BAB I
PENDAHULUAN
1. Karya tulis ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi
hukum alam pada situasi spesifik.
2. Karya tulis ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur dan tidak bersifat terkaan.
Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulis ilmiah yakni mencantukan rujukan
dan kutipan yang jelas.
3. Karya tulis ilmiah disusun secara sistematis setiap langkah direncanakan secara
terkendali, konseptual dan prosedural.
4. Karya tulis ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan
yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
5. Karya tulis ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian
berdasarkan suatu hipotesis
6. Karya tulis ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing
pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta,
serta tidak bersifat ambisius dan berprasangka, penyajian tidak boleh bersifat emotif.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam menulis karya ilmiah memerlukan persiapan
yang dapat dibantu dengan menyusun kerangka tulisan.Di samping itu, karya tulis ilmiah harus
mentaati format yang berlaku.
Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi 2
golongan, yaitu sebagai berikut :
1. Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa Indonesia
2. Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
Kalimat bermakna tidak lugas. Hal itu tampak pada pilihan kata kena getahnya dan tidak
bisa dikatakan ringan. Kedua ungkapan itu tidak mampu mengungkapkan gagasan secara lugas.
Kedua ungkapan itu dapat diganti terkena akibat dan berat yang memiliki makna langsung,
separti kalimat.
Contoh :
a. Olahragawan itu senang memelihara codot hitam
b. Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah
2.4 Istilah
Pemilihan kata dan istilah seorang terpelajar diharapkan mengguasai kosa kata umum
serta seperangkat peristilahan dibidang ilmu yang ditekuninya. Perbaikan khazanah kosakata
dapat dicapai dengan jalan banyak membaca dan mempelajari kata-kata yang sulit dengan
pertolongan kamus (kamus umum atau kamus isatilah).
Kata memiliki medan makna dengan corak, nuansa, dan kekuatan yang berbeda-beda,
misalnya : Salah, Kurang tepat, tidak benar, keliru, semuanya memiliki makna yang sama tetapi
penggaruh pemakaiannya amat berlainan.
Juga misalnya kata-kata yang bersinonim : ongkos, sewa, upah, belanja, biaya, anggaran. Contoh
lain : kata hutan dapat berfungsi sebagai kata benda (hutan jati), kata kerja (menghutankan), atau
kata sifat (menghutan, ayam hutan).
2. Istilah Nusantara
Jika dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat yang dapat
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang dimaksudkan. Istilah dapat
diambil dan stilah Nusantara, baik yang lazim maupun yang tidak lazim, asal memenuhi syarat,
misalnya: Garuda Pancasila bineka tunggal ika, wayang, sawer, dan lain-lain. (Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pembentukan Istilah, 2005: 4).
3. Istilah Asing
Istilah baru dapat dilakukan dengan pemadanan melalui penerjemahan atau penyerapan
istilah asing. Penerjemahan perlu memperhatikan kesamaan dan kesepadanan makna
konsepnya.misalnya: network — jaringan kerja, jejaring, medical treatment berarti pengobatan,
brother-in -law berarti abang/adik ipar, (begroorirg) post berarti mata anggaran.
Penyerapan istilah asing dilakukan jika dalam istilah Indonesia dan istilah nusantara tidak
lagi dapat ditemukan.lstilah asing diserap jika dapat :
meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa Indonesia secara timbal balik.
a. mempermudah pemahaman teks asing oleh pembaca Indonesia,
b. Iebih singkat dibandingkan dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia,
c. mempermudah kesepakatan antar pakar jika istilah Indonesia terlampau banyak sinonimnya,
atau
d. lebih tepat karena tidak mengandung konotasi buruk.
3.1 Kesimpulan
karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan
penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian
lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka yang didasarkan pada pemikiran (metode)
ilmiah yang logis dan empiris.
Untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baik dan benar, penulis harus menaati
aturan yang ada dalam pembuatan karya ilmiah. Hingga mampu menempatkan pengguanaan kata
baku, makna lugas dan makna kias serta penggunaan istilahnya.
Kegiatan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat,
kalimat yang tidak berbelit-belit, dan struktur paragraf yang runtut, sehingga pembaca dapat memahami isi yang
dimaksudkan oleh penulis. Kesalahan penggunaan bahasa dalam karya ilmiah menyebabkan inti yang disampaikan
penulis tidak dapat diterima oleh pembaca.