Anda di halaman 1dari 130

MATA KULIAH

BAHASA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
IKIP PGRI SAMARINDA
Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Masyni, M.Pd
TUJUAN UMUM DAN KHUSUS
KULIAH BAHASA INDONESIA
TUJUAN UMUM
Agar para mahasiswa memiliki sikap bahasa yang positif
terhadap bahasa Indonesia

TUJUAN KHUSUS
Agar para mahasiswa terampil menggunakan Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar secara lisan dan terutama
secara tertulis
PERKEMBANGAN BAHASA
INDONESIA
DAN PETUNJUK PERKEMBANGAN
1. BAHASA INDONESIA BERASAL DARI BAHASA MELAYU
a. Lingua franca (komunikasi antarsuku)
b. Alat komunikasi perdagangang tempo dulu

2. KAPAN BAHASA MELAYU MULAI DIJADIKAN ALAT KOMUNIKASI:


c. Prasasti Kedukan Bukit di Palembang tahun 683
d. Prasasti Talang Tuo di Palembang tahun 684
e. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat tahun 686
f. Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi tahun 688
g. Prasasti Gandasuli di Jateng tahun 832
h. Prasasti Bogor tahun 942
PERESMIAN NAMA BAHASA
INDONESIA

TANGGAL 28 Oktober 1928


(Sumpah Pemuda)
ALASAN BAHASA MELAYU DIANGKAT
SEBAGAI BAHASA INDONESIA
1. Bahasa melayu merupakan lingua franca di Indonesia,
bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari
karena dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan
bahasa
3. Suku Jawa, suku Sunda dan suku-suku yang lain
dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk
dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti luas.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

1. Bahasa Nasional
Tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda
1928 fungsi sebagai bahasa nasional:
a. Lambang kebanggaan bangsa.
b. Lambang identitas nasional.
c. Alat penghubung antarwarga.
d. Alat penyatuan suku bangsa.
Lanjutan…
2. Sebagai bahasa Negara
Tercantum di dalam UUD 1945 Bab XV, pasal
36) fungsi sebagai bahasa negara:
a. Bahasa resmi kenegaraan.
b. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan.
c. Alat perhubungan perencanaan dan pelaksaan
pembangunan.
d. Alat pengembangan kebudayaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
RAGAM BAHASA INDONESIA
1. TULIS
* Terikat struktur dan ejaan.
* Ragam tulis lebih pada pengembangan.
akademik dan ilmiah

2. LISAN (Retorika)
* Menghendaki orang lain sebagai lawan bicara
* Membutuhkan mimik, gerak, pandangan,
dan intonasi

3. BAKU
* Ditulis untuk kepentingan komunikasi tulis.
* Diakui sebagai bahasa resmi (KBBI)
CABANG ILMU BAHASA
 FONOLOGI : Berkaitan dengan bunyi bahasa

 MORFOLOGI : Berkaitan dengan pembentukan kata

 SINTAKSIS : Berkaitan dengan penyusunan kalimat

 SEMANTIK : Berkaitan dengan pemahaman dan


pengembangan makna
PERTEMUAN KE-2:
TANDA BACA
A. Tanda Titik (.)
1. Mengakhiri kalimat
2. dipakai di belakang angka/ huruf dalam satu bagian,
contoh: (A.), (1.)
3. Memisahkan angka jam, menit, dan detik
contoh: 13.15.25
4. Menulis daftar pustaka
contoh: Hirata, Andrea. 2006. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang.
5. Menulis bilangan ribuan dan kelipatannya
contoh: 3.000.000
6. Menulis gelar akademik/nonakademik
contoh: (S.E.), (S.H.), (S.Pd.), (Dr.), (Prof.), (Hj.)
7. Menulis singkatan
contoh: (No.), (Yth.), (Jend.), (s.d.)
B. Tanda Koma (,)
1. Menulis rincian atau pembilangan
Cth: - Kami membutuhkan air, makanan, pakaian, dan tempat singgah.
- Merah, biru, kuning, ataupun putih merupakan warna dasar.

2. Dipakai di belakang kata penghubung antarkalimat


cth: (Jadi, …), (Oleh karena itu,…), (Dengan demikian,…)

3. Memisahkan petikan kalimat langsung


cth: Mereka berkata, “ Kami membutuhkan bantuan media.”

4. Memisahkan nama, alamat, dan tempat tinggal


cth: Jaka Permana, Jalan Merdeka, Jakarta

5. Memisahkan kata ekspresi atau emosi


cth: (Amboi,…), (Wah, …), (Astaga, …)
6. Memisahkan nama dan gelar
cth: (Faizal Akbar, S.H.), (Erni Fitria, S.E.), (Permana, S.Si.)

7. Menulisakan angka/ bilangan pecahan persepuluhan


cth: (13,5), (10,5)

8. Menulis keterangan tambahan


cth: Di sekolah kami, misalnya, masih banyak siswa yang sakit.

9. Memisahkan anak kalimat dan induk kalimat jika anak kalimat berada di
depan
cth: Ketika hujan deras, semua buruh berteduh di tepi bangunan.

10. Memisahkan antara bagian-bagian nama dalam daftar pustaka dan


catatan kaki
cth: (Ismail, Taufik. …), (Yogyakarta: Bentang. 2006), halm. 3
D. Tanda titik dua (:)
1. Memisahkan kata umum dan khusus
cth: Kami membawa alat tulis: pensil, penggaris, dan pena.

2. Menulis data
cth: hari, tanggal: Senin, 21 Maret 2011
tempat : Lab. Bahasa

3. Menulis naskah dialog/ drama


cth: Surya : “Wah, indah sekali pantai ini!”
Reza : “Di sini juga tempat penjualan ikan.”

4. Memisahkan surat dan ayat, tahun dan hal. (dalam kutipan)


cth: Yusuf: 15, (2006: 12), (Nurdiansyah,2011: 35)
E. Tanda titik koma (;)
1. memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan
setara
cth: Hari sudah hampir pagi; tugas ini belum
selesai.
2. mengganti kata penghubung antarkalimat
majemuk setara
cth: Mereka mengerjakan tugas di kelas;
kami mencari bahan materi di perpustakaan.
E. Tanda hubung (-)
F. Menyambung kata dasar yang terpisah karena pergantian garis
cth: Tima SAR sedang mencari kor-
ban bencana tsunami.
2. Memisahkan imbuhan dan kota
cth: se-Jawa, se-Bali, se-Indonesia
3. Memisahkan (singkatan, kata asing dan imbuhan)
cth: KTP-nya, di-smash
4. Memisahkan imbuhan dan angka
Cth: ke-17, 90-an
5. Memperjelas pemenggalan bagian-bagian kata
Cth: dua puluh lima-ribuan (20 5000)
anak-istri saya (anak dan istri saya)
6. Menulis kata ulang
Cth: makan-makan, jalan-jalan
G. Tanda pisah (- )
1. Menyatakan sampai
cth: Jogja–Solo, 2010–2011

2. Membatasi penyisipan kata atau kalimat


yang memberi penjelasan di luar kalimat
cth: Kesuksesan itu –mereka yakin– akan
dapat diraih.
H. Tanda kurung (…)
1. mengapit tanda keterangan atau penjelasan singkatan
cth: DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)

2. membuat perincian
cth: Faktor pendidikan menyangkut masalah
(a) sarana, (b) pendidik, dan (c) peserta didik

3. mengapit keterangan atau penjelasan


cth: Keterangan itu (lihat Tabel 13) menunjukkan
faktor prestasi anak di pengaruhi oleh motivasi
I. Tanda petik (“…”)
1. mengapit petikan langsung
cth: “Kami sudah menunggu,” kata Rini, “Ya, tunggu sebentar!”

2. mengapit judul
cth: Kami sudah menonton “Sang Pemimpi”.
Kalian sudah membaca buku “Pedoman Umum EYD”?

3. mengapit istilah atau kata yang mempunyai arti khusus


cth: Ia sedang “sakau” hingga pingsan.

4. mengapit julukan
cth: Ia disebut sebagai pendekar “Si Pitung” dari Betawi.
J. Tanda garis miring (/)
1. Menulis nomor surat pada surat resmi
cth: No. :3/UR/007/03/2011
2. Mengganti kata dan, atau, atau tiap
cth: mahasiswa/mahasiswi, Bapak/Ibu
Rp 500,00/lembar
PERTEMUAN KE-3:
HURUF, HURUF KAPITAL, DAN HURUF
A. Huruf
1. Huruf Vokal : a, i, u, e, o
2. Huruf Konsonan: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z
3. Huruf Diftong:
a. ai, au, oi (diftong huruf vokal)
di awal : aula, ain
di tengah : syaitan, saudara, boikot
di akhir : pandai, harimau, amboi
b. kh, ng, ny, sy (diftong huruf konsonan)
di awal : khusus, ngilu, nyata, syarat
di tengah : akhir, bangun, hanyut, isyarat
di akhir : tarikh, senang
B. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan pada kata dasar
a. jika ada vokal berurutan
cth: au-la, sau-dara,
b. jika ada huruf vokal dan konsonan di tengah
cth: ba-pak, de-ngan, mu-ta-khir

c. jika ada dua huruf konsonan yang beruntun


cth: man-di, som-bong, bang-sa
d. jika ada tiga atau lebih konsonan
cth: in-stru-men, in-fra, bang-krut, ikh-las
Lanjutan…
2. Pemenggalan kata berimbuhan
cth: minum-an, mem-bawa, ambil-lah
catatan:
1. imbuhan –i tidak dipenggal (mak-nai)
2. pemenggalan imbuhan sisipan dipisah (te-
lun-juk, ge-ri-gi, ge-me-tar)

3. Jika satu kata terdiri dari satu unsur atau lebih


(foto-grafi: fo-to-gra-fi, introspeksi: in-tro-spek-si)
C. Huruf Kapital atau Huruf Besar
1. Dipakai pada huruf pertama awal kalimat
cth: Kami tertidur.

2. Dipakai pada huruf pertama petikan langsung


cth: Ibu bertanya, “Kapan kamu pulang?”

3. Penulisan nama Tuhan, nabi, agama dan kitab suci


cth: Allah, Isa, Budha, Al-Quran

4. Menulis gelar kehormatan


cth: Sri Sultan Hamengku Buwono, Haji Ahmad Yusuf

5. Menulis nama jabatan (jika diikuti nama orang dan tempat menjabat)
Cth: Presiden Indonesia, Gubernur Sulawesi Selatan
Lanjutan…
6. Menulis nama orang
cth: Usman Hanafi

7. Menulis nama suku, negara, dan bahasa


cth: suku Dayak, negara Indonesia, bahasa Mandarin

8. Menulis nama hari, bulan, tahun


cth: Senin, Maret, Masehi

9. Menulis nama letak geografi (jika diikuti nama tempatnya)


cth: Danau Toba, Selat Sunda, Jalan Proklamasi

10.Menulis nama negara, unsur pemerintahan, dan dokumen


Cth: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Keputusan Presiden
Lanjutan…
11.Menulis nama instansi/ surat kabar
cth: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kedaulatan Rakyat

12.Menulis judul (buku, film, lagu, dll)


cth: Bom buku “Yahudi Militan”

13.Menulis nama gelar akademik


cth: Prof., Dr., S.H.

14.Menulis kata sapaan (hubungan akrab)


cth: Bapak, Ibu, Saudara, Anda, Paman, Nenek

15.Menulis singkatan
cth: KPK, BNN
Singkatan dan Akronim
1. Singkatan (gelar, instansi, umum, lambang)
cth: (S.H.), (PT), ((s.d.), (d.a.), (dsb.), (Yth.), (dst.)), (H2O)

2. Akronim: gabungan deret huruf awal yang dapat dibaca seperti kata
a. akronim nama diri
cth: ABRI (Akademi Bersenjata Republik Indonesia)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
b. akronim nama diri berupa gabungan suku kata
cth: Bapenas (Badan Perencana Pembangunan Nasional)
Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia)
c. akronim nama diri berupa gabungan huruf
cth: pemilu (pemilihan umum), rudal (peluru kendali)
tilang (bukti pelanggaran)
D. Huruf Miring
1. Menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
cth: buku Cermat Berbahasa Indonesia
majalah Tempo
harian Kompas

2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf


cth: Kami akan menipu, tetapi tertipu.

3. Menuliskan nama ilmiah


cth: oryza sativa (nama latin padi), aurellia (nama latin
cacing)
E. Imbuhan

1. Imbuhan Asli: awalan (prefiks), sisipan


(infiks), akhiran (sufik), awal+akhiran
(konfiks)
2. Imbuhan Asing: is, isme, isasi, man, wan,
wati, i, wi, ah, pra, a
3. Imbuhan Daerah: tuna, pasca, nara, swa,
catur, sapta, panca, dasa, maha, para, a
4. Klitik (possesive/milik): ku, mu, nya, kau
Imbuhan Asli
1. Awalan (prefik): meN, ber, di, ter, peN, pe,
se, per, ke
2. Sisipan (infiks): el, em, er
3. Akhiran (sufiks): kan, an, i, nya, wan, wati, wi
4. Awalan+akhiran (konfiks/simulfiks): ke-an,
me-kan, di-kan, pe-an, me-i,
Pengembangan Imbuhan
Imbuhan meN:
men: menulis, menunjuk, menanyakan
mem: membawa, membuka, memberi
meng: mengambil, menghukum, mengukur
meny: menyapu, menyangka, menyuplai
menge: mengecat, mengebom, mengebor

Imbuhan peN:
pen: penulis, penolong
pem: pembajak, pemukul, pembasmi
peng: penghasil, pengawal, penghalus
peny: penyapu, penyabar, penyesalan
penge: pengebor, pengecat, pengebom
Pengembangan Imbuhan
Gabungan imbuhan di-i
di + tempat (dipisah)  di + ungkapan/idiom (digabung)
di meja  dimejahijaukan
di rumah  dirumahkan
di Indonesia  diindonesiakan
di dalam  didalami
di belakang  dibelakangi
di + tempat (dipisah)  di + kerja (digabung)
di jalan  dijalankan
di kantor  diambil
di sungai  dibuang
Makna Imbuhan MeN-
1. Suatu perbuatan aktif: mencetak, menulis,
memukul,
membaca, merundingkan
2. Menjadi seperti: melebar, meluas, mengecil,
menyempit, membatu, menguning,
3. Menuju ke : menepi, melaut, mendarat
4. Berlaku seperti: mengabdi, membujang
5. Berfungsi sebagai/ menyerupai: menyupir,
membukit, menyemut
Makna Imbuhan MeN-
6. Menyatakan keadaan: mengantuk,
menyendiri
7. Membuat gulai : menggulai
8. Mengeluarkan bunyi: mengeong, meraung
9. Mencari/mengumpulkan: mendamar,
merumput, merotan
10. Makan/ minum: menyatai, mengopi,
Proses Peluluhan
Pada awalan meN dan peN dapat mengalami proses peluluhan
jika kedua imbuhan tersebut bertemu dengan kata yang
berawalan huruf (K, T, S, P) cth: pukul, kurang, satu, tunjuk
Jadi: me+ tunjuk= menunjuk, me+kurang= mengurang
me+ pukul= memukul, me+satu = menyatu

Kecuali: imbuhan tersebut tidak meluluhkan kata yang diawali


dengan huruf (K, T, S, P) jika terdapat klaster, tetapi tetap.
Klaster: kata yang diawalai dengan dua konsonan
cth: praktik, traktir, sponsor, kritik
Jadi: me+protes= memprotes, me+traktir= mentraktir
me+kritik = mengkritik, me+sponsor+i= mensponsori
Imbuhan Asing
1. is: nasionalis, patriotis, matrialis, sosialis,
2. isme: nasionalisme, patriotisme, organisme,
3. isasi: nasionalisasi, organisasi, sosialisasi,
imunisasi
4. i: alami, abadi, akui, lukai
5. wi: duniawi, maknawi, surgawi, kimiawi
Imbuhan Asing
6. ah: alamiah,
7. man: seniman, budiman
8. wan: karyawan, wisudawan, jutawan,
dermawan,
9. wati: karyawati, wisudawati, santriwati,
10. pra: pramusim, prasejarah, pranikah,
Lanjutan…

1. ah: alamiah,
2. man: seniman, budiman
3. wan: karyawan, wisudawan, jutawan,
dermawan,
4. wati: karyawati, wisudawati, santriwati,
5. pra: pramusim, prasejarah, pranikah,
Lanjutan…

Bahasa Arab
1. at: muslimat 4. in: muslimin
2. if: sportif 5. al: musikal
3. ik: heroik
Imbuhan Daerah
1. tuna: tunawisma, tunawicara, tunakarya
2. pasca: pascapanen, pascabencana,
pascabanjir
3. nara: narasumber, narapidana
4. swa: swamitra, swalayan, swadaya
5. sapta: saptamarga
6. catur: caturwulan,
7. dasa: dasawarsa,
Kata dan Kalimat
Kata sebagai unsur pembentuk kata memiliki berbagai jenis fungsi dan
makna untuk membentuk kalimat.

Jenis kata:
1. Kata benda
2. Kata sifat
3. Kata kerja
4. Kata nominal
5. Kata keterangan
6. Kata ulang
7. Kata depan
8. Kata majemuk
Gabungan Kata Frasa
Frasa: gabungan kata yang menduduki satu fungsi atau unsur dalam
kalimat
Jenis Frasa:
1. Frasa Eksosentrik: frasa yang terdiri dari gabungan kata dasar dan kata
depan (preposisi)
cth: di kebun, ke pasar, dari kampus, pada malam
2. Frasa Endosenstrik: frasa yang terdiri dari unsur yang tidak dapat
disubtisusikan oleh unsur lain
- frasa koordinatif: frasa yang unsurnya tidak dapat diganti oleh unsur
lain dan hanya dapat disisipi oleh unsur (dan) atau (atau)
- frasa atributif: frasa yang terdiri dari unsur inti dan tambahan (atribut)
- frasa apositif: frasa yang berupa istilah dan tidak bisa digantikan
dengan unsur lain
Gabungan Kata (bukan Frasa)
1. Gabungan kata (kata majemuk)
cth: duta besar, kambing hitam, kereta api, kelinci
percobaan, orang tua, tangan kanan, memeras keringat,
banting tulang

2. Gabungan kata dirangkai


cth: acapkali, adakalanya, barangkali, bilamana, beasiswa,
belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti,
kacamata, olahraga, radioaktif, saputangan, saripati,
segitiga, sekalipun, sukacita, sukarela, peribahasa,
Kata Baku
• Apotek
• Atlit
• Analisis
• Aktif
• Aktivitas
• Kreatif
• Kreativitas
• Sportif
• Sportivitas
• Jadwal
• Kualitas
• Kuantitas
• Produktif
• Produktivitas
• Hakikat
• Formal
• Provinsi
• Ijazah
• Zaman
• Sistem
• Nasihat
• Teknik
• Terampil
• Ekstrem
• Praktik
• Izin
• November
• Teoretis
• Pikir
• Napas
• Risiko
• Sangsi
• Sanksi
• Pingsan Konkret
• Jumat
• Quran
• Doa
• Saksama
• Hikmat
• Mantap
• Sabtu
• Negeri
Klausa
Klausa ada struktur atau gabungan kata
yang memiliki struktur unsur kalimat tetapi
belum menjadi kalimat.
Cth: kami sedang mengamen
mereka membutuhkan makanan

Jenis Klausa:
1. Klausa atasan/inti: induk kalimat
2. Klausa bawahan/: anak kalimat
Kalimat
1. Kalimat Tunggal
Kalimat yang memiliki satu inti kalimat
(klausa)
contoh:
Kami selalu menunggu hujan emas
setiap hari.
Kami berlibur ke Paris.
Lanjutan…
1. Kalimat Majemuk
kalimat yang memiliki unsur klausa atau inti
kalimat lebih dari satu.
Cth: Ia tidak sekolah karena ia sakit
Kami tetap berangkat walaupun hari ini hujan lebat.
Mereka tetap akan mendaki gunung meskipun di
antara mereka ada yang tidak dapat ikut.
Lanjutan…

1. Kalimat Majemuk Setara


Konjungsi: dan, atau, kemudian, lalu,
Pemuda itu membawa patung dan benda
kerajinan di dalam mobilnya.
3. Kalimat majemuk campuran:
Mereka membawa surat dan mereka
membawa hadiah ketika kami sedang rapat
membahas lomba futsal di kampus.
Para karyawan mengajukan gugatan kenaikan
gaji dan perpanjangan kontrak ketika
perusahaan sedang mengalami kenaikan
pendapatan bulan ini.
Konjungsi Korelasi
Bukan … melainkan.
Contoh:
Bukan hanya mahasiswa yang menginginkan
presiden mundur melainkan masyarakat DIY
juga menginginkan hal yang sama.
Tidak (hanya)… tetapi.
Tidak hanya di Surabaya dan Jakarta tetapi di
DIY juga sedang terserang wabah ulat bulu.

Baik … maupun
Baik siswa maupun guru semua harap menuju
ke aula untuk menyaksikan pementasan
drama dari siswa kelas IX.
Antara … dengan/dan
Antara persepakbolaan Indonesia
dengan Amerika latin memiliki tipe
dan gaya permainan yang sama
karena sebagian pemain asing di
Indonesia berasal dari Amerika
latin.
Kalimat Aktif dan Pasif
Kalimat Aktif: melakukan aktivitas
Contoh Kalimat aktif:
1. Para mahasiswa sedang
mengumpulkan koin untuk presiden.

2. Mereka bermain layang-layang di


lapangan.
Kalimat pasif: dikenai aktivitas
Boneka itu dibuat oleh perajin di desa
wisata. (Perajin itu membuat boneka
di desa wisata = aktif.)
Mobil itu diparkir di halaman kantor.
Anak itu terjatuh dari sepeda.
Saya tertidur.
Kalimat Efektif
Kalimat Efektif: Kalimat yang tidak berlebihan
1. Para mahasiswa berkumpul di aula
Para mahasiswa berkumpul bersama di aula.
2. Mereka membicarakan (tentang=tidak perlu)
permasalahan keuangan organisasi.
3. Kami berbicara tentang tujuan dan visi
organisasi.
4. Wanita itu sangat cantik.
5. (Di mana= tidak penting) mereka cenderung
menyanyikan lagu tersebut.
Paragraf :
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan/menjelaskan gagasan atau topik
tertentu.
Syarat-syarat paragraf :
1. Kesatuan Paragraf (kohesi)
Dalam satu paragraf hanya terdiri dari satu pokok pikiran. Kalimat-
kalimat harus disusun secara cermat agar tidak menyimpang dari
topik.
2. Kepaduan Paragraf (koheren)
Kalimat yang ditulis logis dan ada hubungan antarkalimat
3. Ada gagasan utama/ ide pokok: inti tulisan (didapatkan dari kalimat
utama)
4. Kesimpulan : saran atau solusi kritis
Kata Penghubung Antaparagraf
• Hubungan transisi
• Hubungan kata ganti
• Pengulangan kata kunci
1. Hubungan Transisi
 hubungan tambahan: selanjutnya, lebih lagi, di samping
itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi
pula
 hubungan pertentangan: akan tetapi, namun,
bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya,
meskipun begitu, lain halnya.
 Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam
hal yang demikian, sehubungan dengan hal itu
 Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya,
oleh karena itu, maka, oleh sebab itu
 Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu
 Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya,
akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain,
sebagai simpulan
 Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah
itu, beberapa saat kemudian,
 Hubungan tempat: berdekatan dengan itu
• Hubungan kata ganti orang: dengan
menyebutkan nama dan kata ganti sebagai
penghubung antarkalimat dalam sebuah
paragrag. Cth: ia, dia, mereka, dan nama

• Hubungan kata kunci: dengan memberikan


kata kunci yang diulang-ulang dalam sebuah
paragraf
Jenis Paragraf Berdasar Letak
Kalimat Utamanya :
1. Deduktif: depan/ awal
2. Induktif : belakang/ akhir
3. Ineratif : tengah
4. Variatif : awal dan akhir
5. Deskriptif : tanpa kalimat utama
Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya
1. Argumentatif : berisi opini/ pendapat
2. Persuasif : berisi ajakan/ bujukan
3. Eksposisi : berisi paparan/ penjelasan yang
bersifat teknis/ proses
4. Deskriptif: berisi gambaran tentang suatu
tempat/ benda/ suasana
5. Naratif : berisi cerita dengan kelengkapan
peristiwa, tokoh, setting, dan alur
Perkembangan Paragraf
1. Generalisasi: pola pengembangan khusus-umum
dengan penyimpulan di akhir paragraf
2. Analogi : pola pengembangan dengan
persamaan dua hal yang memiliki kesamaan sifat
3. Klasifikasi ; pola pengembangan dengan
pengelompokan
4. Definisi : pola pengembangan dengan
penjelasan instilah/ unsur
5. Sebab-Akibat: pola klausul (sebab-akibat/
akibat-sebab)
Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis atau karangan ilmiah adalah karangan yang
menyajikan gagasan atau argumen keilmuwan berdasarkan
fakta.
• Gagasan keilmuwan itu harus dapat dipercaya dan diterima
kebenarannya, sehingga perlu penyajian secara benar.
• Gagasan dalam karya tulis seharusnya disajikan dengan tidak
mambuat pihak lain atau pembaca ragu untuk menerimanya.
• Penyajian karya tulis ilmiah harus dilakukan secara logis.
• Karya tulis yang ilmiah berarti karangan yang menyajikan
argumen dengan menggunakan logika berpikir secara benar.
Mengenal Karya Tulis Ilmiah
Kekhususan karya tulis ilmiah
a. Mengupas dan mempermasalahkan
pengetahuan.
b. Membuktikan kebenaran ilmiah dan
disajikan dengan metode ilmiah.
c. Menerapkan kebenaran ilmiah dan disajikan
dengan metode ilmiah.
Pengguna Karya Tulis Ilmiah
• Para ilmuwan dan peneliti
• Praktisi dan profesional akademik (pendidik)
• Pelajar dan Mahasiswa semua pihak yang
terlibat dan mengembangkan karya tulis
ilmiah seharusnya memiliki kemampuan
menyusun karya tulis ilmiah
Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Nonilmiah

Karya Tulis Ilmiah


 Fakta umum
 Model penulisan beragam
 Kebenaran dapat dibuktikan (objektif)

Karya Tulis Nonilmiah


 Fakta pribadi
 Metodologi penulis ilmiah (prosedural)
 Bersifat subjektif
Jenis Karya Tulia
Karya Tulis Ilmiah
• Makalah
• Laporan penelitian
• Skripsi
• Diktat
• Buku teks

Karya Tulis Nonilmiah


• Artikel/ opini (nonfiksi)
• Berita/ features (nonfiksi)
• Cerpen (fiksi)
• Novel (fiksi)
• Puisi (fiksi)
Karakteristik Karya Tulis Ilmiah
• Menyajikan fakta
• Menyajikan pengertian/ definisi tentang
permasalahan
• Menguraikan permasalahan
• Menerapkan teori
• Membahas, memecahkan, dan menyimpulkan
masalah
Karangan Ilmiah
• Karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan
fakta dan ditulis dengan metodologi penulisan
yang baik dan benar.
• Harus ditulis dengan jujur, akurat berdasarkan
kebenaran yang objektif berdasarkan data dan
fakta di lapangan, bukan kebenaran normatif
Laporan
Laporan merupakan sebuah tulisan yang dibuat
setelah seseorang melakukan pengamatan,
kunjungan, wawancara, pembacaan
buku/literatur, percobaan, dan lain-lain. Laporan
dapat berisi informasi yang beraneka ragam,
misalnya kemajuan suatu peristiwa, penyelesaian
tugas, hasil wawancara, hasil pengkajian masalah,
atau pengungkapan hasil penelitian. Sebagai karya
ilmiah, laporan harus ditulis atas dasar aturan
yang berlaku dalam penyusunan karya ilmiah.
Makalah
• Pada umumnya makalah disebut pula paper. Menurut Parera
(1983:25), makalah adalah karya tulis yang memerlukan studi,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Makalah dapat
disajikan dalam pertemuan ilmiah, seperti seminar, lokakarya,
simposium, diskusi ilmiah, dan sebagainya.
• Apabila suatu makalah akan dimuat dalam majalah ilmiah,
seperti jurnal, sebagai sebuah artikel, penulis perlu
memodifikasi baik isi maupun bentuk penulisannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku pada majalah yang akan
memuatnya. makalah yang dibuat oleh mahasiswa sering
disebut term paper atau paper.
• Makalah yang dibuat mahasiswa ini merupakan jenis tugas
tertulis pada suatu mata kuliah tertentu. Hal ini dapat berupa
kajian suatu buku, kajian suatu masalah, atau analisis fakta
hasil observasi.
Kertas Kerja
• Seperti makalah tetapi analisisnya lebih
serius.
• Biasanya makalah yang dibuat oleh seseorang
atau pejabat dan dibawakan dalam suatu
pertemuan atau rapat sering disebut kertas
kerja.
• Ditulis untuk disajikan dalam seminar atau
lokakarya.
Skripsi
• Karya tulis ilmiah yang mengemukakan
pendapat penulis berdasarkan pendapat orang
lain.
• Pendapat didukung data dan fakta empiris-
objektif, baik lewat penelitian langsung atau tak
langsung.
• Ditulis untuk melengkapi syarat guna
memperoleh gelar sarjana yang penyusunannya
dibimbing oleh seorang dosen atau tim yang
ditunjuk oleh lembaga perguruan tinggi
Tesis
• Lebih mendalam daripada skripsi
• Mengungkapkan pengetahuan baru yang
diperoleh dari penelitian sendiri.
• Memperbincangkan pengujian terhadap satu
hipotesis atau lebih dan ditulis oleh
mahasiswa pasca sarjana
Disertasi
• Mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan
fakta yang sahih dan analisis yang terinci.

• Dipertahankan dihadapan senat guru besar/


penguji dari perguruan tinggi.

• Berisi temuan penulis sendiri yang berupa


temuan orisinil.
Karya Ilmiah
• Mengetengahkan masalah dalam bidang/
cabang ilmu tertentu
• Mengetengahkan persoalan secara utuh,
meliputi bagian pendahuluan, isi dan bagian
penutup
• Objektif, tidak memihak kepada seorang atau
kelompok tertentu
• Pembahasan secara rasional tidak emosional
• Didukung data dan fakta
• Alur sistemik dan runtut
Manfaat Tulisan Ilmiah
• Penulis terlatih mengembangkan ketrampilan
membaca yang efektif.
• Terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai
buku sumber, mengambil sarinya, mengembangkannya
ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
• Akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan.
• Dapat meningkatkan ketrampilan mengorganisir dan
menyajikan fakta secara jelas dan sistematis.
• Memperoleh kepuasan intelektual
• Turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
masyarakat.
Pemilihan Topik/Masalah
Topik adalah pokok permasalahan, apa yang akan ditulis
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan topik
1. Berada di sekitar kita (pengalaman/ pengetahuan)
2. Menarik perhatian kita
3. Terpusat pada lingkup yang sempit
4. Punya data dan fakta yang objektif, jangan subjektif
5. Diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walau serba
sedikit, jangan terlalu baru, teknis dan kontroversial
6. Punya sumber acuan, sumber pustaka.
Pembatasan Topik

• Supaya lebih terfokus, sehingga ketika


menulis penuh keyakinan dan kepercayaan
karena topik sudah dikuasai benar.
• Penelitian menjadi lebih intensif, penulis
lebih mudah memilih hal yang mudah untuk
dikembangkan.
Penentuan Judul
Melontarkan pertanyaan
- Masalah apa?
- Mengapa?
- Bagaimana?
- Di mana?
- Kapan?
- Siapa?
- Dsb, tergantung kondisi
Masalah Apa ?
• Industri metanol
• Kekuatan tarik rendah
• Korosi permukaan
• Harga BBM
• Nilai kalor bakar
• Bom
Mengapa ?
• Mengembang------ Pengembangan
• Melayani- ---------- Pelayanan
• Bermanfaat--------- Manfaat
• Meningkat --------- Meningkatnya
• Meningkat --------- Upaya Meningkatkan
• Meledak ----------- Ledakan

Judul harus dalam bentuk Frasa


Judul harus dalam bentuk frasa, dapat pula
berupa kata kerja asal bukan merupakan
kalimat
• Pengembangan Industri Metanol atau Upaya
Mengembangkan Industri Metanol
• Meningkatnya Mutu Pelayanan Rumah Sakit
atau Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan
Rumah Sakit
• Manfaat Penggunaan Biooil atau
Memanfaatkan Penggunaan Biooil
Dimana ?
• Di Pulau Bunyu------ Pengembangan
Industri Metanol di Pulau Bunyu
• Di RSDK ----------- Upaya Meningkatkan
Mutu Pelayanan Rumah Sakit Dokter Kariadi
• Di Semarang ------ Manfaat Penggunaan
Kondom di Semarang
• Di Bali ------Ledakan Bom Terjadi Lagi di
Bali
Kapan ?
• Tahun 90-an -- Pengembangan Industri
Metanol di Pulau Bunyu Tahun 90-an.

• Semester I tahun 2005 --- Pelayanan Rumah


Sakit Dr Kariadi Semarang Semester I tahun
2005.
Untuk apa/Siapa ?
• Manfaat Penggunaan Kondom dalam
Mencegah Penularan Penyakit HIV/ AIDS di
Semarang.

• Manfaat Desain Interior Rumah Sakit dalam


Mendukung Pelayanan kepada Masyarakat
Pembatasan dan penjelasan dengan
pemberian anak judul Antara Judul dan Anak
judul dipisahkan dengan :
• Mutu Pendidikan Perawat di Indonesia tahun
2000-2005: Studi Kasus di Politekkes
Semarang
• Manfaat Penggunaan Kondom bagi
Pencegahan HIV/ AIDS: Studi Kasus pada PSK
Sunan Kuning Semarang
• Pembicaraan atas Novel “ Harry Potter” :
Analisis Struktural
Pembatasan Topik
• Menurut tempat
Indonesia ---- Jawa --- Jawa Tengah -- Semarang
---- Tembalang
Pulau Jawa Sebelum Indonesia Merdeka -- Semarang
sebelum Indonesia Merdeka
• Menurut Waktu/ Periode/ Zaman
Kebudayaan Indonesia -- Seni Patung di Zaman
Kerajaan Hindu
• Hubungan Sebab Akibat
Dekadensi Moral di Kalangan Remaja -- Pokok Pangkal
Timbulnya Dekadensi Moral di Kalangan Remaja
Ruang Lingkup
Kesehatan --- Rumah Sakit --- Perawat
Agama ---- Islam ---- Syariat --- Puasa
Aspek Khusus – Umum, Individual – Kolektif
Pengaruh Siaran TV terhadap Masyarakat Jawa
Tengah --- Pengaruh Siaran Televisi bagi
Perkembangan Anak di Jawa Tengah
Objek material dan objek formal
Keluarga Berencana Ditinjau dari Segi Agama
Tema
• Adalah pokok pemikiran yang akan
disampaikan oleh penulis dalam karangannya
• Pengungkapan maksud dan tujuan.
• Tema perlu dirumuskan secara eksplisit
dalam bentuk kalimat panjang untuk
memudahkan penyusunan kerangka
• Topik: Belajar mengemukakan pendapat
yang efektif.

• Tujuan : Menjelaskan bagaimana cara


mengemukakan pendapat secara tertulis,
logis dan sistematis dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Struktur Karya Tulis Ilmiah
Struktur Utama KTI
1. Pendahuluan : latar belakang permasalahan dan
maksud penulisan
2. Isi : uraian pengembangan gagasan utama masalah,
sajian pengertian/definisi, sajian fakta, sajian teori
yang berkaitan, pembahasan masalah dengan teori
dan fakta yang ada untuk memecahkan masalah
3. Penutup : simpulan atau jawaban atas masalah dan
saran atau rekomendasi dari hasil pembahasan
4. Referensi/sumber : daftar kepustakaan
Struktur KTI (Makalah)
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Maksud Penulisan
(dapat ditambahkan asumsi dasar dalam makalah)
Bab II Landasan Teori
(Berisi argumen yang diperkuat oleh teori yang berhubungan dengan topik
yang dibahas)
Bab III Metode Penulisan
Metode dan Prosedur Kajian
Bab IV Pembahasan
Hasil analisis dan pembahasan
Bab V Simpulan dan Saran
(disajikan simpulan untuk menjawab rumusan permasalahan dan
membuktikan kajian yang dilakukan)
Struktur KTI (Skripsi)

Bab I. Pendahuluan
- Latar Belakang (alasan penulisan)
- Identifikasi Masalah (spesifikasi masalah)
- Rumusan Masalah (masalah yang akan dikaji)
- Pembatasan Masalah (batasan masalah)
- Tujuan Penulisan (maksud penulisan)
- Hipotesis penelitian (dugaan sementara)
Lanjutan format skripsi
Bab II. Landasan Teori
(Berisi argumen yang diperkuat oleh teori yang berhubungan dengan topik
yang dibahas)

Bab III. Metode Penelitian


- Metode Penelitian
- Desain Penelitian
- Variabel Penelitian (objek kajian)
- Prosedur Penelitian
- Sumber data
- Tempat dan waktu penelitian
- Teknik dan instrumen Penelitian
- Teknik pengolahan data
- Validasi penelitian
Lanjutan format skripsi

Bab IV Pembahasan
- Deskripsi data hasil penelitian
- Pengolahan data (teknik analisis data)
- Pembahasan
- Implikasi penelitian (implementasi hasil kajian)
- Pengujian hipotesis (pembuktian hipotesis)
Format penulisan karya ilmiah

• Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain


sebagainya, memiliki format penulisan tertentu untuk
bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah.
• Uraian di bawah ini membahas format penulisan karya
ilmiah berupa skripsi pada Program S-1 Teknik Mesin
FT UMY.
• Namun beberapa poin penting dalam format penulisan
dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan
karya ilmiah selain skripsi, seperti paper/makalah,
artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain sebagainya.
Komponen-komponen karya ilmiah yang berupa skripsi,
tesis, dan disertasi pada prinsipnya hampir sama.
Komponen-komponen tersebut disusun dengan urutan
sebagai berikut.
(1) Bagian Awal:
 Halaman sampul/judul.

Halaman pengesahan.
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (jika ada)
Daftar Gambar (jika ada)
Abstrak.
(2) Bagian Pokok/Utama:
Pendahuluan (Latar belakang dan permasalahan)
Kerangka teoritik dan pengajuan hipotesis (jika
diperlukan), Tinjauan Pustaka
Metode Penelitian
Hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan
pembahasan
Simpulan, implikasi, dan saran.
(3) Bagian Akhir:
Daftar Pustaka (Kepustakaan)
Lampiran-lampiran.
• Jika karya ilmiah yang berupa skripsi, tesis,
dan disertasi tersebut akan disajikan dalam
majalah ilmiah, karya ilmiah tersebut harus
diubah dalam bentuk makalah dan
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku
pada majalah yang akan memuatnya.
Komponen-komponen penting yang ada dalam
sebuah makalah dapat dikemukakan secara runtut
sebagai berikut.
(1)Bagian Awal:
• Halaman judul (berisi judul makalah & nama
penulis)
(2)Bagian Pokok/Utama:
• Judul makalah
• Nama Penulis dan institusinya
• Abstrak
• Pendahuluan
• Tinjauan pustaka /Dasar Teori (jika perlu)
• Metode Penelitian
• Hasil dan Pembahasan
• Simpulan dan Saran
(3)Bagian Akhir:
• Buku Rujukan (sumber)
• lampiran (jika perlu)
Karya Ilmiah Populer
• Menurut Gie (1992:105), karya (karangan) ilmiah populer
merupakan salah satu ragam karangan faktawi. Atas dasar
hal tersebut, berarti bahwa karya ilmiah populer identik
dengan karya ilmiah. Dengan demikian, ciri-ciri karya ilmiah
berlaku pula bagi karya ilmiah populer, yaitu menyajikan
fakta-fakta secara cermat, jujur, objektif, netral, sistematik,
dan logis, serta pemaparannya secara ringkas, jelas, tegas,
dan tepat. Disamping itu, permasalahan yang dikemukakan
senantiasa berkaitan dengan topik-topik keilmuan, topik-
topik kronologis, atau gabungan antara kedua hal tersebut.
Atas dasar hal tersebut, berarti bahwa karya ilmiah populer
bukan semata-mata tulisan informatif, melainkan tulisan
atas dasar fakta yang disajikan secara ilmiah.
• Aspek lain yang membedakan karya ilmiah
populer itu dengan karya ilmiah pada umumnya
adalah bentuk penyusunan dan jangkauan
pembacanya. Bentuk penyusunan karya ilmiah
populer tidak terikat oleh pola dan ketentuan
yang berlaku pada masyarakat ilmuwan. Bentuk
karya ilmiah populer tidak perlu menyebutkan
bagian-bagiannya dengan penomoran secara
eksplisit, tidak perlu menggunakan sistem
penulisan sumber referensi atau catatan kaki, dan
susunan karya ilmiah populer tidak perlu pula
memuat lampiran data pembuktian.
• Jangkauan pembaca karya ilmiah populer
adalah masyarakat umum atau khalayak
ramai, bukan terbatas pada golongan ilmuwan
atau kaum cendekiawan tertentu. Karya ilmiah
populer ditujukan kepada setiap orang yang
berminat membaca guna menambah
pengetahuan tentang aspek-aspek ilmu dan
teknologi, meskipun hanya secara global dan
sederhana
• Berdasarkan bentuk penyajiannya, karya
ilmiah populer dapat digolongkan menjadi
beberapa jenis, yaitu (1) tajuk rencana
(editorial), (2) esai (artikel), (3) pikiran
pembaca, dan (4) ulasan (berita, ekonomi,
politik, buku, dll)
Tajuk Rencana
• Tajuk rencana adalah induk artikel yang berfungsi sebagai
pengantar segala berita/isi surat kabar atau majalah
(Natawidjaja, 1986:113). Pada umumnya, tajuk rencana
berisi pesan pimpinan surat kabar/majalah, sikap editor, atau
sambutan atas sesuatu hal yang istimewa yang ada/terjadi
pada saat surat kabar/majalah itu terbit. Tajuk rencana
biasanya ditempatkan pada kolom 1 dan 2 dalam halaman
pertama atau kedua. Panjangnya sekitar delapan paragraf
atau kurang lebih 20 sampai 35 kalimat. Istilah lain dari tajuk
rencana yang sering digunakan dalam surat kabar atau
majalah, antara lain editorial, induk berita, induk opini,
pesan redaksi, mahkota berita, dan sepatah kata redaksi.
Esai
• Esai adalah bentuk karya ilmiah populer yang berisi
kupasan terhadap suatu masalah, baik persoalan
yang berkaitan dengan ilmu, teknologi, maupun
seni. Bagian-bagian penting yang perlu ada dalam
sebuah esai adalah permasalahan, kajian dan
pemecahan masalah, dan simpulan. Selain harus
disusun secara objektif, sistematis dan logis, esai
harus dikemukakan dengan bahasa yang lugas,
ringkas, jelas, dan sederhana agar permasalahan
yang dibahas dapat dipahami oleh semua lapisan
pembaca.
Pemikiran Pembaca
• Pikiran pembaca yaitu tulisan yang berisi pendapat
(opini) atau gagasan tentang suatu peristiwa atau
masalah yang muncul di masyarakat. Gagasan tersebut
dapat berupa usulan, saran atau pemecahan masalah
yang ditujukan kepada pihak lain (pemerintah,
lembaga, organisasi, atau seseorang). Pikiran pembaca
juga disusun berdasarkan fakta dan dikemukakan
secara sistematis, logis, objektif, lugas, singkat, dan
sederhana. Bentuk pikiran pembaca biasanya lebih
ringkas dan pendek bila dibandingkan dengan bentuk
karya ilmiah populer yang lain.
Ulasan
• Ulasan merupakan bentuk karya ilmiah populer yang
berisi komentar terhadap suatu pendapat/gagasan orang
lain, peristiwa, esai, artikel berita, buku, dll. Ulasan
disusun atas dasar data yang objektif. Dalam ulasan lebih
ditekankan pada komentar terhadap hal-hal yang
istimewa dan positif. Namun demikian, hal-hal yang
kurang istimewa atau hal-hal yang menunjukkan
kelemahan pun perlu dikemukakan agar orang lain atau
pihak yang terkait dapat mengambil hikmah atau
manfaatnya untuk memperbaikinya. Dilihat dari isinya,
ulasan itu beraneka ragam, antara lain ulasan berita,
ulasan peristiwa, ulasan buku, dan sebagainya.
A. Bahan dan Ukuran Kertas
Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam
sebuah karya ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
2. Jenis kertas: HVS 80 gram.
3. Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan
warna yang telah ditentukan) dengan
lambang Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta .
B. Pengetikan
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah
karya ilmiah dirinci sbb :
1. Menggunakan software pengolah kata dengan
flatform Windows, seperti MS Word, Excel, dan
lain-lain.
2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New
Roman dengan ukuran 12 kecuali untuk:
a. Halaman judul sampul/luar (hard cover)
dan halaman judul dalam (soft cover), yang
menggunakan huruf tegak (kecuali istilah
asing) dan dicetak tebal (bold) dengan
ukuran font mulai 12 sampai 16
(disesuaikan dengan panjang judul,
b.Catatan kaki (footnotes), yang
menggunakan font ukuran 10.
3. Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-
bab, sub sub-bab), memberi penekanan, pembedaan, dan
aejenisnya.
4...
. Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau
bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk
pembedaan sub-judul yang hirarkhinya tidak se ingkat), dan sejenisnya.
Judul sub sub-sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring
dan huruf tebal (italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab
dan seterusnya dibuat dengan huruf miring biasa (italic).

5. Batas tepi (margin):


a. Tepi atas : 4 cm
b. Tepi bawah : 3 cm
c. Tepi kiri : 4 cm
d. Tepi kanan : 3 cm

6. Sela ketukan (indensi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris
pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.
Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:
a. Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di
dalamnya adalah halaman judul, halaman
pengesahan, halaman pernyataan, abstrakkata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar
dan daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah:
1) Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal (lihat
Lampiran).
2) Pengantar ditulis dengan spasi satu setengah
3) Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu
halaman) ditulis dengan menggunakan spasi
tunggal (lihat Lampiran).
4) Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar
Lampiran disusun dengan menggunakan spasi
tunggal (lihat Lampiran).
5) Lainnya, lihat Lampiran.
b. Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V,
disusun dengan menggunakan spasi satu setengah
c. Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar
Pustaka, yang daftar referensinya memakai spasi
tunggal dan indensi gantung (jarak antar referensi
dengan satu setengah), dan Lampiran yang ditulis
dengan spasi satu setengah atau disesuaikan dengan
bentuk/jenis lampiran
6. Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:
a. Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf
besar/kapital, dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang
berlaku umum seperti PT., CV.), posisinya di tengah halaman,
dan tanpa diakhiri tanda titik. Perkecualiannya adalah judul
pada halaman Persetujuan Seminar dan Pengesahan Skripsi
(dengan huruf biasa, dicetak tebal).

b. Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin)


sebelah kiri dengan menggunakan huruf A, B, C, dan
seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf
besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan,
tanpa diakhiri titik. Judul sub-bab dicetak dengan huruf tebal
(bold).
c. Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya.
Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title
Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri
titik. Judul sub sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).

d. Judul sub sub-sub-bab dimulai dengan huruf a, b, c dan


seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf
besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa
diakhiri titik. Judul sub sub-sub-bab dicetak dengan huruf
tebalmiring (bold-italic).

e. Judul sub sub-sub-sub bab dimulai dengan angka 1), 2), 3) dst.
(tanpa titik), dan judul sub sub-sub-sub-sub bab dimulai dengan
huruf a), b), c) dst. (tanpa titik). Huruf pertama setiap kata
dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung
dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-sub-sub-bab
dan sub subsub- sub-sub-bab dicetak dengan huruf miring (italic).
f. Penulisan headings hierarchy (sub-judul)
g. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
tentang perbedaan keduanya (headings hierarchy
dan points/items hierarchy) dalam sebuah
teks/tulisan, lihat contohnya pada Lampiran.
h. Sepanjang memungkinkan, hindari penggunaan
hirarkhi sub-judul (headings hierarchy) yang
terlalu banyak tingkatannya (sub sub-subsub- bab
dan seterusnya). Hal ini bisa dilakukan dengan
memanfaatkan penggunaan rincian poin-poin
atau item-item (points/items hierarchy).
7. Bilangan dan satuan:
a. Bilangan diketik dengan angka kecuali
bilangan yang terletak pada awal kalimat yang
harus dieja.
Contoh:
Umur mesin 10 tahun.
Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya.
b. Bilangan desimal ditandai dengan koma
(contoh: Rp1.150,25)
c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi
tanpa tanda titik (kg, cm, dan lain-lain)
C. Penomoran Halaman
Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halaman awal,
halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya, adalah sbb :
1. Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan, halaman
pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor halaman dengan
angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan ditempatkan di tengah
bagian bawah. Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap dihitung.
2. Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar Pustaka
diberi nomor halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya).
Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali bab baru
yang diisi nomor halaman di tengah bawah.
3. Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang
disajikan menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman. Contoh:
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Peta Desa Mahak Baru
D. Tabel dan Gambar
Pembuatan dan penomoran Tabel dan Gambar mengikuti
ketentuanketentuan sebagai berikut:
1. Tabel
a. Tabel dalam bagian isi karya ilmiah berisi ringkasan data-data
penelitian yang penting. Data lengkapnya dapat disajikan pada
Lampiran.
b. Tabel disajikan di tengah, simetris/sejajar dengan batas tepi kiri
dan kanan pengetikan.
c. Kolom-kolom disusun dengan rapi sehingga mudah dibaca.
d. Jarak antara baris dalam tabel adalah satu spasi.
e. Garis batas tabel tidak melampaui batas tepi kertas.
f. Kolom tabel diletakkan sejajar dengan panjang kertas.
g. Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris
teks. Dalam hal ini jarak tabel dan kalimat di bawahnya adalah
dua spasi.
h. Di atas garis batas tabel dituliskan nomor dan judul
tabel, dengan ketentuan:
1) Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih, maka
spasi yang digunakan adalah satu spasi. Baris terakhir
judul terletak dua spasi di atas garis batas atas tabel.
2) Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris
terakhir teks.
Nomor tabel terdiri dari dua bagian, bagian pertama
menunjukkan nomor bab tempat tabel itu dimuat,
dan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel
pada bab itu.
Contoh: Tabel 2.5 menunjukkan bahwa tabel itu ada
di BAB II dan tabel urutan kelima pada bab itu.
i. Tabel yang memerlukan kertas yang lebih
besar dari halaman naskah dapat diizinkan,
tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika dilipat
satu kali sudah mencapai ukuran halaman
naskah yang dimasukkan dalam teks.
j. Dalam setiap tabel tentang data, di bawah
tabel tersebut harus dicantumkan sumbernya
dengan ukuran huruf (font) 10 dengan spasi
tunggal (lihat Lampiran).
2. Gambar
a. Yang dimaksud dengan gambar adalah bagan,
grafik, peta, diagram, atau foto.
b. Garis batas gambar diletakkan sedemikian rupa
sehingga garis batas tersebut tidak melampaui
batas tepi kertas.
c. Untuk gambar besar, ukurannya diatur agar sejajar
dengan batas tepi kiri dan kanan pengetikan;
sedangkan untuk gambar kecil yang tampilannya
menjadi kurang bagus kalau diperbesar, atur
ukuran dan posisinya agar simetris dengan batas
tepi halaman (tidak sejajar, tapi jarak ke tepi kiri
dan kanan sama).
d. Di atas gambar disajikan nomor dan judul gambar,
dengan ketentuan:
1) Jika judul gambar terdiri dari dua baris atau lebih,
spasi yang digunakan adalah spasi tunggal. Baris
terakhir judul terletak dua spasi di atas gambar.
2) Nomor gambar terletak dua spasi di bawah baris
terakhir teks. Nomor gambar terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama menunjukkan nomor bab tempat
gambar itu dimuat, sedangkan bagian kedua
menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu.
Contoh: Gambar 2.1 menunjukkan bahwa gambar
tersebut adalah gambar urutan pertama pada Bab II.
e.Gambar yang memerlukan halaman yang lebih
besar dari halaman naskah disajikan sebagai
lampiran.
f.Jika ada keterangan gambar, keterangan
tersebut ditulis pada tempat kosong di bawah
gambar (tidak diletakkan di halaman lain).

Anda mungkin juga menyukai