PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Hasil analisis ini diharapkann dapat membantu mahasiswa program studi
bahasa Indonesia. Bagi seorang mahasiswa menggunakan bahasa Indonesia yang
baku dan benar adalah sebuah keharusan. Karena ragam bahasa baku digunakan
dan dipelajari di sekolah atau institusi pendidikan. Kesesuaian penggunaannya
juga perlu diperhatikan.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ejaan
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan
bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang
mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh
setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada,
terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk
hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan
3
dihindari agar pengajaran bahasa berhasil.Sementara dari sudut siswa, kesalahan
berbahasa merupakan bagian integral dari proses belajar bahasa.
Kesalahan itu tentunya dapat diperkecil atau bahkan dihilangkan denganmenata
lebih sempurna komponen proses belajar-mengajar bahasa.Kesalahan berbahasa
dianggap sebagai bagian dari proses belajar mengajar. Artinya,kesalahan bahasa
merupakan bagian yang integral dari pengajaran bahasa, baik
pengajaran bahasa yang bersifat formal maupun informal. Kesalahan berbahasa da
pat terjadi dalamsetiap unsur bahasa, seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Karenanya,
kesalahan berbahasa bisa diklasifikasikan berdasarkan tataran linguistik seperti fo
nologi, morfologi,kelompok kata, frasa, klausa, kalimat wacana, dan semantik.
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan
struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat
diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi,
waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya
spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
4
BAB III
HASIL ANALISIS
Aqiqah
Kesalahan yang terdapat pada gambar di atas jika dianalisis dari tataran
fonologinya adalah kesalahan pelafalan karena perubahan fonem konsonan /k/
menjadi /q/ pada kata akikah menjadi aqiqah. Kata aqiqah pada gambar di atas
merupakan kata yang tidak baku dalam bahasa Indonesia.
Dalam KBBI kata akikah memiliki makna yaitu, /aki·kah/ n
[1]
penyembelihan ternak (seperti kambing atau lembu) sebagai pernyataan syukur
orang tua atas kelahiran anaknya, lazimnya dilaksanakan pada hari
ketujuh; [2] tradisi penyembelihan ternak pada upacara pencukuran rambut bayi
ketika berusia tujuh hari sebagai pernyataan syukur. Sementara kata aqiqah dalam
KBBI tidak memiliki makna apapun.
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kata aqiqah yang
digunakan pada gambar di atas adalah tidak baku. Untuk memperbaiki kesalah
kata aqiqah bisa diperbaiki dengan menggunakan kata akikah.
5
2. Perubahan Fonem Vokal
Telor
Kesalahan yang terdapat pada tataran fonologi kemasan makanan di atas
adalah kesalahan pelafalan karena perubahan fonem. Dalam lafal baku penulisan
yang benar adalah telur, bukan telor.
[1]
Dalam KBBI kata telur memiliki makna yaitu, /te·lur/ n sel (terdapat
pada wanita) yang akan menjadi bakal anak, jika dibuahi oleh sperma; [2] benda
bercangkang yang mengandung zat hidup bakal anak yang dihasilkan oleh unggas
(ayam, itik, burung, dan sebagainya), biasanya dimakan (direbus, diceplok,
didadar, dan sebagainya); [3] benda kecil-kecil bercangkang, (biasanya
berkelompok) mengandung bakal anak, dihasilkan oleh binatang (cecak, buaya,
penyu, nyamuk, kutu, dan sebagainya); [4] berbagai-bagai benda yang bentuknya
(rupanya, sifatnya, dan sebagainya) menyerupai telur;-- di ujung tanduk, pb dalam
keadaan yang sangat sulit (berbahaya); -- sesangkak, pecah satu pecah semua,
pb bersatu hati dalam segala hal.
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kata telor yang
digunakan pada gambar di atas adalah tidak baku. Untuk memperbaiki kesalah
kata telor bisa diperbaiki dengan menggunakan kata telur.
6
3. Penghilangan Fonem Vokal
Kriting
Pada gambar bungkus makanan di atas jika dianalisis dari tataran
fonologinya terdapat kesalahan pelafalan yaitu kesalahan akibat penghilangan
fonem vokal /e/ pada kata keriting. Kata kriting yang digunakan pada kemasan
tersebut tidaklah merupakan kata yang tidak baku.
Dalam KBBI kata kriting memiliki makna yaitu, /ke·ri·ting/ n ikal kecil-
kecil (tentang rambut). Sedangkan kata kriting dalam KBBI tidak memiliki makna
apapun.
Kesimpulan yang bisa diambil berdasarkan penjelasan di atas adalah
bahwa kata kriting yang digunakan pada kemasan makanan di atas adalah tidak
baku, sehingga agar kata itu yang sesuai dengan aturan dalam bahasa Indonesia
maka harus menggunakan vokal /e/ menjadi keriting.
7
4. Penempatan Preposisi
GURUKE RUMAH
Kata depan atau disebut juga dengan preposisi adalah kata – kata yang
secara sintaksis berada di depan kata benda, kata kerja, dan kata sifat sedangkan
secara semantis kata depan menunjukan hubungan – hubungan makna antara kata
depan dengan kata yang berada di depan preposisi dan kata yang berada di
belakang preposisi tersebut.
Preposisi tunggal adalah preposisi yang hanya terdiri atas satu kata, bentuk
preposisi tunggal tersebut dapat berupa (1) kata dasar, misalnya di, ke, dari, dan
pada (Moeliono, 1998: 294).
Preposisi ke menyatakan arah atau tujuan.
Pada gambar di atas jika dianalisis preposisinya terjadi kesalahan
penulisan akibat penggabungan kata GURUKE RUMAH. Kata yang seharusnya
atau kata yang benar penulisannya adalah Guru ke rumah.
8
5. Penulisan Gelar
CHRISA ,SST
Menulis atau membaca gelar akademik dengan benar sangatlah penting
untuk menghindari keslahpahaman atau menyingung orang yang menyandang
gelar tersebut. Menulis gelar memang sangatlah sepele namun pada kenyataannya
banyak yang keliru dan salah ketika menulis.
Berikut ini adalah tata cara penulisan gelar akademik yang benar menurut
EYD yang telah disepakati bersama. Aturan ini menetapkan penulisan singkatan,
tanda baca seperti pemakain titik (.) dan koma (,) yang benar:
1. Setiap gelar ditulis dengan menggunakan tanda titik sebagai penghubung antara
huruf pada singkatan gelar yang dimaksud.
3. Nama orang dan gelar dihubungkan dengan tanda koma (,)
4. Jika seseorang menyandang gelar lebih dari satu, maka gelar-gelar tersebut
dipisahkan dengan tanda koma
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa penulisan gelar salah. Penulisan
gelar tersebut tidaklah benar. Penulisan gelar seharusnya tidak di tulis seperti ini
CHRISA ,SST penulisan gelar yang benar adalah Chrisa,S.S.T
9
6. Penghilangan Fonem
Coklat
Pada gambar bungkus makanan di atas jika dianalisis dari tataran
fonologinya terdapat kesalahan pelafalan yaitu kesalahan akibat penghilangan
fonem vokal /e/ pada kata coklat. Kata coklat yang digunakan pada kemasan
tersebut tidaklah merupakan kata yang tidak baku.
Demi tercapainya suatu ukuran lafal bahasa Indonesia baku, sudah
seharusnya ciri-ciri lafal bahasa daerah jangan sampai terbawa ketika
berkomunikasi dalam berkomunikasi bahasa Indonesia. Salah satu bentuk
pelafalan kata coklat yang sudah lazim dilafalkan masyarakat, yaitu dengan
menghilangkan fonem /e/ pada kata tersebut. Meskipun lawan bicara memahami
maksud dari kata tersebut, namun penulisan kata tersebut tidak baku dan tidak
sesuai dengan kaidah penulisan dalam KBBI.
Dalam KBBI kata cokelat memiliki makna yaitu, /co·ke·lat/ n, yang artinya
gula-gula yang dibuat dari bubuk cokelat. Sedangkan kata coklat dalam KBBI
tidak memiliki makna apapun.
10
Kesimpulan yang bisa diambil berdasarkan penjelasan di atas adalah
bahwa kata coklat yang digunakan pada kemasan makanan di atas adalah tidak
baku, sehingga agar kata itu yang sesuai dengan aturan dalam bahasa Indonesia
maka harus menggunakan vokal /e/ menjadi cokelat.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
12
MAKALAH
KESALAHAN TATABAHASA DI RUANG PUBLIK
Disusun Oleh:
13
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah senantiasa melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Penyusun juga panjatkan kehadiran
Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan karunia-Nya Makalah dengan judul
“KESALAHAN TATABAHASA DI RUANG PUBLIK” ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah
ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-
perbaikan lebih lanjut.
Penulis
14
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2
1.4 Manfaat ............................................................................................. 2
BAB IIIPENUTUP
4.1 Simpulan .......................................................................................... 16
15