PENDAHULUAN
Mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan memiliki beban 2 SKS praktikum yang
dicapai dengan kegiatan praktikum sebanyak 14 kali pertemuan @ 2 jam (100 menit).
Pengalaman pembelajaran praktikum di laboratorium kelas sangat besar manfaatnya
karena mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan ketrampilan dengan alat bantu
yang menggambarkan situasi di lapangan sehingga dapat meningkatkan pemahaman teori
maupun ketrampilannya. Setelah menyelesaikan pembelajaran dilaboratorium mahasiswa
diberi kesempatan untuk mengikuti praktikum dilapangan, untuk lebih memahami dan
mendapatkan pengalaman nyata sebagai bekal praktik klinik pada semester berikutnya.
Materi praktikum Biologi Reproduksi mencakup memahami struktur dan fungsi sel,
macam – macam hormone, proses kehamilan dan tumbuh kembang fetus, hokum mendel
dan hereditas mamire, fisiologi kehamilan, persalinan, struktur payudara dan fisiologi
laktasi, perkembangan dan persiapan kehidupan neonates dan intra ke ekstra uterin.
Modul ini bertujuan untuk membantu mahasiswa agar mampu menjadi praktisi yang ahli
dan mampu untuk berpikir kritis serta mampu membuat keputusan klinis berdasarkan
pengetahuan dan pemahaman mengenai Biologi Reproduksi.
B. PRASYARAT
Sebelum mempelajari modul ini anda harus sudah memahami Anatomi, fisiologi dan
Asuhan Kebidanan I.
C. PETUNJUK PENGGUNAAN
Sebelum menggunakan modul ini anda harus memahami cara penggunaan modul. Modul
ini disusun untuk menjadi bahan belajar mandiri mahasiswa disamping proses
pembelajaran di kelas. Baca dengan hati – hati semua komponen modul dan ikuti langkah
1. Tujuan Bagian ini berisikan keterampilan apa yang dapat anda lakukan
setelah mempelajari modul ini.
2. Uraian Tiap uraian materi terdiri dari:
Materi a. Pendahuluan yang berisikan penjelasan tentang masalah spesifik
yang dibahas.
b. Faktor – faktor yang dapat menyebabkan terjadinya masalah.
c. Cara mengidentifikasi masalah.
d. Cara menangani masalah.
e. Keterampilan klinis yang diharus anda kuasai.
3. Aktivitas Bagian ini mengajak anda untuk melakukan sebuah tindakan
Mahasiswa tertentu seperti diskusi, studi pustaka, atau praktek laboratorium
untuk meningkatkan pemahaman tentang masalah yang sedang
dibahas.
4. Rangkuman Ringkasan dari uraian materi.
5. Evaluasi Bagian ini berisi pertanyaan – pertanyaan singkat yang disusun
untuk membantu anda menilai sendiri pemahaman anda tentang
masalah yang dibahas.
D. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
tentang Biologi Reproduksi kebidanan. Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan
fungsi sel, macam – macam hormone, proses kehamilan dan tumbuh kembang fetus,
hokum mendel dan hereditas mamire, fisiologi kehamilan, persalinan, struktur payudara
dan fisiologi laktasi, perkembangan dan persiapan kehidupan neonates dan intra ke
ekstra uterin
2) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses pembelajaran praktikum, baik di laboratorium kelas maupun
lapangan, mahasiswa dapat :
a. Memberikan pendidikan struktur dan fungsi sel,
b. Memberikan peniikan macam – macam hormone,
c. Member pendidikan proses kehamilan dan tumbuh kembang fetus,
Modul Praktikum Biologi reproduksi 2
d. Melakukan teknik perhitungan kehamilan danegan hukum mendel dan hereditas
mamire,
e. Melakukan memberikan pendidikan fisiologi kehamilan, persalinan,
f. Melakukan pemeriksaan struktur payudara dan fisiologi laktasi,
g. Melakukan pemeriksaan perkembangan dan persiapan kehidupan neonates dan intra
ke ekstra uterus
E. PROSEDUR PENCAPAIAN
F. BEBAN SKS
1 SKS Praktikum
G. DOSEN INSTRUKTUR
I. MATER
J. EVALUASI PRAKTIKUM
Penilaian (evaluasi) kegiatan praktikum Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi diambil dari
perolehan uji ketrampilan berdasarkan ceklist. Petunjuk skor penilaian ketrampilan :
1 : Jika tidak dilakukan dengan sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
LEARNNG OUTCOME
Setelah mengikuti Pembelajaran ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan struktur jaringan tulang dan klasifikasi tulang (Skeletal)
2. Menjelaskan klasifikasi berdasarkan gerakan dan struktur sendi
3. Menjelaskan klasifikasi berdasarkan struktur dan lokasi otot
DASAR TEORI
Sitoplasma
Struktur di dalam sitoplasma yaitu organela sel dan inclusion. Organela sel adalah struktur hidup
yang mempunyai membrane (kecuali pada prokariotik). Sedangkan inclusion adalah struktur
(benda) mati dengan membrane yang terbatas atau tanpa membran. Misalnya droplet. Bentuk sel
dipengaruhi sitoskeleton yang tersebar di dalam sitoplasma. Sitoskeleton adalah anyaman protein
yang menunjang bentuk sel.
Organela sel
Komponen sel atau organela sel dapat dijumpai pada sel eukariotik karena masing-masing
organela dibungkus membran organela. Organela sel terdiri dari:
1. Mitokondria. Merupakan organela terbesar yang berfungsi sintesa ATP/energy.
Mitokondria mempunyai DNA sendiri (DNA mitokondria) dan mempunyai 2 membran
(outer dan inner).
2. Ribosom. Pada prokariotik berupa mitokondrial ribosom. Sedangkan pada eukariotik
dapat berupa (a) ribosom bebas dan (b) poliribosom/polisom yang melekat pada
reticulum endoplasma (pada mRNA)
3. Reticulum endoplasma (RE/ER). Merupakan organel kompleks yang berperan dalam
sintesis protein dengan membentuk vesikel. Ada dua bentuk RE, yaitu kasar (granular)
yang dilekati ribosom yang berfungsi mensekresi protein dan RE halus yang tidak
mempunyai ribosom. RE halus mengandung enzim yang penting dalam metabolisme
lipid, sintesis steroid dan detoksifikasi/enzymatic conjugation, juga enzyme glucose-6-
fosfatase yang berperan penting untuk memecah glikogen.
4. Apparatus golgi. Organela ini berfungsi mengumpulkan dan membungkus (packaging)
dan menyimpan produk hasil sekresi.
5. Fagosom. Berupa vesikel bermembran terbatas yang terbagi menjadi (a) heterofagosom,
membawa material dari luar sel (ekstraselular), dan (b) autofagosom, membawa material
intraselular. Contohnya organela sel yang rusak.
6. Lisosom. merupakan vesikel bermembran yang berisi lebih dari 50 enzim hidrolisis
untuk digestif intraselular. Jenisnya adalah (a)lisosom primer yang berisi enzim inaktif,
dan (b) lisosom primer yang bergabung dengan fagosom dan membentuk lisosom
sekunder dan berisi enzim aktif.
7. Sitoskeleton. Anyaman matriks protein intraselular yang berfungsi memberi bentuk dan
mempertahankan bentuk sel, membantuk pergerakan sel, dan pergerakan intraselular.
Struktur ini dapat diamati menggunakan mikroskop electron (EM, electron microscope).
Struktur yang membentuknya terdiri dari microtubule, microfilament, dan intermediate
filament.
8. Inti sel (nucleus). Merupakan organela terbesar yang ditemukan pada sel eukariotik.
Organel sel ini mengandung sebagian besar materi genetic sel dengan bentuk molekul
DNA linier panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein
yang mengikatnya, diantaranya protein histon. Fungsi inti sel dalam hal ini adalah
PETUNJUK KERJA
1. Baca dan pelajari terlebih dahulu pelaksanaan prosedur
2. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis
3. Bekerja secara hati – hati dan teliti
4. Tanyakan pada dosen pembimbing bila terdapat hal – hal yang kurang dimengerti
KESELAMATAN KERJA
Sebelum melakukan tindakan, pastikan semua alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan siap pakai.
PROSEDUR KERJA
Tugas Mandiri :
1. Gambarkan sel secara lengkap dengan organelanya!
2. Gambarkan masing-masing sel pada jaringan dasar berikut dan jelaskan
karakteristiknya:
No. Sel/jaringan Stuktur/organela Karakteristik
1 Sel epitel cervix
2 Sel tulang
3 Sel otot jantung
4 Sel otak
Kolom A Kolom B
A. Organ yang memproduksi spermatozoa
1. Kapasitasi
B. Hasil pembelahan meiosis I
2. Spermiogenesis
C. Bagian sistem reproduksi wanita tempat terjadi fertilisasi
3. Zona pellucida
4. Oosit sekunder D. Pelepasan glikoprotein oleh sperma di mukosa
endometrium
E. Kontrasepsi sistem barier
5. Reaksi akrosom
F. Bentuk embryo saat implantasi
6. Ampula Tuba Uterina
G. Proses migrasi sel-sel epiblast melewati primitive streak
7. Cervical cap
H. Perubahan spermatid menjadi spermatozoa
8. Blastocyst
I. Pelindung oosit berbentuk jelly.
9. Tubulus seminiferus
J. Proses penetrasi sperma ke dalam oosit
10. Gastrulasi
LEARNNG OUTCOME
Setelah mengikuti Pembelajaran ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan definisi hormone
2. Menjelaskan perbedaan hormone, phehormon & kairomon
3. Menjelaskan kaitan antara hormone dan reproduksi
4. Menjelaskan klasifikasi hormone
5. Menjelaskan fungsi hormone reproduksi
6. Menjelaskan Hormone reproduksi
7. Menjelaskan Klasifikasi Hormon Reproduksi Berdasarkan Unsur Pembentuknya
DASAR TEORI
1. Definisi Hormon
Hormon adalah subtansi yang dihasilkan oleh sel atau kelompok sel yang bergerak dalam aliran darah
yang mengantarnya ke organ target atau jaringan dalam tubuh yang memberikan suatu reaksi yang
dapat menolong mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam tubuh.
Hormon berasal dari kata hormao yang berarti pembangkit aktivitas adalah sebuah zat organik. Sifat-
sifat atau kekhususan dari hormon adalah zat ini merupakan pengatur fisiologis terhadap
kelangsungan hidup suatu organ atau suatu sistem. Hormon dapat didefinisikan sebagai zat organik
yang diproduksi oleh sel-sel khusus dalam bahan dan dialirkan ke dalam peredaran darah dan dengan
jumlah yang sangat kecil dapat merangsang sel-sel tertentu untuk berfungsi.
Hormon adalah subtansi yang dihasilkan oleh sel atau kelompok sel yang bergerak dalam aliran darah
yang mengantarnya ke organ target atau jaringan dalam tubuh yang memberikan suatu reaksi yang
dapat menolong mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam tubuh. Hormon dapat memberikan efeknya
pada struktur-struktur target dengan cara :
a. Mengubah fungsi gen
b. Memengaruhi jalur-jalur metabolik secara langsung
c. Mengontrol perkembangan organ-organ spesifik atau produk-produk skretorisnya.
Hormon adalah zat kimia berupa getah yang dihasilkan kelenjar endokrin dan disekresi secara alami
yang kemudian dibawa darah ke areal yang dituju atau ditentukan. Adanya hormon menimbulkan
6. Hormon-hormon Reproduksi
Ada empat kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat menghasilkan hormon
reproduksi, yakni Kelenjar Hipofisa, Kelenjar Ovarium, Endometrium, dan Testis. Berikut hormon-
hormon yang dihasilkan oleh empat kelenjar tersebut, antara lain :
1) Hormon Estrogen.
Hormon Estrogen dihasilkan oleh ovarium, Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri
perkembangan seksual pada betina yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,
dan lain-lain.
2) Hormon Progesteron
Hormon Progesteron mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot, mengatur pembentukan plasenta dan produksi air susu.
3) Hormon FSH (Folikel Stimulating Hormone)
Hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan
dari GnRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel.
4) Hormon LH (Luteinizing Hormone)
Hormon ini ujuga dihasilkan oleh hipofisis akibat rangsangan dari GnRH. Berfungsi untuk
merangsang sekresi kelenjar Gonade / Foliclle menjadi matang pecah dan ovulasi.
5) Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis.
6) Hormon Testosteron
Dihasilkan di dalam testes. Berfungsi mempegaruhi pertumbuhan alat kelamin jantan,
menstimulasi bermacam-macam metabolisme tubuh, memperpanajang daya hidup spermatozoa
dalam saluran kelamin, meningkatkan pertumbuhan tulang.
7) Hormon Pertumbuhan / Growth Hormone (GH)
Hormon pertumbuhan (Somatotrop) dihasilkan di Kelenjar hipofisa. Fungsinya antara lain
mengendalikan pertumbuhan & perkembangan, meningkatkan pembentukan protein, mendorong
pertumbuhan umum tubuh, mempercepat sintesa protein
8) Hormon Prostaglandin (PGF2α)
Dihasilkan di endometrium dari uterus.
Berdasarkan cara kerjanya, hormon-hormon reproduksi dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu
hormon reproduksi primer, hormon reproduksi sekunder, dan hormon pelepas.
Hormon-hormon reproduksi primer secara langsung memengaruhi berbagai aspek reproduksi seperti
spermatogenesis, ovulasi, kelakuan kelamin, fertilisasi, pengangkutan ovum, implantasi,
kelangsungan kebuntingan, kelahiran, laktasi dan tingkah laku induk.Hormon-hormon reproduksi
sekunder berfungsi untuk mempertahankan keadaan fisiologik yang memungkinkan terjadinya proses
reproduksi.
Reproduksi merupakan hasil kerjasama berbagai sekresi endoktrin terhadap organ sasaran dan reaksi-
reaksi khusus di dalam tubuh. Kelompok ketiga dari hormon-hormon reproduksi terdapat di dalam
hipotalamus dan kelompok hormon ini disebut sebagai faktor-faktor pelepas (releasing factors).
PETUNJUK KERJA
1. Baca dan pelajari terlebih dahulu pelaksanaan prosedur
2. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis
3. Bekerja secara hati – hati dan teliti
4. Tanyakan pada dosen pembimbing bila terdapat hal – hal yang kurang dimengerti
KESELAMATAN KERJA
Sebelum melakukan tindakan, pastikan semua alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan siap pakai.
Tugas Mandiri :
1. Gambarkan alur hormone yang mempengaruhi terjadinya menstruasi !
2. Lengkapi kolom dengan keterangan dari gambar dibawah ini dengan tepat :
No Keterangan
1
2
3
4
5
LEARNNG OUTCOME
Setelah mengikuti Pembelajaran ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan definisi Proses Kehamilan
2. Menjelaskan definisi Tumbuh Kembang Fetus
DASAR TEORI
1. Proses Kehamilan
Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma laki laki
(Fertilisasi). Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara
pembelahan sel secara besar besaran) menjadi embrio. Pembuahan itu sendiri berlangsung
setelah terjadinya hubungan seksual (persetubuhan) antar lawan jenis, meskipun tidak semua
hubungan seksual akan menghasilkan pembuahan.
Pembuahan hanya dapat terjadi ketika wanita sedang dalam masa subur. Pada masa itu,
seorang wanita akan melepaskan sel telur yang sudah matang dan siap dibuahi. Dalam
keadaan normal, seorang pria akan mengeluarkan jutaan sperma saat melakukan
persetubuhan. Dari berjuta juta sel sperma tersebut hanya satu yang akan berhasil
membenamkan diri ke dalam dinding sel telur yang sudah masak, dan menyatukan dua inti
sel. Sel yang telah dibuahi akan membelah diri. Mula mula menjadi 2 lalu 4, 8, 16 dan
seterusnya. Seminggu setelah pembuahan, kelompok sel yang terus tumbuh itu telah sampai
di dalam rongga rahim dan melekat diri di dinding rahim ( Nidasi ). Bila berlangsung normal,
proses kehamilan akan berjalan terus sampai janin siap untuk dilahirkan ke dunia
KONSEPSI atau FERTILISASI terjadi pada saat sebuah sperma melakukan penetrasi
pada SEL TELUR YANG TELAH MATANG.
Untuk memahami proses konsepsi atau fertilisasi, ikutilah peroses pertumbuhan dan
perkembangan sebuah sel telur menjadi MUDIGAH.
a. OVULASI
KESELAMATAN KERJA
Sebelum melakukan tindakan, pastikan semua alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan siap pakai.
1. Alat tulis
2. Poster Sel
PROSEDUR KERJA
Tugas Mandiri :
1. Lengkapi penjelasan gambar di bawah ini !
No Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
LEARNNG OUTCOME
Setelah mengikuti Pembelajaran ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan Hukum Mendel I & II
2. Menjelaskan Hereditas Mamire
DASAR TEORI
3. Hukum Mendel
b. Hukum Mendel I
Menyatakan bahwa pada waktu pembentukan gamet, terjadi pemisahan alel secara acak (The
Law of Segregation of Allelic Genes). Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, gen merupakan
bagian dari DNA yang terdapat dalam kromosom. Pasangan kromosom homolog mengandung
pasangan gen (terdiri dari 2 alel). Pada pembentukan gamet secara meiosis, pasangan-pasangan
gen pada kromosom homolog saling berpisah (tahap Anafase). Pada akhir meiosis, setiap sel
gamet yang dihasilkan hanya memiliki satu alel dari pasangan gen saja (pelajari kembali tentang
gametogenesis). Proses pemisahan gen inilah yang disebut segregasi gen.
Hukum ini diperoleh dari hasil perkawinan monohibrid, yaitu persilangan dengan satu sifat beda.
Mendel melakukan persilangan antara tanaman ercis biji bulat dengan tanaman ercis biji
berkerut.Hasilnya semua keturunan F1 berupa tanaman ercis biji bulat. Selanjutnya dilakukan
persilangan antar keturunan F1 untuk mendapatkan keturunan F2. Pada keturunan F2 didapatkan
perbandingan fenotip 3 biji bulat : 1 biji berkerut.
P1 : ♀ BB × ♂ bb
(biji bulat) (biji keriput)
Gamet : B b
F1 : Bb
( biji bulat)
F1 x F1 : ♀ Bb × ♂ Bb
(biji bulat) ( biji bulat)
Gamet : B B
b b
F2 :
♂
B b
♀
BB Bb
B
bulat bulat
Bb Bb
B
bulat keriput
Perbandingan fenotip bulat : berkerut = 3 : 1
c. Hukum Mendel II
Hukum Mendel II dikenal sebagai Hukum Asortasi, hukum berpasangan atau penggabungan
secara bebas (The Law of Independent Assortment of Genes). Hukum ini menyatakan bahwa
pada saat pembentukan sel-sel gamet, gen-gen yang tidak sealel akan mengelompok secara
bebas setelah memisah dari gen yang sealel. Gen untuk satu sifat/karakter tidak akan
berpengaruh pada gen untuk sifat/karakter yang lain yang tidak sealel karena gen-gen yang
bukan alelnya mempunyai karakter yang berbeda.
Hukum Mendel ini ditemukan ketika Mendel menyilangkan kacang ercis dengan mengamati
lebih dari satu sifat beda. Disilangkan galur murni kacang ercis berbiji bulat kuning dengan galur
murni kacang ercis berbiji keriput warna hijau. Persilangan dengan mengamati dua sifat beda ini
disebut persilangan dihibrid. Bulat (B) dominan terhadap keriput (b), kuning (K) dominan
terhadap hijau (h). Diperoleh keturunan F1 semuanya berbiji bulat warna kuning (BbKk). Jika
F1 mengadakan penyerbukan sesamanya diperoleh F2, ternyatadiperoleh keturunan F2 yang
sebagian tidak sama dengan induknya
4. Hereditas
1) Determinasi seks (penentuan jenis kelamin)
a) Tipe XY
Tipe penentuan seks ini dapat dijumpai pada lalat buah, manusia, tumbuh-tumbuhan
berumah dua, dan pada hewan menyusui. Pada nukleus lalat buah terdapat 8 buah
kromosom (4 pasang) yang terdiri dari 3 pasang kromosom tubuh (autosom) dan 1 pasang
kromosom seks. Kromosom seks pada lalat betina mempunyai 2 kromosom X (bentuknya
batang lurus), sedangkan pada lalat jantan terdiri dari kromosom X dan kromosom Y (lebih
pendek dari kromosom X dan salah satu ujungnya membengkok). Formula kromosom lalat
buah betina adalah 8XX (3 pasang kromosom atau 6 buah autosom + 1 pasang kromosom
X), sedangkan lalat buah jantan adalah 8XY (3 pasang kromosom autosom + 1 kromosom
X + 1 kromosom Y).
Jumlah kromosom pada manusia adalah 46 buah (23 pasang). Pada wanita, terdapat 22
pasang autosom dan 1 pasang kromosom X (46XX), sedangkan pada laki-laki terdapat 22
pasang autosom, 1 kromosom X, dan 1 kromosom Y (46XY). Pada gametogenesis,
dihasilkan ovum (sel telur) haploid sehingga mengandung 22 autosom(11 pasang) dan 1
kromosom X. Pada spermatogenesis dihasilkan spermatozoa yang mengandung 22 autosom
dan 1 kromosom X sertaspermatozoa yang mengandung 22 autosom dan 1 kromosom Y.
c) Tipe ZW
Tipe ini dijumpai pada serangga (kupu-kupu), beberapa jenis ikan dan reptil. Berbeda
dengan tipe seks pada manusia dan lalat buah yang homogametik (terdiri dari kromosom
kelamin yang sama) pada betina atau wanita, tipe seks ZW pada betina bersifat
heterogametik (terdiri dari kromosom kelamin yang berbeda). Agar tidak terjadi kekeliruan
dengan tipe penentuan kelamin XY, maka digunakan Z dan W. Oleh karena itu, yang betina
mempunyai tipe ZW (atau XY) dan yang jantan mempunyai tipe ZZ (atau XX).
d) Tipe ZO
Tipe ZO dijumpai pada unggas seperti ayam dan itik. Unggas betina juga bersifat
heterogametik, yaitu hanya mempunyai satu kromosom X saja, sehingga tipenya adalah ZO
atau XO. Unggas jantan bersifat homogametik, sehingga tipenya adalah ZZ atau XX.
Gagal berpisah dapat mengakibatkan gamet atau individu yang baru lahir mempunyai kelainan
jumlah kromosom. Contoh akibat gagal berpisah adalah aneuploidi dan poliploidi.Aneuploidi
adalah individu yang memiliki kekurangan atau kelebihan satu kromosom dari kromosom
tetuanya. Aneuploidi mengakibatkan perubahan fenotip pada individu, misalnya individu yang
mempunyai kromosom monosomi (2n – 1) atau trisomi (2n + 1). Sedangkan, poliploidi adalah
individu yang mempunyai kelipatan jumlah kromosom tetuanya. Poliploidi misalnya gamet
diploid bertemu dengan gamet haploid menjadi triploid (3n), atau dua gamet diploid bersatu
membentuk individu tetraploid.
Hal-hal apa sajakah yang menyebabkan gagal berpisah? Gagal berpisah tersebut kemungkinan
dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
a) Adanya virus atau kerusakan akibat radiasi. Pengaruh ini akan mudah terlihat pada wanita
yang telah berumur tua.
b) Kandungan antibodi tiroid yang tinggi
c) Sel telur dalam saluran telur yang tidak segera dibuahi akan mengalami kemunduran. Oleh
karena itu, risiko melahirkan anak yang cacat akan dialami oleh wanita berumur lebih dari
25 tahun.
Contoh peristiwa pautan terdapat pada Drosophila melanogaster, yang dilaporkan pertama kali
oleh T.H. Morgan. Drosophila melanogaster memiliki empat pasang kromosom dalam inti
selnya dan memiliki banyak gen yang semua berada pada kromosom sehingga tiap kromosom
mengandung banyak gen. Fakta menjelaskan bahwa faktor pembawa sifat panjang sayap dan
lebar abdomen terletak pada kromosom yang sama dan diturunkan bersama-sama. Dengan
perkataan lain, gen yang mengatur ukuran panjang sayap bertaut dengan gen yang mengatur
ukuran lebar abdomen.
Setelah kita mengetahui adanya beberapa hambatan dalam perkembangan genetika manusia,
bagaimanakah cara yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut? Cara-cara untuk mengatasi
masalah tersebut dapat dilakukan dengan membuat peta silsilah keluarga atau keturunan (pedegree
chart) dan menerapkan hasil percobaan hewan pada manusia. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan
mempelajari adanya fenomena-fenomena pada manusia seperti munculnya anak kembar hasil
perkawinan. Kita tentunya pasti telah mengetahui hal apa saja yang diwariskan pada manusia,
bukan? Ya, sifat-sifat pada manusia yang dapat diwariskan meliputi: jenis kelamin, kelainan atau
cacat menurun, dan golongan darah. Selain itu, ada juga ekspresi gen-gen (genotip) yang ditentukan
oleh jenis kelamin. Peristiwa pembentukan jenis kelamin pada manusia telah dibahas sebelumnya.
b) Idiot/Imbisil
Cacat menurun ini disebabkan karena seseorang tidak punya enzim yang mengubah
fenilalanin menjadi tirosin. Akibatnya terjadi penimbunan fenilalanin dalam darah dan
diubah menjadi asam fenilpiruvat. Tingginya kadar fenilpiruvat menghambat
perkembangan dan fungsi otak. Kelainan ini sering disebut phenilketouria (PKU) karena
banyaknya kandungan residu fenilpiruvat yang terdapat pada urine.
Seorang anak idiot dilahirkan dari pasangan suami isteri yang keduanya membawa gen
resesif.
P : Ii x Ii
F : II : normal
2Ii : normal (carrier)
ii : idiot
c) Thallasemia
Ada dua jenis thallasemia, yaitu thallasemia mayor (ThTh) dan thallasemia minor
(Thth). Sel darah merah penderita thallasemia mayor semua berbentuk tidak
beraturan dan umumnya lethal. Sedangkan pada penderita thallasemia minor
sebagian sel darah merahnya berbentuk tak beraturan. Penderita bisa bertahan hidup
dengan melakukan transfusi reguler.
d) Golongan Darah
Ada banyak klasifikasi golongan darah, diantaranya adalah golongan ABO, Rhesus,
dan MN. Dua yang pertama memiliki nilai medis, sedang yang terakhir tidak.
Ketiga golongan tersebut ditemukan oleh K. Landsteiner.
Golongan ABO
Golongan ini membagi golongan darah menjadi empat, yaitu A, B, AB, dan O,
didasarkan pada adanya jenis antigen tertentu pada sel darah yang disebut
isoaglutinogen. Susunan genotif dan kemungkinan gamet yang dibentuk dapat dilihat
pada tabel berikut.
Golongan darah ABO dikendalikan oleh alela ganda IA, IB, dan IO. IA dan IB
kodominan, dan keduanya dominan terhadap IO.
Golongan Rhesus
Golongan ini dinamakan berdasar nama kera dari India, Macacus rhesus, yang
dulu sering digunakan untuk mengetes darah orang.
Golongan darah ini ada dua yaitu Rhesus + dan Rhesus -. Susunan genotif dan
kemungkinan gamet dapat dilihat pada tabel berikut.
Golongan Rhesus ini memiliki arti penting pada perkawinan. Bila seorang pria
Rhesus + menikah dengan wanita Rhesus -, kemungkinan anaknya menderita
eritroblastosis fetalis (penyakit kuning bayi).
Kasus eritroblastosis: perhatikan bahwa eritrosit anak golongan Rh+ digumpalkan oleh antibodi ibu (warna putih) yang
bergolongan Rh- ketika dalam kandungan
Golongan MN
Golongan ini tidak memiliki nilai medis karena hanya dijumpai antigen penentu
golongan dalam eritrosit dan tidak dijumpai antibodi dalam plasma.
Golongan ini dikendalikan oleh gen IM dan IN kodominan satu sama lain. Susunan
genotif dan kemungkinan gamet dapat dilihat pada tabel berikut.
Sifat yang diturunkan terpaut kromosom sex (gonosom) dibedakan menjadi dua, yaitu
terpaut kromosom X dan terpaut kromosom Y. Gen yang terpaut kromosom X dapat
diturunkan pada anak perempuan dan anak laki-laki, tetapi fenotif yang muncul
bergantung pada susunan genotifnya. Sedangkan gen yang terpaut kromosom Y hanya
diturunkan pada anak laki-laki.
Dua contoh cacat menurun yang terpaut kromosom X adalah hemofili dan butawarna.
Hemofili
Butawarna (colorblind)
Anak perempuan buta warna dapat dilahirkan dari pria butawarna yang menikah
dengan wanita carrier.
P : pria butawarna x wanita carrier
XcY XCXc
G : Xc, Y XC, Xc
F : XCXc : wanita normal carrier
XcXc : wanita butawarna
XCY : pria normal
XcY : pria butawarna
Gen-gen yang terpaut pada kromosom Y hanya diwariskan pada anak laki-laki,
oleh karena itu sering disebut sebagai gen holandrik.
b) Hystrixgraviour
Kelainan ini disebabkan oleh gen hg yang menyebabkan tumbuhnya rambut panjang
dan kaku di seluruh tubuh (penyakit bulu landak). Sifat normal dikendalikan gen Hg.
c) Webbedtoes
Merupakan kelainan dimana pada jari terutama kaki tumbuh selaput seperti kaki
katak. Penyebabnya adalah gen wt, sedangkan sifat normal dikendalikan gen Wt.
PETUNJUK KERJA
1. Baca dan pelajari terlebih dahulu pelaksanaan prosedur
2. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis
3. Bekerja secara hati – hati dan teliti
4. Tanyakan pada dosen pembimbing bila terdapat hal – hal yang kurang dimengerti
KESELAMATAN KERJA
Sebelum melakukan tindakan, pastikan semua alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan siap pakai.
1. Alat tulis
2. Poster Sel
Tugas Mandiri :
Buat ilustrasi Hukum Mendel 1
Buat skema perkawinan silang pada manusia berdasarkan hokum mendel !
Huruf berapakah dibawah ini sesuai no urutannya ?!
No Jawaban
1
2
3
4
5
6
LEARNNG OUTCOME
Setelah mengikuti Pembelajaran ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan definisi kehamilan
2. Menjelaskan definisi fisiologi kehmailan normal
3. Menjelaskan definisi proses persalinan normal
DASAR TEORI
1. Definisi kehamilan
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi yang berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan (sarwono 2011).
Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi, cunam,
vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio
cesarea.
Beberapa istilah
Gravida : wanita yang sedang hamil
Para : wanita pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable)
In partu : wanita yang sedang berada dalam proses persalinan
e. HIS
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah
fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat
dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus
minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi
uterus ke luar.
Kala 2
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga
akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu
kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu,
dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk
mengeluarkan bayi.
Kala 3
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun.
Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap
menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).
f. PERSALINAN KALA 1 :
BERAKHIR pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio
serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala
I.
g. PERSALINAN KALA 2 :
Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
a. Peristiwa penting pada persalinan kala 2
b. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
c. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
d. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
e. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis
sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
f. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir
(episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala
a. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu
atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior / posterior).
b. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah
fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding
perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
c. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari
diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus
(belakang kepala).
h. PERSALINAN KALA 3 :
a. Kelahiran plasenta
lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari
kavum uteri.
b. Lepasnya plasenta dari insersinya
mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi /
marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga
serempak sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi,
sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah. Pada keadaan normal, kontraksi
uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat. Plasenta lepas spontan 5-15
menit setelah bayi lahir. (jika lepasnya plasenta terjadi sebelum bayi lahir, disebut
solusio/abruptio placentae – keadaan gawat darurat obstetrik !!).
i. KALA 4 :
OBSERVASI PASCAPERSALINAN
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.
KESELAMATAN KERJA
Sebelum melakukan tindakan, pastikan semua alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan siap pakai.
1.Alat tulis
2.Poster Sel
PROSEDUR KERJA
Tugas Mandiri :
1. Sebutkan perbedaan kehamilan pasti dan kehamilan tidak pasti !
2. Jelaskan proses penurunan kepala pada proses persalinan ormal !
3. Lengkapi keterangan pada gambar disamping !
No Kterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
LEARNNG OUTCOME
Setelah mengikuti Pembelajaran ini mahasiswa mampu :
3. Menjelaskan definisi Anatomi dan Fisologi Payudara
Modul Praktikum Biologi reproduksi 42
4. Menjelaskan definisi fisiologi laktasi
DASAR TEORI
Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi
dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang
kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800
gram.
b. Korpus
1) Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel
aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah
2) Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
3) Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
4) ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)
c. Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam
puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapat ototpolos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
3. Fisiologis laktasi
Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI Biasanya belum keluar
karea masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan,
kadar estrogen dan progestero menurun drastic, sehingga prolaktin lebih dominan dan pada saat
Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu prolaktin dan reflek aliran timbul
karena akibat perangsangan putting susu karena hisapan oleh bayi.
a. Reflek prolaktin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, terbatas
dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca
oersalinan, yaitu lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan
progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara
karena ujung-ujung syaraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini
dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran
faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu
sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga
keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai
penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan
bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar
prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibi menyusui prolaktin
akan meningkat dalam keadaan seperti : stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan
rangsangan puting susu.
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari
isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan
oksitosin. Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi.
Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk
melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.
PETUNJUK KERJA
5. Baca dan pelajari terlebih dahulu pelaksanaan prosedur
6. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis
7. Bekerja secara hati – hati dan teliti
8. Tanyakan pada dosen pembimbing bila terdapat hal – hal yang kurang dimengerti
KESELAMATAN KERJA
Sebelum melakukan tindakan, pastikan semua alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan siap pakai.
3. Alat tulis
4. Poster Sel
PROSEDUR KERJA
Tugas Mandiri :
1. Lengkapi penjelasan gambar di bawah ini !
No Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
LEARNNG OUTCOME
Setelah mengikuti Pembelajaran ini mahasiswa mampu :
5. Menjelaskan definisi Anatomi dan Fisologi Payudara
6. Menjelaskan definisi fisiologi laktasi
DASAR TEORI
Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi
dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang
kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800
gram.
f. Korpus
5) Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel
aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah
6) Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
7) Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
8) ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)
g. Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam
puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapat ototpolos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
5. Fisiologis laktasi
Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI Biasanya belum keluar
karea masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan,
kadar estrogen dan progestero menurun drastic, sehingga prolaktin lebih dominan dan pada saat
inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan putting susu,
terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI lebih lancer.
c. Reflek prolaktin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, terbatas
dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca
oersalinan, yaitu lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan
progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara
karena ujung-ujung syaraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini
dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran
faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu
sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga
keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai
penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan
bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar
prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibi menyusui prolaktin
akan meningkat dalam keadaan seperti : stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan
rangsangan puting susu.
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari
isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan
oksitosin. Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi.
Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk
melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.
PETUNJUK KERJA
9. Baca dan pelajari terlebih dahulu pelaksanaan prosedur
10. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis
11. Bekerja secara hati – hati dan teliti
12. Tanyakan pada dosen pembimbing bila terdapat hal – hal yang kurang dimengerti
KESELAMATAN KERJA
Sebelum melakukan tindakan, pastikan semua alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan siap pakai.
5. Alat tulis
PROSEDUR KERJA
Tugas Mandiri :
1. Lengkapi penjelasan gambar di bawah ini !
No Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
Budiati, Herni.2009.Biologi untuk SMA & MA Kelas XII, Jilid 3. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Ferdinand.P, Fictor.,Ariebowo, Moekti.2009.Praktis belajar biologi3.Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Rachmawati, Faidah.,Urifah, Nurul.,Wijayati, Ari.2009. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII
Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rochmah, Siti Nur.,Widayati, Sri.,Miah, Mazrikhatul.2009.Biologi SMA dan MA Kelas XII.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjino. 2009.Biologi kelas XII untuk SMA dan MA/Langkah Sembiring. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
W.Ferial, Eddyman.2013.Biologi Reproduksi.Jakarta: Erlangga.
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 6-9)
Arianto, 2004. Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi. Ahad, 6 September 2009; pukul 10:55 WIB
http://sobatbaru.blogspot.com/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologi-laktasi.html
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (hlm:1-5)
Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum. (hlm: 14-17)
Roesli, U. 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspaswara. (hlm: 4-8)