Anda di halaman 1dari 26

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

MATA PELAJARAN : LABORATORIUM DASAR KESEHATAN


KELAS /SEMESTER : X/1
PENYUSUN : RONIADI SAGULANI, AMd.AK

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2018
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Kesehatan Bakti Nusantara Gorontalo


Mata Pelajaran : Laboratorium Dasar Kesehatan
Komp Keahlian : Teknologi Laboratorium Medik
Kelas/semester : X/I
Tahun Ajaran : 2018/2019
Alokasi waktu : 4 JP (@45 menit)

A. Kompetensi Inti
KI.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerja sama, tolerean, damai) bertanggung jawab responsif dan pro aktif dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional dan kawasan internasional.

KI.3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,


konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Laboratorium Dasar Kesehatan pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.

KI.4. Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah kompleks sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja Laboratorium Dasar Kesehatan. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu
dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan
keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik
secara mandiri. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan
gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik secara mandiri.

B. Kompetensi dasar dan Indikator


Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1. Menerapkan penyimpanan alat atau 3.1.1. Mengklasifikasikan jenis instrument
instrument untuk pemeriksaan di untuk pemeriksaan di laboratorium
laboratorium medik medik
3.1.2. Menerapkan prosedur penyimpanan alat
atau instrumen untuk pemeriksaan di
laboratorium medik
4.1. Melakukan penyimpanann alat atau 4.1.1. Melaksanakan prosedur penyimpanan
instrument untuk pemeriksaan di alat atau instrumen untuk pemeriksaan
laboratorium medik di laboratorium medik
4.1.2. Mengontrol proses penyimpanan alat
atau instrumen untuk pemeriksaan di
laboratorium medik

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menyimak meteri tentang pengklasifikasian instrument di laboratorium medik
peserta didik mampu memahami pengklasifikasikan instrument di laboratorium medik.
2. Melalui tanya jawab tentang materi pengklasifikasian instrument di laboratorium medik
peserta didik mampu mengklasifikasikan pengklasifikasia instrument di laboratorium
medik.
3. Dengan membaca dan berdiskusi meteri tentang pengklasifikasian instrument di
laboratorium medik peserta didik mampu menerapkan pengklasifikasian instrument di
laboratorium medik.
4. Melalui demonstrasi tentang pengklasifikasian instrument di laboratorium medik peserta
didik mampu memahami dan menerapkan pengklasifikasian instrument di laboratorium
medik dalam praktik analis kesehatan sehari-hari

D. Materi Pembelajaran
1. Keselamatan kerja

E. Model dan Metode


1. Model Pembelajaran : Direct Learning (pembelajaran langsung)
2. Metode : Presentasi dan demonstrasi

F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke : 1
Langkah-langkah pembelajaran
Waktu
1. Pedahuluan
1. Absensi 10 Menit
2. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
3. Melakukan pengkondisian peserta didik
4. Menyampaikan KD yang akan dipelajari
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai sesuai dengan
KD yang dipelajari
6. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
7. Menyampaikan teknik penilaian yang digunakan
2. Kegiatan Inti
A. Orientasi  Kegiatan pendahuluan untuk 65 Menit
mengetahui pengetahuan yang
relevan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik
 Guru mendiskusikan atau
menginformasikan tujuan
pembelajaran
 Guru memberi penjelasan atau
arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan
 Guru menginformasikan materi atau
konsep yang akan digunakan dan
kegiatan yang akan dilakukan selama
pembelajaran
 Guru menginformasikan kerangka
pelajaran
 Memotivasi siswa
B. Fase  Guru menyajikan materi
Presentasi/Demonstrasi pengklasifikasian instrument di
laboratorium medik
 Pemberian contoh konsep
pengklasifikasian instrument di
laboratorium medik
 Guru menjelaskan
mendemonstrasikan
pengklasifikasian instrument di
laboratorium medik
 Menjelaskan ulang hal yang
dianggap sulit atau kurang
dimengerti oleh siswa

Pertemuan ke 2
Langkah-langkah pembelajaran
Waktu
1. Pedahuluan
1. Absensi 10 Menit
2. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
3. Melakukan pengkondisian peserta didik
4. Menyampaikan KD yang akan dipelajari
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai sesuai
dengan KD yang dipelajari
6. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
7. Menyampaikan teknik penilaian yang digunakan
2. Kegiatan Inti
A. Latihan Terstruktur  Guru merencanakan dan 100 menit
memberikan bimbingan kepada
siswa untuk melakukan latihan-
latihan awal tentang
pengklasifikasian instrumen di
laboratorium medik
 Guru memberikan penguatan
terhadap respon siswa yang benar
dan mengoreksi yang salah
B. Latihan Terbimbing  Guru memberi kesempatan peserta
didik untuk berlatih konsep dan
keterampilan serta menerapkan
pengetahuan atau keterampilan
tentang pengklasifikasian
dan penyimpanan instrument di
laboratorium medik.
 Guru memonitor dan memberikan
bimbingan di laboratorium.
C. Latihan Mandiri  Peserta didik melakukan kegiatan
latihan secara mandiri dalam
pengawasan guru.
 Guru memberikan umpan balik bagi
keberhasilan peserta didik.
3. Penutup
1. Secara bersama-sama peserta didik diminta untuk menyimpulkan 15 Menit
tentang pengklasifikasian instrument di laboratorium medik
2. Guru memberikan tugas yang berkaitan dengan materi selanjutnya
3. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari
hasil pembelajaran
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada
peserta didik untuk mempelajari materi berikutnya
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa penutup
G. Media, alat/bahan, dan sumber belajar
1. Media, alat dan bahan belajar : LCD, Laptop, Whiteboard, bahan tayang (PPT), alat
instrument laboratorium
2. Sumber belajar :
 Buku Analisis dan Instrumentasi kimia (Ismail Marzuki, 2016)

H. Penilaian pembelajaran, remedial dan pengayaan


1. Teknik penilaian
 Penilaian Sikap : Obsevasi/pengamatan
 Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis
 Penilaian Keterampilan : Praktik
2. Bentuk penilaian
 Observasi : Jurnal guru
 Tes tertulis : Uraian dan lembar kerja
3. Instrument Penilaian (terlampir)

I. Program Tindak Lanjut


1. Remedial
Peserta didik yang belum mencapai KKM (80) diberitugas untuk membaca materi
pembelajaran. Setelah itu guru mengevaluasi pemahaman dan kemajuan peserta didik
pada pertemuan selanjutnya. Kemudian guru melaksanakan penilaian remedial.

Mengatahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Jamaluddin Hamid, S.P., M.Si Roniadi Sagulani, AMd. AK


Nip. 196903091998021007
Lampiran 1
MATERI PEMBELAJARAN

Definisi Instrumentasi Laboratorium Medik


Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 411/Menkes/Per/III2010,
disebutkan bahwa laboratorium klinik atau medik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapat informasi tentang kesehatan perorangan
terutama untuk upaya menunjang diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
Untuk terselenggaranya pelayanan pemeriksaan yang dimaksud tersebut, maka diperlukan penunjang
sarana dan prasarana laboratorium yang dikenal dengan istilah intrumentasi dan reagensia
laboratorium medik.  Instrumentasi laboratorium medik adalah seluruh peralatan yang diperlukan
untuk terselenggaranya pelayanan pemeriksaan di laboratorium medik. Menurut Riswanto, 2013,
secara umum berdasarkan penggunaannya, instrument laboratorium terdiri dari dua bagian, yaitu
instrument utama dan instrument pendukung, yang kesemuanya penting untuk dipahami demi
keberhasilan proses pemeriksaan.
Dalam penggunaan semua instrumen laboratorium medik, menurut Riswanto – 2013, ada tiga prinsip
umum yang diterapkan dalam mempertimbangkan aspek mutu instrument laboratorium, yaitu,
pertama, instrument hendaknya mampu melakukan kinerja yang optimal, kedua semua alat uji
hendaknya dipelihara dalam kondisi optimal, ketiga, peralatan laboratorium selalu dipantau dan
dievaluasi.
Yang dimaksud kinerja optimal suatu peralatan laboratorium medik adalah peralatan yang mampu
memberikan hasil pengukuran atau pengujian dengan presisi dan akurasi yang baik. Dalam pemilihan
instrument atau peralatan di laboratorium medik, kita tidak bisa semata-mata mempertimbangkan
aspek finansial atau harga, karena mutu pemeriksaan yang baik tidak terlepas dari baiknya kualitas
peralatan yang digunakan. Aspek optimalisisasi daya kerja alat haruslah menjadi pertimbangan
utama dalam pemilihan peralatan di laboratorium medik. (Riswanto, 2013)

Selanjutnya untuk agar setiap peralatan atau instrument laboratorium medik dapat dipertahankan
kinerja optimalnya, maka perlu dilakukan pemeliharaan dan perawatan dengan baik dan
berkesinambungan. Pemeliharaan yang baik terhadap instrument laboratorium akan dapat menjaga
kelaikan peralatan dan senantiasa berfungsi optimal untuk jangka waktu yang lama.

Pemantauan dan evaluasi peralatan dilakukan dengan tujuan agar fungsi optimal senantiasa diketahui
setiap saat sebelum peralatan tersebut digunakan. Penting untuk senantiasa melakukan kalibrasi
peralatan laboratorium secara rutin dan berkala, mendokumentasikan serta mengevaluasinya secara
berkesinambungan, sehingga peralatan memiliki masa guna yang lama.

Jenis-jenis Instrumentasi Laboratorium Medik


Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses
yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan
namanya. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang
berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,
hygrometer dan spektrofotometer. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis,
biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,barograph.

Berdasarkan sifat penggunaan peralatan laboratorium medik menurut, Riswanto – 2013 dapat dibagi


menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Instrument/ peralatan utama
Instrument/ peralatan utama merupakan peralatan untuk melakukan pengujian atau analisis. Peralatan
ini memiliki sifat pengukur (analitik) baik secara kualitatitif maupun kuantitatif di laboratorium
medik.
Termasuk dalam kelompok instrument/ peralatan utama, diantaranya
adalah hemometer, hemocytometer, fotometer, mikroskop, pipet westergren, dan lain-lain.
2. Instrument/ peralatan pendukung
Instrument/ peralatan pendukung merupakan peralatan di laboratorium medik bukan untuk pengujian
atau analisis. Peralatan ini tidak memiliki sifat pengukur (analitik) tetapi mendukung atau menunjang
terhadap proses analisis.
Termasuk dalam kelompok instrument/ peralatan pendukung, diantaranya adalah peralatan sampling,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, formulir dan administrasi laboratorium, peralatan mebeleuir, dan
lain-lain.

Pedoman Pemeliharaan dan Penyimpanan Instrumentasi Laboratorium Medik


Pemeliharaan Instrumentasi Laboratorium Medik
Peralatan memerlukan pemeliharaan secara rutin dan berkala. Pemeliharaan peralatan dimaksudkan
agar peralatan laboratorium medik dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam waktu yang lama.
Prinsip-prinsip umum yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan instrumentasi laboratorium
medik sebagai berikut:
1. Mempertahankan fungsi dari peralatan dan bahan dengan memperhatikan jenis, bentuk serta
bahan dasarnya
2. Menjaga kebersihan alat dan kebersihan tempat menyimpan bahan, dilakukan secara periodik
3. Mengemas, menempatkan, menjaga, mengamankan peralatan dan bahan praktik, serta
membersihkan peralatan pada waktu tidak digunakan atau sehabis dipergunakan
4. Mengganti secara berkala untuk bagian-bagian peralatan yang sudah habis masa pakainya
5. Alat-alat yang menggunakan skala ukur perlu dikalibrasi secara berkala sesuai dengan jenis
alat
6. Penyimpanan alat dan bahan harus diperhatikan sesuai dengan jenisnya

Beberapa cara pemeliharaan peralatan laboratorium medik dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Alat-alat yang terbuat dari kaca atau dari bahan yang tidak mudah mengalami korosi :
pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan deterjen. Alat yang terbuat dari Kaca
yang berlemak atau terkena noda yang sulit hilang dengan deterjen dapat dibersihkan dengan
merendamnya di dalam larutan kalium bikromat 10% dalam asam sulfat pekat. Larutan ini
dibuat dibuat dari 100 gr kalium bikromat dilarutkan ke dalam 100 ml asam sulfat pekat, lalu
dimasukkan ke dalam 1 liter air
2. Alat-alat yang bagian-bagian utamanya terbuat dari logam mudah mengalami korosi diberi
perlindungan dan perlu diperiksa secara periodik. Alat-alat logam akan lebih aman jika
diletakkan (disimpan) di tempat yang kering, tidak lembab, dan bebas dari uap yang korosif
3. Untuk alat-alat yang terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja tahan karat (stainless steel)
cukup dijaga dengan menempatkannya di tempat yang tidak terlalu lembab
4. Alat-alat yang terbuat dari karet, lateks, plastik dan silikon,ditempatkan pada suhu kamar
terlindung dari debu dan panas
5. Alat yang terbuat dari kayu dan fiber disimpan pada tempat yang kering
6. Ruang pemeliharaan / penyimpanan alat seharusnya ber-AC
7. Tersedia lemari asam untuk laboratorium yang menggunakan bahan-bahan kimia
8. Tersedia lemari tempat Alat Pelindung Diri

Penyimpanan Instrumentasi Laboratorium Medik


Penyimpanan dan penempatan alat-alat menganut prinsip sedemikian sehingga tidak menimbulkan
kecelakaan pada pemakai ketika mengambil dari dan mengembalikan alat ke tempatnya serta tidak
erjad kerusakan atau penurunan fungsi peralatan selama dalam proses penyimpanan atau ketika tidak
dipergunakan.
Beberapa cara penyimpan peralatan laboratorium medik dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Alat yang berat atau bahan yang berbahaya diletakkan di tempat penyimpanan yang mudah
dijangkau, misalnya di rak paling bawah
2. Peralatan disimpan di tempat tersendiri yang tidak lembab, tidak panas dan dihindarkan
berdekatan dengan bahan kimia yang bersifat korosif
3. Penyimpanan alat dan bahan dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat, ukuran/volume
dan lain-lain
4. Kekerapan pemakaian juga dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam menempatkan alat.
Alat yang kerap dipakai diletakkan di dalam ruang laboratorium pada meja kerja permanen
5. Peralatan yang sering digunakan sebaiknya disimpan sedemikian hingga mudah diambil dan
dikembalikan
6. Alat-alat laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas. Alat-alat seperti ini disimpan
berkelompok berdasarkan jenis alat, seperti tabung reaksi, gelas kimia, labu (seperti
Erlenmeyer dan labu didih), corong, buret dan pipet, termometer, cawan porselein, dan gelas
ukur. Klem, pinset yang terbuat dari logam, dan instrumen yang memiliki komponen-
komponen dari logam yang sangat halus, seperti alat-alat ukur yang bekerja menggunakan
arus listrik disimpan di tempat terpisah, jauh dari zat-zat kimia, terutama zat-zat kimia yang
korosif. Alat-alat seperti ini harus disimpan di tempat yang kering dan bebas dari zat atau uap
korosif serta bebas goncangan
7. Masing-masing tempat  penyimpanan alat diberi nama agar mudah mencari alat yang
diperlukan. Pipet dan buret sebaiknya disimpan dalam keadan berdiri. Oleh karena itu, pipet
dan buret perlu diletakkan pada tempat yang khusus (Kemenkes RI, 2010)

INSTRUMENTASI ALAT-ALAT GELAS

1. BATANG L ( L ROD )

            Batang L ini biasanya disebut dengan dry glassky, dry glassky berfungsi untuk meratakan
suspensi bakteri pada saat dituang ke media . Cara kerja dari alat ini adalah dengan diratakan  pada
seluruh permukaan media.

2. ERLENMEYER
Erlenmeyer berfungsi untuk :
o Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
o Tempat untuk menghomogenkan suatu zat kimia, biasanya digunakan dalam proses
titrasi.
o Menampung filtrate dari hasil destilasi
Erlenmeyer terbuat dari kaca yang bagian luarnya terdapat skala / volume. Erlenmeyer tidak hanya
memiliki 1 macam volume saja tetapi terdapat bermacam-macam volume yaitu 1000ml, 500ml,
250ml, dan ada pula yang bervolume 50ml dan 25ml.
3.  BECKERGLASS

Beckerglass merupakan wadah berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas.
Beckerglass berfungsi sebagai :
o Menampung zat kimia
o Tempat untuk menghomogenkan suatu larutan
o Sebagai media untuk pemanasan suatu zat
Beckerglass memiliki volume yang bermacam-macam yaitu beckerglass 1liter, 500ml, 250ml,
200ml, 150ml, 100ml, bahkan ada pula yang berukuran 50ml. 

4. GELAS UKUR

Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu larutan, bentuk gelas ukur bermacam-macam
ada yang besar dan ada pula yang kecil. Gelas ukur juga memiliki skala yang bermacam-macam,
dimulai dari 10ml sampai dengan 2liter. Pembacaan volume larutan.yaitu dibaca berdasarkan
miniskusnya. Apabila yang di ukur volumenyaadalah larutan yang berwarna maka dibaca miniskus
atas, tetapi apabila yang diukur volumenya adalah larutan yang tidak berwarna maka dibaca miniskus
bawahnya.

5. KACA ARLOJI
Kaca arloji merupakan sebuah peralatan dalam laboratorium yang terbuat dari  gelas kaca yang
bening berbentuk seperti piring namun mempunyai permukaan yang cekung kedalam dan tembus
pandang.
Fungsi dari kaca arloji yaitu :
o Tempat saat menimbang bahan kimia
o Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
o Untuk menahan sampel kecil untuk pengamatan dibawah mikroskop berdaya rendah
o Sebagai penutup untuk labu dan beckerglass saat pemanasan 

6. BOTOL TIMBANG 

Botol timbang berfungsi untuk menimbang bahan kimia terutama bahan cair dan pasta serta bahan
yang bersifat higroskopis, contohnya: NaOH dan Na2CO3. Biasanya apabila didalam timbangan
tersebut ingin mengurangi jumlahnya atau melebihkan jumlahnya dapat menggunakan pipet tetes dan
botol ini harus selalu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi penguapan pada zat kimia tertentu. 

7. CORONG GELAS 

 
Corong gelas biasanya digunakan untuk memindahkan suatu bahan/larutan dari satu tempat ke
tempat yang lain, terutama pada tempat yang bermulut kecil. Corong juga dapat digunakan untuk
tempat kertas saring pada saat kita akan ,menyaring suatu bahan.
8. SPREADER/OBJEK GLASS

Kaca tipis seperti objek glass yang digunakan dalam pembuatan preparat apus darah, salah satu ujung
nya tumpul. 

9. URINOMETER

Alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (BJ) urine secara langsung. Pengukuran BJ dengan
alat ini memerlukan volume urine minimal 40 ml. Bila volume urine kurang, dapat dilakukan
pengenceran.
Hasil pemeriksaan BJ urine (urinometer) dikoreksi terhadap :
a.   Suhu
Perbedaan antara suhu kamar dan suhu tera, yaitu:
 Setiap kenaikan 3° C suhu kamar terhadap suhu tera, akan meningkatkan 1satuan BJ pada
akhir perhitungan.
 Setiap penurunan 3° C suhu kamar terhadap suhu tera, akan menurunkan 1satuan BJ pada
akhir perhitungan.

b.  Protein
Setiap kenaikan 0,4 Gram protein/100 ml urine, akan menurunkan 1satuan BJ pada akhir
perhitungan.

c.   Glukosa
Setiap kenaikan 0,3 gram glukosa/100 ml urine akan menurunkan 1satuan BJ pada akhir perhitungan.
Perhitungan BJ dengan urinometer menggunakan rumus perhitungan. Rumus perhitungan BJ urine
dengan menggunakan urinometer beik pada urine yang telah diencerkan/ tidak diencerkan, dikoreksi
terhadap suhu (temperature), protein dan glukosa.
9. PIPET VOLUME

Pipet ini berbentuk panjang ramping dengan gondok atau cembungan dibagian tengahnya.
Digunakan untuk mengambil sampel dalam bentuk larutan dengan volume yang tepat seperti yang
tertera di gondok pipet tersebut.
Cara menggunakan pipet
Hisap larutan dengan bantuan alat karet penghisap (pushball) melebihi batas skala yang melingkar
Bersihkan permukaan luar  ujung pipet dengan tissue kering yang bersih.
  Keluarkan larutan perlahanlahan dengan ujung pipet tidak menyentuh larutan sampel awal, tepat
sampai garis melingkar dengan ketentuan  miniskus bawah untuk larutan idak berwarna dan miniskus
atas untuk larutan yang berwarna.
Keluarkan sampel larutan tersebut kedalam instrument/wadah baru yang diinginkan (missal:
Erlenmeyer) dengan dialirkan tanpa meniup ujung pipet. Bila masih ada sisa diujungnya, biarkan
saja.

10. PIPET UKUR

Merupakan pipet yang digunakan untuk mengambil sample dalam bentuk larutan dengan tepat dan
teliti. Pipet ini memiliki volume dengan skala pada bagian batangnya. Pipet ini tersedia dalam
berbagai ukuran volume misalnya 0,5 ml, 1 ml, 5 ml, dan 10 ml.
Cara pemakaian pipet: 
  Hisap larutan dengan pipet tersebut melebihi skala teratas pada pipet.
Bersihkan permukaan ujung pipet dengan menggunakan tissue kering yang bersih.
Tepatkan sampai skala teratas tanpa ujung pipet menyentuh sampel awal  dengan miniskus bawah
untuk larutan yang tidak berwarna dan miniskus atas untuk larutan berwarna.
Keluarkan larutan ke tempat yang ditentukan sesuai dengan volume yang diinginkan, perlahanlahan. 
Jika larutan dalam pipet masih tersisa kembalikan ke tempat sampel awal. 
11. LABU TAKAR

Merupakan instrument yang digunakan dalam pengenceran sample. Labu takar memiliki volume
tertentu yang tertera pada instrument tersebut dengan tepat dan teliti. Sample dibaca miniskus bawah
untuk larutan tak berwarna dan miniskus atas untuk larutan berawarna pada garis melingkar yang
terdapat di bagian atas labu takar. Labu takar memiliki bermacam macam volume misalnya 5 ml, 10
ml, dll ..
Cara menggunakan labu takar:
Timbang bahan yang akan diencerkan, masukkan kedalam labu takar.
Masukkan larutan pengencer sampai sebelum garis melingkar perlahan-lahan dengan corong.
Tepatkan larutan pengencer dengan pipet tetes sampai garis batas tanpa corong, miniskus bawah
untuk larutan tidak berwarna dan miniskus atas untuk larutan yang berwarna.
Tutup dengan penutup labu takar, lalu bolak-balik untuk menghomogenkan. 
 
12. BURET

Merupakan glassware laboratorium yang berbentuk seperti pipet panjang dengan volume tertentu, 
memiliki skala mulai angka 0 pada bagian atas, dan terdapat kran pada ujung bawahnya. Alat ini
digunakan untuk meneteskan sejumlah larutan yang sangat teliti, tepat terukur, volume variable dan
biasa digunakan  pada metode titrasi atau volumetri.
Kehatihatian pengukuran volume dengan buret sangat penting untuk menghindari galat
sistematik (galat/error: selisih yang ditimbulkan antara nilai sebenarnya dengan nilai yang dihasilkan
dengan metode numeric, dan mengakibatkan hasil palsu atau tidak sesungguhnya). Ketika menbaca
buret, mata harus tegak lurus dengan permukaann cairan untuk menghindari galat paralaks. Bahkan
ketebalan garis ukur juga sangat memengaruhi, bagian bawah miniskus harus menyentuh bagian atas
garis.

Miniskus: melengkungnya suatu permukaan zat cair dalam pipet kapiler. Miniskus ada 2 yaitu bawah
dan atas.
Miniskus bawah/cekung: permukaan zat cair dalam pipet kapiler melengkung kebawah karena gaya
adhesi antara molekul zat cair dan molekul wadah atau volumenya lebih besar dari gaya kohesi antar
molekul zat cair.
Miniskus atas/ cembung:permukaan zat cair dalam pipet kapiler melengkung keatas yang disebabkan
karena gaya kohesi zat cair lebih besar disbanding gaya adhesi antara zat cair dan wadah. 

Buret memiliki nilai minimal pemakaian 20% dan nilai maksimal pemakaian 80% dari total volume
buret.
Jenis-jenis buret:
a. Berdasarkan ukuran:
Buret makro yaitu buret yang memiliki kapasitas 50 ml dan skala terkecilnya dapat dibaca
sampai 0,10 ml.
 Buret semimikro mempunyai volume 25 ml dengan skala terkecil dapat dibaca sampai 0,050
ml.
Buret mikro mempunyai volume 10 ml skala terkecilnya 0,020 ml.

b. Berdasarkan peruntukannya
 Buret asam (dengan cerat kaca)
Untuk larutan yang bersifat asam seperti HNO3, HCL, dll ..
Buret amberglass yang trbuat dari kaca gelap atau cokelat, untuk larutan yang mudah
teroksidasi oleh cahaya matahari. Cth: Iodium.
Buret universal yaitu buret yang dapat digunakan pda semua larutan, cerat ujungnya terbuat
dari polimer Teflon.

c. Berdasarkan jenis
Buret polos (tidak memiliki alat bantu)
Buret schellbach, yaiu buret yang dinding dalam bagian belakangnya dilengkapi dengan garis
biru memanjang diatas dasar putih.

d. Berdasarkan tingkat ketelitian


Buret klas A memiliki ketelitian tinggi dan biasa digunakan untukpenelitian. Dibuat dari
bahan kaca yang memiliki nilai muai panjang yang sangat kecilsehingga pemuaiannya sangat
sedikit dipengaruhi oleh perbedaan suhu.
Buret klas B memiliki ketelitiandi dibawah kals A dan biasa digunakan dalam kegiatan
pendidikan.
  
Cara menggunakan buret:
1.   Pasang buret pada statif, dengan ujung yang sedikit jauh dengan permukaan meja
2. Isi buret dengan larutan yang diinginkan melebihi volume yang tertera di skala paling atas
3. Buka kran buret, biarkan larutan mengalir hingga tidak ada gelembung udara pada kran.
4. Matikan kran, lalu bersihkan permukaan ujung nuret dengan tissue kering yang bersih.
5. Buka kran sedikit lalu tepatkan dengan volume buret tersebut.
6. Letakkan bejana Erlenmeyer yang berisi larutan yang akan direaksikan dibawah ujung buret.
7. Buka kran buret sedikit untuk meneteskan larutan pereaksi sehingga dapat tejadi reaksi titrasi/
volumetri.
8. Titrasi dihentikan ketika sudah tercapai titik akhir titrasi (TAT). 

13. CAWAN PETRI (PETRY DISH)

Merupakan kaca berbentuk cawan, dalam sebuah cawan petri trdiri dari sepasang cawan bawah yang
ukurannya lebih kecil dari cawan penutup. Alat ini digunakan untuk kultur mikroorganisme dengan
media tertentu. Cawan petri mempunyai beberapa macam ukuran/ diameter misalnya 15 atau 9 cm.
pada cawan petri dengan diameter 9 cm, cukup untuk media sebanyak 10 ml, sedangkan pada 15 cm
dapat menampung media antara 15-20 ml.

14. CORONG PISAH

Corong pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan dalam proses ekstraksi untuk
memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut yang berbeda .
Corong pemisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola. Ia mempunyai penyumbat di atasnya
dan keran di bawahnya. Corong pemisah yang digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca
borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca ataupun Teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi antara
50 mL sampai 3 L.
15. EKSIKATOR

  
Eksikator adalah sebuah wadah dari kaca tertutup yang didalamnya berisi silica gel. Fungsi eksikator
adalahuntuk mendinginkan bahan atau wadah sebelum dilakukan penimbangan serta untuk
menyimpan bahan agar tetap dalam kondisi kering.

16. KONDENSOR

Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasi bahan pendingin gas dari kompresor dengan suhu
tinggi dan tekanan tinggi. Untuk penempatanya sendiri, kondensor ditempatkan diluar ruangan yang
sedang didinginkan, agar dapat membuang panasnya keluar.
Fungsi kondensor adalah mengkondensasikan uap bekas dari turbin menjadi air kondensatemelalui
pipa-pipa pendingin agar dapat disirkulasikan kembali.

17. Labu Kjeldahl 
Labu Kjeldahl adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk seperti labu ukur namun
bagian dasarnya berbentuk bulat sempurna sehingga labu Kjeldahl tidak dapat berdiri dengan
sendirinya. Oleh karena itu, beaker glass sering digunakan sebagai penyanggah labu Kjeldahl.
Labu Kjeldahl sering digunakan pada proses destruksi protein atau analisa protein dengan
menggunakan metode Kjeldahl. Pada analisa protein ( destruksi ), sampel yang akan diuji
dimasukkan kedalam labu Kjeldahl secukupnya. Kemudian tambahkan dengan pelarut ( pada
umumnya Kalium Sulfat atau Asam Sulfat) lalu dipanaskan hingga mendidih dan berhenti berasap.
Dinginkan, lalu hubungkan dengan alat destilasi. 

18. LABU DIDIH 

Labu didih adalah alat laboratorium yang terbuat dari gelas (Glass ware) yang berbentuk seperti labu
dengan berbagai jenis leher, yaitu ada yang single neck, double neck, dan triple neck. Labu didih ada
yang bagian dasarnya berbentuk bundar (round bottom) dan ada juga yang rata (flat bottom). Labu
didih biasanya terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 ‘C. Ukurannya beragam, mulai dari
250 mL sampai 2000 mL. Fungsi labu didih (boiling flask) adalah untuk memanaskan larutan dan
menyimpan larutan.

19. PIPET TETES

Pipet tetes (drop pipette) adalah alat laboratorium yang terbuat dai mika yang diatasnya terdapat
karet penghisap untuk menhisap larutan jika dipencet. Pipet tetes berfungsi untuk membantu
memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu
setetes demi tetes.

20. TABUNG REAKSI

Tabung reaksi adalah tabung genggam yang digunakan untuk mencampur atau memanaskan
bahan-bahan kimia di laboratorium. Tabung tersebut terbuka dibagian atas dan dasar tabung yang
bulat. tabung Reaksi biasanya terbuat dari bahan kaca atau plastik. Fungsi dari tabung reaksi adalah
untuk menampung bahan-bahan kimia yang berbentuk cair (larutan).

      21. HAEMOCYTOMETER

HAEMOCYTOMETER adalah alat untuk menghitung jumlah sel eritosit, leukosit, thrombosit,


eosinofil. Isinya adalah pipet Throma dan bilik hitung.
a. PIPET THROMA LEUKOSIT DAN THROMA ERITROSIT
 Pipet Throma Leukosit berwarna putih, skala angka 0.5 – 11. Untuk pengenceran darah pada
hitung jumlah sel leukosit dan eosinofil.
 Pipet Throma Eritrosit berwarna merah, skala angka 0.5 ; 1 ; 101. Untuk mengencerkan darah
pada hitung jumlah sel eritrosit dan trombosit.
a.       KAMAR HITUNG / BILIK HITUNG

Alat untuk menghitung jumlah sel-sel darah yang diencerkan dalam volume tertentu.

22. PIPET LED (Laju Endap Darah)


Ada 2 macam pipet untuk LED :

Wintrobe alat untuk mengukur laju endap darah dengan skala yang sma dengan westergreen, tetapi
wintrobe pembacaannya kurang spesifik.

Westergreen alat untuk mengukur laju endap darah dengan skala 0 – 20 yang menggunakannya
diletakkan tegak lurus pada rak westergreen.

23. HAEMOMETER
7. Tabung HB 02 – 22% tempat untuk mengencerkan dan membaca kadar HB
8. Skala pembanding standart warna untuk membandingkan warna yang terjadi pd tabung HB
9. Batang pengaduk, untuk mengaduk supaya homogen
10. Botol berisi HCl 0.1N
11. Pipet Hemoglobin dengan skala 20 mikrometer

24. OBYEK GLASS 

Objeck glass adalah suatu alat yang terbuat dari kaca yang digunakan untuk pembuatan hapusan
darah tepi, golongan darah ataupun pemeriksaan mikroskopis.

25. DECK GLASS / COVER GLASS

Deck glass / cover glass adalah alat ini dibuat khusus untuk menutup kamar hitung saat perhitungan
jumlah sel, atau untuk menutup obyek glass pada pemeriksaan mikroskopis.
Lampiran 2
PENILAIAN PENGETAHUAN
Kisi-kisi soal

Indikator pencapaian Bentuk


Kompetensi dasar Materi Indikator Soal
kompetensi Soal
3.1. Menerapkan 3.1.1. Mengklasifikasikan jenis instrument Disajikan Essay
penyimpanan alat jenis instrument untuk pertanyaan
atau instrument untuk pemeriksaan di pemeriksaan di mengenai jenis
untuk laboratorium medik laboratorium instrument
pemeriksaan di 3.1.2. Menerapkan medik untuk
laboratorium prosedur pemeriksaan di
medik penyimpanan alat laboratorium
atau instrumen untuk medik
pemeriksaan di
laboratorium medik

CONTOH SOAL
1. Sebutkan jenis-jenis alat gelas!
2. Sebutkan alat gelas beserta fungsinya!

RUBRIK PENILAIAN TES TERTULIS


Total
No Nama Siswa Kelas Soal 1 Soal 2 Soal 3 Skor rata-rata
Skor

Total Skor
Skor rata−rata=
3∗¿ ¿
Ket : * (sesuai jumlah soal yang diujikan)
Kriteria Penilaian
Jawaban Kriteria Skor
Jawaban sesuai dengan materi yang ditanyakan Tepat 3
Jawaban sedikit menyinggung materi yang ditanyakan Kurang tepat 2
Jawaban tidak sesuai dengan dengan materi Tidak tepat 1

PENILAIAN KETERAMPILAN
Indikator pencapaian Bentuk
Kompetensi dasar Materi Indikator
kompetensi Soal
4.1. Melakukan 4.1.1. Melaksanakan jenis instrument Peserta didik Essay
penyimpanann prosedur untuk mampu
alat atau penyimpanan alat pemeriksaan di mengklasifikasi
instrument untuk atau instrumen laboratorium kan alat dan
pemeriksaan di untuk pemeriksaan medik instrument di
laboratorium di laboratorium laboratorium
medik medik medik
4.1.2. Mengontrol proses
penyimpanan alat
atau instrumen
untuk pemeriksaan
di laboratorium
medik

Contoh soal
1. Uraikan cara penggunaan pipet tetes!
2. Uraikan bagaimana penyimpanan alat gelas yang baik?

PENILAIAN KETERAMPILAN
Rubrik penskoran
Skor
No. Aspek yang dinilai
0 1 2 3
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Mengklasifikasikan instrument laboratorium
Jumlah

Rubrik penilaian praktik :


No. Indikator Rubrik
1. Menyiapkan alat dan bahan 2 : Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang diperlukan
1 : Menyiapkan sebagian alat dan bahan yang diperlukan
0 : tidak menyiapkan alat dan bahan
2. Praktik 2 : Melakukan seluruh langkah kerja dengan benar
1 : Melakukan sebagian langkah kerja
0 : tidak melakukan langkah kerja dengan benar
A
Skor rata−rata= × 100
B
Ket : A (skor perolehan), B (Skor maksimum)
PENILAIAN SIKAP
Jurnal Guru
NO HARI/TGL/ NAMA PRILAKU/ BUTIR POS/NEG TINDAK LANJUT
JAM KE KEJADIAN SIKAP

Anda mungkin juga menyukai