus opticus
Cornea
Conjungtiva
Otot-otot mata akstrinsik
Badan vitreous
Lensa mata
Retina
Iris
Bintik buta
dan juga lengkapi gambar VI.2 yang merupakan organisasi seluler retina.

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 79


Gambar VI.1. Penampang sagital mata

2. Fisiologi Penglihatan
a. Reflek Akomodasi
1) Ukur pupil mata dan amati adanya perbedaan ukuran pupil mata dibawah
sinar biasa dan sinar terang.
2) Ukur pula pupil mata bila mata melihat objek pada jarak 5 m atau 20 cm.
b. Titik dekat
1) Fokuskan mata pada objek berjarak 1 meter (misalnya pensil).
2) Perlahan gerakkan objek (pensil) mendekati mata sampai objek terlihat
berganda. Gerakkan kembali menjauh sampai objek tampak lagi sebagai objek
tunggal. Jarak ini disebut titik dekat untuk akomodasi.
c. Bintik Buta
Bintik buta adalah area pada retina dimana saraf-saraf optis dan pembuluh darah
meninggalkan retina dengan demikian tidak memiliki reseptor visual.
1) Tutup mata kiri, fokuskan mata kanan pada gambar salib (+) dengan jarak 60
cm.
2) Dengan mata kanan tetap berfokus pada tanda salib, gerakkan gambar ini
mendekati mata. Pada jarak tertentu bintik-bintik hitam akan hilang, tapi muncul
kembali pada jarak yang lebih dekat. Hitung jarak ini.

d. Ketajaman penglihatan
Uji ketajaman penglihatan dengan kartu snellen yang ditentukan pada jarak yang
ditentukan. Ketajaman penglihatan dapat dinyatakan sebagai berikut ;

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 80


V = d / D, dimana

V = ketajaman penglihatan

d = jarak dimana huruf dapat dilihat dengan jelas (dapat dibaca) D = jarak

dimana huruf seharusnya dapat dibaca (mata normal)

Gambar VI.2. Organisasi seluler retin

Instrument dan Prosedure Pemeriksaan Penglihatan

Cara memeriksa visus ada beberapa tahap

Menggunakan 'chart' => yaitu membaca 'chart' dari jarak yang ditentukan, biasanya 5
atau 6 meter. digunakan jarak sepanjang itu karena pada jarak tersebut mata normal akan
relaksasi dan tidak berakomodasi. Kartu yang digunakan ada beberapa macam :
 Snellen chart => kartu bertuliskan beberapa huruf dengan ukuran yang berbeda =>
digunakan untuk pasien yang bisa membaca.

Gambar 8: Snellen chart Sumber: www.Wikipedia.com, 2016

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 81


E chart => kartu yang bertuliskan huruf E semua, tapi arah kakinya berbeda-beda.

Gambar 9: E chart
Sumber: www.Wikipedia.com,
2016

 Cincin Landolt => Kartu dengan tulisan berbentuk huruf 'c', tapi dengan arah cincin
yang berbeda-beda.

Gambar 10: Cincin Landolt


Sumber: www.slideshare.net, 2016

Alat dan bahan


Alat yang digunakan adalah Kartu (Snellen chart), penutup mata, dan lembar observasi.

Cara memeriksa
1. Kartu diletakkan pada jarak 5 atau 6 meter dari pasien dengan posisi lebih tinggi atau
sejajar dengan mata pasien. Bila jarak 5 Meter, maka visus normal akan bernilai 5/5
artinya mata normal dapat melihat pada jarak 5 meter, pasien juga dapat melihat pada
jarak 5 meter. Bilamana berjarak 6 m, berarti visus normalnya 6/6. Satuan selain meter
ada kaki = 20/20, ada juga log (logaritma).

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 82


2. Pastikan cahaya harus cukup
3. Bila ingin memeriksa visus mata kanan, maka mata kiri harus ditutup dan pasien
diminta membaca kartu.
4. Cara menilai visus dari hasil membaca kartu :
a. Bila pasien dapat membaca kartu pada baris dengan visus 5/5 atau 6/6, maka
tidak usah membaca pada baris berikutnya => artinya mata normal/ visus normal
b. Bila pasien tidak dapat membaca kartu pada baris tertentu di atas visus normal,
maka cek pada 1 baris tersebut
1) Bila cuma tidak bisa membaca 1 huruf, berarti visusnya terletak pada baris
tersebut dengan false 1.
2) Bila tidak dapat membaca 2 huruf, berarti visusnya terletak pada baris tersebut
dengan false 2.
3) Bila tidak dapat membaca lebih dari setengah jumlah huruf yang ada, berarti
visusnya berada di baris tepat di atas baris yang tidak dapat dibaca.
4) Bila tidak dapat membaca satu baris, berarti visusnya terdapat pada baris di
atasnya.
c. Bila terdapat penurunan/tidak ada kemajuan visus, maka cek dengan
menggunakan pinhole (alat untuk memfokuskan titik pada penglihatan pasien)
1) Bila visus tetap berkurang => berarti bukan kelainan refraksi
2) Bila visus menjadi lebih baik dari sebelumnya => berarti merupakan kelainan
refraksi

Contoh: membaca Snellen chart

Gambar 11: Membaca Snellenchart


Sumber: www.Wikipedia.com, 2016

ILMU BIOMEDIK,STIKES PNK 2122 Page 83


Membaca Hasil pemeriksaan Snellen Chart
1. visus normal orang adalah 20/20 (dalam feet) atau 6/6 (dalam meter).
2. Jika penderita hanya bisa melihat 3 huruf dari 6 huruf (50%) maka
dianggap pada baris tersebut belum lolos atau visus nya 6/12 meter
(sebagai contoh tidak lulus dari baris 6 maka dianggap visusnya bisa
melihat pada baris 5).
3. Semisal lebih dari 3 huruf (lebih dari 50%) maka visusnya dianggap
lolos atau visusnya 6/9 meter (sebagai contoh lulus dari baris 6 maka
dianggap visusnya bisa melihat pada baris 6).
4. Bisa dikatakan juga, semisal penderita hanya bisa melihat 3 huruf
dari 6 huruf atau 50% (baris 6) maka visus ditulis 6/12 meter plus 3
atau visus 6/9 meter false 3.
5. Bila tidak bisa membaca kartu, maka dilakukan penghitungan jari.

Cara Memeriksa Visus Dengan Jari tangan


1. Penghitungan jari di mulai pada jarak tepat di depan Snellen Chart
=> jarak 5m atau 6m
2. Dapat menghitung jari pada jarak 6 m => maka visusnya 6/60
3. Bila tidak dapat menghitung jari pada jarak 6 m, maka maju 1 m
dan lakukan penghitungan jari. Bila pasien dapat membaca, visusnya
5/60.
4. Begitu seterusnya, bila tidak dapat menghitung jari 5 m, di
majukan jadi 4 m, terus maju 3 m, sampai 1 m di depan pasien.
5. Bila tidak bisa dengan menghitung jari, maka dilakukan pemeriksaan
dengangoyangan/lambaian tangan.

Cara Memeriksa Visus dengan Lambaian tangan


1. Lambaian/goyangan tangan dilakukan tepat 1 m di depan pasien.
2. Dapat berupa lambaian ke kiri dan kanan, atau keatas dan bawah.
Bila pasien dapat menyebutkan arah lambaian tangan , berarti
visusnya 1/300
3. Bila tidak bisa melihat lambaian tangan, maka pemeriksaan visus
dilakukan denganmemberikan penyinaran, yaitu dapat
menggunakan 'pen light'.

Cara Memeriksa dengan cahaya


1. Bila dapat melihat sinar, berarti visusnya 1/~ (satu/tak terhingga)
2. Tentukan arah proyeksi: Bila pasien dapat menyebutkan dari
mana arah sinar yang datang,berarti visusnya 1/~ dengan proyeksi
baik.
3. Proyeksi sinar ini di cek dari 4 arah. Hal tersebut untuk mengetahui

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 84


apakah tangkapan retina masih bagus pada 4 sisinya, temporal,
nasal, superior, dan inferior.
4. Bila tak dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang,
berarti visusnya 1/~ dengan proyeksi salah.
5. Bila tidak dapat melihat cahaya sama sekali , maka dikatakan visusnya =
0 (nol)

I). Kecap (rasa)

Distribusi reseptor kecap

Larutan berikut merupakan larutan yang memiliki rasa pada nilai


ambang rasa lidah ( pada rata-rata orang), tentukan lokasi reseptor
untuk empat jenis rasa pada lidah, kemudian gambarkan masing-
masing lokasi tersebut :
Larutan asin
Larutan gula
Setiap kali setelah mengecap satu rasa, kumurlah dengan air tawar.
III). Fisiologi Pendengaran

1. Ketajaman pendengaran
Pada saat melakukan uji ini ruangan harus sepi.
Letakkan sebuah jam yang berdetak pada telinga kanan salah
satu anggota kelompok ( mata harus tertutup dan telinga kiri
disumbat dengan kapas).
Jauhkan jam perlahan-lahan, kemudian tentukan jarak dimana
detak jam tepat tak terdengar lagi.
Jauhkan jam tersebut sedikit lagi, kemudian perlahan-lahan
dekatkan kembali pada telinga. Tentukan jarak dimana detak
jarum jam tepat terdengar kembali. Apakah jarak yang
diperoleh dengan kedua cara tersebut diatas sama besar?
Lakukan hal yang sama pada telinga kiri dengan telinga kanan
yang tersumbat.
Bandingkan ketajaman pendengaran telinga kiri dan telinga
kanan.

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 85


2. Pemeriksaan Pendengaran dengan Penala
a. Cara Rinne
1) Getarkanlah penala (frekuensi 256) dengan cara
memukulkan salah satu ujung jarinya ke telapak tangan.
Jangan sekali-kali memukulkannya pada benda yang
keras.
2) Tekanlah ujung tangkai penala pada processus mastoideus
salah satu telinga o.p.
3) Tanyakanlah kepada o.p. apakah ia mendengar bunyi
penala mendengung di telinga yang diperiksa, bila
demikian o.p. harus segera member tanda bila dengungan
bunyi itu menghilang.
4) Pada saat itu pemeriksa mengangkat penala dari
processus mastoideus o.p. dan kemudian ujung jari penala
ditempatkan sedekat-dekatnta di depan liang telinga yang
sedang diperiksa itu.

Gambar 34: Test Rinne Sumber: http://ners.unair.ac.id, 2016

5) Catatlah hasil pemeriksaan Rinne sebagai berikut :


Positif : Bila o.p. masih mendengar dengungan secara hantaran
aerotimpanal.
Negatif: Bila o.p. tidak mendengar dengungan secara hantaran
aerotimpanal.
b. Cara Schwabach
1) Getarkanlah penala (frekuensi 256) dengan cara seperti no
A.1.

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 86


2) Tekankanlah ujung tangkai penala pada processus
mastoideus salah satu telinga o.p.
3) Suruhlah o.p. mengacungkan tangannya pada saat
dengungan bunyi menghilang.
4) Pada saat itu dengan segera pemeriksa memindahkan
penala dari processus mastoideus o.p. ke processus
mastoideus sendiri. Pada pemeriksaan ini telinga si
pemeriksa dianggap normal. Bila dengungan penala setelah
dinyatakan berhenti oleh o.p. masih dapat didengar oleh si
pemeriksa maka hasil pemeriksaan ialah Schwabach
memendek.
5) Apabila dengungan penala setelah dinyatakan berhenti oleh
o.p. juga tidak dapat didengar oleh si pemeriksa maka hasil
pemeriksaan mungkin Schwabach normal atau
Schwabach memanjang. Untuk memastikan hal ini maka
dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
6) Penala digetarkan, ujung tangkai penala mula-mula
ditekankan ke processus mastoideus si pemeriksa sampai
tidak terdengar lagi. Kemudian ujung tangkai penala segera
ditekankan ke processus mastoideus o.p.. bila dengungan
(setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa) masih dapat
didengar oleh o.p. hasil pemeriksaan adalah Schwabach
memanjang. Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti
oleh si pemeriksa juga tidak dapat didengar oleh o.p. maka
hasil pemeriksaan adalah Schwabach normal.
untuk membedakan jenis tuli pada pasien, yaitu :
a. Tuli syaraf (tuli perseptif)/sensorineural hearing loss
(SNHL)
b. Tuli hantaran (tuli konduktif)/conductive hearing
loss (CHL)

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 87


c. Uji weber
Cara I :
o Uji ini merupakan salah satu uji untuk menentukan ketulian. Uji ini
tidak dilakukan pada ruangan sepi.

o Pukulkan garpu tala pada lutut saudara, kemudian gigit garpu tala
ini diantara gigi dengan bibir terbuka.
o Orang dengan pendengaran normal akan melokalisir suara yang
terdengar seakan berasal dari posisi median.
o Bila seorang menderita ketulian konduksi pada satu telinga, suara
ini akan lebih jelas terdengar pada telinga tersebut (apa
sebabnya?).
o Bila ketulian saraf yang diderita pada salah satu telinga, maka
suara ini akan lebih jelas terdengar di telinga yang normal ( apa
sebabnya ? )
o Untuk mendapatkan keadaan serupa ketulian konduksi, lakukan
percobaan ini dengan satu tellinga tersumbat kapas.

Cara 2 :
o Getarkanlah penala (frekuensi 256) dengan cara seperti nomor
A.1.
o Tekankanlah ujung tangkai penala pada dahi o.p. di garis median.
o Tanyakan kepada o.p. apakah ia mendengar dengungan bunyi
penala sama kuat di kedua telinganya atau terjadi lateralisasi.
o Bila pada o.p. tidak terdapat lateralisasi, maka untuk menimbulkan
lateralisasi secara buatan, tutuplah salah satu telinganya dengan
kapas dan ulangi pemeriksaan.

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 88


Gambar 35: Tes Weber

Sumber : www.dokterkreatif.com, 2016

Hasil

Aural dextra/telinga kanan (AD), aural sinistra (AS)


1. AD = AS  Normal AD/AS
2. AD lebih keras dari AS LATERALISASI KANAN – CHL AD/SNHL AS
3. AD lebih kecil dari AS  LATERALISASI KIRI – CHL AS/SNHL AD

d. Uji keseimbangan
o Posisi berdiri tegak, kemudian merapatkan kakinya dan menutup
mata.
o Dalam keadaan demikian, catat apakah sanggup berdiam selama
5 menit tanpa gerak.
o Bila alat keseimbangan dalam keadaan tidak baik, maka
seseorang tidak sanggup memelihara keseimbangan.

IV). Indera penciuman

1. Adaptasi Penciuman

Tutup mata dari salah satu anggota kelompok


Cium kamfer pada satu lubang hidung (lubang hidung lainnya
ditutup), apakah bau tersebut langsung tercium ? Catat !
Bila diciumkan terus menerus, catat waktu yang dibutuhkan
sampai subjek tak dapat lagi mendeteksi bau tersebut (waktu
adaptasi).
Langsung minta kepada subjek agar ia membedakan/mengenali
bau minyak permen dan minyak cengkeh dengan lubang yang
telah di adaptasi tadi.
Catat pengamatan saudara dan cari landasan teorinya.
Lakukan percobaan tersebut pada satu lubang hidung yang
lainnya, dan catat pengamatan saudara.

2. Transmisi Impuls Penciuman


Gambarkan transmisi impuls penciuman menusia secara skematis.

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 89


Diskripsi Kegiatan
1. Pemeriksaan ini dilakukan oleh masing-masing mahasiswa di tempat
2. Dimulai dari pemeriksaan Fungsi Penglihatan, fungsi pendengaran dan
penciuman serta pengecapan (30 menit).
3. Instruktur memimpin diskusi hasil pemeriksaan (15 menit).

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 90


LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN ALAT INDERA

Nama :

Usia :

No Hasil pemeriksaan Hasil Intrepretasi


Pemeriksaan Pendengaran
1 Rinne
2 Weber
3 Scwabach
4 Keseimbangan
Pemeriksaan Penglihatan
No Hasil pemeriksaan
1 Visus/ketajaman VOD
Penglihatan VOS
Pemeriksaan Pengecapan
1 Rasa Asin, manis 2/3
anterior
2 Rasa Asam 1/3
Posterior
Pemeriksaan Penciuman
1 Minyak Kayu Putih Waktu
adaptasi
2 …… Waktu
adaptasi

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 91


PERCOBAAN VIII

SISTEM PERABA (INTEGUMEN)

TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengenal struktur dan fungsi Integumen

2. Mempelajari beberapa karakterisasi sensasi pada kulit

3. Mempelajari beberapa bagian kulit manusia

TEORI SINGKAT

Sistem peliput meliputi kulit, turunan kulit (seperti kuku, kelenjer dan
rambut), serta beberapa jenis reseptor khusus. Kulit terdiri dari dua lapisan
utama yaitu epidermis (kutikula) dan dermis (korium atau kulit sebenarnya).
Pada kulit tebal terdapat 5 daerah epidermis yang disusun mulai dari yang
paling dalam yaitu stratum germinavitum, stratum spinosa, stratum
granulosum, stratum lucidum dan stratum corneum.

Dermis (corium), seperti halnya epidermis, bervariasi dalam


ketebalannya pada daerah tubuh yang berbeda, misalnya kulit paling tebal
(5-6 mm) terdapat pada telapak kaki. Bagian kulit ini terdiri dari masa jaringan
ikat dan serabut-serabut elastis, memiliki banyak pembuluh darah, saraf dan
limfatik melewati dermis.

Pelengkap kulit termasuk rambut, kuku, kelenjer sudoriferous


(kelenjer keringat) dan kelenjer sebaseus (minyak).

Jaringan dibawah kulit (lapisan subkutan mengandung sel-sel lemak,


jaringan ikat, pembuluh darah, limfatik dan saraf. Jaringan ini
menghubungkan kulit dan jaringan yang lebih dalam. Jika serabut
penghubung ini longgar ( seperti pada leher ), kulit dapat digerakkan dengan
mudah. Jika kulit melekat ketat (seperti pada telapak tangan dan kaki) maka
ini hanya memungkinkan gerak terbatas.

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 92


Resptor-reseptor yang terletak dalam kulit ialah reseptor Meissner,
Korpuskel Pecinian, reseptor Krause, Ruffini, dan ujung saraf bebas yang
berturut-turut menerima stimuli sentuhan, tekanan, dingin, panas dan nyeri.

Kulit berfungsi memberikan proteksi terhadap serangan dari luar


(misalnya bakteri, fungi, parasit, dan zat kimia yang merugikan), melindungi
jaringan yang terletak di bawahnya dan terlibat antara lain dalam fungsi
pengaturan suhu, fungsi absorpsi, sistensi zat, penerimaan sensasi dan
fungsi ekskresi .

PROSEDUR PERCOBAAN

ANATOMI

A. Kulit Manusia

berikut merupakan bagian-bagian dari penampang kulit manusia,


tunjukkan bagian-bagian tersebut pada gambar VII.1 :

1. Epidermis 8. Rambut

2. Epidermis yang hidup 9. Akar rambut

Struktur reseptor
3. Dermis 10. sensorik

4. Lapisan subcutan 11. Kelenjer minyak

5. Kelenjer keringat 12. Otot penegak

6. Saluran kelenjer keringat 13. Pembuluh darah

7. Serabut-serabut saraf 14. Sel-sel lemak

B. Reseptor

Gambar VII.2 menunjukkan diagram reseptor-reseptor pada kulit


manusia. Pelajari dan gambarkan posisi masing-masing reseptor
tersebut pada kulit.

Reseptor-reseptor tersebut diantaranya : reseptor Meissner, korpuskel


Pacinian, reseptor Krause, Ruffini, dan ujung saraf bebas yang
berturut-turut menerima stimuli sentuhan, tekanan, dingin, panas dan
nyeri, tunjukkan pada gambar.

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 93


C. Akar Rambut

Lengkapi bagian akar rambut pada gambar VII.3 dan bagaimana


rambut mendapatkan suplai makanannya ?

Gambar VII.1. Penampang melintang kulit manusia dan bagian-bagiannya

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 94


Gambar VII.2. Diagram reseptor – reseptor pada kulit manusia

Gambar VII.3. Penampang melintang akar rambut dan


bagian-bagiannya

FISIOLOGI

A. Sensasi Kulit
Tujuan :
Mempelajari pola distribusi reseptor pada kulit

Teori Singkat :

Sensasi kulit meliputi panas, dingin, sentuh, dan nyeri. Reseptor-reseptor


untuk panas, dingin, dan sentuhan hanya sedikit dalam organ dalaman
(viseral). Reseptor nyeri agak terdistribusi menyeluruh dan sensasi ini dapat
diperoleh pada kebanyakan organ.

Pada permukaan kulit, distribusi reseptor berbeda dan tidak merata.


Reseptor dingin lebih banyak bila dibandingkan dengan reseptor panas dan
reseptor nyeri lebih banyak dari pada reseptor sentuh/tekan.

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 95


Gambar VII.4. “Punctiform” Distribusi reseptor pada anterior
lengan bawah

Prosedur Kerja

a. Gambarkan satu daerah dengan luas sekitar 2 cm pada permukaan


anterior dari lengan bawah.

b. Dalam daerah ini lakukan sentuhan pelan-pelan dengan bulu sikat paling
sedikit pada 20 tempat yang berbeda. Gunakan tekanan halus untuk
membengkokkan bulu sikat. Berikan tekanan yang sama setiap kali.
Jangan menganggap saudara merasa ada sensasi sentuh hanya karena
saudara melihat sentuhan dari bulu sikat tersebut. Jika dirasa adanya
sensasi, tandai dengan huruf S untuk sentuh.

c. Paku didinginkan dalam air es, keringkan. Selanjutnya sentuhkan pelan-


pelan dengan menggunakan ujung paku paling sedikit 20 tempat dalam
daerah tadi. Jika dirasakan adanya sensasi, tandai dengan huruf D untuk
dingin.
d. Dengan menggunakan paku yang dipanaskan dalam air 40 oC atau 50oC
dan keringkan. Cari lokasi reseptor panas seperti prosedur 3 dan tandai
dengan huruf P untuk panas.
e. Lakukan lagi pada daerah yang sama dengan menggunakan jarum untuk
mencari reseptor nyeri. Sensasi dirasakan jika reseptor nyeri distimulasi
oleh tekanan ringan, yang mewakili syok listrik ringan. Tandai tempat
reseptor pada daerah tersebut dengan huruf N untuk nyeri.
f. Jumlahkan lokasi reseptor untuk setiap sensasi dan tabelkan.

Sensasi
Sentuh
Dingin
Panas
Nyeri

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 96


g. Ulangi prosedur 2 sampai 6 diatas pada daerah antara lutut dan mata
kaki.
h. Bandingkan hasil yang diperoleh dengan gambar diatas.

B. Sensasi Tekanan
Tujuan
Menunjukkan apakah kepekaan tubuh terhadap tekanan bervariasi pada
suatu tempat
Teori singkat
Reseptor untuk sensasi tekanan terletak langsung di bawah kulit.
Sensasi serupa terjadi jika kandung kemih atau rectum diisi urin atau
feses (sensasi kepenuhan). Kepekaan kulit terhadap tekanan yang
diperoleh menggunakan buku Frey pada berbagai daerah adalah sebagai
berikut ;

i. Perut 1,06 v. Punggung kaki 3,38

ii. Dada bagian tengah 1,39 vi. Dahi 7,54

iii. Dada bagian lateral 1,79 vii. Bagian atas kelopak mata 7,16

iv. Pundak 3,01

Ujung jari dan ujung lidah jauh lebih peka terhadap tekanan.

gambar VII.5. Variasi kepekaan membedakan 2 titik pada


berbagai daerah tubuh

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 97


Prosedur kerja

1. Seorang kawan saudara menutup mata, kemudian saudara menekan ujung


pensil cukup kuat pada suatu titik dikulit hingga ada bekasnya.
2. Suruh kawan saudara melokasikan tekanan ini.
3. Catat jarak dalam mm antara kedua titik tersebut.
4. Lakukan percobaan ini 5 kali dan rata-ratakan hasil yang diperoleh. Apakah
lokalisasinya membaik pada pengujian kedua tersebut ?
5. Ulangi prosedur 1 sampai dengan 5 pada daerah berikut :
ujung jari
punggung tangan
lengan atas bagian dalam
tengkuk
6. Tabelkan hasil pengamatan saudara

Daerah Stimulasi Jarak Kesalahan (mm)

Ujung jari …………………………………………

Punggung tangan …………………………………………

Lengan atas bagian dalam …………………………………………

Tengkuk …………………………………………

Bandingkan hasil pengamatan pada kelompok Saudara ?

C. Adaptasi Reseptor

Teori singkat

Hilangnya sensasi disebabkan oleh kenyataan bahwa reseptor


beradaptasi terhadap stimuli. Dengan demikian tidak membentuk impuls
saraf sampai terjadinya perubahan dalam stimulus.

Prosedur Kerja

a. Stimulasi Sentuhan

1. Seorang kawan saudara menutup matanya.

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 98


2. Saudara menempatkan suatu benda (misalnya mata uang)
pada kulit permukaan ventral lengan.
3. Amati berapa lama (detik) sensasi sentuh berlangsung ?
4. Setelah sensasi menghilang tambahkan 2 mata uang ukuran
yang sama di atas mata uang pertama. Apakah sensasi
tekanan terasa kembali ? jika ya berapa lama (detik) sensasi
ini berlangsung ? reseptor apakah yang terlibat dan mengapa
sensasi tekanan segera hilang ?
5. Ulangi percobaan pada daerah lain dari lengan.
6. Apakah yang dimaksud dengan adaptasi sensorik dan apa
fungsinya ?
b. Stimulasi Suhu
1. Celupkan jari telunjuk saudara dalam air hangat selama 2
menit. Setelah itu celupkan jari telunjuk lainnya ke dalam
wadah air hangat yang sama. Catat perbedaan sensasi yang
dirasakan pada tiap jari.
2. Selanjutnya celupkan satu jari telunjuk ke dalam air hangat
dan jari telunjuk yang satunya ke dalam air es. Setelah 2
menit, celupkan kedua jari ke dalam wadah air ledeng dingin
yang sama. Amati hasil yang diperoleh. Percobaan ini
menggambarkan bahwa sensasi panas atau dingin tidaklah
mutlak tapi bergantung bagaimana cepatnya kulit memperoleh
atau kehilangan panas dan tergantung pada besar serta arah
gradient temperature. Selain sensasi suhu yang ditimbulkan
pada tiap jari tergantung dari peristiwa sebelumnya.
D. Nyeri acuan
Tujuan
Mengenal adanya nyeri acuan

Teori Singkat

Nyeri acuan adalah fenomena asing penerimaan nyeri dalam suatu


daerah tubuh jika area tubuh lain menerima stimulus nyeri.

Prosedur kerja

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 99


1. Tempatkan siku saudara dalam air es dan setelah periode waktu
tertentu, catat perubahan dalam lokasi sensasi.

2. Apakah lokasi sensasi berubah ?

Jika ya, dimana nyeri acuan dirasakan ?

Saraf ulnar mensuplai jari manis, jari tangan melalui persendian siku.
Saraf. untuk sensasi nyeri acuan ini. kelingking dan sisi dalam dari ulnar
berfungsi sebagai mediator Mungkin saudara telah mengalami contoh
nyeri acuan lain, seperti nyeri pada dahi setelah menelan es krim dingin.

E. Pengaturan suhu tubuh melalui kulit


Tujuan : Mempelajari fungsi kulit dalam pengaturan panas
Prosedur Kerja

1. Gosokkan kulit dengan kapas yang sudah dibasahi dengan eter,


apa yang Saudara rasakan ?

2. Ulangi percobaan dengan menggunakan etanol /alcohol , apa


yang saudara rasakan ? Mengapa?

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 100


L APORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN S I S T E M I N T E G U M E N

Nama :

Usia :

JK :

Daerah Sensasi Sentuh Dingin Panas Nyeri Jarak


Stimulasi Kesalahan
(mm)
Ujung jari

Punggung
tangan

Tengkuk

Bandingkan hasil pengamatan pada kelompok

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 101


Praktikum IX
Pemeriksaan Suhu Tubuh
Pokok Bahasan : Pemeriksaan Suhu Tubuh

Tujuan Percobaan
Setelah mempelajari prosedur pemeriksaan suhu tubuh, diharapkan Saudara mampu :
1. Memahami perbedaan berbagai temperatur di berbagai tempat ditubuh (suhu inti dan
suhu permukaan)
2. Mengetahui dan mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara oral dengan baik
dan benar
3. Mengetahui dan mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara aksiler dengan
baik dan benar
4. Mengetahui dan mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara rektal dengan baik
dan benar
5. Mengetahui dan mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara rektal dengan baik
dan benar

Teori
Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat pula
dikatakan sebagai ukuran panas atau dinginnya suatu benda. Sedangkan dalam bidang
termodinamika suhu adalah suatu ukuran kecenderungan bentuk atau sistem untuk
melepaskan tenaga secara spontan. Dalam dunia kesehatan, pemeriksaan suhu tubuh
termasuk dalam tolak ukur utama untuk mengetahui keadaan pasien dan diagnosa.
Sehingga, kemampuan pengukuran suhu tubuh sangatlah penting bagi tenaga kesehatan
dibidang apapun.
Instrumen pengukur Suhu ‘
Alat dan bahan
Alat dan bahan terdiri dari thermometer (oral, aksila, rectal dan timpani),
desinfektan/antiseptic, tisu, sarung tangan

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 102


A. PROSEDUR DAN PRAKTIKUM
1. Mengukur Suhu Oral
Yaitu mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang ditempatkan di
mulut.
a. Jelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Dekatkan alat kesamping klien
c. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
d. Menempatkan termometer di bawah lidah klien dalam kantung sub lingual
lateralketengah rahang bawah
e. Meminta klien menahan termometer dengan bibir terkatup dan hindari
penggigitan.
Bila klien tidak mampu menahan termometer dalam mulut maka pegangi termometer
f. Biarkan termometer di tempat tersebut :
1) Termometer air raksa : 2-3 menit
2) Termemoter Digital : sampai sinyal terdengar
g. Keluarkan termometer dengan hati-hati
h. Baca air raksa atau digitnya
i. Bersihkan termometer memakai tisu dengan gerakan memutar dari atas ke arah
reservoir, kemudian buang tisu di bengkok
j. Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan thermometer digital ke skala awal
k. Mengembalikan termometer pada tempatnya
l. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
m. Mendokumentasikan hasil tindakan

Gambar 3: pengukuran suhu oral


Sumber: www.drlusia.blogspot.com, diakses pada 2016

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 103


2. Mengukur Suhu Aksila
Yaitu mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang di
tempatkan di ketiak (aksila). Suhu aksila tidak seakurat pengukuran rektal atau oral,
dan ini umumnya mengukur 1 derajat lebih rendah dari suhu oral jika diukur secara
bersamaan.
a. Menjelaskan pada klien tentang tidakan yang akan dilakukan
b. Mendekatkan alat ke samping klien
c. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
d. Memasang tirai atau menutup gorden/pintu ruangan
e. Membantu klien untuk duduk atau posisi berbaring terlentang.
Buka pakaian pada lengan klien
f. Menempatkan termometer di tengah ketiak, turunkan lengan dan silangkan
lengan dibawah klien
g. Biarkan termometer di tempat tersebut
1) Termometer air raksa : 5-10 Menit
2) Termometer digital : sampai sinyal terdengar
h. Keluarkan termometer dengan hati-hati
i. Baca air raksa atau digitnya
j. Lap termometer memakai tisu dengan gerakan memutar dari atas ke arah
reservoir, kemudian tisu dibengkok
k. Membantu klien merapikan bajunya
l. Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan termometer digital ke skala awal
m. Mengembalikan termometer pada tempatnya
n. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
o. Mendokumentasikan hasil tindakan

Gambar 4: Pengukuran Suhu axila


Sumber: www.delimapersadanelafatma.wordpress.com, diakses pada 2016.

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 104


3. Mengukur Suhu Rektal
Yaitu mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang ditempatkan
di rektal. American Academy of Pediatric merekomendasikan pengukuran suhu rectal
untuk anak di bawah usia 3 tahun, karena hal ini memberikan bacaan yang paling
akurat dari suhu utama tubuh. Pengukuran suhu rectal akan membaca sekitar 1 derajat
lebih tinggi dari suhu oral jika dilakukan pengukuran secara bersamaan.
a. Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Mendekatkan alat ke samping klien
c. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
d. Memasang tirai atau menutup gorden/pintu ruangan
e. Membuka pakaian bagian bawah
f. Mengatur posisi klien
Dewasa : Sim atau miring dan kaki sebelah atas tekuk ke arah perut
Bayi/anak : Tengkurap/terlentang
g. Melumasi ujung termometer dengan Vaseline, sekitar 2,5-3,5 cm untuk orang
dewasa dan 1,5-2,5 untuk bayi/anak
h. Membuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan kiri (untuk orang
dewasa). Bila bayi tengkurap di tempat tidur, renggangkan kedua bokong dengan
jari- jari.
i. Minta klien menarik nafas dalam dan masukkan termometer secara perlahan ke
dalam anus sekitar 3,5 cm pada orang dewasa dan pada bayi 1,5-2,5 cm
j. Pegang termometer ditempatnya selama 2-3 menit (orang dewasa) dan 5 menit
(untuk anak-anak)
k. Keluarkan termometer dengan hati-hati
l. Baca air raksa atau digitnya
m. Lap termometer memakai tisu dengan gerakan memutar dari atas ke arah
reservoir, kemudian buang tisu di bengkok
n. Melap area anal untuk membersihakan pelumas atau feaces dan merapikan klien
o. Membersihkan termometer air raksa
p. Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan termometer digital ke skala awal
q. Mengembalikan termometer pada tempatnya
r. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
s. Mendokumentasikan hasil tindakan

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 105


Gambar 5: Pengukuran Rectal Sumber:
http://id.wikihow.com, diakses 2016
4. Mengukur Suhu Tymphanic
Yaitu, mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang
ditempatkan di telinga. Pengukuran suhu gendang telinga tidak akurat pada anak-anak
kecil dan tidak boleh digunakan pada anak di bawah 3 tahun (36 bulan). Hal ini
terutama berlaku pada bayi dibawah 3 bulan dimana pengukuran suhu yang akurat
adalah sangat penting.
a. Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Mendekatkan alat ke samping klien
c. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
d. Masukkan termometer ke dalam telinga pasien
e. Setelah dirasa cukup, keluarkan dengan hati-hati
f. Lap termometer memakai tisu dengan gerakan memutar dari atas ke arah
reservoir, kemudian buang tisu di bengkok
g. Baca air raksa atau digitnya
h. Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan termometer digital ke skala awal
i. Mengembalikan termometer pada tempatnya
j. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
k. Mendokumentsikan hasil tindakan

Gambar 6: pengukuran suhu tymphanic Sumber: www.UMM.ac.id,diakses 2016

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 106


Suhu tubuh manusia normal secara umum berada pada rentang 36,5’C – 37,5’C.
Rentang suhu normal tersebut didapatkan dari rata-rata suhu yang dihasilkan dari berbagai
bagian tubuh manusia (dalam hal ini adalah oral, aksila, rectal dan timpani). Akan tetapi suhu
dapat berubah tergantung lingkungan serta kondisi. Secara spesifik dapat dilihat dalam
Gambar 7.

Gambar 7: Rata-rata suhu normal berdasarkan usia


Sumber: Perry & Potter, 2012

5. Kategori suhu tubuh


Setelah dilakukan pengukuran suhu tubuh, maka kita harus menilai berdasarkan
rentang suhu normal 36,5 – 37,5°C dan dikategorikan berdasarkan hasil, yaitu:
a. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C
b. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 – 37,5°C
c. Febris/pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 – 40°C
d. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C
Catat hasil dan kesimpulan yang didapat dalam lembar hasil pengukuran untuk
kemudian dilaporkan.

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI Page 107


LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN SUHU TUBUH

Nama :

Usia :

JK :

Hasil Pemeriksaan Keterangan

Oral

Rektal

Aksila

Timpani

............., ……………
Mahasiswa Mengetahui
Instruktur

Anda mungkin juga menyukai