(RPP)
A. Kompetensi Inti
KI.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerja sama, tolerean, damai) bertanggung jawab responsif dan pro aktif dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional dan kawasan internasional.
KI.4. Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah kompleks sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja Laboratorium Dasar Kesehatan. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu
dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan
keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik
secara mandiri. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan
gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik secara mandiri.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menyimak meteri tentang pengklasifikasian instrument di laboratorium medik
peserta didik mampu memahami pengklasifikasikan instrument di laboratorium medik.
2. Melalui tanya jawab tentang materi pengklasifikasian instrument di laboratorium medik
peserta didik mampu mengklasifikasikan pengklasifikasia instrument di laboratorium
medik.
3. Dengan membaca dan berdiskusi meteri tentang pengklasifikasian instrument di
laboratorium medik peserta didik mampu menerapkan pengklasifikasian instrument di
laboratorium medik.
4. Melalui demonstrasi tentang pengklasifikasian instrument di laboratorium medik peserta
didik mampu memahami dan menerapkan pengklasifikasian instrument di laboratorium
medik dalam praktik analis kesehatan sehari-hari
D. Materi Pembelajaran
1. Keselamatan kerja
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke : 1
Langkah-langkah pembelajaran
Waktu
1. Pedahuluan
1. Absensi 10 Menit
2. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
3. Melakukan pengkondisian peserta didik
4. Menyampaikan KD yang akan dipelajari
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai sesuai dengan
KD yang dipelajari
6. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
7. Menyampaikan teknik penilaian yang digunakan
2. Kegiatan Inti
A. Orientasi Kegiatan pendahuluan untuk 65 Menit
mengetahui pengetahuan yang
relevan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik
Guru mendiskusikan atau
menginformasikan tujuan
pembelajaran
Guru memberi penjelasan atau
arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan
Guru menginformasikan materi atau
konsep yang akan digunakan dan
kegiatan yang akan dilakukan selama
pembelajaran
Guru menginformasikan kerangka
pelajaran
Memotivasi siswa
B. Fase Guru menyajikan materi
Presentasi/Demonstrasi pengklasifikasian instrument di
laboratorium medik
Pemberian contoh konsep
pengklasifikasian instrument di
laboratorium medik
Guru menjelaskan
mendemonstrasikan
pengklasifikasian instrument di
laboratorium medik
Menjelaskan ulang hal yang
dianggap sulit atau kurang
dimengerti oleh siswa
Pertemuan ke 2
Langkah-langkah pembelajaran
Waktu
1. Pedahuluan
1. Absensi 10 Menit
2. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
3. Melakukan pengkondisian peserta didik
4. Menyampaikan KD yang akan dipelajari
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai sesuai
dengan KD yang dipelajari
6. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
7. Menyampaikan teknik penilaian yang digunakan
2. Kegiatan Inti
A. Latihan Terstruktur Guru merencanakan dan 100 menit
memberikan bimbingan kepada
siswa untuk melakukan latihan-
latihan awal tentang
pengklasifikasian instrumen di
laboratorium medik
Guru memberikan penguatan
terhadap respon siswa yang benar
dan mengoreksi yang salah
B. Latihan Terbimbing Guru memberi kesempatan peserta
didik untuk berlatih konsep dan
keterampilan serta menerapkan
pengetahuan atau keterampilan
tentang pengklasifikasian
dan penyimpanan instrument di
laboratorium medik.
Guru memonitor dan memberikan
bimbingan di laboratorium.
C. Latihan Mandiri Peserta didik melakukan kegiatan
latihan secara mandiri dalam
pengawasan guru.
Guru memberikan umpan balik bagi
keberhasilan peserta didik.
3. Penutup
1. Secara bersama-sama peserta didik diminta untuk menyimpulkan 15 Menit
tentang pengklasifikasian instrument di laboratorium medik
2. Guru memberikan tugas yang berkaitan dengan materi selanjutnya
3. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari
hasil pembelajaran
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada
peserta didik untuk mempelajari materi berikutnya
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa penutup
G. Media, alat/bahan, dan sumber belajar
1. Media, alat dan bahan belajar : LCD, Laptop, Whiteboard, bahan tayang (PPT), alat
instrument laboratorium
2. Sumber belajar :
Buku Analisis dan Instrumentasi kimia (Ismail Marzuki, 2016)
Mengatahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
Selanjutnya untuk agar setiap peralatan atau instrument laboratorium medik dapat dipertahankan
kinerja optimalnya, maka perlu dilakukan pemeliharaan dan perawatan dengan baik dan
berkesinambungan. Pemeliharaan yang baik terhadap instrument laboratorium akan dapat menjaga
kelaikan peralatan dan senantiasa berfungsi optimal untuk jangka waktu yang lama.
Pemantauan dan evaluasi peralatan dilakukan dengan tujuan agar fungsi optimal senantiasa diketahui
setiap saat sebelum peralatan tersebut digunakan. Penting untuk senantiasa melakukan kalibrasi
peralatan laboratorium secara rutin dan berkala, mendokumentasikan serta mengevaluasinya secara
berkesinambungan, sehingga peralatan memiliki masa guna yang lama.
Beberapa cara pemeliharaan peralatan laboratorium medik dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Alat-alat yang terbuat dari kaca atau dari bahan yang tidak mudah mengalami korosi :
pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan deterjen. Alat yang terbuat dari Kaca
yang berlemak atau terkena noda yang sulit hilang dengan deterjen dapat dibersihkan dengan
merendamnya di dalam larutan kalium bikromat 10% dalam asam sulfat pekat. Larutan ini
dibuat dibuat dari 100 gr kalium bikromat dilarutkan ke dalam 100 ml asam sulfat pekat, lalu
dimasukkan ke dalam 1 liter air
2. Alat-alat yang bagian-bagian utamanya terbuat dari logam mudah mengalami korosi diberi
perlindungan dan perlu diperiksa secara periodik. Alat-alat logam akan lebih aman jika
diletakkan (disimpan) di tempat yang kering, tidak lembab, dan bebas dari uap yang korosif
3. Untuk alat-alat yang terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja tahan karat (stainless steel)
cukup dijaga dengan menempatkannya di tempat yang tidak terlalu lembab
4. Alat-alat yang terbuat dari karet, lateks, plastik dan silikon,ditempatkan pada suhu kamar
terlindung dari debu dan panas
5. Alat yang terbuat dari kayu dan fiber disimpan pada tempat yang kering
6. Ruang pemeliharaan / penyimpanan alat seharusnya ber-AC
7. Tersedia lemari asam untuk laboratorium yang menggunakan bahan-bahan kimia
8. Tersedia lemari tempat Alat Pelindung Diri
1. BATANG L ( L ROD )
Batang L ini biasanya disebut dengan dry glassky, dry glassky berfungsi untuk meratakan
suspensi bakteri pada saat dituang ke media . Cara kerja dari alat ini adalah dengan diratakan pada
seluruh permukaan media.
2. ERLENMEYER
Erlenmeyer berfungsi untuk :
o Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
o Tempat untuk menghomogenkan suatu zat kimia, biasanya digunakan dalam proses
titrasi.
o Menampung filtrate dari hasil destilasi
Erlenmeyer terbuat dari kaca yang bagian luarnya terdapat skala / volume. Erlenmeyer tidak hanya
memiliki 1 macam volume saja tetapi terdapat bermacam-macam volume yaitu 1000ml, 500ml,
250ml, dan ada pula yang bervolume 50ml dan 25ml.
3. BECKERGLASS
Beckerglass merupakan wadah berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas.
Beckerglass berfungsi sebagai :
o Menampung zat kimia
o Tempat untuk menghomogenkan suatu larutan
o Sebagai media untuk pemanasan suatu zat
Beckerglass memiliki volume yang bermacam-macam yaitu beckerglass 1liter, 500ml, 250ml,
200ml, 150ml, 100ml, bahkan ada pula yang berukuran 50ml.
4. GELAS UKUR
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu larutan, bentuk gelas ukur bermacam-macam
ada yang besar dan ada pula yang kecil. Gelas ukur juga memiliki skala yang bermacam-macam,
dimulai dari 10ml sampai dengan 2liter. Pembacaan volume larutan.yaitu dibaca berdasarkan
miniskusnya. Apabila yang di ukur volumenyaadalah larutan yang berwarna maka dibaca miniskus
atas, tetapi apabila yang diukur volumenya adalah larutan yang tidak berwarna maka dibaca miniskus
bawahnya.
5. KACA ARLOJI
Kaca arloji merupakan sebuah peralatan dalam laboratorium yang terbuat dari gelas kaca yang
bening berbentuk seperti piring namun mempunyai permukaan yang cekung kedalam dan tembus
pandang.
Fungsi dari kaca arloji yaitu :
o Tempat saat menimbang bahan kimia
o Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
o Untuk menahan sampel kecil untuk pengamatan dibawah mikroskop berdaya rendah
o Sebagai penutup untuk labu dan beckerglass saat pemanasan
6. BOTOL TIMBANG
Botol timbang berfungsi untuk menimbang bahan kimia terutama bahan cair dan pasta serta bahan
yang bersifat higroskopis, contohnya: NaOH dan Na2CO3. Biasanya apabila didalam timbangan
tersebut ingin mengurangi jumlahnya atau melebihkan jumlahnya dapat menggunakan pipet tetes dan
botol ini harus selalu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi penguapan pada zat kimia tertentu.
7. CORONG GELAS
Corong gelas biasanya digunakan untuk memindahkan suatu bahan/larutan dari satu tempat ke
tempat yang lain, terutama pada tempat yang bermulut kecil. Corong juga dapat digunakan untuk
tempat kertas saring pada saat kita akan ,menyaring suatu bahan.
8. SPREADER/OBJEK GLASS
Kaca tipis seperti objek glass yang digunakan dalam pembuatan preparat apus darah, salah satu ujung
nya tumpul.
9. URINOMETER
Alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (BJ) urine secara langsung. Pengukuran BJ dengan
alat ini memerlukan volume urine minimal 40 ml. Bila volume urine kurang, dapat dilakukan
pengenceran.
Hasil pemeriksaan BJ urine (urinometer) dikoreksi terhadap :
a. Suhu
Perbedaan antara suhu kamar dan suhu tera, yaitu:
Setiap kenaikan 3° C suhu kamar terhadap suhu tera, akan meningkatkan 1satuan BJ pada
akhir perhitungan.
Setiap penurunan 3° C suhu kamar terhadap suhu tera, akan menurunkan 1satuan BJ pada
akhir perhitungan.
b. Protein
Setiap kenaikan 0,4 Gram protein/100 ml urine, akan menurunkan 1satuan BJ pada akhir
perhitungan.
c. Glukosa
Setiap kenaikan 0,3 gram glukosa/100 ml urine akan menurunkan 1satuan BJ pada akhir perhitungan.
Perhitungan BJ dengan urinometer menggunakan rumus perhitungan. Rumus perhitungan BJ urine
dengan menggunakan urinometer beik pada urine yang telah diencerkan/ tidak diencerkan, dikoreksi
terhadap suhu (temperature), protein dan glukosa.
9. PIPET VOLUME
Pipet ini berbentuk panjang ramping dengan gondok atau cembungan dibagian tengahnya.
Digunakan untuk mengambil sampel dalam bentuk larutan dengan volume yang tepat seperti yang
tertera di gondok pipet tersebut.
Cara menggunakan pipet
Hisap larutan dengan bantuan alat karet penghisap (pushball) melebihi batas skala yang melingkar
Bersihkan permukaan luar ujung pipet dengan tissue kering yang bersih.
Keluarkan larutan perlahanlahan dengan ujung pipet tidak menyentuh larutan sampel awal, tepat
sampai garis melingkar dengan ketentuan miniskus bawah untuk larutan idak berwarna dan miniskus
atas untuk larutan yang berwarna.
Keluarkan sampel larutan tersebut kedalam instrument/wadah baru yang diinginkan (missal:
Erlenmeyer) dengan dialirkan tanpa meniup ujung pipet. Bila masih ada sisa diujungnya, biarkan
saja.
Merupakan pipet yang digunakan untuk mengambil sample dalam bentuk larutan dengan tepat dan
teliti. Pipet ini memiliki volume dengan skala pada bagian batangnya. Pipet ini tersedia dalam
berbagai ukuran volume misalnya 0,5 ml, 1 ml, 5 ml, dan 10 ml.
Cara pemakaian pipet:
Hisap larutan dengan pipet tersebut melebihi skala teratas pada pipet.
Bersihkan permukaan ujung pipet dengan menggunakan tissue kering yang bersih.
Tepatkan sampai skala teratas tanpa ujung pipet menyentuh sampel awal dengan miniskus bawah
untuk larutan yang tidak berwarna dan miniskus atas untuk larutan berwarna.
Keluarkan larutan ke tempat yang ditentukan sesuai dengan volume yang diinginkan, perlahanlahan.
Jika larutan dalam pipet masih tersisa kembalikan ke tempat sampel awal.
11. LABU TAKAR
Merupakan instrument yang digunakan dalam pengenceran sample. Labu takar memiliki volume
tertentu yang tertera pada instrument tersebut dengan tepat dan teliti. Sample dibaca miniskus bawah
untuk larutan tak berwarna dan miniskus atas untuk larutan berawarna pada garis melingkar yang
terdapat di bagian atas labu takar. Labu takar memiliki bermacam macam volume misalnya 5 ml, 10
ml, dll ..
Cara menggunakan labu takar:
Timbang bahan yang akan diencerkan, masukkan kedalam labu takar.
Masukkan larutan pengencer sampai sebelum garis melingkar perlahan-lahan dengan corong.
Tepatkan larutan pengencer dengan pipet tetes sampai garis batas tanpa corong, miniskus bawah
untuk larutan tidak berwarna dan miniskus atas untuk larutan yang berwarna.
Tutup dengan penutup labu takar, lalu bolak-balik untuk menghomogenkan.
12. BURET
Merupakan glassware laboratorium yang berbentuk seperti pipet panjang dengan volume tertentu,
memiliki skala mulai angka 0 pada bagian atas, dan terdapat kran pada ujung bawahnya. Alat ini
digunakan untuk meneteskan sejumlah larutan yang sangat teliti, tepat terukur, volume variable dan
biasa digunakan pada metode titrasi atau volumetri.
Kehatihatian pengukuran volume dengan buret sangat penting untuk menghindari galat
sistematik (galat/error: selisih yang ditimbulkan antara nilai sebenarnya dengan nilai yang dihasilkan
dengan metode numeric, dan mengakibatkan hasil palsu atau tidak sesungguhnya). Ketika menbaca
buret, mata harus tegak lurus dengan permukaann cairan untuk menghindari galat paralaks. Bahkan
ketebalan garis ukur juga sangat memengaruhi, bagian bawah miniskus harus menyentuh bagian atas
garis.
Miniskus: melengkungnya suatu permukaan zat cair dalam pipet kapiler. Miniskus ada 2 yaitu bawah
dan atas.
Miniskus bawah/cekung: permukaan zat cair dalam pipet kapiler melengkung kebawah karena gaya
adhesi antara molekul zat cair dan molekul wadah atau volumenya lebih besar dari gaya kohesi antar
molekul zat cair.
Miniskus atas/ cembung:permukaan zat cair dalam pipet kapiler melengkung keatas yang disebabkan
karena gaya kohesi zat cair lebih besar disbanding gaya adhesi antara zat cair dan wadah.
Buret memiliki nilai minimal pemakaian 20% dan nilai maksimal pemakaian 80% dari total volume
buret.
Jenis-jenis buret:
a. Berdasarkan ukuran:
Buret makro yaitu buret yang memiliki kapasitas 50 ml dan skala terkecilnya dapat dibaca
sampai 0,10 ml.
Buret semimikro mempunyai volume 25 ml dengan skala terkecil dapat dibaca sampai 0,050
ml.
Buret mikro mempunyai volume 10 ml skala terkecilnya 0,020 ml.
b. Berdasarkan peruntukannya
Buret asam (dengan cerat kaca)
Untuk larutan yang bersifat asam seperti HNO3, HCL, dll ..
Buret amberglass yang trbuat dari kaca gelap atau cokelat, untuk larutan yang mudah
teroksidasi oleh cahaya matahari. Cth: Iodium.
Buret universal yaitu buret yang dapat digunakan pda semua larutan, cerat ujungnya terbuat
dari polimer Teflon.
c. Berdasarkan jenis
Buret polos (tidak memiliki alat bantu)
Buret schellbach, yaiu buret yang dinding dalam bagian belakangnya dilengkapi dengan garis
biru memanjang diatas dasar putih.
Merupakan kaca berbentuk cawan, dalam sebuah cawan petri trdiri dari sepasang cawan bawah yang
ukurannya lebih kecil dari cawan penutup. Alat ini digunakan untuk kultur mikroorganisme dengan
media tertentu. Cawan petri mempunyai beberapa macam ukuran/ diameter misalnya 15 atau 9 cm.
pada cawan petri dengan diameter 9 cm, cukup untuk media sebanyak 10 ml, sedangkan pada 15 cm
dapat menampung media antara 15-20 ml.
Corong pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan dalam proses ekstraksi untuk
memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut yang berbeda .
Corong pemisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola. Ia mempunyai penyumbat di atasnya
dan keran di bawahnya. Corong pemisah yang digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca
borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca ataupun Teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi antara
50 mL sampai 3 L.
15. EKSIKATOR
Eksikator adalah sebuah wadah dari kaca tertutup yang didalamnya berisi silica gel. Fungsi eksikator
adalahuntuk mendinginkan bahan atau wadah sebelum dilakukan penimbangan serta untuk
menyimpan bahan agar tetap dalam kondisi kering.
16. KONDENSOR
Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasi bahan pendingin gas dari kompresor dengan suhu
tinggi dan tekanan tinggi. Untuk penempatanya sendiri, kondensor ditempatkan diluar ruangan yang
sedang didinginkan, agar dapat membuang panasnya keluar.
Fungsi kondensor adalah mengkondensasikan uap bekas dari turbin menjadi air kondensatemelalui
pipa-pipa pendingin agar dapat disirkulasikan kembali.
17. Labu Kjeldahl
Labu Kjeldahl adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk seperti labu ukur namun
bagian dasarnya berbentuk bulat sempurna sehingga labu Kjeldahl tidak dapat berdiri dengan
sendirinya. Oleh karena itu, beaker glass sering digunakan sebagai penyanggah labu Kjeldahl.
Labu Kjeldahl sering digunakan pada proses destruksi protein atau analisa protein dengan
menggunakan metode Kjeldahl. Pada analisa protein ( destruksi ), sampel yang akan diuji
dimasukkan kedalam labu Kjeldahl secukupnya. Kemudian tambahkan dengan pelarut ( pada
umumnya Kalium Sulfat atau Asam Sulfat) lalu dipanaskan hingga mendidih dan berhenti berasap.
Dinginkan, lalu hubungkan dengan alat destilasi.
Labu didih adalah alat laboratorium yang terbuat dari gelas (Glass ware) yang berbentuk seperti labu
dengan berbagai jenis leher, yaitu ada yang single neck, double neck, dan triple neck. Labu didih ada
yang bagian dasarnya berbentuk bundar (round bottom) dan ada juga yang rata (flat bottom). Labu
didih biasanya terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 ‘C. Ukurannya beragam, mulai dari
250 mL sampai 2000 mL. Fungsi labu didih (boiling flask) adalah untuk memanaskan larutan dan
menyimpan larutan.
Pipet tetes (drop pipette) adalah alat laboratorium yang terbuat dai mika yang diatasnya terdapat
karet penghisap untuk menhisap larutan jika dipencet. Pipet tetes berfungsi untuk membantu
memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu
setetes demi tetes.
Tabung reaksi adalah tabung genggam yang digunakan untuk mencampur atau memanaskan
bahan-bahan kimia di laboratorium. Tabung tersebut terbuka dibagian atas dan dasar tabung yang
bulat. tabung Reaksi biasanya terbuat dari bahan kaca atau plastik. Fungsi dari tabung reaksi adalah
untuk menampung bahan-bahan kimia yang berbentuk cair (larutan).
21. HAEMOCYTOMETER
Alat untuk menghitung jumlah sel-sel darah yang diencerkan dalam volume tertentu.
Wintrobe alat untuk mengukur laju endap darah dengan skala yang sma dengan westergreen, tetapi
wintrobe pembacaannya kurang spesifik.
Westergreen alat untuk mengukur laju endap darah dengan skala 0 – 20 yang menggunakannya
diletakkan tegak lurus pada rak westergreen.
23. HAEMOMETER
7. Tabung HB 02 – 22% tempat untuk mengencerkan dan membaca kadar HB
8. Skala pembanding standart warna untuk membandingkan warna yang terjadi pd tabung HB
9. Batang pengaduk, untuk mengaduk supaya homogen
10. Botol berisi HCl 0.1N
11. Pipet Hemoglobin dengan skala 20 mikrometer
Objeck glass adalah suatu alat yang terbuat dari kaca yang digunakan untuk pembuatan hapusan
darah tepi, golongan darah ataupun pemeriksaan mikroskopis.
Deck glass / cover glass adalah alat ini dibuat khusus untuk menutup kamar hitung saat perhitungan
jumlah sel, atau untuk menutup obyek glass pada pemeriksaan mikroskopis.
Lampiran 2
PENILAIAN PENGETAHUAN
Kisi-kisi soal
CONTOH SOAL
1. Sebutkan jenis-jenis alat gelas!
2. Sebutkan alat gelas beserta fungsinya!
Total Skor
Skor rata−rata=
3∗¿ ¿
Ket : * (sesuai jumlah soal yang diujikan)
Kriteria Penilaian
Jawaban Kriteria Skor
Jawaban sesuai dengan materi yang ditanyakan Tepat 3
Jawaban sedikit menyinggung materi yang ditanyakan Kurang tepat 2
Jawaban tidak sesuai dengan dengan materi Tidak tepat 1
PENILAIAN KETERAMPILAN
Indikator pencapaian Bentuk
Kompetensi dasar Materi Indikator
kompetensi Soal
4.1. Melakukan 4.1.1. Melaksanakan jenis instrument Peserta didik Essay
penyimpanann prosedur untuk mampu
alat atau penyimpanan alat pemeriksaan di mengklasifikasi
instrument untuk atau instrumen laboratorium kan alat dan
pemeriksaan di untuk pemeriksaan medik instrument di
laboratorium di laboratorium laboratorium
medik medik medik
4.1.2. Mengontrol proses
penyimpanan alat
atau instrumen
untuk pemeriksaan
di laboratorium
medik
Contoh soal
1. Uraikan cara penggunaan pipet tetes!
2. Uraikan bagaimana penyimpanan alat gelas yang baik?
PENILAIAN KETERAMPILAN
Rubrik penskoran
Skor
No. Aspek yang dinilai
0 1 2 3
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Mengklasifikasikan instrument laboratorium
Jumlah