Anda di halaman 1dari 18

PERAN DAN FUNGSI BERMAIN DALAM PERKEMBANGAN

BERDASARKAN PERIODE ANAK SEKOLAH DAN REMAJA

Disusun oleh:
Kelompok 1

EFI AFRIANTI NPM: 215120010


EKA APRILIANI NPM: 215120064
MIKAELA D. FRISTALIA NPM: 215120003
REZA DIANDINI NPM: 215100055
• Bermain merupakan kegiatan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, emosi,
intelektual, dan spiritual anak sekolah dasar. Dengan bermain anak dapat mengenal lingkungan,
berinteraksi, serta mengembangkan emosi dan imajinasi dengan baik.

• Kita semua gemar bermain terutama saat kita masih kanak-kanak dan pada dasarnya anak-anak baik
anak usia sekolah maupun usia remaja gemar bermain, bergerak, bernyanyi dan menari, baik
dilakukan sendiri maupun berkelompok. Bermain adalah kegiatan untuk bersenang-senang yang
terjadi secara alamiah. Anak tidak merasa terpaksa untuk bermain, tetapi mereka akan memperoleh
kesenangan, kanikmatan, informasi, pengetahuan, imajinasi, dan motivasi bersosialisasi.
KONSEP BERMAIN

Istilah bermain berasal dari kata dasar main yang mendapat imbuhan ber-an. Dalam kamus
besar Indonesia, main adalah berbuat sesuatu yang menyenangkan hati dengan menggunakan
alat atau tidak.

• Menurut Musbikin (2010: 86) bermain adalah “suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

• Menurut Dwijawiyata (2013: 7) ada beberapa pendapat mengenai bermain ,yaitu : “(a) bermain
berarti bergerak sambil bersenang-senang (b) bermain berarti melakukan hal yang diingini
,yang melibatkan perasaan senang maupun tegang, namun dilakukan hanya pada waktu dan
tempat tertentu, sambil menyadari bahwa tindakan tersebut berbeda dengan kehidupan biasa (c)
bermain berarti belajar menyuaikan diri dengan lingkungan , menggunakan dengan benda –
benda disekitarnya, dan dilakukan bersama dengan orang - orang di sekelilingnya”
KARAKTERISTIK BERMAIN
menurut Sujiono (2009: 146) mengemukakan karakteristik bermain sebagai berikut:

a. Bermain muncul dari dalam diri anak

b. Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat, kegiatan untuk dinikmati

c. Bermain adalah aktivitas nyata atau sesungguhnya

d. Bermain harus difokuskan pada proses daripada hasil

e. Bermain harus didominasi oleh pemain

f. Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain


JENIS BERMAIN

Berdasarkan sifat bermainnya:


1. Bermain Aktif
2. Bermain Pasif (cenderung diam/statis)
Tahapan Perkembangan Bermain
Pada umumnya para ahli membedakan kegiatan bermain tanpa secara jelas mengemukakan
bahwa suatu jenis kegiatan bermain lebih tinggi tingkatan perkembangannya dibandingkan
dengan jenis kegiatan lainnya. Para ahli itu antara lain :

Jean Piaget Hurlock Adapun menurut tingkatan-tingkatan atau


tahap-tahap bermain yang lainnya

1.Tahap manipulatif
1.Permainan sensori motro 1.Tahapan penjelajahan
(yaitu usia kurang lebih (Exploratory Stage) 2.Tahap simbolis
¾ bulan – ½ bulan)
2.Tahapan Mainan (Toy 3.Tahap eksplorasi
2.Permainan simbolik (± 2- Stage)
7 tahun) 4.Tahap eksperimen
3.Tahap bermain (Play
3.Permainan sosial yang Stage) 5.Tahap dapat dikenal
memiliki aturan (± 8-11
tahun) 4.Tahapan Melamun (Day
Dream Stage)
4.Permainan yang memiliki
aturan dan olah raga (11
tahun keatas)
Manfaat Bermain
Menurut Suryana (2013: 141-142) ada beberapa manfaat bermain, yaitu:

1) Dapat memperkuat dan mengembangkan otot dan koordinasinya melalui gerak, melatih motorik halus, motorik
kasar, dan keseimbangan, karena ketika bermain fisik anak juga belajar memahami bagaimana kerja tubuhnya
2) Dapat mengembangkan keterampilan emosinya, rasa percaya diri pada orang lain, kemandirian dan keberanian
untuk berinisiatif, karena saat bermain anak sering bermain purapura menjadi orang lain, binatang, atau karakter
orang lain. anak juga belajar melihat dari sisi orang lain (empati)
3) Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya, karena melalui bermain anak seringkali melakukan
eksplorasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya sebagai wujud dari rasa keingintahuannya
4) Dapat mengembangkan kemandiriannya dan menjadi dirinya sendiri, karena melalui bermain anak selalu
bertanya, meneliti lingkungan, belajar mengambil keputusan, berlatih peran sosial sehingga anak menyadari
kemampuan dan kelebihannya”
Pengaruh Permainan Pada Perkembangan Anak

Bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak

Bermain dapat digunakan sebagai terapi

Bermain dapat mempengaruhi pengetahuan anak

Bermain mempengaruhi perkembangan kreativitas anak

Bermain dapat mengembangkan tingkah laku social anak

Bermain dapat mempengaruhi nilai moral anak


Bentuk - Bentuk Permainan

a. Permainan Eksplorasi
b. Permainan Energik
c. Permainan Kemahiran
d. Permainan Sosial
e. Permainan Imajinatif
f. Permainan Puzzle
A. KONSEP ANAK USIA SEKOLAH

Pengertian Anak Usia Sekolah


Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya
sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai
bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua
mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak
memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada
kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.
Tahap Anak SD

Tahap usia ini disebut juga sebagai usia kelompok (gangage), di mana anak mulai
mengalihkan perhatian dan hubungan intim dalam keluarga kerjasama antara teman
dan sikap-sikap terhadap kerja atau belajar (Gunarsa, 2006).

Dengan memasuki SD salah satu hal penting yang perlu dimiliki anak dalam
kematangan sekolah, tidak saja meliputi kecerdasan dan ketrampilan motorik, bahasa,
tetapi juga hal lain seperti dapat menerima otoritas tokoh lain di luar orang tuanya,
kesadaran akan tugas, patuh pada peraturan dan dapat mengendalikan emosi-emosinya
(Gunarsa, 2006).
Macam – macam Ketrampilan yang Perlu dimiliki Pada Anak Usia SD

• Ketrampilan menolong diri sendiri (self-help skills)

• Ketrampilan bantuan sosial (social-help skills)

• Ketrampilan sekolah ( school-skills)

• Ketrampilan bermain (play- skills)


CIRI – CIRI ANAK SEKOLAH DASAR

Menurut Hurlock (2002), orang tua, pendidik, dan ahli psikologis memberikan
berbagai label kepada periode ini dan label-label itu mencerminkan ciri-ciri
penting dari periode anak usia sekolah, yaitu sebagai berikut:

a. Masa yang menyulitkan


b. Masa anak tidak rapi
1. Tugas Perkembangan anak Sekolah Dasar
menurut Havighurst dalam Hurlock (2002) adalah sebagai berikut :

a. Mempelajari ketrampilan fisik yang dipelukan untuh permainan-permaianan yang umum


b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh
c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-lembaga
i. Mencapai kebebasan pribadi
KONSEP ANAK USIA REMAJA
Pengertian Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa Latin adolescene berarti to grow atau to grow maturity (Golinko,
1984, Rice, 1990 dalam Jahja, 2011)

DeBrun mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dan dewasa.

Menurut Papalia dan Olds, 4 masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-
kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia
akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahun.
Ciri-ciri Remaja
remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelumnya dan
sesudahnya. Masa remaja ini, selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun
orangtuanya. Menurut Sidik Jatmika,8 kesulitan itu berangkat dari fenomena remaja sendiri
dengan beberapa perilaku khusus; yakni:

1. Remaja mulai menyampaikan kebebasannya dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
2. Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya daripada ketika mereka masih kanak-kanak.
3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun seksualitasnya.
4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri (over confidence) dan ini bersama-sama dengan emosinya
yang biasanya meningkat, mengakibatkan sulit menerima nasihat dan pengarahan orangtua.
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bermain merupakan salah
satu Hak Asasi Manusia, begitu juga pada anak usia sekolah dan remaja ini. Bahwa
anak pada usia sekolah dan remaja pun adalah makhluk yang aktif dan dinamis.
Kebutuhan jasmani dan rohani anak yang mendasar sebagian besar dipenuhi oleh
bermain, baik bermain sendiri maupun bermain bersama-sama. Jadi bermain itu
merupakan kebutuhan anak. Ada banyak manfaat yang didapatkan dari kegiatan
bermain, salah satunya adalah pengembangan kreatifitas bermain dalam bentuk
apapun, baik aktif maupun pasif, baik dengan alat maupun tanpa alat dapat
menunjang kreativitas anak dalam berbagai taraf.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai