Anda di halaman 1dari 7

Nama : Christian Alexander Hutagalung

NPM : 213300516019

Matkul : B.Indonesia

Jawaban

1. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu termasuk rumpun Austronesia yang telah
digunakan sebagai lingua franca (bahasa perantara) di Nusantara.Penamaan bahasa Melayu
dilakukan pada masa sekitar 683 – 686 M, yaitu angka yang tertera pada beberapa prasasti
berbahasa melayu kuno di Palembang dan Bangka.Prasasti ini ditulis dengan aksara Pallawa
atas perintah kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Maritim yang berjaya pada abad 7 dan 8 dari
Wangsa Syailendra.Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa
buku pelajaran agama Budha.
 Moment Penting : Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928: Tonggak perkembangan
bahasa Indonesia.
 Angkatan Pujangga Baru dipimpin Sutan Takdir Alisjahbana dan kawan-kawan.
 Kongres Bahasa Indonesia I pada tanggal 25—28 Juni 1938 di Solo
 Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatangani Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 36,
menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
 Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Soewandi (Ejaan Republik)
2. Nilai Menerima dan Menghargai Perbedaan,Nilai menerima dan menghargai perbedaan,
yaitu menerima dan menghargai siapa saja untuk bisa beraktivitas dalam lingkungan tanpa
membedakan status seseorang. Hal tersebut sesuai nilai yang terkandung dalam Sumpah
Pemuda.Walau berasal dari berbagai macam latar belakang yang berbeda, tidak
menyurutkan semangat para pemuda Indonesia untuk tetap bersatu dan menjunjung tinggi
nilai persatuan demi mencapai cita-cita bersama. Berbagai perbedaan latar belakang
tersebut bukan merupakan hal untuk dipermasalahkan, tetapi perlu diterima dan dihargai
satu sama lain sebagai satu di antara kekuatan bangsa Indonesia. Para pemuda dapat
menerima dan menghargai akan adanya perbedaan bahasa,suku,budaya,agama dan ras.
demi terciptanya satu bangsa, yaitu Bangsa Indonesia.
3. A Lambang kebanggaan kebangsaan,bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial
budaya yang mendasari rasa kebangsaan,Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia harus
terus dijaga, pelihara dan kembangkan serta rasa kebanggaan pemakainya senantiasa
dibina.
Lambang identitas nasional, mengarah pada penghargaan terhadap bahasa
Indonesia selain bendera dan lambang negara. Di dalam fungsinya, bahasa Indonesia
tentulah harus memiliki identitasnya sendiri sehingga serasi dengan lambang kebangsaan
yang lain.
Alat penghubung antar warga, antar daerah, dan antar budaya,Bahasa Indonesia
memiliki peranan yang vital di masyarakat umum dan nasional. Berkat adanya bahasa
Indonesia, masyarakat dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga
kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak
perlu dikawatirkan.Masyarakat dapat bepergian ke seluruh pelosok tanah air dengan hanya
memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi.
Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.Bahasa Indonesia
sebagai alat pemersatu suku, budaya dan bahasa maksudnya adalah bahwa bahasa
Indonesia memungkinkan keserasian di antara suku-suku, budaya dan bahasa di Nusantara,
tanpa harus menghilangkan indentitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial
budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan.Lebih dari itu, dengan bahasa
nasional itu masyarakat dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas kepentingan
daerah atau golongan.
B. Bahasa resmi kenegaraan. Artinya, seluruh kegiatan kenegaraan dan
penyelenggaraannya harus menggunakan bahasa Indonesia.
Bahasa pengantar pendidikan. Di Indonesia, kegiatan belajar mengajar di sekolah
dan lingkungan perguruan tinggi menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantarnya.
Bahasa komunikasi tingkat nasional. Dalam hal ini, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai alat perhubungan dalam kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
nasional serta kepentingan pemerintah yang lainnya.
Bahasa media massa. Penyampaian berita lewat media massa juga menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa baku.

4. Di Indonesia ada tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.
Bahasa daerah dan bahasa asing diharapkan dapat memperkaya bahasa Indonesia. Oleh
sebab itu, akhir dari pengembangan bahasa adalah pembakuan bahasa Indonesia.
keterkaitan dengan pembinaan dan pengembangan dalam hubungannya dengan masalah
kebahasaan di Indonesia ialah usaha yang ditujukan untuk memelihara dan mengembangkan
bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan pengajaran bahasa asing supaya dapat memenuhi
fungsi dan kedudukannya.

5. Adopsi
merupakan proses penyerapan kosa kata asing yang memiliki makna yang sama dalam
bahasa Indonesia tanpa mengubah ejaan, pengucapan, dan penulisan sama sekali. Beberapa
contoh kata serapan dari bahasa Inggris yang mengalami proses adopsi seperti data, film,
golf, internet.

Adaptasi
Kata serapan melalui proses adaptasi disesuaikan dengan lafal dan ejaan bahasa Indonesia.
Makna kata serapan ini mempunyai makna yang sama dengan kata sebelumnya. Contohnya
adalah maksimal (dari kata maximal), organisasi (dari kata organization), intelektual
(intelectual). Dalam proses adaptasi terdapat beberapa kaidah yang digunakan, antara lain:
Aa → a, contohnya octaaf → oktaf
Ae → ae, contohnya aerodynamics → aerodinamika
Ae → e jika bervariasi dengan e, contohnya haemoglobin → hemoglobin
Ai → ai, contohnya trailer → trailer
Au → au, contohnya audiogram → audiogram
C → k jika di muka a, u, o, dan konsonan, contohnya cubic → kubik
C → s jika di muka e, i, y, contohnya central → sentral
Cc → k jika di muka u, o, dan konsonan, contohnya accomodation → akomodasi
Cc → ks jika di muka e dan i, contohnya accent → aksen
ea → ea , contohnya idealist → idealis

Terjemahan
Proses menerjemah dilakukan dengan mengambil maknanya saja, sedangkan lafal dan ejaan
diubah. Contoh kata serapan ini antara lain suku cadang (dari kata spare part), uji coba (dari
kata try out), siksaan (dari kata azab).
Kreasi
bentuk fisik yang tidak dituntut sama. Misal pada kata asing ditulis dalam 2 kata atau lebih,
maka pada kata serapan diperbolehkan jika hanya ditulis dalam satu kata saja. Contohnya
adalah effective (kata serapannya menjadi berhasil guna).

6. Dilansir dari buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang ditulis oleh
Kemendikbud RI, terdapat beberapa aturan dalam penulisan ejaan yang benar.

A. Huruf Abjad
Dalam bahasa Indonesia, terdapat 26 huruf abjad yaitu: A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N,
O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, dan Z.

B. Huruf Vokal
Dalam bahasa Indonesia, terdapat 5 huruf vokal yang diantaranya adalah: a, i, u, e, o.

C. Huruf Konsonan
Dalam bahasa Indonesia, terdapat 21 huruf konsonan diantaranya: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n,
p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.

D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat huruf diftong yang dilambangkan dengan
gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi. Contoh penggunaan pada kata: santai, amboi, pulau,
dan survei.

E. Gabungan Huruf Konsonan


Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan. Contoh penggunaannya seperti pada kata: khusus, akhir, ngarai, siang, banyak,
nyata, syarat, dan musyawarah.

F. Huruf Kapital
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama di awal kalimat. Contoh: Aku sedang
menulis surat.

 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam unsur nama orang termasuk
julukan. Contoh: Kartika Dewi, Kim Jennie, Doja Cat. Huruf kapital tidak digunakan
untuk menuliskan suatu satuan ukuran/nama jenis. Contoh: 5 ampere, 10 kilogram,
ikan mujair, ikan paus. Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan kata yang
memiliki arti 'anak dari', seperti bin dan binti. Contoh: Kaeya Al-Barikh bin Toyyib.

 Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Contoh: Ibu
berkata, "Kapan kamu pulang?", "Cepatlah kembali ya, nak!" ucapnya.

 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Contoh: Allah, Tuhan, Kristen,
Islam, Yesus.

 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang atau sebagai sapaan. Contoh: Sultan
Hasanuddin, Haji Abdurrahman Wahid.

 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat. Contoh: Profesor Dr. Soetomo, Presiden Joko Widodo.

 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh: suku Dayak.

 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari besar atau
hari raya, dan unsur nama peristiwa bersejarah. Contoh: tahun Hijriah, hari Natal,
hari raya Nyepi, Konferensi Meja Bundar, Perang Dunia II.

 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Contoh: Asia Tenggara,
Pulau Komodo, Gunung Semeru.

 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah
dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang
tidak terletak pada posisi awal. Contoh: saya membaca novel Bumi Manusia, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, buku itu adalah buku Undang-Undang Dasar 1945.

 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
atau sapaan. Contoh: S.H. (sarjana hukum), S.Hum. (sarjana humaniora), S.Ak.
(sarjana akuntansi), Dr. (doktor), Tn. (tuan), Ny. (nyonya).

 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang
dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Contoh: “Kapan Bapak berangkat?” tanya
Hasan. Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital. Contoh: "Kepada siapa
Anda bertanya?"
G. Huruf Miring
 Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat
kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Contoh: Majalah
Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
 Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Contoh: Dia tidak diantar, tetapi
mengantar.
 Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah
atau bahasa asing. Contoh: Setelah ini aku harus upload gambar ke website.
F. Huruf Tebal
 Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Contoh: Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa
Indonesia.
 Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul
buku, bab, atau subbab. Contoh: BAB I Pendahuluan.

manfaat ejaan terhadap proses belajar di perguruan tinggi


Pengajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi menempati posisi sebagai mata kuliah
umum (MKU). dalam proses pengajarannya di perguruan tinggi bahasa Indonesia juga
memegang peranan sentral sebagai media dalam membangun karakter, serta
mengaktualisasikan kreatifitas mahasiswa, misalnya: bidang penulisan karya tulis ilmiah,
pembuatan proposal penelitian melalui program kreatifitas mahasiswa (PKM), maupun
lomba pidato. Pengajarannya pengajar senantiasa mengarahkan mahasiswa untuk memilih
kata-kata yang sopan dan santun untuk menunjukkan keteladanan berbahasa. Pembahasan
unsur pendidikan karakter untuk materi lainnya, selengkapnya akan dibahas pada bagian
implementasi pendidikan karakter.Konsep Pendidikan Karakter Dengan demikian karakter
mulia berarti individu itu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai
dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif, dan
inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggungjawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela
berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu
berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti,
berinisiatif, berpikir positif, disiplin,antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat,
dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri,
produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sprotif, tabah, terbuka, dan tertib. Individu juga
dituntut untuk memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik ataupun unggul. Selain itu,
individu itu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut.

7. Kalimat Bahasa Indonesia adalah kesatuan bahasa yang terdiri atas beberapa kata, frasa atau
klausa untuk menyampaikan suatu persoalan, terdiri atas subjek dan predikat, terdiri atas
unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan (S,P,O,K).
8. Hari ini (K) Rudi (S) pergi ke bioskop (P) bersama Raka (S) di mall taman anggrek (K),
sebelumnya rudi (S) membeli (P) tiket (O) sedangkan raka (S) membeli (P) makanan (O) di
kafe bioskop (K).

9. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, paragraf adalah bagian bab dalam suatu
karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis
baru); alinea
Menurut para ahli :
Finoza (2009: 189) berpendapat bahwa paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh
kalimat dalam paragaraf hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik/masalah
Menurut Ahmadi (1991:1), suatu paragraf adalah suatu satuan pikiran atau perasaan,suatu
satuan susunan teratur satuan-satuan yang lebih kecil (kalimat-kalimat) dan berfungsi
sebagai bagian dari suatu \satuan yang lebih besar (keseluruhan komposisi). Dapat saya
ambil kesimpulan :

Menurut Saya Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang didalam nya membicarakan
mengenai ide pokok atau topik.

10. a. Memperhatikan faktor kesatuan topik, kepaduan bentuk makna, dan kelengkapan
gagasan.
b. Satu paragraf hanya menyajikan satu topik atau satu gagasan, tidak boleh lebih.
Kalimat-kalimat dalam paragraf dapat diikat dengan kata hubung, kata ganti, atau kata
kunci. ·
c. Kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling mendukung kesatuan gagasan.
d. Kalimat topik paragraf harus dirinci dengan beberapa kalimat penjelas.
e. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat topik harus dihindari.undefined.

ciri-ciri Tidak semua kumpulan kalimat dapat dikatakan sebagai sebuah paragraf, dan tidak
semua paragraf dapat dikatakan sebagai paragraf yang baik. Kumpulan kalimat yang saling
berhubungan dan memenuhi persyaratan tertentu sajalah yang dapat dikatakan sebuah
paragraf. Paragraf yang baik hendaklah memenuhi persyaratan: kesatuan, kepaduan,
kelengkapan, dan urutan.
Paragraf hendaknya hanya memuat satu kalimat topik dan setiap paragraf hendaknya
memiliki unsur kelengkapan, yaitu memiliki beberapa kalimat penjelas yang bisa berupa
fakta-fakta atau contoh-contoh. Selain itu, kalimat-kalimat yang membangun paragraf
tersebut hendaknya benar-benar saling berhubungan. Secara lengkap, syarat paragraf yang
baik adalah sebagai berikut.

Kesatuan (Unity)
tentunya pernah mengalami kesulitan tentang cara mengakhiri atau berganti paragraf ketika
mendapat tugas mengarang dari guru Anda. Kesulitan itu terjadi karena Anda kurang
memahami bahwa tulisan Anda telah berganti kalimat topik. Perubahan topik itu merupakan
tanda pergantian paragraf. Paragraf yang mengandung banyak kalimat topik dapat
mengaburkan maksud sehingga dapat membingungkan para pembaca. Apabila ada sebuah
paragraf yang memiliki dua kalimat topik, paragraf tersebut dapat dikatakan tidak memiliki
unsur kesatuan. Paragraf harus memperlihatkan suatu maksud dengan jelas, yang biasanya
didukung oleh sebuah kalimat topik atau kalimat utama.

Kepaduan (coherence)
Paragraf yang baik harus memperlihatkan hubungan antarkalimat yang erat. Paragraf yang
dibangun dari kalimat-kalimat yang loncat-loncat berarti paragraf tersebut tidak koheren
atau tidak padu. Apabila tidak ada kepaduan (koherensi), loncatan-loncatan pikiran, urutan
waktu dan fakta yang tidak teratur akan terjadi sehingga menyimpang dari kalimat topik.

Kelengkapan (completeness)
Paragraf dikatakan lengkap apabila dibangun atas beberapa kalimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Paragraf dikatakan tidak lengkap apabila hanya
dikembangkan dan diperluas dengan pengulangan-pengulangan, atau kurang memiliki
kalimat penjelas yang memadai. Dengan demikian, paragraf yang mengandung unsur
kelengkapan selalu dibangun atas beberapa kalimat, bukan satu atau dua kalimat. Paragraf
yang hanya memiliki satu atau dua kalimat dapat membuat pembaca merasa kesulitan
memahami makna detil dalam paragraf.
Urutan (orderly)
Urutan ini berhubungan dengan kalimat-kalimat yang membangun paragraf hendaknya
memiliki urut-urutan ide secara logis. Syarat ini mirip dengan kepaduan. Hanya saja, untuk
urutan, kalimat yang membangun paragraf hendaknya memiliki keruntunan.

B.
1. Ia klasifikasi,analisis, evaluasi, dan disimpulkan. Kemudian ia mengumpulkan data.
2. Kualitas dan kuantitas produk hortikultura sulit ditingkatkan.
3. Ia ahli ilmu teknologi dari Universitas Nasional yang sangat ramah.
4. yang terhormat hadirin, waktu dan tempat dipersilahkan.
5. Tugas utama lembaga adalah meningkatkan dan mengembangkan teknologi yang handal.
6. Penelitian saya dibantu oleh para dosen.
7. Mahasiswa UNAS membayar SPP di BRI.
8. Ia ahli ilmu teknologi arsitektur yang sangat ramah.
9. Buku saya yang itu tidak jelas.
10. ia mengambil sebuah buku kemudian mempelajarinya.

C.
1. Akibat dari era modern dan globalisasi, Bangsa Indonesia telah mengalami lunturnya nilai
nilai budaya yang terjadi akibat kulturisasi antara bangsa asing dengan lokal terutama di kota
kota besar yang berada di negara Indonesia. Sangat jarang, masyarakat Indonesia yang
masih mempertahankan budaya lokal dan banyak pula anak anak muda yang bekerjasama
dengan program pemerintah untuk mengaungkan betapa penting dan indah budaya budaya
lokal Indonesia. Apabila, anak muda dengan pemerintah bekerjasama mengaungkan budaya
lokal pada hari kebangkitan nasional niscaya,masyarakat Indonesia akan lebih mencintai
budaya lokal.

Anda mungkin juga menyukai