Disusun Oleh :
Annisa Nur Fajar Ramadhani (3.31.19.2.03)
Dhaffaulhaq Salwa Abimanyu (3.31.19.2.05)
Fattah Kuncoro Wibisono (3.31.19.2.10)
Yayan Maryamah (3.31.19.2.24)
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan yang berjudul
“Analisis Ejaan dan Kalimat dalam Makalah” sederhana ini.
Dalam pembuatan laporan ini, banyak kesulitan yang penulis alami terutama disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber informasi yang masih terbilang terbatas.
Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak yang bersangkutan akhirnya laporan ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Netty Nurdiyani, Dra., M.Hum, selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
2. Teman-teman kelas LT-1C yang telah mendukung pembuatan laporan
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua orang. Tak ada gading yang tak retak.
Begitu juga dengan laporan yang penulis buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis memohon maaf apabila ada kekurangan atau kesalahan. Kritik dan saran
sangat diharapkan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Teori yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan dari beberapa
teori yang dikemukakan para ahli, khususnya di bidang sintaksis. Pemilihan teori
dipertimbangkan berdasarkan relevansi dengan masalah yang akan diteliti, yaitu
masalah kesalahan ejaan dan kalimat.
2.1 Penulisan Ejaan
2.1.1 Pemenggalan Kata
(1) Kata dasar Di antara dua vokal berurutan di tengah kata (diftong tidak
pernah diceraikan):ma-in. Sebelum huruf konsonan yang diapit dua vokal
di tengah kata: ba-pak. Diantara dua konsonan yang berurutan di tengah
kata: man- di. Di antara konsonan pertama dan kedua pada tiga konsonan
yang berurutan di tengah kata: ul-tra.
(2) Kata berimbuhan: Sesudah awalan atau sebelum akhiran: me-rasa-kan.
(3) Gabungan kata: Di antara unsur pembentuknya: bi-o-gra-fi.
2.1.2 Huruf Tebal
Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti
judul buku, bab, atau subbab.
2.1.3 Huruf Kapital
(1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,
termasuk julukan.
(2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
(3) Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis
dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain
dalam kelompoknya.
(4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
(5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai
sebagai pengganti nama orang tertentu, nama ins-tansi, atau
nama tempat.
2.1.4 Huruf Miring
(1) Nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan Huruf,
bagian kata,kata, atau kelompok kata yang ditegasan atau dikhususkan
Kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya.
(2) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungka-pan dalam
bahasa daerah atau bahasa asing.
2.1.5 Tanda koma
(1) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan peng-hubung
antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan
dengan itu, dan meskipun demikian.
(2) Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya,
wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu,
Dik, atau Nak.
(3) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
2.1.6 Unsur Serapan
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari
berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan
Bali, maupun dari bahasa asing, seperti bahasa San-skerta, Arab, Portugis,
Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan
dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama,
unsur asing yang be-lum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti force majeur, de facto, de jure, dan l’exploitation de l’homme par
l’homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur
asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia. Dalam hal ini, penyerapan diusa-hakan agar ejaannya diubah
seperlunya sehingga bentuk Indone-sianya masih dapat dibandingkan dengan
bentuk asalnya.
2.2 Hakikat Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri
sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil
yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.
Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras
lembut, di sela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sementara itu, dalam wujud
tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam
resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah
predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah
kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan
kalimat.
Kalimat sebagai salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang paling besar. Dalam
berbagai buku linguistik atau tata bahasa, pengertian kalimat sangat bervariasi.
Dalam keseluruhan konsep yang ada itu dapat digolongkan menjadi dua
kelompok, yakni konsep kalimat secara tradisional dan konsep kalimat secara
struktural (Suhardi, 2008: 79).
2.3 Kalimat Efektif
2.3.1 Hakikat Kalimat Efektif
Konsep kalimat efektif menurut Razak (1985: 2) dikenal dalam
hubungan fungsi kalimat selaku alat komunikasi. Kalimat yang efektif mampu
memuat isi atau maksud yang disampaikan. Kalimat efektif memerlukan
beberapa persyaratan, selain persyaratan struktural. Kalimat efektif harus
mempunyai tenaga yang menarik di dalam tulisan untuk membentuk kerja
sama melalui sistem yang bervariasi. Razak (1985: 3) menegaskan bahwa
kalimat yang polanya salah menurut tata bahasa jelas tidak efektif, akan tetapi
kalimat yang polanya betul menurut tata bahasa juga belum tentu efektif.
Keefektifan kalimat dapat ditingkatkan melalui kemampuan mencari variasi
pemilihan kata serta keragaman konstruksinya (Rifai, 1997: 32).
Pengarang menulis karangan untuk menyampaikan pesan moral kepada
pembacanya. Ia menawarkan berbagai pilihan kepada pembaca dalam
menanggapi tulisannya. Hal ini berarti fungsi kalimat tidak hanya untuk
memberitahukan atau menanyakan sesuatu, tetapi mencakup semua aspek
kejiwaan ekspresi manusia.
2.3.2 Keefektifan Kalimat
Kalimat efektif tidak hanya dibangun oleh struktur gramatik, tetapi juga
pilihan kata yang dirangkai dalam bentuk kalimat. Perangakaian kata ini harus
menyesuaikan topik dan konteks wacana.
Putrayasa (2007: 54) menyebutkan bahwa ciri-ciri kalimat efektif ada
empat, yakni kesatuan (unity), kehematan (economy), penekanan (emphasis),
dan kevariasian (variety).
2.4 Analisis Kesalahan Kalimat
Sebuah kalimat hendaklah mendukung suatu gagasan atau ide. Susunan kalimat
yang teratur menunjukkan cara berpikir teratur. Agar gagasan atau ide mudah
dipahami pembaca fungsi pola kalimat yaitu subyek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan harus tampak jelas. Kelima fungsi pola kalimat itu tidak selalu hadir
secara bersama-sama dalam sebuah kalimat. Unsur-unsur sebuah kalimat harus
dieksplisitkan dan dirakit secara logis atau masuk akal.
Sintaksis adalah cabang linguistik tentang susunan kalimat dan bagian-
bagiannya; ilmu tata kalimat (Tim Penyusun Kamus, 1996: 946). Ramlan (1987: 21)
mendefinisikan sintaksis sebagai bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase; berbeda dengan
morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem. Kesalahan dalam
tataran sintaksis berhubungan erat dengan kesalahan pada bidang morfologi, karena
kalimat berunsutkan kata-kata.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari bab IV kesalahan penggunaan ejaan dan kalimat pada
makalah anggota sewaktu SMA masih banyak. Penulisan makalah yang ada belum
sesuai dengan aturan penulisan ejaan dan kalimat yang baik dan benar. Banyak
terdapat kesalahan dalam penggunaan kata serapan bahasa asing. Kesalahan juga
terdapat pada penulisan huruf kapital, kata depan, dan tanda baca. Kesalahan
penulisan ejaan pada makalah anggota sewaktu SMA meliputi, kesalahan kata serapan
bahasa asing, kesalahan penulisan huruf kapital, kesalahan penulisan kata depan,
kesalahan penulisan gelar, dan kesalahan penggunaan tanda baca. Kesalahan penulisan
kalimat pada makalah anggota sewaktu SMA meliputi, keefektifan kalimat, kepaduan
antar kalimat, dan stuktur kalimat.
5.2 Saran
Setelah melakukan analisis terhadap makalah sewaktu SMA, penulis
menyarankan pada para penulis makalah, agar lebih memahami aturan penulisan ejaan
dan kalimat yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Para dosen diharapkan
dapat membantu mahasiswa dan mahasiswi dalam hal penulisan ejaan dan kalimat.
Hasil makalah ini juga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para dosen untuk
mengetahui kesalahan yang sering dilakukan oleh para peserta didik dalam penulisan
makalah. Sehingga para dosen dapat menjelaskan aturan penulisan ejaan dan kalimat
yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, SD. 2018. Pengaruh Sastra Arab dan Sastra Cina Terhadap Bahasa
Indonesia. Makalah.
Sunendar, Dadang. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat
Bahasa
Wibisono, FK. 2017. Pengaruh Air dan Udara Terhadap Kecepatan Perkecambahan
Tanaman Kacang Hijau. Makalah.
Wibisono, FK. 2018. Upaya Untuk Meningkatkan Minat Wirausaha bagi Remaja.
Makalah.