Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN MORFOLOGI PADA


SURAT KABAR RADAR SULTENG

MATA KULIAH ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA

MARIANI PETTA SAU


A 111 20 009

Dosen Pengampu:

Arum Pujiningtyas, S.Pd. M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS tadulako
2022

PENDAHULUAN

Mengingat pentingnya peran perkembangan bahasa dalam pengembangan


sumber daya manusia, maka perlu dilaksanakan berbagai rencana dan langkah yang
terpadu dan terarah berdasarkan kebijakan bahasa yang komprehensif, sehingga
pengembangan bahasa dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Rencana dan
upaya tersebut tentu tidak cukup jika hanya dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa. Dalam hal ini, media berfungsi sebagai pihak dengan peran
dan tanggung jawab yang sangat menentukan kualitas penggunaan bahasa Indonesia
(Alwi, 2000:101). Surat kabar merupakan salah satu contoh media yang berperan
penting dalam mempromosikan bahasa Indonesia dan memiliki keunggulan tersendiri
dibandingkan media lainnya. Keuntungan Selain keterbacaan ganda, surat kabar dapat
menawarkan informasi berita yang nyata secara detail.

Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun


tertulis yang menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia. Sedangkan pengertian
analisis kesalahan berbahasa yaitu suatu prodesur kerja yang biasa digunakan oleh
peneliti atau guru bahasa, yang meliputi: kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan,
mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan
tersebut, mengklasifikasi kesalahan itu, dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan
itu.

Dalam menulis berita untuk media, wartawan harus memperhatikan


penggunaan bahasa, ejaan, pilihan kata dan kosa kata, agar masyarakat umum dapat
mengerti dan memahami informasi yang disampaikan. Mengenai hal ini, Rahman
(1998:11) mengatakan bahwa tuntutan utama kepada wartawan supaya wartawan
menggunakan bahasa baku, ejaan harus tetap sesuai dengan kaidah, pilihan dan
pembentukan kata dan kalimat harus sesuai dengan kelaziman, tanpa menghapus
kemungkinan penyerapan unsur luar bahasa Indonesia acap mengikuti sistem yang
telah ditetapkan dalam EYD.

Beberapa surat kabar daerah dan nasional yang beredar, masih banyak
ditemukan penggunaan kosakata yang tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan dalam
menyampaikan berita. Jika ada kesalahan dalam bahasa surat kabar, itu akan menjadi
contoh bagi masyarakat dalam proses bahasa. Harus diingat bahwa mereka yang
membaca koran dan majalah tidak hanya berpendidikan tetapi juga inferior. Sampai ke
tingkat dasar (Badudu, 1988:138).

Oleh karena itu, bahasa surat kabar harus dikaji dan dicek kesalahannya dengan
menggunakan analisis kesalahan linguistik, khususnya pada tataran morfologis.
Menurut Ramlan (2001:21) morfologi adalah bagian linguistik yang
mempertimbangkan atau mempelajari kekhasan bentuk kata dan pengaruh perubahan
bentuk kata terhadap kelas kata dan makna, atau dengan kata lain morfologi dapat
dikatakan mempelajari seluk-beluk kata. Bentuk, dan fungsi tata bahasa dan semantik.

Menurut Setyawati (2010:49) Kesalahan tingkat morfologi dapat dianalisis


berdasarkan klasifikasi kesalahan linguistik meliputi (1) penghilangan afiks, (2) bunyi
yang seharusnya luluh tidak diluluhkan, (3) peluluhan bunyi yang seharusnya tidak
luluh, (4) penggantian morfem, (5) Penyingkatan morfem mem-, men-, meng-, meny-
, dan menge-, (6) Penggunaan afiks yang tidak tepat, (7) penentuan bentuk dasar yang
tidak tepat, (8) Penempatan afiks yang tidak tepat pada gabungan kata, (9) pengulangan
kata majemuk yang tidak tepat.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mempelajari analisis


kesalahan linguistik pada tataran morfologi pada surat kabar, untuk menganalisis dan
menginterpretasikan kesalahan linguistik pada tataran morfologi dalam sebuah surat
kabar. Selain sebagai syarat ketuntasan tugas pengganti ujian akhir semester mata
kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan
informasi dan referensi bagi peneliti atau pihak lain yang ingin melihat permasalahan
terkait analisis kesalahan linguistik dari sudut pandang yang berbeda.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan peneltian yang telah dilakukan, kesalahan berbahasa tataran


morfologi dalam tajuk rencana surat kabar Kompas dianalisis sesuai teori yang relevan
seperti di bawah ini.

Data 1:

Jelang Nataru, BUMN Pangan Jaga Stok Aman dan Harga Bapok
Terkendali.

Pembahasan:

Berdasarkan data (1) di atas, penulisan jelang tidak sesuai dengan


aturan atau kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan tersebut terjadi karena
penghilangan afiks dalam hal ini prefiks meng- pada kata jelang.
Penulisan kata jelang seharusnya ditulis menjelang dengan
menggunakan prefiks meng- varian men-. Menurut Depdiknas
(2008:465) menjelang adalah mengunjungi; menengok; menjenguk;
menghadap.

Perbaikan:

Menjelang Nataru, BUMN Pangan Jaga Stok Aman dan Harga Bapok
Terkendali.
Data 2:

Upaya membangun kepercayaan tersebut


tidak lahir dari upaya sesaat, tetapi
merupakan buah dari kerjakeras dan upaya
perbaikan menerus.

Pembahasan:

Kata kerja keras pada surat kabar di atas merupakan kesalahan karena
penulisannya yang tidak dipisah. Kerja keras merupakan bentuk kata
majemuk. Menurut Kridalaksana (1993:99) kata majemuk adalah
gabungan morfem dasar dan seluruhnya berstatus sebagai kata
mempunyai pola fonologis, gramatikal dan semantic yang khusus
menurut kaidah bahasa bersangkutan. Kata majemuk adalah gabungan
kata membentuk makna baru dari makna kata-kata pembentuknya.

Perbaikan:

Upaya membangun kepercayaan tersebut tidak lahir dari upaya sesaat,


tetapi merupakan buah dari kerja keras dan upaya perbaikan menerus.

Data 3:
Identifikasi kebutuhan berbasis lingkungan lokal dibutuhkan untuk
pemetaan kebekerjaan.

Pembahasan:

Kata kebekerjaan di atas merupakan bentuk kesalahan berbahasa. Jika


dilihat dari segi kebakuan berdasarkan KBBI, kata tersebut tidak
termasuk kata baku. Proses pembentukan kata atau yang sering disebut
sebagai proses morfologi ada 3 salah satunya ialah afiksasi. Menurut
Chaer (1994:177) afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada
sebuah dasar atau bentuk dasar. Afiks sendiri ada 5 yaitu prefiks,
sufiks, infiks, simulfiks, dan konfiks.

ke + bekerja + an

ke + ber + kerja + an
ke + ber + kerjaan

Perbaikan:

Identifikasi kebutuhan berbasis lingkungan lokal dibutuhkan untuk


pemetaan kinerja.

Data 4:

Tepat di sinilah terbaca ekonomi hijau harus mulai dari desa.

Pembahasan:

Kata mulai di atas merupakan bentuk kesalahan karena tidak sesuai


dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan tersebut
terjadi karena penghilangan afiks dalam hal ini prefiks di-.

Perbaikan:

Tepat disinilah terbaca ekonomi hijau harus dimulai dari desa.

Anda mungkin juga menyukai