Anda di halaman 1dari 16

Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Surat Kabar Solopos

Pramudya Dhana Brata, Suparmin


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
Email : pdhanabhrata@gmail.com, suparminpres@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan berbahasa yang ada
pada surat kabar Solopos yang berupa kesalahan dalam penggunaan kata dan kesalahan dalam
penggunaan tanda baca; untuk memberikan perbaikan terhadap kesalahan penggunaan
tanda baca dan kesalahan penggunaan kata maupun kalimat. Jenis dari penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif yang dimana penelitian ini merupakan penelitian yang dilaksanakan
dengan mendeskripsikan data-data yang diperoleh menggunakan serangkaian kalimat
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Metode ini
digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis penggunaan bahasa Indonesia pada
surat kabar Solopos. metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan
fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Objek kajian dalam metode ini adalah
fakta-fakta yang terungkap dalam bentuk media massa surat kabar Solopos. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik baca dan teknik catat. Teknik baca dalam hal ini
dilakukan dengan cara memberikan perhatian yang benar-benar terfokus pada objek. Teknik
catat merupakan teknik lanjutan yang dipilih dan digunakan ketika menerapkan metode baca
dengan mengamati atau mengobservasi terhadap objek yang diteliti. Berita utama surat kabar
Solopos yang dianalisis oleh peneliti ditemukan beberapa kesalahan terhadap kajian EYD nya.
Di antaranya adalah pada pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
Pemakaian huruf yang digunakan dalam berita utama sarat kabar Solopos masih ditemui
kesalahan, karena tidak sesuai dengan kaidah ejaan yang disempurnakan. Penggunaan tanda
baca yang dominan kesalahannya adalah penggunaan tanda koma dan tanda hubung, kesalahan
terletak pada penempatan tanda baca dan penggunaannya, sehingga pada berita utama surat
kabar Solopos yang peneliti analisis masih banyak terdapat kesalahan. Dalam penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa ada banyak kesalahan berbahasa dalam koran Solopos Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia pada koran di Solopos
sudah cukup baik dari aspek ejaan, diksi, dan kalimat. Namun, masih terdapat beberapa
kesalahan yang berkaitan dengan ketiga aspek tersebut.
Kata kunci : kesalahan berbahasa, solopos, data

ABSTRACT
The purpose of this study is to describe the language errors that exist in the Solopos newspaper
in the form of errors in the use of words and errors in the use of punctuation marks; to provide
corrections for errors in the use of punctuation and errors in the use of words and sentences.
This type of research is a qualitative research where this research is a research carried out by
describing the data obtained using a series of sentences. This research is a qualitative research
with a descriptive analysis approach. This method is used to describe and analyze the use of
Indonesian in the Solopos newspaper. descriptive method of analysis is done by describing the
facts which are then followed by analysis. The object of study in this method is the facts
revealed in the mass media of the Solopos newspaper. Data collection techniques used reading
techniques and note-taking techniques. Reading technique in this case is done by giving
attention that is really focused on the object. The note-taking technique is an advanced
technique that is chosen and used when applying the reading method by observing or observing
the object under study. The headlines of the Solopos newspaper analyzed by the researcher
found several errors in his EYD study. Among them are the use of letters, writing words, and
the use of punctuation marks. There are still errors in the use of the letters used in the headlines
full of Solopos news, because they are not in accordance with the improved spelling rules. The
dominant use of punctuation errors is the use of commas and hyphens, the error lies in the
placement of punctuation marks and their use, so that in the main news of the Solopos
newspaper that researchers analyze there are still many errors. In this study, it can be concluded
that there are many language errors in the Solopos newspaper. The results of this study indicate
that the use of Indonesian in the Solopos newspaper is quite good in terms of spelling, diction,
and sentences. However, there are still some errors related to these three aspects.
Keywords: language errors, solopos, data

Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang dihasilkan dari alat ucap manusia yang
mempunyai makna. Bahasa merupakan alat komunikasi yang positif atau syarat berhubungan
antarsesama manusia, baik lahir maupun batin. Bahasa dapat berupa lisan maupun tulisan.
Melalui bahasa semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam
masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Menurut Alek dan Achmad (2010: 259), ejaan
adalah peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan
kata, huruf, dan tanda baca. Jadi, secara garis besar, ejaan meliputi pemakaian huruf, penulisan
kata, dan pemakaian tanda baca. Ketepatan ejaan sangat diperlukan dalam menulis dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kaidah dalam bahasa Indonesia yang
berlaku saat ini adalah PUEBl, bukan EYD. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
meliputi, (1) pemakaian huruf (2) penulisan kata, dan (3) pemakaian tanda baca. Menurut
Suryawati (2014: 37), salah satu ragam bahasa tulis adalah media massa. Media massa
adalah alat atau sarana yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber (komunikator)
kepada khalayak (komunikan/penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis, seperti surat kabar, radio, televisi, dan internet. Informasi dapat diperoleh dari
surat kabar, radio, televisi, dan internet. Dengan media massa seseorang bisa mengetahui
semua informasi yang ingin didapatnya. Menurut Yunus (2012: 27), Media massa dapat
diartikan sebagai segala bentuk media atau sarana komunikasi untuk menyalurkan dan
mempublikasikan berita kepada publik atau masyarakat. Bentuk media atau sarana jurnalistik
yang kini dikenal terdiri atas media cetak, media elektronik, dan media online. Kini
seseorang bisa mendapatkan berbagai informasi baik di sekitarnya maupun di luar kota
bahkan luar negeri. Bahkan bukan hanya menerima informasi seseorang juga bisa
mempublikasikan berita yang diperolehnya kepada publik atau masyarakat, melalui surat
kabar, tabloid, majalah, radio, televisi dan internet (Harjito, n.d.) Surat kabar merupakan salah
satu media massa dalam bidang jurnalistik yang menggunakan bahasa sebagai alat untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat. (Nur Fadillah Lubis, 2021) Surat kabar
merupakan pemberi informasi dengan pemberitaan-pemberitaan yang menggambarkan
segala sesuatu yang sedang berlangsung di sekitarnya ini akan memberikan titik terang
kepada para pembaca tentang apa yang terjadi atau peristiwa yang sedang berlangsung
di sekitarnya. surat kabar merupakan satu kebutuhan primer di dalam masyarakat modern.
Apabila satu hari saja kita tidak membaca surat kabar, kita merasa seolah-olah
ketinggalan. Ketinggalan dalam mengikuti berita-berita, baik berita dalam negeri maupun
berita luar kota (Utami, 2021). Penulisan surat kabar harus sesuai dengan kaidah-kaidah
bahasa Indonesia dan harus memperhatikan keterpaduan antara kalimat yang lainnya, baik
dari segi bentuk maupun dari segi makna. Menurut Undang- Undang No. 40 tahun 1999
tentang pers nasional ada lima fungsi pers, yaitu sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan, kontrol sosial, dan lembaga ekonomi. Dalam hal ini, surat kabar sebagai sumber
informasi yang dapat dijadikan sebagai rujukan yang cukup berpengaruh dalam berbahasa.
Oleh karena itu, masyarakat akan beranggapan bahwa penggunaan bahasa dalam surat
kabar dianggap benar meskipun belum tentu baik dan benar. Selain itu, surat kabar surat
kabar sebagai media cetak memanfaatkan bahasa sebagai medianya. Artikel dan berita-
berita di dalamnya disampaikan melalui bahasa tulisan yang ditujukan untuk khalayak
luas. Bahasa dalam media cetak berkaitan dengan pemberian informasi. Tidak hanya
membahas persoalan politik, tetapi juga sebagai usaha membangkitkan semangat
nasionalisme. (NISA, 2022)
Surat kabar juga membahas masalah yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, budaya, dan
lain-lain. Di dalam surat kabar tersedia kolom opini yang berfungsi sebagai wadah penulis
untuk menyalurkan pendapatnya tentang suatu persoalan (Dewi Rika Sari, Muhammad
Arif Fadhilah, 2019). Surat kabar yang terkenal di Indonesia salah satunya adalah surat kabar
Solopos. Solopos adalah surat kabar harian pagi yang terbit di Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Harian ini terbit pertama kali pada September 1997. Penerbitnya adalah PT Aksara Solopos
yang juga menguasai saham Percetakan PT Solo Grafika Utama, Radio Solopos FM, dan
tabloid olahraga Arena. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah kesalahan
penggunaan kaidah ejaan, diksi, dan kalimat bahasa Indonesia pada surat kabar Solopos.
Alasan pemilihan objek kajian ini adalah surat kabar tersebut merupakan media massa
lokal yang paling banyak pembacanya, distribusinya merata dan mudah didapatkan, serta isi
berita nya bersifat lokalitas (hasil wawancara dengan masyarakat). Di samping itu, tampilan
surat kabar tersebut lebih menarik dibandingkan surat kabar lainnya (Hakim et al., 2017).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan berbahasa yang ada
pada surat kabar Solopos yang berupa kesalahan dalam penggunaan kata dan kesalahan dalam
penggunaan tanda baca; untuk memberikan perbaikan terhadap kesalahan penggunaan
tanda baca dan kesalahan penggunaan kata maupun kalimat. Jenis dari penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif yang dimana penelitian ini merupakan penelitian yang dilaksanakan
dengan mendeskripsikan data-data yang diperoleh menggunakan serangkaian kalimat. (Ng
& Yunisa Oktavia, 2021)

Kajian Teori
Teori komunikasi umumnya menjelaskan fenomena media massa sebagai suatu proses pada
khususnya dalam penelitian ini yaitu surat kabar Solopos. Pesan dan informasi disampaikan
melalui media massa salah satunya surat kabar sebagai suatu proses berjalannya pesan dan
informasi tentang kesalahan berbahasa yang ada pada surat kabar Solopos yang berupa
kesalahan dalam penggunaan kata dan kesalahan dalam penggunaan tanda baca. Secara
tradisional, teori komunikasi massa itu terdiri dari teori komunikasi massa linear dan teori
komunikasi massa sirkular (Desri Wiana, S.S., 2019) Model komunikasi media massa yaitu
media massa mengirimkan stimulus ke publik dan publik memberikan respons ke media massa
karena sama sama bersifat satu arah seperti yang dikemukakan Harold Lasswell pada tahun
1948 seperti televisi, radio, surat kabar (media cetak) dan lain-lain. Kajian teori dalam
penelitian ini terdiri dari tiga bagian teori, yakni, media massa, metode penelitian, dan teknik
penelitian yang dalam hal ini akan dibahas kesalahan dalam penggunaan kata dan kesalahan
dalam penggunaan tanda baca; untuk memberikan perbaikan terhadap kesalahan
penggunaan tanda baca dan kesalahan penggunaan kata maupun kalimat (Nia Kurniasari1,
Vika Andrianti2, 2018).

Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Metode ini
digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis penggunaan bahasa Indonesia pada
surat kabar Solopos. metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan
fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Objek kajian dalam metode ini adalah
fakta-fakta yang terungkap dalam bentuk media massa surat kabar Solopos. Data
dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan dianalisis menggunakan metode komparatif
interpretative beserta sumber- sumber data yang diperoleh dari kata pada objek penelitian
yang berupa surat kabar dan bukan berupa angka-angka. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik baca dan teknik catat. Teknik baca merupakan hal yang terpenting, data
tidak dihasilkan tanpa melalui proses pembacaan. Teknik baca dalam hal ini dilakukan dengan
cara memberikan perhatian yang benar-benar terfokus pada objek. Teknik catat merupakan
teknik lanjutan yang dipilih dan digunakan ketika menerapkan metode baca dengan mengamati
atau mengobservasi terhadap objek yang diteliti (Ifutya Warnisa, Syahriandi, 2020)

Hasil dan Pembahasan


Menurut (Candra Alfiyani, Muhammad Rizki Hidayanto, 2020) salah satu surat kabar
yang terbit di Indonesia adalah surat kabar Solopos. Kantor pusatnya adalah PT Aksara
Solopos dan terletak di Kota Surakarta. Koran ini pertama kali terbit tahun 1997. Namun,
masih ditemukan kesalahan-kesalahan dalam berbahasa. Misalnya: 1) Membedakan
penulisan kata depan atau awalan (Di) ; 2) Penulisan huruf kapital nama orang, negara,
provinsi, dsb ; 3) Pemakaian tanda baca koma (,);Titik (.);Seru (!), Tanya (?), dsb. Penelitian
mengenai kesalahan berbahasa sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yaitu:
Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Nurida dalam jurnal Bastra Vol, 3. No, 3
Desember 2016 dengan judul “Analisis kesalahan berbahasa Indonesia pada Surat Kabar
Kediri Pos”. Dalam penelitian tersebut memiliki perbedaan pada sumber data yang
digunakan, pada penelitian Nurida sumber data yang digunakan berupa data tulis yang
dikumpulkan dengan menggunakan teknik baca catat dan akan dianalisis dengan
menggunakan langkah-langkah: (1) mengumpulkan data, (2) mengidentifikasi dan
mengklafikasi kesalahan, (3) menjelaskan kesalahan, (4) membuat perangkat kesalahan,
(5) membuat prediksi kesalahan. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan
menggunakan sumber data dokumen tertulis yang berupa media massa. Media massa dalam
hal ini adalah Menganalisis Kesalahan Penggunaan Bahasa pada Surat Kabar Solopos dari
tanggal 21 Juni sampai dengan 2 Juli 2022. Selain perbedaan, dalam penelitian ini juga
terdapat persamaan pada aspek berbahasa dalam penggunaan ejaan (Yeni Apriani, Siti
Markhathu Solikhah, 2021)
Pengertian Ejaan
Ejaan adalah pedoman penulisan berbahasa yang baik dan benar. Keraf dalam (Nurhamidah,
2018) mengemukakan bahwa ejaan adalah keseluruhan dari peraturan tentang bagaimana
menggambarkan berbagai lambang bunyi ujaran dan bagaimana interaksinya dalam sebuah
bahasa. Seperti yang telah disampaikan diatas, ejaan dibuat untuk menyamaratakan kaidah
penggunaan bahasa agar seragam. Penggunaan ejaan juga bertujuan agar bahasa dapat dengan
baik dipahami sehingga tidak terjadi kesalahpahaman makna bahasa diungkapkan. (Radinal,
2017). Dalam sejarahnya, Indonesia mengalami beberapakali pergantian ejaan yang digunakan.
Sejarah ejaan bahasa Indonesia diawali dengan Ejaan Vam Ophuijsen yang berlaku dari 1901-
1947. Kemudian berganti lagi dengan Ejaan Republik atau biasa dikenal dengan nama Ejaan
Soewandi yang berlaku dari 1947-1956. Pada kongres Bahasa Indonesia II sebagai wujud
penyempurna ejaan Soewandi, diberlakukanlah ejaan baru yakni Ejaan Pembaharuan. Ejaan
ini berlaku dari tahun 1956-1961. Selanjutnya, pada tahun 1961-1967 ejaan yang sebelumnya
mengalami pergantian kembali yang dinamana dengan Ejaan Melindo. Pada tahun 1967
Lembaga Kesusastraan mengeluarkan ejaan baru yakni, Ejaan baru yang berlaku dari tahun
1967-1972. Kemudian, pada tahun 1972-2016 ejaan yang berlaku di Indonesia disempurnakan
kembali dan diberi nama Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Dan mulai tahun 2016 ejaan baru
diterapkan sebagai pengganti EYD yakni, Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku hingga
sekarang. Dalam Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, terdapat empat cakupan
aspek kajian yang didalamnya memuat materi-materi pada setiap aspek kajian. Aspek kajian
yang dibahas meliputi; Pemakaian huruf, Penulisan kata, Pemakaian tanda baca dan Penulisan
unsur serapan. Pada setiap aspek memiliki beragam materi yang menjadi pokok bahasan kajian
dalam penelitian ini. Berikut pembahasan pada setiap aspeknya kajiannya (Yeni Apriani, Siti
Markhathu Solikhah, 2021)

Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Surat Kabar Solopos

a) Pemakaian Huruf

Pemakaian huruf yang terdapat dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia meliputi; huruf abjad,
huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf
miring dan huruf tebal. (Kemendikbud, 2016:1)

b) Penulisan Kata

Penulisan kata dalam Ejaan Bahasa Indonesia meliputi; Kata dasar, kata berimbuhan, bentuk
ulang, gabungan kata, pemenggalan kata, kata depan, partikel, singkatan dan akronim, angka
bilangan, kata ganti dan kata sandang (Kemendikbud, 2016: 16)
c) Pemakaian Tanda Baca

Pemakaian tanda baca pada buku Ejaan Bahasa Indonesia diantaranya meliputi; tanda titik,
koma, titik koma, titik dua, tanda hubung, tanda pidah, tanda Tanya, tanda seru, tanda ellipsis,
tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung siku, garis miring, dan tannda
penyingkat (Kemendikbud, 2016: 36)

A. Pemakain Huruf Huruf kapital


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada surat kabar Solopos telah ditemukan
beberapa kesalahan penggunaan huruf kapital. Kesalahan penggunaan huruf kapital
tergambar pada kutipan berikut.

a) Baik Pariwisata yang semakin …

b) … sebelum jenazah diberangkatkan, …

c) …… Yakin, Saat Presiden berkunjung …

Berdasarkan kutipan di atas, tergambar penulisan huruf kapital kata yang seharusnya
menggunakan huruf kecil, tetapi ditulis dengan huruf kapital seperti pada kata Pariwisata
seharusnya ditulis dengan huruf kecil pariwisata. Kata yang seharusnya menggunakan huruf
kapital, tetapi ditulis dengan menggunakan huruf kecil seperti pada kata sebelum seharusnya
ditulis dengan huruf kapital Sebelum dan pada kata Saat seharusnya ditulis dengan huruf kapital
saat.

b. Huruf Miring
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada surat kabar Solopos telah ditemukan
beberapa kesalahan penggunaan huruf miring. Kesalahan penggunaan huruf miring tergambar
pada kutipan berikut.

a) … Seperti adalah ground breaking tol dan simpang lima Ratu Samban.

b) … akan segera pulang untuk creambath medicure pedicure secara


gratis.

c) …di dekolah HIS (Hollandsch Inlandsch School) pada tahun 1930



Berdasarkan kutipan di atas, tertulis kata yang seharusnya menggunakan huruf miring, tetapi
ditulis tidak miring seperti pada kata ground breaking seharusnya ditulis dengan huruf miring
ground breaking. Sama dengan kata creambath medicure pedicure yang seharusnya
ditulis dengan menggunakan huruf miring seperti creambath medicure pedicure. Dan pada
kata Hollandsch Inlandsch School seharusnya ditulis dengan menggunakan huruf miring
seperti Hollandsch Inlandsch School.

B. Penulisan Kata
a. Kata Depan “di, ke, dan dari” serta awalan (di)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada surat kabar Solopos telah ditemukan
beberapa kesalahan penggunaan kata depan “di, ke, dan dari”. Kesalahan penggunaan kata
depan tergambar pada kutipan berikut.

a) … ditengah perjuangan yang tidak mudah …

b) … yang sangat membanggakan, dimana Provinsi Yogyakarta memiliki …

c) Di satu sisi, mereka tidak membayar pajak.

Berdasarkan kutipan di atas, tergambar penulisan kata depan di kata yang seharusnya ditulis
terpisah, tetapi ditulis tidak terpisah seperti pada kata ditengah seharusnya ditulis terpisah
seperti di tengah. Pada kata depan dimana seharusnya ditulis terpisah seperti di mana dan
pada kata Di satu itu bukan merupakan kata depan, tetapi kata imbuhan seharusnya ditulis
serangkai seperti Disatu.

Secara garis besar, berita-berita yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sudah cukup baik
dari aspek ejaan bahasa Indonesia. Namun, masih terdapat beberapa kesalahan yang berkaitan
dengan aspek tersebut. Kesalahan yang ditemukan adalah kesalahan pemakaian pemakaian
kata depan, tanda baca, huruf kapital, dan tanda hubung (-).
Kesalahan penulisan kata depan ditemukan pada naskah.
Kesalahan penulisan kata depan yang dimaksud adalah pada kalimat:

… disela-sela Forum Dialog Pemerintah …. dan pada kalimat


… terkosolidasi diseluruh wilayah …

Seharusnya,penulisan kata depan harus dipisah dengan kata di depannya jika kita mengacu
pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
b. Partikel “pun”

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada surat kabar Solopos telah ditemukan
beberapa kesalahan penggunaan partikel “pun”. Kesalahan penggunaan partikel “pun”
tergambar pada kutipan berikut.

a) … tidak ada yang sakit apapun,” jelasnya.

b) … uji lab darah maupun barang bukti lainnya …

c) … memberikan keterangan sedikitpun.

Berdasarkan kutipan di atas, tergambar penulisan partikel “pun” ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya seperti pada kata apapun seharusnya ditulis apa pun. Sama seperti kata
maupun yang seharusnya ditulis terpisah seperti mau pun dan pada kata sedikitpun yang
seharusnya ditulis terpisah seperi sedikit pun.

C. Pemakaian Tanda Baca Titik (.)


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada surat kabar Solopos telah ditemukan
beberapa kesalahan penggunaan tanda titik. Kesalahan penggunaan tanda titik tergambar pada
kutipan berikut.

a) … sayuran 0,01 persen,” katanya (.)

b) … saaat melapor ke SPKT Polda Metro Jaya, kemarin (9/2) (.)

c) Setelah menggelar rapat di Kantor Bupati, Mahfud, M (.) D beserta rombongan


Berdasarkan kutipan di atas, tertulis tanda titik yang seharusnya dipakai pada akhir kalimat
pernyataan, tetapi tidak dipakai akhir kalimat seperti pada kutipan

(a) … sayuran 0,01 persen,” katanya seharusnya … sayuran 0,01 persen,” katanya.
(b) … saaat melapor ke SPKT Polda Metro Jaya, kemarin (9/2) seharusnya … saaat melapor
ke SPKT Polda Metro Jaya, kemarin (9/2).

(c) Setelah menggelar rapat di Kantor Bupati, Mahfud, M D beserta rombongan … penulisan
tanda titik yang seharusnya dipakai pada nama gelar, tetapi tidak dipakai seperti Setelah
menggelar rapat di Kantor Bupati, Mahfud, M.D beserta rombongan …

D. Tanda Koma (,)


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada surat kabar Solopos telah ditemukan
beberapa kesalahan penggunaan tanda koma. Kesalahan penggunaan tanda koma tergambar
pada kutipan berikut.

a) Setelah menggelar rapat di Kantor Bupati, Mahfud (,) M.D beserta rombongan …

b) … yang merupakan guru SMP, SMA (,) dan SMK …

c) … muhammadiyah itu gerakan kultural (,) tetapi jika bersentuhan dengan


persoalan-persoalan …

Berdasarkan kutipan di atas, tergambar penulisan tanda koma yang seharusnya dipakai di
antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakan dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga seperti pada kutipan

(a) Setelah menggelar rapat di Kantor Bupati, Mahfud M.D beserta rombongan …
seharusnya ditulis Setelah menggelar rapat di Kantor Bupati, Mahfud, M.D beserta
rombongan … , penulisan tanda koma di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan seperti pada kutipan

(b) … yang merupakan guru SMP, SMA dan SMK … seharusnya ditulis … yang merupakan
guru SMP, SMA, dan SMK … .Sedangkan pada penulisan tanda koma yang seharusnya
dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan seperti pada
kutipan

(c) … muhammadiyah itu gerakan kultural tetapi jika bersentuhan dengan persoalan-persoalan
… seharusnya ditulis … muhammadiyah itu gerakan kultural, tetapi jika bersentuhan dengan
persoalan-persoalan …
E. Tanda Hubung (-)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada surat kabar Solopos telah ditemukan
beberapa kesalahan penggunaan tanda hubung. Kesalahan penggunaan tanda hubung
tergambar pada kutipan berikut.

a) … pihaknya men-gajak generasi muda untuk …

b) … ia mengatakan dengan ad-anya rel ini …

c) … pihak independen bersedia men-gawal validitas dan objektifitas …

Berdasarkan kutipan di atas, tergambar penulisan tanda hubung yang seharusnya dipakai untuk
menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris seperti pada kutipan

(a) … pihaknya men-gajak generasi muda untuk … seharusnya ditulis … pihaknya meng-
ajak generasi muda untuk …, pada kutipan

(b) … ia mengatakan dengan ad-anya rel ini … seharusnya ditulis … ia mengatakan dengan
ada-nya rel ini …. Sedangkan pada kutipan

(c) … pihak independen bersedia men-gawal validitas dan objektifitas … seharusnya ditulis
… pihak independen bersedia meng-awal validitas dan objektifitas …

F. Kesalahan pemenggalan kata


Berikut ini adalah kesalahan pemenggalan kata pada kolom opini surat kabar Solopos

(4) di berb-Bagai media


(73) yang dit-ulis oleh para ulama
(159)spanduk dan post- Er
(327) kar-akter spekulatif

Data (4), (73), (159), dan (327) memiliki kesalahan pada penggunaan pemenggalan kata.
Pertama, data (4) dan (73) penggunaan pemenggalan katanya salah. Menurut (Rahmadi,
2015:32) pemenggalan kata turunan sedapat- dapatnya dilakukan antara bentuk dasar dan
unsur pembentukannya.
G. Kesalahan tanda petik tunggal (‘ ‘)
Berikut ini adalah kesalahan pemakaian tanda petik tunggal pada kolom opini surat kabar
Solopos.

(406)‘ Janjimu Membunuhku ‘

Data (406) memiliki kesalahan dalam penggunaan tanda petik tunggal. Pada data (406) salah
karena data tersebut merupakan judul dalam koran Solopos. Pada judul biasanya tidak
menggunakan tanda petik tunggal. Data tersebut akan diperbaiki. Alternatif pembertulannya
adalah sebagai berikut:

(525a)”Janjimu Membunuhku”

H. Kesalahan tanda garis miring (/)


Berikut ini adalah kesalahan pemakaian tanda garis miring pada kolom opini surat kabar
Solopos.

(374) bahwa keputusan dan/atau tindakan


(376) oleh badan /atau pejabat

Data (374) dan (376) memiliki kesalahan pada penggunaan garis miring. Pertama,
data (374) salah. Seharusnya kata (dan) atau (atau) tidak perlu digunakan lagi jika sudah
ada tanda garis miring. Kedua, data (376) juga salah. Karena dalam data (376) sudah
menggunakan tanda garis miring. Jadi, tidak lagi menggunakan kata (atau). Menurut
(Rahmadi,2015:69) tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Data tersebut akan diperbaiki sesuai dengan kesalahannya. Alternatif pembetulannya adalah
sebagai berikut:

(374a) bahwa keputusan/tindakan


(376a) oleh badan/pejabat

I. Kesalahan Penulisan Kosakata Baku

a. Lapas disulap menjadi sorga bagi narapidana yang sanggup bayar.


(SIB)
seharusnya : Lapas disulap menjadi surga
bagi narapidana yang sanggup bayar.
b. Lembaga Masyarakat (lapas) harusnya menjadi sarana untuk bertobat. (SIB)
seharusnya : Lembaga Masyarakat (lapas) harusnya menjadi sarana untuk bertaubat.
c. Meski ada resiko, urusan bisa lama, tetapi akan berkontribusi positif demi
perbaikan
pelayanan publik. (SIB) seharusnya : Meski
ada risiko, urusan bisa lama, tetapi akan berkontribusi positif demi perbaikan
pelayanan publik.

J. Kesalahan Penggunaan Tanda

Titik Dua (:)

(1) Ternyata sudah ada petunjuk akan melewati tiga air terjun sebelum sampai Semuncar.
Yaitu Tempuran, Tuk Songo, dan Watu Abang.

Kalimat di atas menujukkan kesalahan pada penghilangan tanda baca ( : ) setelah kata yaitu.
Tanda baca titik dua ( : ) perlu ditulis karena kalimat tersebut lengkap yang diikuti
rangkain atau penerima seperti Tempuran, Tuk Songo, dan Watu gilang. Selain itu
kesalahan penggunaan tanda baca titik, karena di antara kata semuncar dan yaitu
saling menghubungkan antara inti dari kalimat tersebut jadi lebih tepatnya
menggunakan tanda koma (,). Penulisan yang benar sebagai berikut. (1a) Ternyata sudah
ada petunjuk akan melewati tiga air terjun sebelum sampai Semuncar, yaitu: Tempuran, Tuk
Songo, dan Watu Abang.

K. Kesalahan Penulisan Imbuhan


a. …disebut-sebut merupakan kebijakan pemerintah masa itu harus dipertanggung
jawabkan. (Waspada)
seharusnya :
…disebut-sebut merupakan kebijakan pemerintah masa itu harus dipertanggungjawabkan.

b. Saat ini, wisata bahari hanya ber kontribusi 10 persen terhadap total devisa dari pariwisata
12,5 miliar dollar AS. (SIB)
seharusnya :
Saat ini, wisata bahari hanya berkontribusi 10 persen terhadap total devisa dari pariwisata 12,5
miliar dollar AS.

c. Untuk merubah budaya pelayanan publik ini tidak mudah. (SIB)


seharusnya : Untuk mengubah budaya pelayanan publik ini tidak mudah.

L. Kesalahan Penulisan Singkatan dan Akronim

a. Pada akhirnya nanti siswa lebih banyak diberi pekerjaan rumah (PR) oleh guru akibat
sang guru gagal menyelesaikan target…(Waspada)
seharusnya : Pada akhirnya nanti siswa lebih banyak diberi Pekerjaan Rumah (PR) oleh guru
akibat sang guru gagal menyelesaikan target…

b. Presiden Jokowi beruntung mendapat dukungan penuh dari Ormas Islam, khususnya NU,
…(Waspada)
seharusnya :
Presiden Jokowi beruntung mendapat dukungan penuh dari ormas Islam, khususnya NU,

c. Aktivis hak asasi manusia (HAM) menentangnya sebab dianggap mengambil hak
Tuhan untuk mencabut nyawa seseorang. (SIB)
seharusnya : Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) menentangnya sebab dianggap
mengambil hak Tuhan untuk mencabut nyawa seseorang.

Berita utama surat kabar Solopos yang dianalisis oleh peneliti ditemukan beberapa kesalahan
terhadap kajian EYD nya. Di antaranya adalah pada pemakaian huruf, penulisan kata, dan
pemakaian tanda baca. Pemakaian huruf yang digunakan dalam berita utama sarat kabar
Solopos masih ditemui kesalahan, karena tidak sesuai dengan kaidah ejaan yang disempurnakan
yang menyatakan bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bulan, nama
daerah, judul buku, nama negara, nama lembaga resmi dan letak geografis yang seharusnya
ditulis huruf kapital, tetapi dalam berita utama surat kabar Solopos ditulis mengunakan huruf
kecil dan begitu juga sebaliknya. Sama halnya dengan pemakaian huruf miring yang
menyatakan bahwa huruf miring dipakain untuk menulis judul buku, nama majalah, nama surat
kabar, ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing yang seharusnya ditulis huruf miring, tetapi
masih ditulis menggunakan huruf tidak miring (Piter Yikwa, Kundharu Saddhono, 2018)
Penggunaan tanda baca yang dominan kesalahannya adalah penggunaan tanda koma dan tanda
hubung, kesalahan terletak pada penempatan tanda baca dan penggunaannya, sehingga pada
berita utama surat kabar Solopos yang peneliti analisis masih banyak terdapat kesalahan.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kesalahan ada banyak kesalahan berbahasa
dalam koran Solopos Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa
Indonesia pada koran di Solopos sudah cukup baik dari aspek ejaan, diksi, dan kalimat.
Namun, masih terdapat beberapa kesalahan yang berkaitan dengan ketiga aspek tersebut.
Dari segi ejaan, kesalahan yang ditemukan di antaranya kesalahan penulisan huruf kapital.
pemakaian tanda hubung (-), pemakaian kata depan, dan pemakaian tanda baca. Dari
segi penggunaan kata, kesalahan yang ditemukan di antaranya penggunaan kata asing
yang tidak mengikuti kaidah penulisan kata asing. Dari segi kalimat, kesalahan yang
ditemukan di antaranya adalah terdapat beberapa kalimat yang struktur kalimatnya belum
lengkap. (Khabibah, n.d.)

SIMPULAN
Ejaan adalah peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata,
penulisan kata, huruf, dan tanda baca. Jadi, secara garis besar, ejaan meliputi pemakaian
huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Ketepatan ejaan sangat diperlukan dalam
menulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kaidah dalam bahasa
Indonesia yang berlaku saat ini adalah PUEBl, bukan EYD. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) meliputi, (1) pemakaian huruf (2) penulisan kata, dan (3) pemakaian
tanda baca. Media massa dapat diartikan sebagai segala bentuk media atau sarana komunikasi
untuk menyalurkan dan mempublikasikan berita kepada publik atau masyarakat. Bentuk
media atau sarana jurnalistik yang kini dikenal terdiri atas media cetak, media elektronik,
dan media online. Surat kabar merupakan pemberi informasi dengan pemberitaan-
pemberitaan yang menggambarkan segala sesuatu yang sedang berlangsung di sekitarnya
ini akan memberikan titik terang kepada para pembaca tentang apa yang terjadi atau
peristiwa yang sedang berlangsung di sekitarnya. surat kabar merupakan satu kebutuhan
primer di dalam masyarakat modern. salah satu surat kabar yang terbit di Indonesia adalah
surat kabar Solopos. Kantor pusatnya adalah PT Aksara Solopos dan terletak di Kota
Surakarta. Koran ini pertama kali terbit tahun 1997. Namun, masih ditemukan kesalahan-
kesalahan dalam berbahasa. Misalnya: 1) Membedakan penulisan kata depan atau awalan
(Di) ; 2) Penulisan huruf kapital nama orang, negara, provinsi, dsb ; 3) Pemakaian tanda
baca koma (,);Titik (.);Seru (!), Tanya (?), dsb. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan bahasa Indonesia pada koran di Solopos sudah cukup baik dari aspek ejaan,
diksi, dan kalimat. Namun, masih terdapat beberapa kesalahan yang berkaitan dengan
ketiga aspek tersebut. Dari segi ejaan, kesalahan yang ditemukan di antaranya kesalahan
penulisan huruf kapital. pemakaian tanda hubung (-), pemakaian kata depan, dan
pemakaian tanda baca. Dari segi penggunaan kata, kesalahan yang ditemukan di
antaranya penggunaan kata asing yang tidak mengikuti kaidah penulisan kata asing.
Dari segi kalimat, kesalahan yang ditemukan di antaranya adalah terdapat beberapa
kalimat yang struktur kalimatnya belum lengkap.
DAPUS

Candra Alfiyani, Muhammad Rizki Hidayanto, N. K. A. S. (2020). ANALISIS KESALAHAN


BERBAHASA SURAT KABAR JAWA POS RADAR SOLO PADA RUBRIK
“TREVELLING” EDISI BULAN JANUARI – MARET TAHUN 2020. Jurnal
Ksatria:Jurnall Kajian Bahasa Dan Sastra.
Desri Wiana, S.S., M. H. . (2019). Kesalahan Bahasa Indonesia Pada Tajuk Rencana Surat
Kabar Kota Medan (Fenomena Bahasa di Ranah Media Cetak). Seminar Bahasa Dan
Sastra Indonesia, 2(1), 219–224.
Dewi Rika Sari, Muhammad Arif Fadhilah, P. N. (2019). Analisis Kesalahan Penggunaan
Ejaan Bahasa Indonesia ( Ebi ) Pada Kolom Opini Surat Kabar Serambi. Jurnal Samudra
Bahasa, 21, 25–31. https://ejurnalunsam.id/index.php/JSB/article/download/1619/1203/
Hakim, L., Shubhi, M., & Hamid, S. A. (2017). KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA
INDONESIA PADA SURAT KABAR DI KABUPATEN SUMBAWA. 107–118.
Harjito, I. Y. (n.d.). KESALAHAN EJAAN BAHASA INDONESIA PADA BERITA UTAMA
SURAT KABAR RAKYAT BENGKULU.
Ifutya Warnisa, Syahriandi, T. (2020). ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA BERITA
UTAMA SERAMBI INDONESIA EDISI JANUARI 2020. Jurnal Kande:Jurnal
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(1), 1–8.
Khabibah, N. (n.d.). Penyuntingan Media Online Kaidah Kebahasaan Tataran Ejaan pada
Artikel Surat Kabar Merapi.
Ng, S., & Yunisa Oktavia. (2021). Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Surat Kabar Trinbun
Batam. NIVEDANA : Jurnal Komunikasi Dan Bahasa, 2(2), 98–106.
https://doi.org/10.53565/nivedana.v2i2.324
Nia Kurniasari1, Vika Andrianti2, H. I. (2018). Analisis Kesalahan Ejaan Pada Salah Satu
Judul Berita “ Isu Tka Digoreng Menjelang Pilpres ” Pada Surat Kabar Tribun Jabar Edisi
25 April 2018. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(4), 527–534.
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article/view/910/pdf#
NISA, F. T. (2022). ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SURAT KABAR KOMPAS
GRAMEDIA EDISI 19 JULI-25 JULI 2021.
Nur Fadillah Lubis. (2021). ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA DALAM
HARIAN TOP METRO.
Piter Yikwa, Kundharu Saddhono, E. S. (2018). Kesalahan Pemakaian Bahasa Indonesia
Dalam Surat Resmi Tulisan Siswa Sma Ypk Tabernakel Nabire. Universitas Sebelas
Maret, 7(2), 119–128.
https://jurnal.uns.ac.id/Basastra/article/download/37786/pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl
=id
Prasetyani, A. R. (2018). Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Dalam Surat Kabar
Lombok Post Edisi Mei 2018. 8.
Putri, H. D. (2019). ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM BERITA SURAT
KABARTRIBUN PEKANBARU.
Radinal. (2017). ANALISIS KESALAHAN ERBAHASA DALAM KORAN HARIAN UJUNG
PANDANG EKSPRES.
Utami, N. P. (2021). Pola Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia pada Media Online
Malukunews. com.
Yeni Apriani, Siti Markhathu Solikhah, A. B. P. (2021). KESALAHAN EJAAN BAHASA
INDONESIA PADA BERITA KORAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI MEI 2021.
Jurnal Basastra, 10(3), 225–238.

Anda mungkin juga menyukai