Anda di halaman 1dari 16

Indikator Mutu Di Sarana

Pelayanan Kesehatan
Dosen Pembimbing:
Drg. Nining Handayani, Sp.Pros, MM

KELOMPOK V
Ketua : dr. Radityo Prasetyo Asmoro
Sekretaris : Yemima Dwika Divinadia
Anggota :
dr. Anetta Lesmana
dr. Hadian Widyatmojo, Sp.PK
dr. Muhammad Qaisha Arbey
PENDAHULUAN
• Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila
indikator pelayanan mencapai atau melampaui
suatu standar tertentu.

• Pencapaian tersebut diukur dengan indikator.

Indikator merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan indikasi-
indikasi terjadinya perubahan tertentu.

Di Indonesia, penetapan indikator diatur dalam Peraturan Menteri


Kesehatan No. 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Rumah Sakit.
Indikator Mutu
• Merupakan pengukuran kuantitatif yang menyediakan informasi tentang efektifitas, keselamatan
dengan melibatkan publik sebagai fokus pelayanan.
• Indikator mutu selalu merupakan pengukuran kuantitatif atau semi kuantitatif yang memiliki
numerator (pembilang) dan denominator (penyebut / pembagi).

Denominator adalah populasi tertentu.


Numerator adalah kelompok dalam populasi yang memiliki karakteristik
tertentu.

Indikator mutu harus memuat:


1. Tujuan mutu, yaitu pernyataan yang jelas tentang tujuan atau sasaran yang dimaksud.
Contoh: Tingkat kematian pasien rawat inap dengan pneumonia harus serendah mungkin.
2. Konsep pengukuran, yaitu metode tertentu untuk pengumpulan data dan penghitungan indikator.
Contoh: Proporsi pasien rawat inap dengan diagnosis primer pneumonia yang meninggal
selama perawatan.
3. Konsep penilaian, yaitu uraian tentang bagaimana suatu ukuran diharapkan dapat digunakan untuk menilai
kualitas.
Contoh: Jika kematian pasien rawat inap di bawah 10%, ini dianggap kualitas yang baik
Hal yang perlu diperhatikan untuk merancang indikator:

1. DIMENSI MUTU (WHO)


1. Efektif / Effective → Pelayanan kesehatan yang berhasil dalam meningkatkan
kesehatan individu atau komunitas berdasarkan kebutuhan.
2. Efisiensi / Efficient → Pelayanan kesehatan yang memaksimalkan sumber
daya dan menghindari pemborosan.
3. Mudah diakses / Accessible → Pelayanan kesehatan yang tepat waktu, wajar
secara geografis, dan disediakan keterampilan juga sumber daya yang tepat
untuk memenuhi kebutuhan.
4. Diterima / Accepted (Patient-centred) → Pelayanan kesehatan yang
mempertimbangkan pilihan dan aspirasi individu pengguna layanan dan
budaya komunitasnya.
5. Tidak berpihak / Equity → Pelayanan kesehatan yang tidak berbeda dalam
kualitas karena karakteristik personal seperti gender, ras, etnis, lokasi
geografis, dan status sosio ekonomi.
6. Aman / Safe → Pelayanan kesehatan yang meminimalisasi resiko dan harm.
2. CARA PENGUMPULAN DATA
Cara pengumpulan data berkaitan erat dengan tujuan indikator.
Contoh:
Indikator kejadian infeksi pascaoperasi pada standar pelayanan minimal
rawat inap.

Numerator adalah jumlah pasien yang mengalami infeksi dalam satu bulan.
Denominator adalah jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan.

3. STRATEGI ANALISIS DATA


Analisis dibuat menggunakan grafik indikator yang
berbanding antara waktu dan penjelasan mengenai analisis
penyebab.

Namun sebelum melakukan analisis, perlu dilakukan


pemilihan uji statistik yang sesuai.
INDIKATOR MUTU
PELAYANAN DI
PUSKESMAS
Jenis-jenis Indikator Mutu
Pelayanan Puskesmas
1.Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan (t.u. Pada FKTP):

a. Mewujudkan ketepatan alokasi anggaran → sbg pemenuhan sarana prasarana & alat kesehatan
yang sesuai standar.
b. Optimalisasi fungsi FKTP, tiap kecamatan memiliki min. 1 Puskesmas yang memenuhi standar.
Mewujudkan inovasi pelayanan dengan flying health care, telemedicine, rumah sakit pratama, dll.
c. Mewujudkan dukungan regulasi melalui penyusun kebijakan & NSPK FKTP.
d. Mewujudkan kolaborasi pendidikan tenaga kesehatan mll penguatan konsep dan kompetensi
Dokter Layanan Primer (DLP) serta nakes strategis.
e. Mewujudkan penguatan mutu advokasi, pembinaan, dan pengawasan ke PemDa untuk
penguatan manajemen Puskesmas oleh Dinkes Kabupaten/Kota.
f. Mewujudkan sistem manajemen kinerja FKTP mll instrumen penilaian kinerja.
(lanj...)
2. Data Dasar Puskesmas
Hal yang berkaitan yang perlu dinilai adalah kondisi bangunan puskesmas dan sarananya, kondisi
jaringan puskesmas, dan tenaga di puskesmas.

Data dasar yang disajikan adalah:


• Publikasi berupa kode, nama, alamat, dan titik • Jumlah tempat tidur
koordinat puskesmas • Tenaga yang ada di puskesmas
.
• Pelayanan Obstetri Neonatus Essential Dasar • Sumber air
(PONED) • Sumber listrik
• Kemampuan penyelenggaraan • Kondisi jalan menuju puskesmas
• Wilayah kerja • Jumlah dan kondisi ambulans
• Letak administrasi • Jumlah dan kondisi sepeda motor
• Karakteristik wilayah kerja
• Jumlah dan kondisi puskesmas keliling
• Jumlah dan kondisi puskesmas pembantu
• Kondisi bangunan puskesmas
• Jumlah polindes/poskesdes, poskestren, desa siaga
• Jumlah dan kondisi rumah medis dan posyandu
Pengukuran Indikator Mutu di Puskesmas

1.Program Pembinaan Upaya Kesehatan


2.Analisis Situasi
Mengumpulkan data kinerja Puskesmas, mencakup:
1. Data dasar
2. Data UKM Esensial
3. Data UKM Pengembangan
4. Data UKP
5. Data Keperawatan Kesehatan Masyarakat, data laboratorium, dan data kefarmasian.
6. Penilaian kondisi keluarga diwilayah kerja
3. Sumber informasi dan periodisasi
a. Bersumber dari Dinas Kesehatan Provinsi di seluruh Indonesia
b. Periodisasi dan Waktu Penyampaian Updating data dasar puskesmas dilakukan setiap saat dan
dikirimkan ke Kementerian Kesehatan (Pusdatin).
c. Dari jumlah ketenagaan
d. Dari tenaga kesehatan
INDIKATOR
MUTU
PELAYANAN
DI RUMAH SAKIT
INDIKATOR KINERJA RUMAH SAKIT
Kriteria indikator untuk mengukur kinerja rumah sakit, yaitu :
1. Input : mengukur bahan/ alat/ sistem prosedur/ orang yang memberikan pelayanan.
Misalnya : dokter, perlengkapan alat, prosedur tetap.
2. Proses: mengukur perubahan pada saat pelayanan.
Misalnya ; kecepatan dan ketepatan pelayanan, keramahan pelayanan.
3. Output: menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai.
Misalnya ; jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, jumlah pasien yang
sembuh.
4. Outcome: menjadi tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil pelayanan.
5. Benefit: tolok ukur dari keuntungan yang diproleh pihak rumah sakit maupun
penerima pelayanan atau pasien.
Misalnya: biaya pelayanan yang lebih murah, peningkatan pendapatan rumah sakit.
6. Impact: tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas.
Misalnya: angka kematian ibu yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan.
• SPM (Standar Pelayanan Minimal) merupakan tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

• SPM RS adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah
yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal dan juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak
ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum (Rumah Sakit) kepada
masyarakat (Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI, 2008).

Indikator berbasis rumah sakit yang banyak digunakan a.l:


• Domain infeksi
• Keamanan
• Kualitas
• Kematian dalam setting rawat inap dan pelayanan unit
gawat darurat.

Kinerja pelayanan diukur dengan 13 indikator:


1. Bed Occupancy Rate (BOR) : 75-85% 7) Anasthesia Death Rate (ADR) : 1/5000
2. Turn Over Interval (TOI) : 1-3 hari
8) Post Operation Death Rate (PODR) : <1%
3. Bed Turn Over (BTO) : 5-45 hari
9) Post Operative Infection Rate (POIR) : <1%
4. Average Length of Stay (ALOS) : 7-10 hari
5. Gross Date Rate (GDR) : <3% 10) Normal Tissue Removal Rate (NTRR) : <10%
6. Net Date Rate (NDR) ) : <2,5% 11) Maternal Death Rate (MDR) : <0,25%
12) Neonatal Death Rate (NDR): <2%
13) Angka Infeksi Nosokomial (AIN) : 1-2%
a. Bed Occupancy Rate (BOR)
Persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.

Jumlah Hari Perawatan RS dalam waktu tertentu


× 100
Jumlah Tempat Tidur × Jumlah Hari dalam satuan waktu tertentu

b. Average Length of Stay (ALOS)


Rata-rata lamanya perawatan seorang pasien.
Jumlah Hari Perawatan Pasien Keluar RS
Jumlah Pasien Keluar RS (Hidup + Mati)

c. Bed Turn Over (BTO)


Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam satu satuan waktu (biasanya pertahun) tempat tidur
Rumah Sakit.
Jumlah Pasien Keluar RS (Hidup atau Mati)
Jumlah Tempat Tidur

g. Net Infection Rate


d. TOI (Turn Over Interval)
Angka infeksi yang didapat dari rumah sakit yang terjadi pada pasien yang dirawat selama 72 jam
Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat ke saat sampai terisi berikutnya.
dan pasien tersebut tidak menunjukkan tanda dan gejala infeksi pada saat masuk rumah sakit.
Jumlah Tempat Tidur × Hari − Hari Perawatan RS
Total Penderita Infeksi yang didapat RS dalam periode tertentu
Jumlah Pasien Keluar RS (Hidup + Mati) × 100 %
Jumlah Pasien Keluar RS hidup atau mati dalam periode yang sama
e. NDR (Net Death Rate)
Angka kematian diatas 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 100 penderita keluar Rumah Sakit. h. Anasthesia DeathRate
Jumlah Pasien Mati diatas 48 jam dirawat Angka kematian anastesi pasien karena overdosis dan reaksi anastesi tersebut.
× 100 %
Jumlah Pasien RS − Kematian dibawah 48 jam Total Kematian Anasthesia dalam periode tertentu
Total pasien yang mendapatkan Anasthesia dalam periode yang sama
f. GDR (Gross Death Rate)
Angka kematian umum penderita keluar dari RS
Jumlah Pasien Mati seluruhnya dirawat
× 100 %
Jumlah Pasien Keluar RS (Hidup + Mati)
i. Post Operation Death Rate
Angka kematian pasca bedah operasi.
Total Kematian dalam 10 kali operasi dalam periode tertentu
× 100 %
Total pasien yang dioperasi dalam periode yang sama

j. Normal Tissue Removal Rate


Angka jaringan kanker yang diangkat.
Total Normal Tissue ang diangkat
× 100 %
Total Tissue yang diperiksa

k. Maternal Death Rate


Angka kematian ibu melahirkan.
Jumlah Pasien Kebidanan yang meninggal dalam periode tertent
× 100 % o. Out Patient Rate
Jumlah Pasien Kebidanan yang keluar Hidup + Mati
Angka rata-rata kunjungan pasien dalam RS.
l. Fetal Death Rate Total Kunjungan (Baru + Lama)
× 100 /𝑚𝑖𝑙
Jumlah Pasien Keluar RS (Hidup + Mati)
Jumlah Kematian bayi kurangdari 20 minggu.
Jumlah Kematian bayi uk. < 20 minggu
× 100 % p. Emergency Out Rate Patient
Jumlah semua kelahiran dalam periode tertentu
Angka rata- rata kunjungan pasien gawat darurat di RS.
m. Contact Rate (5mil) Total kunjungan pasien gawat darurat
× 100 %
Angka rata–rata pasien yang keluar dari RS. Jumlah Populasi
Jumlah Pasien Keluar RS Hidup + Mati
× 100 %
Jumlah Populasi

n. Hospitalization Rate
Angka rata-rata pasien yang dirawat di RS.
Angka hari rawat
× 100 %
Jumlah Populasi
Terima Kasih !
Kelompok 5

Zoom Meeting

Anda mungkin juga menyukai