Anda di halaman 1dari 9

MENGANALISIS KESALAHAN EJAAN

Dosen Pembimbing:

Drs. Kartijan M.Pd

Disusun Oleh:

Rosmia Dalela / 201622010035

Karin Ramadhanty / 201622010036

Dewi Utami / 201622010034

Muqowwim Amal Islami / 201622010012

1
Daftar isi

Menganalisis Kesalahan Ejaan


Daftar isi ........................................................................................................................................... 2
Abstrak ............................................................................................................................................. 3
Pendahuluan ...................................................................................................................................... 4
Penelitian Terkait .............................................................................................................................. 5
Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 5
Tujuan Penelitian ........................................................................................................................... 5
Metode .............................................................................................................................................. 6
Pembahasan dan Hasil ....................................................................................................................... 7
Kesimpulan dan Saran ....................................................................................................................... 8
Referensi ........................................................................................................................................... 9

2
Abstrak

Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya kesalahan ejaan yang tidak sesuai dalam
artikel berita. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat
dalam artikel berita.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini
adalah artikel berita Republika. Data penelitian yang dianalisis berupa kata-kata dan kalimat yang
mengandung kesalahan. Kesalahan ejaan kalimat menggunakan Pedoman EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan). Kesalahan kalimat baku disebabkan oleh penulisan kata-kata yang masih
menggunakan bahasa aslinya, sehingga belum memakai unsur serapan sesuai EBI. Dalam penelitian
ini instrumen penelitian adalah penelitian sendiri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam artikel berita terdapat kesalahan penulisan
kalimat tidak baku, kesalahan penulisan kata, kesalahan penggunaan tanda baca, pemborosan kata.
Jadi, berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat masih
banyak ditemukan pada artikel berita tersebut. Berdasarkan penelitian itu, peneliti memberikan saran
sebaiknya perlu adanya peningkatan dibidang komunikasi berbahasa Indonesia. Seharusnya dapat
dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari agar kita terbiasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.

3
Pendahuluan

Pada ilmu linguistik atau ilmu bahasa terdapat dua bentuk komunikasi secara mendasar yakni
bahasa secara verbal atau nonverbal. Dikatakan bahasa verbal karena dalam penyampaian gagasan
atau pendapat penutur bahasa menggunakan cara tertulis ataupun dengan cara lisan. Sedangkan
komunikasi dengan bahasa nonverbal dapat diartikan komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata,
contohnya bahasa isyarat, simbol-simbol, bahasa tubuh, ekspresi muka dan lain sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut pengguna bahasa cenderung menggunakan bahasa verbal karena
gagasan, pendapat, ide lebih mudah disampaikan ketimbang menggunakan bahasa nonverbal.
Meskipun demikian banyak sekali dijumpai kesalahan bahasa yang tidak sesuai dengan aturan ejaan
yang berlaku, karena dalam penggunaan bahasa verbal khususnya bahasa tulis, kesalahan-kesalahan
tersebut sangat mudah diidentifikasi. Tentu berdasarkan bukti autentik berupa naskah atau tulisan si
penulis. Kesalahan-kesalahan ejaan khususnya bahasa tulis cenderung dipengaruhi oleh faktor dari
penulis yakni kurang paham mengenai ejaan, kurang terbiasa menggunakan ejaan, maupun factor
lingkungan penulis yang terbiasa menggunakan bahasa yang tidak baku.

Kesalahan-kesalahan ini berdampak pada kualitas sebuah tulisan, karena tulisan yang
sempurna isinya belum tentu dikatakan tulisan yang baik, apabila terdapat banyak kesalahan ejaan
yang ada didalamnya. Maka dari itu, Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) menjadi dasar dalam hal tulis
menulis, karena EBI merupakan faktor penting dan harus dimengerti oleh seorang penulis. Tujuannya
jelas pemakaian EBI membuat apa yang dituliskan menjadi lebih mudah dipahami, dihayati dan
dimengerti oleh orang lain (pembaca). EBI merupakan acuan baku dalam tata bahasa Indonesia,
dengan EBI sistematika penulisan khususnya rangkaian kalimat atau penulisan karangan menjadi
lebih baik dan tepat. Menulis karya ilmiah contohnya, seperti artikel ilmiah, jurnal ilmiah, sekripsi,
makalah dan lain sebagainya.

Artikel sendiri merupakan karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang
dibuat untuk dipublikasikan di media online maupun cetak (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan
bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.

Dalam hal ini, peneliti menemukan berbagai masalah dalam penulisan artikel tetersebut.
Hal semacam ini menjadi salah satu bukti bahwa masih banyak jurnalis dalam penyusunan artikelnya
ditemukan kesalahan dalam hal ejaan terutama segi penulisan. Padahal jurnalis hendaknya dituntut
dan lebih paham dalam mengaplikasikan ejaan yang benar sesuai dengan kaidah EBI.

4
Tujuan penulis dalam hal ini untuk menyampaikan bahasa indonesia yang baik dan benar
sesuai kaidah ejaan KBI dan diksi yang benar. Selain itu penulis dapat berlatih menyusun skripsi
dengan baik dan benar. Karena mahasiswa berlatih untuk terampil menerapkan segala hal yang
berkaitan dengan kebahasaan, seperti ejaan, kelas kata, frasa, klausa, kalimat, fonologi, morfologi,
sintaksis, dan lain sebagainya.

Penelitian Terkait

Rumusan Masalah
1. Mendeskripsikan kesalahan penulisan kalimat tidak baku pada artikel.
2. Mendeskripsikan kesalahan penulisan kata pada artikel.
3. Mendeskripsikan kesalahan penggunaan tanda baca pada artikel.
4. Mendeskripsikan pemborosan kata yang terdapat pada artikel.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian karya ilmiah ini adalah agar kita semua mengetahui bagaimana
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai Ejaan Yang Disempurnakan dan
megetahui kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam penggunaan Bahasa Indonesia.

5
Metode

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang termasuk dalam
penelitian kebahasaan. Boydan dan Taylor dalam (Moleong, 2006: 4) mengatakan bahwa pendekatan
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Objek penelitian ini adalah ejaan dalam
artikel. Analisa ejaan tersebut meliputi kesalahan pemakaian bahasa tidak baku, kesalahan penulisan
kata dan penulisan tanda baca. Data dikumpulkan melalui teknik baca, yaitu membaca artikel yang
telah dipilih dengan cermat dan berulang. Selain teknik baca, penulis juga menggunakan teknik catat
untuk mencatat kesalahan-kesalahan yang telah ditentukan untuk kemudian dianalisis dan
dideskripsikan. Taktik catat ini digunakan untuk mengungkapkan suatu permasalahan yang terdapat
dalam suatu bacaan atau wacana (Sudaryanto, 1999: 41). Setelah itu data yang terkumpul
didokumentasikan dengan kartu data.

Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi,
peraturan, kebijakan.Instrumen pengumpulan data menggunakan human instrument yaitu peneliti
sendiri. Peneliti sebagai pelaksana yang akan mengumpulkan data, menganalisis, dan sekaligus
membuat kesimpulan.

6
Pembahasan dan Hasil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS)
siap melakukan rekonsiliasi dengan pemerintah jika kriminalisasi ulama dihentikan. Menurut dia,
tidak boleh penguasa itu asal main tangkap dan kriminalisasi. Justru, kata dia, kalau ada perbedaan
pendapat mestinya pemerintah senang.

"Mereka dikritisi, mereka diberikan second opinion. Paa pengkritik ini umumnya mereka punya solusi
yang ditawarkan, pelajari, kalau solusi baik terima, kalau tidak baik sampaikan tidak baiknya, selesai.
Tak perlu ada kegaduhan nasional," katanya di Jakarta lewat akun channel Front TV berjudul 'Habib
Rizieq Shihab: Kamis Siap Rekonsiliasi?' yang dikutip Republika, Sabtu (14/11).

Rizieq mengaku sudah menawarkan dialog kepada pemerintah saat acara di Masjid Istiqlal pada
Januari 2017, seusai aksi 212 atau 2 Desember 2016, sebelum dihelatnya Pilkada DKI 2017. Pihaknya
mengaku sudah menawarkan dialog antara habaib dan ulama dengan pemerintah, namun jawaban
yang didapat bukan pintu dialog dibuka dan rekonsiliasi dilakukan, namun malah terjadi kriminalisasi
ulama.

"Kita siap kapan saja, tapi setop dulu kriminalisasi ulama, setop dulu kriminalisasi aktivis, tunjukkan
dulu niat baik. Kalau mau dialog dan rekonsiliasi, ahlan wa sahlan," kata Rizieq. Dia menambahkan,
pemerintah harus membebaskan Abu Bakar Baa'syir, Habib Bahar bin Smith, Syahganda Nainggolan,
Anton Permana, hingga Bang Jumhur Hidayat.

Kemudian, Rizieq pun mengingatkan polisi agar jangan membuka kasus yang tidak ada. Rizieq
menyinggung kasus yang menjeratnya usai ada seseorang yang melaporkannya, namun ia tidak
pernah diperiksa. Dia pun membandingkan kasus pendukung pemerintah yang malah tidak pernah
disentuh penegak hukum sama sekali.

Sumber Artikel: https://m.republika.co.id/berita/qjs095484/hrs-kenapa-denny-siregar-ade-armando-


abu-janda-dibiarkan

Kalimat yang tidak baku dan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, serta beberapa
pemborosan kata.

1. Menurut dia : Seharusnya menurutnya


2. Tidak boleh penguasa asal main tangkap; Seharusnya Penguasa tidak boleh asal main
tangkap
3. Para pengkritik ini umumnya mereka punya solusi : Sudah menggunakan para seharusnya
tidak menggunakan kata mereka
4. Dihelatnya diganti dengan dilaksanakan atau diselenggarakan karena bahasa dihelat tidak
baku;

7
5. “Justru, kata dia” tidak seharusnya pakai koma;
6. “kalau solusi baik terima,” tidak seharnya pakai koma;
7. Namun ia tidak pernah diperiksa : seharusnya, Namun orang tersebut tidak pernah diperiksa
8. Dia pun membandingkan kasus pendukung pemerintah ; Seharusnya, dan
membandingkannya dengan kasus pendukung pemerintah
9. Mereka punya solusi yang ditawarkan, dipelajari ; Seharusnya, Mereka punya solusi yang
Ditawarkan, seharusnya dipelajari terlebih dahulu
10. Kalau baik terima ; Jika Baik Maka terimalah
11. Kalau tidak baik maka sampaikan tidak baiknya ; Jika tidak baik sampaikan apa saja tidak
baiknya

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian masih ditemukan kesalahan penulisan kalimat baku, penggunaan
tanda baca, dan pemborosan kata pada artikel. Kesalahan kalimat baku tersebut disebabkan oleh
penulisan kata-kata yang masih menggunakan bahasa aslinya atau bahas lisan dalam keseharian,
sehingga belum memakai unsur serapan sesuai EBI.

Saran kami sebaiknya perlu adanya peningkatan dibidang komunikasi berbahasa Indonesia,
dan seharusnya bahasa Indonesia dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari agar kita terbiasa
menggunakan bahasa Indoneia yang baik dan benar.

8
Referensi

Soedartanto. 2001. Metodologi dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV. Alfabeta
Soedartanto. 2001. Metodologi dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV. Alfabeta

Tarigan. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa


Woelong Lexy J. 2006. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.

Anda mungkin juga menyukai