Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI MATA KULIAH

Akbid Purworejo mempunyai tujuan menghasilkan lulusan bidan profesional


yang berkualitas, baik dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai dengan
standar profesi.Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, mahasiswa diwajibkan
mengikuti kegiatan pembelajaran baik teori tatap muka, laboratorium kelas maupun
praktikum dan praktik klinik.
Salah satu misi Akbid Purworejo adalah menyelenggarakan pendidikan yang
menghasilkan bidan kompeten dalam asuhan kebidanan yang unggul dalam
pelayanan kebidanan komunitas berbasis pelayanan prima. Untuk mencapai misi
tersebut maka diperlukan modul yang dapat menjadi pegangan bagi mahasiswa
untuk meningkatkan pengetahuan, dan melatih keterampilan dalam melaksanakan
Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi Balita Dan Anak Prasekolah yang komprehensif.
Mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi Balita Dan Anak
Prasekolahmemiliki beban 1 SKS praktikum yang dicapai dengan kegiatan
praktikum sebanyak 7 kali pertemuan @ 2 jam (120 menit).Pengalaman
pembelajaran praktikum di laboratorium kelas sangat besar manfaatnya karena
mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan ketrampilan dengan alat bantu
yang menggambarkan situasi di lapangan sehingga dapat meningkatkan pemahaman
teori maupun ketrampilannya. Setelah menyelesaikan pembelajaran dilaboratorium
mahasiswa diberi kesempatan untuk mengikuti praktikum dilapangan, untuk lebih
memahami dan mendapatkan pengalaman nyata sebagai bekal praktik klinik pada
semester berikutnya.
Materi Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi Balita Dan Anak Prasekolahm (1)
Memahami adaptasi fisiologi neonates (2) Memahami konsep tumbuh kembang bayi,
balita dan anka pra sekolah (3) Mengidentifikasi kebutuhan dasar neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolah (4) Memahami konsep dasar asuhan neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolah (5) Memberikan asuhan pada neonatus, bayi, balita dan
anak pra sekolah (6) Memahami penyulit dan komplikasi neonatus, bayi, balita dan
pra sekolah (7) Melakukan pendokumentasian asuhan neonatus, bayi, balita dan anak
pra sekolah
Modul ini bertujuan untuk membantu mahasiswa agar mampu menjadi
praktisi yang ahli dan mampu untuk berpikir kritis serta mampu membuat keputusan
klinis berdasarkan pengetahuan dan pemahaman mengenai Asuhan Kebidanan
Neonatus,Bayi Balita Dan Anak Prasekolah.

B. PRASYARAT

Sebelum mempelajari modul ini anda harus sudah mahir melakukan keterampilan
dasar praktik klinik kebidanan seperti pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda – tanda
vital, pemeriksaan fisik dan obstetrik asuhan persalinan normal,serta sudah mahir dalam
memberikan asuhan nifas dan ibu menyusui .

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Sebelum menggunakan modul ini anda harus memahami cara penggunaan


modul. Modul ini disusun untuk menjadi bahan belajar mandiri mahasiswa disamping
proses pembelajaran di kelas. Baca dengan hati – hati semua komponen modul dan ikuti
langkah – langkah yang telah diuraikan dalam modul ini.Jika ada beberapa hal yang
tidak anda mengerti tanyakanlah kepada dosen penanggung jawab mata kuliah. Setiap
aktivitas dalam modul ini telah disusun secara berurutan, maka dari itu pastikan anda
telah mengikuti dan menyelesaikan aktivitas yang diperintahkan dalam modul sebelum
mengerjakan ke aktivitas berikutnya.Tiap modul tersusun atas beberapa komponen
sebagai berikut:

1. Tujuan Bagian ini berisikan keterampilan apa yang dapat anda lakukan
setelah mempelajari modul ini.
2. Uraian Tiap uraian materi terdiri dari:
Materi a. Pendahuluan yang berisikan penjelasan tentang masalah
spesifik yang dibahas.
b. Faktor – faktor yang dapat menyebabkan terjadinya masalah.
c. Cara mengidentifikasi masalah.
d. Cara menangani masalah.
e. Keterampilan klinis yang diharus anda kuasai.
3. Aktivitas Bagian ini mengajak anda untuk melakukan sebuah tindakan
Mahasiswa tertentu seperti diskusi, studi pustaka, atau praktek laboratorium
untuk meningkatkan pemahaman tentang masalah yang sedang
dibahas.
4. Rangkuman Ringkasan dari uraian materi.

5. Evaluasi Bagian ini berisi pertanyaan – pertanyaan singkat yang disusun


untuk membantu anda menilai sendiri pemahaman anda tentang
masalah yang dibahas.

D. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Neonatus,Bayi Balita
Dan Anak Prasekolahsesuai dengan manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses pembelajaran praktikum, baik di laboratorium kelas
maupun lapangan, mahasiswa dapat :
a. Pemeriksaan Fisik BBL
b. Perawatan Tali Pusat
c. Pemeriksaan Refleks
d. Pemeriksaan Antropometri
e. Membersihkan dan merawat mata
f. Mengganti popok
g. Memandikan bayi baru lahir
h. Imunisasi Polio (Tetes oral)

E. PROSEDUR PENCAPAIAN

1. Kegiatan diikuti oleh seluruh mahasiswa yang dibagi dalam kelompok kecil
2. Setiap materi diberikan oleh tiap pembimbing yang berbeda dengan menggunakan
metode demonstrasi di laboratorium ketrampilan
3. Setelah mendapatkan seluruh materi praktikum, ketrampilan mahasiswa dievaluasi di
akhir pertemuan.

F. BEBAN SKS

1 SKS Praktikum

G. DOSEN INSTRUKTUR

1. Dr. Nurul Hadi., Sp.A


2. Nurina Ayuningtyas, Sst., M.Kes.
3. Tri Puspa Kusumaningsih, Sst., M. Kes

H. TATA TERTIB MAHASISWA

1. Tata Tertib Praktikum


a. Mahasiswa menyiapkan diri 15 menit di depan laboratorium sebelum praktikum
dimulai
b. Mahasiswa yang terlambat 15 menit atau lebih tidak diijinkan mengikuti
praktikum
c. Mahasiswa tidak boleh bersendau gurau dan harus bersikap sopan selama
mengikuti praktikum
d. Selama praktikum berlangsung, mahasiswa tidak boleh meninggalkan
laboratorium tanpa izin dosen
e. Mahasiswa wajib membereskan alat-alat yang dipakai untuk praktikum dan
dikembalikan dalam keadaan rapi dan bersih
f. Mahasiswa diwajibkan mengganti peralatan jika terjadi kerusakan paling lambat
2 hari setelah praktikum
g. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum karena berhalangan atau gagal
dalam praktikum harus menggulang atau mengganti pada hari lain sesuai dengan
jadwal yang telah diatur (sesuai kebijakan dosen)
h. Mahasiswa wajib mengikuti praktikum 100% dari kegiatan praktikum.

2. Tata Tertib Pemakaian Alat Praktikum


a. Setiap mahasiswa berhak meminjam/menggunakan alat-alat laboratorium dengan
persetujuan kepala laboratorium
b. Setiap mahasiswa yang akan praktik laboratorium wajib memberitahu/pesan alat
kepada petugas 3 hari sebelum praktik dilaksanakan
c. Mahasiswa/peminjam wajib mengisi formulir peminjaman alat/bon alat yang
telah disediakan dengan lengkap yang meliputi (nama,kelas/jurusan, hari/tanggal,
waktu, dosen, jenis ketrampilan, nama alat, jumlah, keterangan, tanda tangan)
d. Mahasiswa atau peminjam bertanggung jawab atas kebersihan dan keutuhan alat-
alat yang dipinjam
e. Mahasiswa wajib merapikan dan membersihkan kembali peralatan yang dipinjam
setelah selesai menggunakan alat laboratorium
f. Alat-alat laboratorium dikembalikan segera setelah melaksanakan kegiatan
praktik
g. Alat-alat laboratorium yang dipinjam dikembalikan tepat waktu dan dalam
keadaan bersih dan utuh
h. Mahasiswa diperbolehkan meninggalkan ruangan setelah serah terima alat-alat
yang dipinjam kepada kepala laboratorium
i. Keterlambatan mengembalikan alat atau mengembalikan alat dalam keadaan
kotor, maka mahasiswa dikenakan denda Rp.10.000/hari/alat
j. Peminjam alat laboratorium harus mengganti alat yang rusak/hilang dalam waktu
kurang dari dua hari setelah alat rusak/hilang.

I. MATERI

1. Pemeriksaan Fisik BBL


2. Memandikan bayi baru lahir
3. Imunisasi Polio (Tetes oral)
4. Metode kanguru
5. Masase bayi

J. EVALUASI PRAKTIKUM

Penilaian (evaluasi) kegiatan praktikum Mata Kuliah Asuhan Kebidanan III


diambil dari perolehan uji ketrampilan berdasarkan ceklist. Petunjuk skor penilaian
ketrampilan :
0 : Jika tidak dilakukan dengan sempurna
1 : Dilakukan dengan sempurna
BAB II
KEGIATAN PRAKTIKUM

A. PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan memberikan asuhan pada neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolah
Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus dapat memberikan asuhan pada neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolahdengan memberikan asuhan pada bayi usia 2-6 hari meliputi;
Pengumpulan data
- Pengkajian Fisik Bayi baru lahir head to toe dan motorik
- Pengkajian antropometri
- Penampilan dan perilaku bayi baru lahir

1. Pendahuluan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram. (Dewi Lia, 2010).
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir merupakan salah satu hal yang harus
dikerjakan dalam rangkaian pengumpulan data dasar (pengkajian data) pada bayi baru
lahir sebagai dasar dalam menentukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.Dalam
melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu
terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas.
Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai keadaan
umum bayi, menentukan status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke
dalam kehidupan ekstrauteri, dan mencari adanya kelainan / ketidaknormalan pada
bayi baru lahir.
2. Materi
A. Pengertian Pemeriksaan Fisik atau Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang
ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. hasil
pemeriksaan akan di catat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik
akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter untuk
menilai status kesehatannya.
Waktu pemeriksaan dapat di lakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir
(sesaat sesudah bayi lahir pada saat kondisi atau suhu tubuh sudah stabil dan setelah di
lakukanpembersihan jalan nafas/resisutasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali
pusat) dan akan pulang pulang dari rumah sakit.
B. Tujuan dari Pemeriksaan Fisik
Tujuan Dari Pemeriksaan Fisik adalah :
1. Untuk menentukan status kesehatan klien
2. Mengidentifikasi masalah
3. Mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan
4. Untuk untuk mengenal dan menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan
segera.
5. Untuk menentukan data objektif dari riwayat keperawatan klien.

Pada Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi
melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang
diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan
dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir ada beberapa hal
yang perlu di perhatikan, antara lain :
1. Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak
mudah kehilangan panas atau lepaskan pakaian hanya pada daerah yang di periksa.
2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang
memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen.
3. Lakukan prosedur yang menggangu bayi, seperti pemeriksaan refleks pada tahap
akhir bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya.

C. Prinsip Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


1. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan .
2. Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
3. Pastikan pencahayaan baik.
4. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika
bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti
kembali dengan cepat.
5. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.
D. Peralatan dan Perlengkapan :
1. Kapas alkohol dalam tempatnya.
2. Bak instrumen
3. Handscoon
4. Tissue dalam tempatnya
5. Senter
6. Termometer
7. Stetoskop
8. Tongs patel
9. Selimut bayi
10. Bengkok
11. Timbangan bayi
12. Selimut bayi
13. Bengkok
14. Timbangan bayi
15. Pita ukur/metlin
16. Timer
17. Pengukur panjang badan
18. Buku catatan
E. Prosedur Pelaksanaan:
1. Penilaian Apgar score
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kemampuan laju jantung, kemampuan
bernafas, kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan warna kulit.Caranya:
a. Lakukan penilaian apgar Score dengan cara menjumlahkan hasil penilaian tanda,
seperti laju jantung, kemampuan bernafas, kekuatan tonus otot, kemampuan refleks
dan warna kulit.
b. Tentukan hasil penilaian, sebagai berikut :
1) Adaptasi baik : skor 7-10
2) Asfiksia ringan-sedang : skor 4-6
3) Asfiksia berat : skor 0-3
Tabel Penilaian Apgar Score
TANDA 0 1 2
Frekuensi jantung Tidak ada ≤100 ≥100
Usaha bernafas Tidak ada Lambat Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstermitas fleksi sedikit Gerakan Aktif
Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Melawan
Seluruh tubuh Tubuh Kemerahan, Seluruh tubuh
Warna Kulit
biru / pucat Ekstermitas Atas Biru kemerahan
2. Pengukuran Antropometri
a. Lakukan Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik
nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan
pembungkus bayi. Berat badan normal adalah 2500-3500 gram apabila BB
kurang dari 2500 gram disebut bayi Premature dan apabila BB bayi lebih dari
3500 gram maka bayi disebut Macrosomia.
b. Lakukan Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala
sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari
bahan yang tidak lentur. Panjang badan normal adalah 45-50 cm
c. Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi
ke dahi. Lingkar kepala normal adalah 33-35 cm.
d. Ukur lingkar dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada
(pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu). Lingkar dada normal adalah
30 -33 cm. Apabila diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada maka bayi
mengalami Hidrocephalus. Dan apabila diameter kepala lebih kecil 3 cm dari
dada maka bayi mengalami Microcephalus.
e. Mengukur Lingkar Lengan atas (LILA)
Normalnya 11-15 cm. Untuk LILA pada BBL belum mencerminkan
keadaan tumbuh kembang bayi.
F. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Raba sepanjang garis sutura dan fontanel
,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar
mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada
kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang
disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari
sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya.
Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat
prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang
teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena
adanya trisomi 21.
b. Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma,
perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.
c. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali,
kraniotabes dan sebagainya.

2. Wajah
a. Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini
dikarenakan posisi bayi di intrauteri.
b. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere
robin.
c. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi
N.fasialis.
3. Mata
a. Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
b. Lakukan inspeksi daerah mata. Periksa jumlah, posisi atau letak mata
c. Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
d. Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran
kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
e. Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus
tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama)
yang dapat mengindikasikan adanya defek retina
f. Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
g. Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat
menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
h. Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom
down.
4. Hidung
a. Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari
2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana
bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
b. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini
kemungkinan adanya sifilis congenital.
c. Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang
menunjukkan adanya gangguan pernapasan.
5. Mulut
a. Lakukan Inspeksi apakah ada kista yang ada pada mukosa mulut.
b. Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan
bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan
mikrognatia.
c. Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal
dari dasar mulut)
d. Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum
keras dan lunak.
e. Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi
akibat Epistein’s pearl atau gigi.
f. Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak
atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda
foote).
6. Telinga
a. Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.
b. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.
c. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia
atas.
d. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears)
terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).
e. Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan
abnormalitas ginjal.
f. Bunyikan bel atau suara. Apabila terjadi refleks terkejut maka pendengarannya
baik, kemudian apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan terjadi gangguan
pendengaran.
7. Leher
a. Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya
harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan
tulang leher.
b. Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus
brakhialis
c. Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya
pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
d. Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan
adanya kemungkinan trisomi 21.
e. Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang
lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya
fraktur.
8. Dada, Paru dan Jantung
a. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris
kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia
diafragmatika. Pernapasan bayi yang normal dinding dada dan abdomen
bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas
perlu diperhatikan. Frekuensi pernapasan bayi normal antara 40-60 kali permenit.
Perhitungannya harus satu menit penuh karena terdapat periodic breathing,
dimana pola pernapasan pada neonatus terutama pada premature ada henti nafas
yang berlangsung 20 detik dan terjadi secara berkala. Pada bayi cukup bulan,
puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
b. Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal.
c. Lakukan palpasi pada daerah dada, untuk menentukan ada tidaknya fraktur
klavikula dengan cara meraba ictus cordis dengan menentukan posisi jantung.
d. Lakukan Auskultasi paru dan jantung dengan menggunakan stetoskop untuk
menlai frekuensi dan suara napa/jantung. Secara normal frekuensi denyut jantung
antara 120-160 x / menit.
9. Abdomen
a. Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan
dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
b. Lakukan pemeriksaan pada tali pusat bertujuan untuk menilai ada tidaknya
kelainan pada tali pusat seperti, ada tidaknya vena dan arteri, tali simpul pada tali
pusat dan lain-lain.
c. Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
d. Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor
lainnya
e. Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau
ductus omfaloentriskus persisten.
f. Lakukan Auskultasi adanya bising Usus.
g. Lakukan perabaan hati, umumnya teraba 2-3 cm di bawah arkus kosta kanan.
Limpa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri.
h. Lakukan palpasi ginjal, dengan cara atur posisi terlentang dan tungkai bayidi
lipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal
dapat di raba setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut bagian
ginjal dapat di raba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada ginjal dapat di
sebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis
10. Ekstermitas Atas
a. Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan
ke bawah
b. Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya
kerusakan neurologis atau fraktur
c. Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
d. Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan
dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
e. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga
menimbulkan luka dan perdarahan.
11. Ekstermitas Bawah
a. Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan keduanya dan bandingkan
b. Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan
adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
c. Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki.
12. Spinal
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda
abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut
yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna
vertebra
13. Genetalia
a. Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi
lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
b. Periksa adanya hipospadia dan epispadia
c. Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
d. Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
e. Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
f. Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan
oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
14. Anus dan Rectum
a. Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya
b. Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum
keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi
saluran pencernaan
15. Kulit
a. Perhatikan kondisi kulit bayi.
b. Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
c. Periksa adanya pembekakan
d. Perhatinan adanya vernik kaseosa ( zat yang bersifat seperti lemak berfungsi
sebagai pelumas atau sebagai isolasi panas yang akan menutupi bayi cukup
bulan).
e. Perhatikan adanya lanugo(rambut halus yang terdapat pada punggung bayi)
jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan daripada bayi cukup bulan.
16. Refleks-Refleks
Pemeriksaan
Cara Pengukuran Kondisi Normal Kondisi Patologis
Refleks
Berkedip Sorotkan cahaya ke Dijumpai pada tahun Jika tidak di jumpai
mata bayi. pertama menunjukkan
kebutaan.
Tanda babinski Gores telapak kaki Jari kaki mengembang Bila pengembangan
sepanjang tepi luar, di dan ibu jari kaki jari kaki dorsofleksi
ulai dari tumit dorsofleksi, di jumpai setelah umur 2 tahun
sampai umur 2 tahun. adanya tanda lesi
ekstrapiramidal.
Moro’s Ubah posisi dengan Lengan Ekstensi, jari- Refleks yang
tiba-tiba atau pukul jari mengembang menetap lebih 4
meja/tempat tidur. kepala terlempar ke bulan adanya
belakang, tungkai kerusakan otak,
sedikit ekstensi, respon tidak simetris
lengan kembali ke adanya hemiparesis,
tengah dengan tangan fraktur klavikula,
menggenggam tulang atau cidera fleksus
belakang dan brachialis. Tidak ada
ekstermitas bawah respons ekstermitas
ekstens. Lebih kuat bawah adanya
selama 2 bulan dislokasi pinggul
menghilang pada atau cidera medulla
umur 3-4 bulan. spinalis.
Mengenggam Letakkan jari di Jari-jari bayi Fleksi yang tidak
(palmar grap’s) telapak tangan bayi melengkung di sekitar simetris
dari sisi ulnar, jika jari yang di letakkan menunjukkan adanya
refleks lemah atau di telapak tangan bayi paralysis, refleks
tidak ada berikan bayi dari sisi ulnar, refleks menggenggam yang
botol atau dot, karena ini menghilang dari menetap
mengjisap akan umur 3-4 bulan. menunjukkan
mengeluarkan refleks. gangguan serebral
Rooting Gores sudut mulut Bayi memutar kea rah Tidak adanya reflek
bayi garis tengah pipi yang di gores, menunjukkan adanya
bibir. refleks ini menghilang gangguan neurology
pada umur 3-4 bulan. berat
Tetapi bias menetap
sampai umur 12 bulan
khususnya selama
tidur.
Kaget (startle) Bertepuk tangan Bayi mengekstensi Tidak adanya refleks
dengan keras. dan memfleksi lengan menunjkkan adanya
dalam berespon gangguan
terhadap suara yang pendengaran
keras tangan tetap
rapat, refleks ini akan
menghilang setelah
umur 4 bulan.
Menghisap Berikan bayi botol Bayi menghisap Reflek yang lemah
dan dot. dengan kuat dalam atau tidak ada
berespons terhadap menunjukkan
stimulasi, reflek ini kelambatan
menetap selama masa perkembangan atau
bayi dan mungkin keadaan neurologi
terjadi selama tidur yang abnormal
tanpa stimulasi

3. Rangkuman
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir merupakan salah satu hal yang harus
dikerjakan dalam rangkaian pengumpulan data dasar (pengkajian data) pada bayi baru
lahir sebagai dasar dalam menentukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai keadaan
umum bayi, menentukan status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke
dalam kehidupan ekstrauteri, dan mencari adanya kelainan / ketidaknormalan pada
bayi baru lahir.
4. Aktivitas Mahasiswa
a. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir dilakukan oleh mahasiswa secara individu
b. Baca dan pelajari job sheet yang tersedia
c. Ikutilah petunjuk instruktur
d. Tanyakan pada instruktur jika ada hal-hal yang kurang di mengerti
e. Bekerja dengan hati-hati
5. Prosedur Pelaksanaan
a. Laksanakan tindakan sesuai dengan SOP
b. Perhatikan keadaan umum klien
c. Jaga privasi klien, sehingga klien benar-benar merasa nyaman
d. Letakkan semua peralatan pada tempat yang mudah dijangkau
e. Setiap langkah dikerjakan secara sistematis
f. Menggunakan prinsip kewaspadaan universal / baku
B. PERAWATAN TALI PUSAT

Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan memberikan asuhan pada neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolah
Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus dapat memberikan asuhan pada neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolahdengan memberikan asuhan pada bayi usia 2-6 hari meliputi;
perawatan tali pusat

1. Pendahuluan
Tali pusat terdiri dari satu vena dan dua arteri sehingga selama berada dalam
kandungan, asupan nutrisi dan oksigen diperoleh bayi melalui tali pusat. Ketika bayi
lahir secara mandiri bayi akan memenuhi kebutuhan oksigennya sehingga tali pusat
yang menghubungkan bayi dan ibunya akan dipotong. Tali pusat yang dipotong itu akan
disisakan beberapa sentimeter, sisanya ini akan mengering dan lepas dengan sendirinya,
biasanya memerlukan waktu sekitar 5 – 7 hari bahkan 2 minggu.
Membersihkan dan mengobati luka tali pusat pada bayi setelah dilahirkan tidak
selamanya dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang lain. jika bayi anda
termasuk bayi yang sehat maka biasanya sehari setelah melahirkan akan di bawa pulang
dengan keadaan tali pusat yang masih segar.
Perawatan tali pusat tidak bisa dikatakan hal yang sepele, betapa banyak kasus
kematian neonatal di karenakan perawatan tali pusat yang tidak benar sehingga
mengakibatkan infeksi. Tanda infeksi yang mudah di lihat adalah adanya pus(nanah),
kulit sekitar berwarna merah dan berbau busuk. Untuk mencegah infeksi, sisa tali pusat
tersebut harus dirawat dengan benar dan sebaiknya dibersihkan dua kali setiap sesudah
mandi.Yamg terpenting dalam perawatan tali pusat adalah menjaga agar tali pusat
tetapkering dan bersih.

2. Materi
1. Personal hygien ( Perawatan tali pusat )
Membersihkan dan mengobati luka tali pusat pada bayi setelah dilahirkan
tidak selamanya dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang lain. Jika bayi
anda termasuk bayi yang sehat maka biasannya sehari setelah melahirkan akan
dibawa pulang dengan keadaan tali pusat yang masih segar. Perawatan tali pusat
tidak bisa dikatakan hal yang sepele, betapa banyak kasus kematian neonatal
dikarenakan perawatan tali pusat yang tidak benar sehingga mengakibatkan
infeksi.Tanda infeksi yang mudah dilihat adalah adannya pus atau nanah, kulit
sekitar berwarna merah dan berbau busuk.Untuk mencegah infeksi sisa tali pusat
tersebut harus dirawat dengan benar dan sebaiknya dibersihkan 2 kali sesudah
mandi.Yang terpenting dalam perawatan tali pusat adalah menjaga agar tali pusat
tetap kering dan bersih.
Tali pusat terdiri dari satu vena dan dua arteri sehingga selama berada dalam
kandungan, asupan nutrisi dan oksigen diperoleh bayi melalui tali pusat. Ketika bayi
lahir secara mandiri bayi akan memenuhi kebutuhan oksigennya sehingga tali pusat
yang menghubungkan bayi dan ibunnya akan dipotong. Tali pusat yang dipotong itu
akan disisakan beberapa cm, sisannya ini akan mongering dan lepas dengan
sendirinya, biasannya memerlukan waktu sekitar 5-7 hari bahkan 2 minggu.
2. Personal hygien ( Membersihkan dan merawat mata )
Membersihkan dan merawat mata pada bayi setelah dilahirkan tidak
selamanya dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang lain. Jika bayi anda
termasuk bayi yang sehat maka biasannya sehari setelah melahirkan akan dibawa
pulang dengan keadaan mata bersih dan tidak ada infeksi. Tanda infeksi yang
mudah dilihat adalah adannya pus atau nanah, kulit sekitar berwarna merah.Untuk
mencegah infeksi pada mata tersebut harus dirawat dengan benar dan sebaiknya
dibersihkan 2 kali sesudah mandi.
3. Personal hygien ( Mengganti popok )
Mengganti popok bayi adalah kegiatan yang penting yang harus dilakukan
secara banar oleh Bidan dan orang tua. Selain ditujukan untuk membersihkan daerah
kemaluan dan anus bayi juga perlu dilakukan secara hati-hari agar tidak melukai
bayi.
Petunjuk
a. Siapkan model dan alat-alat yang dibutuhkan
b. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet
c. Bekerja secara hati-hati dan teliti
Keselamatan kerja:
a. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan
b. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan
penggunaannya
c. Letakkan model dan alat pada tempat yang sesuai dan aman
4. Personal hygien ( Memandikan bayi)
Memandikan bayi dan perawatan tali pusat adalah kegiatan yang penting
yang harus dilakukan secara banar oleh Bidan dan orang tua. Selain ditujukan untuk
membersihkan badan bayi dan perawatan tali pusat, juga perlu dilakukan secara
hati-hari agar tidak melukai bayi
Petunjuk
a. Siapkan model dan alat-alat yang dibutuhkan
b. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet
c. Bekerja secara hati-hati dan teliti
Keselamatan kerja:
a. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan
b. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan
penggunaannya
c. Letakkan model dan alat pada tempat yang sesuai dan aman
3. Rangkuman
Perawatan tali pusat tidak bisa dikatakan hal yang sepele, betapa banyak kasus
kematian neonatal di karenakan perawatan tali pusat yang tidak benar sehingga
mengakibatkan infeksi. Tanda infeksi yang mudah di lihat adalah adanya pus(nanah),
kulit sekitar berwarna merah dan berbau busuk. Untuk mencegah infeksi, sisa tali pusat
tersebut harus dirawat dengan benar dan sebaiknya dibersihkan dua kali setiap sesudah
mandi.
4. Aktivitas Mahasiswa
a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk merawat tali pusat.
b. Perhatikan keadaan bayi.
c. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau.
d. Ikuti petunjuk instruktur
5. Prosedur Pelaksanaan
a. Perhatikan kenyamanan bayi.
b. Perhatikan keadaan ruangan, pastikan ruangan cukup hangat.
C. MEMANDIKAN BAYI

Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan memberikan asuhan pada neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolah
Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus dapat memberikan asuhan pada neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolahdengan memberikan asuhan pada bayi usia 2-6 hari meliputi;
perawatan tali pusat

1. Pendahuluan
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini mahasiswa dapat menjelaskan serta
menyebutkan bagian-bagian kepala janin serta ukurannya sesuai dengan pedoman
yang sudah dibeberikan dengan baik dan benar.
2. Materi
Memandikan bayi adalah kegiatan yang penting yang harus dilakukan secara
banar oleh orang tua.Selain ditujukan untuk membersihkan badan bayi, memandikan
bayi perlu dilakukan secara hati-hari agar tidak melukai bayi mengingat kondisi bayi
yang sangat lemah. Selain itu memandikan bayi merupakan bayi merupakan bagian
penting dari perawatan bayi
TUJUAN MEMANDIKAN BAYI
a. Menjaga kebersihan bayi
b. Agar bayi menjadi aman
c. Agar bayi menjadi nyaman
d. Agar bayi wangi dan bebas dari kuman dan bakteri
e. Agar bayi terbebas dari infeksi
KRITERIA BAYI YANG BOLEH DIMANDIKAN
a. Bayi yang sehat
b. Bayi yang cukup bulan dan normal kelahirannya
c. Bayi yang minimal 6 jam setelah kelahiran
d. Berat badan lahir normal
3. Rangkuman
Memandikan bayi adalah kegiatan yang penting yang harus dilakukan secara
banar oleh orang tua.Selain ditujukan untuk membersihkan badan bayi, memandikan
bayi perlu dilakukan secara hati-hari agar tidak melukai bayi mengingat kondisi bayi
yang sangat lemah.
4. Aktifitas Mahasiswa
a. Siapkan model dan alat-alat yang dibutuhkan
b. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet
c. Bekerja secara hati-hati dan teliti
5. Prosedur Pelaksanaan

a. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan


b. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan penggunaannya
c. Letakkan model dan alat pada tempat yang sesuai dan aman
D. IMUNISASI POLIO

Tujuan Umum:
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan memahami konsep asuhan neonatus bayi dan
balita
Tujuan Khusus:
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus dapat memahami konsep asuhan neonatus bayi
dan balita meliputi :
1. Manfaat pemberian imunisasi Polio
2. Cara pemberian imunisasi Polio
1. Pendahuluan

2. Materi
a. Manfaat pemberian imunisasi Polio
Penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini,disebabkan virus
poliomyelitis yang sangat menular.Penularannya bisa lewat makanan atau minuman
yang tercemar virus polio bisa juga lewat percikan ludah atau air liur penderita polio
yang masuk ke mulut orang sehat.
b. Cara pemberian imunisasi Polio
Imunisasi dasar polio dapat diberikan pada anak 0-4 bulan sebanyak 4 kali (polio
I, II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.
3. Rangkuman

4. Aktifitas Mahasiswa

5. Prosedur Pelaksanaan
E. METODE KANGURU

Tujuan Umum:
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan memahami konsep asuhan neonatus bayi dan
balita
Tujuan Khusus:
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus dapat memahami konsep asuhan neonatus bayi
dan balita meliputi pada asuhan bayi baru lahir umur 2-6 hari dengan metode kanguru.

1. Pendahuluan
Metode kanguru sangat penting digunakan oleh bayi-bayi tertentu, metode ini
digunakan untuk mencegah bayi dari hypotermi.caranya yaitu dengan meletakkan di dada
ibu atau dada ayah sehingga terjadi penularan panas dari ibu kepada bayi. Dengan
kehangatan yang diberikan diharapkan mampu meningkatkan barat badan bayi dan juga
menstabilkan suhu tubuh bayi.Selain untuk perawatan bayi prematur, metode kanguru
juga di dapat digunakan untuk bayi baru lahir rendah yaitu bayi yang lahir beratnya
kurang dari 2500.
2. Materi
a. Pengertian
Metode Kanguru adalah metode perawatan dini dan terus menerus dengan
sentuhan kulit ke kulit (Skin to skin contact) antara ibu dan bayi prematur dan BBLR
dalam posisi seperti kanguru (Hadi, 2005).
b. Prinsip Metode Kanguru
Menggantikan perawatan bayi baru lahir dalam incubator dengan ibu
bertindak seperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan tujuan
mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal (36.5 – 37.5oC).
c. Tujuan metode kanguru
Ibu bertindak seperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan tujuan
mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal.Suhu optimal ini diperoleh dengan
kontak langsung secara terus menerus.
d. Keuntungan metode kanguru
1. Meningkatkan hubungan emosi ibu dan anak
2. Menstabilkan suhu tubuh (36,50C-37,50C), denyut jantung (120-160x/menit),
dan pernafasan bayi (40-60x/menit).
3. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik
4. Mengurangi stress pada ibu dan bayi
5. Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi
6. Meningkatkan produksi ASI
7. Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit
8. Mempersingkat masa rawat di rumah sakit.

e. Kriteria bayi untuk metode kanguru


Adapun kriteria bayi untuk metode kanguru menurut Suriviana adalah
1. Bayi dengan berat badan > 2000 gram.
2. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.
3. Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik.
4. Perkembangan selama di inkubator (rumah sakit) baik.
5. Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan

f. Langkah-langkah metode kanguru.

1. Persiapan pelaksanaan metode kanguru

a) Persiapan ibu
1) Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi dengan sabun 2-
3 kali sehari.
2) Membesihkan kuku dan tangan
3) Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai
4) Selama pelaksanaan metode kanguru ibu tidak memakai BH
5) Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain
6) Memakai kain baju yang dapat diregangkan
b) Persiapan bayi
1) Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih dan
hangat
2) Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama penggunaan
metode ini.
2. Bila metode kanguru dilakukan dengan baju kanguru
a) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH
b) Memakaikan topi , popok dan kaos kaki pada bayi
c) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada ibu.
d) Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah
e) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.
f) Memakaikan baju model kanguru, dengan batas kain atas berada dibawah
telinga bayi
g) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan bebas seperti
berdiri , duduk , jalan, makan dan mengobrol.
h) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.
3. Bila metode kanguru dilakukan dengan selendang.
a) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH
b) Memakaikan topi , popok dan kaos kaki pada bayi
c) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada ibu.
d) Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah
e) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.
f) Menggunakan selendang, handuk atau kain lebar yang dibuat sedemikian
untuk menjaga tubuh bayi.
g) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan bebas seperti
berdiri , duduk , jalan, makan dan mengobrol.
h) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.

g. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode kanguru.


a) Posisi ibu saat tidur yaitu dengan setengah duduk dengan meletakkan bantal
di belakang punggung ibu.
b) Bila ibu perlu istirahat , dapat digantikan oleh ayah atau anggota keluarga
yang lain.
c) Dalam pelaksanaan perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, pisisi bayi,
pemantauan bayi, cara pemberian ASI dan kebersihan ibu dan bayi
h. Pelaksanaan Metode Kanguru dapat dilakukan pada waktu:
a) Segera setelah lahir
b) Sangat awal, setelah 10-15 menit
c) Awal, setelah umur 24 jam
d) Menengah, setelah 7 hari perawatan
e) Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2
f) Setelah keluar dari perawatan incubator
i. Kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru adalah:
a) Suhu tubuh bayi stabil dan optimal (36,50C -37,50C)
b) Kenaikan berat badan stabil
c) Produksi ASI adekuat
d) Bayi tumbuh dan berkembang optimal
e) Bayi dapat menetek kuat
3. Rangkuman
Metode Kanguru adalah metode perawatan dini dan terus menerus dengan
sentuhan kulit ke kulit (Skin to skin contact) antara ibu dan bayi prematur dan BBLR
dalam posisi seperti kanguru
4. Aktifitas Mahasiswa
a. Baca dan pelajari lembar kerja dengan baik.
b. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis.
c. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet.
d. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
e. Tanyakan pada dosen bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti atau dipahami.
f. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan.
5. Prosedur Pelaksanaan
a. Patuhi prosedur pekerjaan.
b. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan.
c. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau oleh petugas.
d. Perhatikan teknik septik dan antiseptik.

F. MASASE BAYI

Tujuan Umum:
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan memahami konsep asuhan neonatus bayi dan
balita
Tujuan Khusus:
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus dapat memahami konsep asuhan neonatus bayi
dan balita meliputi pada asuhan bayi baru lahir dengan masase pada bayi
1. Pendahuluan
Pijat bayi adalah pengungkapan rasa kasih sayang antara orang tua dengan anak
lewat sentuhan pada kulit yang berdampak sangat luar biasa.Pijat bayi dapat
merangsang pertumbuhan dan memberikan efek yang posistif seperti pertambahan berat
badan, respon bayi yang lebih baik dan lebih aktif serta masa perawatan di rumah sakit
yang lebih pendek.
Pijat bayi merupakan cara yang menyenangkan untuk mengekspresikan kasih
sayang kepada bayi Anda. Pijat bayi dapat menenangkan bayi Anda dan membantunya
untuk tidur lebih pulas. Anda dan pasangan juga pastiakan merasa rileks dan senang.
Pijat bayi adalah sentuhan dan remasan lembut dengan ritme tertentu pada tubuh
bayi dengan menggunakan tangan Anda.Sebagai bagian dari kegiatan rutin, dengan
melakukan pijat bayi Anda bisa menstimulasi tungkai, pergelangan tangan, dan jari-jari
bayi. Sentuhan lembut tangan Anda akan merangsang produksi hormon oksitosin
dalam diri Anda, bayi Anda, dan juga pasangan Anda apabila ia menyaksikan kegiatan
pijat bayi ini. Oksitosin adalah hormon yang menimbulkan perasaan hangat dan
perasaan cinta saat Anda menggendong bayi atau menyusuinya.
2. Materi
Pijat bayi adalah momen yang sangat intim, sebab melibatkan skin to skin
contact. Itu sebabnya, para praktisi infant and pediatric massage bersepakat
seharusnya bayi hanya dipijat oleh orang yang sangat dekat yaitu ibu dan ayah, dan
bukan oleh orang asing. Pijat bayi juga hanya dilakukan bila bayi mau.

a. Dengan begitu, barulah didapat manfaat pijat sebagai bahasa cinta sentuhan.
1. Mengusir rasa tak nyaman ketika tubuh melepaskan oksitosin dan endorfin.
Keduanya adalah hormon pereda nyeri yang menyamankan bayi saat tumbuh
gigi, kolik dan stres.
2. Mempercepat myelinasi yaitu proses perbaikan sistem saraf tatkala jaringan saraf
tertutup lemak yang disebut myelin. Stimulasi kulit mempercepat proses
perbaikan sistem saraf.
3. Melatih respon saraf karena pijat menyebabkan stres pada bayi akibat adanya
tekanan-tekanan pada tubuh. Tetapi adanya suara, sentuhan dan aroma tubuh
orang tua akan membuat tubuh bayi relaks. Kedua kondisi berbeda yang saling
menyeimbangkan itu ideal untuk melatih repon saraf bayi.
4. Meningkatkan kualitas tidur, bayi tidur lebih lama dan lebih nyenyak setelah
dipijat.
5. Merangsang saraf vagus, Saraf vagus memiliki banyak sekali fungsi di antaranya
meningkatkan daya peristalsis (gelombang kontraksi berirama di perut dan usus
yang menggerakkan makanan melewati saluran pencernaan). Itu sebabnya, pijat
dapat menstimulasi dan membantu sistem pencernaan.
6. Mengajarkan anak bahwa sentuhan merupakan bentuk ekspresi.
7. Membantu pertumbuhan masa otot.
8. Membangun bonding antara orangtua terhadap bayi karena pijat kaya akan unsur
bonding seperti kontak mata, kontak kulit, aroma tubuh dan suara.
9. Meningkatkan kesadaran bayi atas tubuhnya. Selagi memijat, namai bagian tubuh
bayi untuk mengenalkan anggota tubuhnya. Ketika dipijat kesadaran bayi akan
tubuhnya juga dibangun, seperti bahwa tangan dan kakinya menyatu dengan
tubuh dan lain-lain.
10. Memperkuat sistem imun. Pijat secara signifikan meningkatkan jumlah sel
pembunuh alami, yaitu sekelompok sel darah putih yang bisa membunuh
berbagai tipe sel yang terinfeksi virus.
11. Mengajarkan anak sejak lahir bahwa mereka punya wewenang atas tubuhnya dan
boleh menolak bila orang menyentuh tubuhnya.
12. Meningkatkan suplai oksigen dan aliran nutrisi di dalam sel-sel tubuh.
13. Melancarkan sirkulasi tubuh.
14. Meningkatkan indera-indera sensorik
b. Waktu yang Tepat untuk Pijat Bayi
Pilihlah waktu memijat di antara waktu menyusuinya, supaya ia tidak berada
dalam kondisi yang terlalu lapar atau terlalu kenyang. Bisa juga dilakukan saat
sebelum ia tidur siang. Saat yang tepat untuk memijat bayi adalah ketika ia bangun
tapi tenang (tidak rewel). Mungkin Anda akan bingung menentukan kapan saat yang
tepat terutama bila bayi Anda sering tidur dan selalu menyusu. Lama-lama Anda
akan bisa menentukan kapan saat yang paling tepat untuk memijat Si Kecil. Anda
bisa menjadikannya kegiatan rutin sebelum tidur, misalnya sesudah seka sebelum
menyusui (sebelum tidur malam). Pijatan sebelum tidur akan membantu
menenangkan bayi setelah menerima banyak stimulasi di siang hari dari lingkungan
sekitarnya dan siap untuk tidur pulas.
c. Tindakan yang Tidak Dianjurkan
1. Memijat bayi langsung setelah makan
2. Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan
3. Memijat bayi saat tidak sehat
4. Memijat bayi saat tidak mau dipijat
5. Memaksa posisi pijat tertentu pada bay
d. Kapan Bayi Boleh Dipijat
Dalam buku Pedoman Pijat Bayi, dr. Utami Roesli menyebutkan bahwa pijat
bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, dapat dimulai kapan saja sesuai
keinginan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap
hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan. Pemijatan dapat dilakukan pagi
hari sebelum mandi.Bisa juga malam hari sebelum bayi tidur sehingga bayi dapat
tidur lebih nyenyak. Tindakan pijat dikurangi seiring dengan bertambahnya usia
bayi. Sejak usia enam bulan, pijat dua hari sekali sudah memada

3. Rangkuman
Pijat bayi adalah pengungkapan rasa kasih sayang antara orang tua dengan anak
lewat sentuhan pada kulit yang berdampak sangat luar biasa.Pijat bayi dapat
merangsang pertumbuhan dan memberikan efek yang posistif seperti pertambahan berat
badan, respon bayi yang lebih baik dan lebih aktif serta masa perawatan di rumah sakit
yang lebih pendek.
4. Aktifitas Mahasiswa
a. Baca dan pelajari dengan baik lembaran kerja yang tersedia
b. Perhatikan dan ikuti petunjuk dari dosen / instruktur
c. Tanyakan pada dosen bila terdapat hal – hal yang kurang dimengerti atau dipahami
d. Simulasi Pijat bayi dilakukan oleh setiap mahasiswa
5. Prosedur Pelaksanaan
a. Perhatikan teknik pencegahan infeksi, yaitu dengan mencuci tangan dan bila perlu
gunakan sarung tangan saat melakukan pemijatan.
b. Perhatikan kebersihan lingkungan sekitar, seperti ruang pijat untuk bayi dan
peralatan yang digunakan.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dalam modul praktikum ini dibahas mengenai Asuhan kebidanan neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolah yang meliputi pemeriksaan Pemeriksaan Fisik BBL,
Memandikan bayi baru lahir, Imunisasi Polio (Tetes oral), Metode kanguru, Masase
bayi
B. Saran
Diharapkan dapat menjadikan bahan pustaka dan meningkatkan kualitas pendidikan
bagi mahasiswa dengan penerapan secara langsung pada mahasiswa sehingga dapat
menghasilkan bidan yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Marmi, Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Yulianti, Lia. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak
Balita. Jakarta : Trans Info Media.
Hidayat Alimul, A. Aziz. 2008. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Jakarta : EGC.

Lakesma. 2013. Mengenal Gerakan Refleks Bayi [Internet]

Rokhanawati, Dewi dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Neonatus Bayi dan
Balita I. Yogyakarta : Stikes ‘Aisyiyah

Anda mungkin juga menyukai