Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TULISAN ILMIAH

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5 BAHASA INDONESIA (B)

Muhammad Farhan Ramadhan F22118056


Mohammad Rafli F22122044
Moh. Sultan Syahrazi F22122104
Moh. Zaidi F22122073
Zainuddin Zidane M F22116047
Moh. Ardhi Firmansyah F22122039
Arjuna Ramadhan Jf. F22116053
Lala Humaira F22122105
Tiara Theresya Malaka F22122109

PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Tuhan limpahan nikmat sehat-Nya, baik berupa sehat fisik
maupun akal pikiran. Dengan pertolongan-Nya kami mampu menuntaskan
penyusunan makalah ini.
Makalah ini membahas ciri ciri dan kaidah penulisan ilmiah. Lingkup
pembahasan makalah terbatas pada persyaratan dan prinsip yang harus
diperhatikan dalam tulisan ilmiah.
Makalah ini diharapkan memberikan dasar pemahaman tulisan ilmiah bahasa
indonesia. Segala bentuk koreksi kami butuhkan untuk meluruskan kesalahan dan
kekeliruan konten makalah.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Palu, 3 Mei 2023

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
BAB I ........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
2.1. Ciri-Ciri Tulisan Ilmiah ............................................................................... 3
2.2. Kaidah Bahasa Tulisan Ilmiah ................................................................... 3
2.3. Pemilihan Kata dalam Tulisan Ilmiah ....................................................... 4
2.4. Rangkaian Kalimat dalam Tulisan Ilmiah .................................................. 7
2.5. Paragraf dalam Tulisan Ilmiah ................................................................ 10
2.6. Kutipan dan Bibliografi dalam Tulisan Ilmiah ......................................... 10
BAB III .................................................................................................................... 15
PENUTUP ............................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15
3.2 Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tulisan ilmiah merupakan komponen penting dalam dunia akademik.
Penulisan ilmiah membutuhkan kemampuan khusus dalam merumuskan gagasan,
menganalisis data, dan mengembangkan argumen yang kuat. Tulisan ilmiah harus
memenuhi kriteria tertentu yang ditetapkan dalam hal konten, format, dan gaya
penulisan. Oleh karena itu, pemahaman tentang diksi, kalimat, paragraf, dan etika
dalam tulisan ilmiah sangat penting bagi penyusun dan pembaca dalam
lingkungan akademik.

Tulisan ilmiah meliputi penguasaan pengolahan bahasa untuk mentransfer


ide-ide sehingga beresonansi dengan pembaca. Penguasaan tersebut berkaitan
dengan proses berpikir yang terungkap dalam ungkapan linguistik yang dipilih oleh
pengarang. Pola pikir pengarang terlihat jelas dalam bahasa yang digunakannya.
Maka dari itu, bahasa merupakan salah satu faktor yang harus dipersiapkan agar
penulis percaya diri mengungkapkan pikirannya melalui tulisan.

Bahasa menjadi sangat penting untuk mengkomunikasikan pekerjaan,


temuan, gagasan, dan pikiran penulis karya ilmiah secara tepat kepada
pembacanya. Karya ilmiah dengan kaidah bahasa yang baik memungkinkan
substansi yang dikomunikasikan dapat ditangkap secara utuh oleh pembacanya
sebagaimana yang dimaksud penulisnya. Dalam konteks penulisan karya ilmiah,
bahasa Indonesia yang tepat untuk dipakai adalah ragam bahasa tulis ilmiah, yakni
perpaduan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah. Pada saat yang sama
bahasa tulis ilmiah taat pada kaidah-kaidah bahasa tulis serta memenuhi kaidah-
kaidah bahasa ilmiah.

1
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi penting karena
bahasa Indonesia adalah identitas nasional Indonesia. Penulisan dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar mencerminkan kemampuan seseorang dalam
berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia dengan orang lain. Karena itu,
pemahaman tentang tulisan ilmiah diperlukan agar penggunaan bahasa Indonesia
bisa mengkomunikasikan konteks dengan tepat dan akurat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa saja ciri-ciri tulisan ilmiah?
1.2.2 Apa saja kaidah penulisan ilmiah yang harus diperhatikan dalam membuat
tulisan ilmiah yang baik dan benar?
1.2.3 Bagaimana pemilihan kata yang baik dalam tulisan ilmiah?
1.2.4 Bagaimana kalimat dirangkai dalam tulisan ilmiah?
1.2.5 Bagaimana paragraf yang baik dalam tulisan ilmiah?
1.2.6 Bagaimana etika mengutip dalam penulisan ilmiah?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Ciri-Ciri Tulisan Ilmiah


Tulisan ilmiah memuat dan mengkaji suatu masalah menggunakan metode
ilmiah dalam membahas permasalahan. Penyajian menggunakan bahasa baku dan
tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang bersifat:
objektif, logis, empiris, sistematik, lugas, jelas, dan konsisten. Tulisan ilmiah dapat
berupa makalah (paper), artikel ilmiah, laporan akhir, serta laporan penelitian
(termasuk skripsi, tesis, dan disertasi).

Sifat objektif, logis, sitematik, lugas, dan jelas dalam tulisan ilmiah dapat
dicapai dengan bahasa yang tepat. Gagasan yang baik jika disampaikan dengan
bahasa yang kurang tepat berakibat kurangnya pemahaman pembaca terhadap
gagasan yang disampaikan penulis. Oleh karena itu, faktor bahasa dalam karya
ilmiah menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk dipersiapkan.

Terdapat beberapa ciri khas penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan


karya ilmiah. Menurut Suwito (1982) bahasa tulis ragam ilmu pengetahuan
memiliki ciri-ciri:

a. Pilihan kata dan peristilahannya tepat;


b. Kalimatnya efektif dan penataan paragraf yang baik;
c. Penalaran dan sistematika yang baik;
d. Pemaparan dan gaya bahasa yang menarik.

2.2. Kaidah Bahasa Tulisan Ilmiah


Ragam bahasa tulis harus patuh secara ketat pada aturan baku tata bahasa,
kosa kata, dan ejaan. Sementara itu ragam bahasa ilmiah menuntut penulisan
yang nalar, lugas, formal, obyektif, dan konsisten.

3
a. Nalar (Logis), artinya mampu membentuk pernyataan yang dapat diterima
akal, terutama mengenai isi yang diungkapkan, seperti logisnya hubungan
kausal intrakalimat (hubungan subyek dan predikat) dan logisnya hubungan
antar kalimat dalam suatu paragraf.
b. Lugas, artinya paparan langsung mengenai pokok persoalan, tidak
mengandung kata atau kalimat yang menambah penjelasan, sehingga
terhindar dari kesalahpahaman pembaca tentang substansi yang
dikomunikasikan.
c. Jelas, tulisan dapat segera dipahami karena dituangkan dalam kalimat-kalimat
yang singkat namun padat makna.
d. Berorientasi gagasan, artinya penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal-
hal yang diungkapkan, bukan penulis.
e. Formal, artinya secara selektif menggunakan kata, bentukan kata, dan istilah
teknis yang baku, sesuai aturan yang berlaku.
f. Objektif, yakni tidak menggunakan kata-kata yang mengungkapkan
pandangan subjektif dan emosional penulis.
g. Ringkas dan padat, artinya tulisan (kata, kalimat, paragraf) tidak mengandung
unsur-unsur yang mubazir. Apabila suatu unsur dihilangkan dan ternyata tak
mengubah makna, hal itu berarti bahwa unsur tadi tak berguna. Agar tidak
boros, kata-kata yang keberadaannya tidak memberikan tambahan makna
yang berarti dapat dihilangkan.
h. Konsisten, artinya unsur bahasa dan ejaan digunakan secara taat azas. Sekali
sebuah unsur bahasa, tanda baca, atau istilah digunakan, selanjutnya
digunakan secara taat azas.

2.3. Pemilihan Kata dalam Tulisan Ilmiah


Pemilihan kata dan istilah yang tepat sangat penting dalam menyampaikan
gagasan secara jelas kepada pembaca. Berkaitan dengan pemilihan kata atau
istilah yang tepat, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menulis
karya ilmiah yaitu:

4
a. Menggunakan Kata-Kata dan Istilah yang Baku

Pedoman yang dipakai untuk menentukan kata yang baku dan kata yang tidak
baku adalah menggunakan Pedoman Ejaan yang Disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah serta buku-buku pedoman lain dikeluarkan oleh Pusat
Bahasa.

Pemilihan kata baku tidak berdasar kata-kata yang sering dijumpai karena
belum tentu kata-kata tersebut merupakan kata yang benar menurut kaidah.
Berikut ini sedikit contoh kata-kata yang sering dikacaukan penggunaanya:

Tabel 2.1 Komparasi kata baku dan tidak baku


Tidak Baku Baku
Sistim Sistem
Ekstrim Ekstrem
Hipotesa Hipotesis
Metoda Metode
Tehnik Teknik
Analisa Analisis
Hakekat Hakikat
Managemen Manajemen
Prosentase Persentase

b. Menggunakan Kata-Kata dan Istilah yang Lazim, Hemat, dan Cermat.

Selain kata baku, pemilihan kata juga harus lazim, hemat, dan cermat. Kata
lazim adalah kata yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. Adapun kata yang
hemat adalah kata-kata yang tidak disertai penjelasan yang panjang karena
mempunyai bentuk gabungan kata yang lebih hemat. Kecermatan pemilihan kata
berkaitan dengan ketepatan antara ide dengan bentuk yang dipilih penulis.

Kata-kata yang terlalu spesifik akan susah dipahami pembaca di kalangan yang
lebih luas. Oleh karena itu, jika terdapat kata-kata asing atau kata-kata dalam
bahasa daerah tertentu, dicantumkan padanannya dalam bahasa Indonesia.
Sebagai contoh dalam bahasa Indonesia “kimia” dapat diartikan sebagai “ilmu

5
urai”, tetapi penggunaan kata “ilmu urai” sangat tidak lazim dan yang lazim adalah
penggunaan kata “kimia”.

Syarat lain dalam hal pemilihan kata yaitu kata yang dipilih adalah kata-kata
yang mengandung prinsip kehematan. Jika ada ungkapan yang lebih pendek maka
tidak perlu menggunakan ungkapan yang panjang. Berikut beberapa ungkapan
yang dapat disampaikan dalam bentuk yang lebih padat dan berisi:

Tabel 2.2 Komparasi kata Tidak Hemat dan Hemat


Tidak Hemat Hemat
Mengadakan penelitian Meneliti
Dalam rangka untuk mencapai tujuan ini Untuk mencapai tujuan ini
Mempunyai pendirian Berpendirian
Tujuan daripada penelitian ini adalah... Tujuan penelitian ini adalah...

Persyaratan penting yang lain yang harus dipenuhi dalam pemilihan kata adalah
memilih kata secara cermat. Kecermatan berkaitan dengan kebakuannya,
kehematannya, serta ketepatan maknanya. Dalam hal kecermatan pemilihan kata
, ini biasanya berhubungan dengan pemilihan kata-kata yang bersinonim. Kata-
kata yang bersinonim ini, meskipun maknanya hampir sama tetapi mempunyai
nuansa makna yang berbeda. Contoh kata-kata seperti menguraikan,
menganalisis, membagi-bagi, memilah-milah, menggolongkan, dan
mengelompokkan mempunyai makna yang mirip tetapi pemakaiannya berbeda
dalam kalimat .

Adapun berkaitan dengan penggunaan istilah, menurut kaidah pembentukan


istilah, sumber yang dipakai sebagai pembentuk istilah dapat berupa kosakata
bahasa Indonesia, kosakata bahasa serumpun, dan kosakata bahasa asing.
Pembentukan kosakata dari ketiga sumber tersebut harus memenuhi persyaratan
yang sudah ditetapkan (Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa Depdiknas,
2004).

6
Kosakata bahasa Indonesia yang dapat dijadikan istilah harus memenuhi syarat
seperti:

1) Kata yang dengan tepat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau
sifat yang dimaksudkan;
2) Kata yang lebih singkat daripada yang lain yang berujukan sama seperti
”gulma” dibandingkan dengan “tanaman pengganggu” atau “suaka politik”
dibandingkan dengan “perlindungan politik”;
3) Kata yang tidak bernilai rasa (konotasi) buruk dan yang sedap didengar
(eufonik), seperti “tunakarya” dibandingkan dengan “penganggur”. Demikian
juga jika sumber istilah berasal dari bahasa serumpun, pembentukan istilah
harus memenuhi persyaratan tersebut contoh kata-kata seperti: gambut
(Banjar), nyeri (Sunda).

Jika sumber istilah dari bahasa asing, pembentukan istilah dapat dilakukan
dengan cara

1) Menerjemahkan. contoh: samenwerking yang berarti “kerjasama” atau


network yang artinya “jaringan”;
2) Menyerap. yaitu jika memenuhi syarat-syarat berikut:
a) Istilah serapan lebih cocok karena konotasinya;
b) Lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan indonesianya, atau
c) Dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah indonesia
terlalu banyak sinonimnya, dan menyerap sekaligus menerjemahkan
kata asing.

2.4. Rangkaian Kalimat dalam Tulisan Ilmiah


Karya tulis ilmiah yang baik, selain menggunakan diksi dan istilah yang tepat
juga harus menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. Secara
lebih rinci, Widjono (2005: 148) mengemukakan beberapa ciri kalimat efektif
sebagai berikut:

7
a. Keutuhan

Keutuhan atau kesatuan kalimat ditandai adanya kesepadanan struktur dan


makna kalimat. Kesepadanan yang dimaksud adalah keseimbangan pikiran atau
gagasan dengan struktur bahasa yang digunakan. Ciri kesepadanan ini di
antaranya sebuah kalimat harus mengandung gagasan pokok, terdiri S (subjek)
dan P (predikat) dengan penggunaan konjungsi intrakalimat dan antarkalimat
secara tepat, contoh:

“Jika Anda tidak membayar pajak, akan dikenakan denda.”

Kalimat tersebut tidak sepadan karena Subjeknya tidak ada. Kalimat yang tepat
adalah

“Jika tidak membayar pajak, Anda akan didenda”.

b. Kesejajaran

Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara konsisten


atau penggunaan bentuk-bentuk yang sama untuk menyatakan gagasan yang
sederajat, contoh:

“Penelitian ini memerlukan tenaga yang terampil serta cukup waktu” (tidak
sejajar).

“Penelitian ini memerlukan tenaga yang terampil serta waktu yang cukup”
(sejajar).

c. Kefokusan

Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar mudah dipahami


maksudnya, contoh:

“Sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitas produk hortikultura ini” (tidak fokus).

8
“Produk hortikultura ini sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya” (fokus).

d. Kehematan

Prinsip kehematan ini seperti yang sudah disinggung di atas tentang kehematan
menggunakan kata dalam mengungkapkan gagasan, contoh:

“Makalah ini akan membicarakan tentang faktor motivasi siswa dalam belajar”

(seharusnya tidak menggunakan “tentang” karena “membicarakan” sudah berarti


“berbicara tentang‟).

e. Kecermatan dan Kesantunan

Kecermatan dam kesantunan meliputi ketepatan memilih kata sehingga


menghasilkan komunikasi baik, tepat, tanpa gangguan emosional pembaca atau
pendengar. Dalam kaitannya dengan kesantunan ini, sebuah karya tulis ilmiah di
Indonesia pada umumnya mengikuti kaidah bahwa penulis harus menghindari
subjektivitas, contohnya penggunaan ungkapan “ menurut pendapat saya....
adalah ungkapan yang kurang tepat, data menunjukkan bahwa atau penelitian
membuktikan bahwa...

f. Kevariasian

Untuk membentuk kevariasian kalimat dapat ditempuh dengan membuat


variasi struktur, diksi, dan gaya, atau bahkan jenis kalimat selama tidak mengubah
isi atau gagasan asli yang akan disampaikan kepada pembaca.

g. Ketepatan Diksi dan Ejaan

Ketepatan diksi adalah ketepatan memilih kata yang tepat, seperti yang sudah
dibahas sebelumnya. Adapun tentang penggunaan ejaan yang tepat adalah
penggunaan ejaan yang sesuai dengan Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
yang meliputi kaidah penulisan huruf, kata, unsur serapan, dan penulisan tanda
baca dalam kalimat.

9
2.5. Paragraf dalam Tulisan Ilmiah
Menurut Wibowo (2005:112) syarat paragraf yang baik yaitu meliputi:
kesatuan, kepaduan dan kelengkapan.

Prinsip kesatuan yaitu dalam sebuah paragraf hanya terdiri dari satu gagasan
pokok. Semua kalimat yang membentuk kesatuan dalam paragraf tersebut
merujuk pada satu gagasan pokok tersebut. Oleh karena itu, semua kalimat yang
masih dalam satu paragraf tersebut benar-benar selaras antara satu dengan yang
lain dalam mengantarkan gagasan tersebut.

Prinsip kepaduan yaitu kekompakan hubungan atau kohesi dan koherensi


antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam sebuah paragraf. Untuk
menciptakan hubungan yang serasi dan selaras ini tentunya diperlukan alat bantu
yaitu dengan konjungsi (kata penghubung), paralelisme, kata ganti, atau repetisi
pada kata kunci atau menggunakan rincian peristiwa.

Kelengkapan dalam paragraf adalah terpenuhinya kebutuhan akan kalimat


penjelas yang mengantar kalimat utama. Kalimat-kalimat yang menopang kalimat
utama dikembangkan secara jelas dan lengkap sehingga tidak menyisakan
pertanyaan yang terkait dengan kalimat utama maka dapat dikatakan bahwa
paragraf tersebut merupakan paragraf yang lengkap.

2.6. Kutipan dan Bibliografi dalam Tulisan Ilmiah


Kutipan dan daftar pustaka sangat penting dalam penyusunan tulisan ilmiah
karena merupakan bagian dari etika publikasi. Etika, hukum tentang hak cipta, dan
kepemilikan suatu naskah mengharuskan penulis untuk selalu menuliskan
sumber-sumber yang dijadikan rujukan langsung serta fakta dan pendapat yang
dikutip dalam tulisan mereka. Fungsi utama penulisan kutipan dan daftar pustaka,
yaitu:

10
a. Untuk memberikan informasi kepada pembaca bahwa apa yang ditulis
bukanlah murni hasil pemikiran penulis sendiri, namun ada pemikiran atau ide
orang lain yang diambil dan ditulis di dalam naskah;
b. Untuk mendukung kebenaran materi yang ditulis dalam naskah;
c. Untuk memberikan informasi kepada pembaca lebih lanjut tentang hal-hal
yang telah ditulis dalam naskahnya sehingga pembaca yang tertarik dengan
topik itu dapat menelaah lebih lanjut dengan cara membaca sumber rujukan
yang dipakai;
d. Untuk memberikan apresiasi dan pengakuan kepada penulis buku yang
dijadikan sumber rujukan.
2.6.1. Kutipan
Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan
kejujuran dalam menggunakan sumber tulisan atau rujukan. Kutipan adalah
pengambilalihan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang pengarang atau
orang yang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal,
baik yang melalui media cetak maupun elektronik untuk tujuan ilustrasi atau
memperkokoh argumen dalam tulisan.

a. Jenis Kutipan

Kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tidak langsung
(kutipan isi). Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil
secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli atau
Salinan yang sama persis dengan sumbernya. Sebaliknya, kutipan tidak langsung
adalah pinjaman pendapat seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari
atau ikhtisar dari pendapat tersebut. Dengan kata lain. Kutipan tidak langsung
ialah menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri
dengan kalimat atau bahasa sendiri.

11
b. Prinsip-Prinsip Membuat Kutipan

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan pada waktu membuat kutipan adalah


sebagai berikut:

1) Jangan mengadakan perubahan


Pada waktu membuat kutipan langsung, penulis yang mengutip tidak boleh
mengubah kata-kata atau Teknik dari teks aslinya. Bila dianggap perlu untuk
mengubah tekniknya, maka penulis harus memberikan keterangan atas
perubahan tersebut. Misalnya, dalam naskah asli tidak ada kalimat atau bagian
yang diletakkan dalam huruf miring (kursif) atau digarisbawahi, tetapi oleh
pertimbangan penulis kata-kata atau bagian kalimat tertentu itu diberi huruf
tebal, huruf miring, atau direnggangkan.
Pertimbangan untuk mengubah teknik bisa bermacam-macam, antara lain:
untuk memberi aksentuasi, contoh, pertentangan, dan sebagainya. Dalam hal
yang demikian, penulis harus memberi keterangan dalam tanda kurung segi empat
[…] bahwa perubahan teknik itu dibuat sendiri oleh penulis, dan tidak ada dalam
teks aslinya. Keterangan dalam tanda kurung segi empat itu misalnya berbunyi
berbunyi sebagai berikut: [huruf miring dari saya, Penulis].
2) Bila ada kesalahan

Bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, penulis diperkenankan


mengadakan perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut. Perbaikan atau
catatan itu dapat ditempatkan sebagai catatan kaki, atau dapat pula ditempatkan
dalam tanda kurung segi empat […]. Catatan dalam tanda kurung itu ditempatkan
di belakang kata atau unsur yang hendak diperbaiki, diberi catatan, atau yang tidak
disetujui itu, contohnya [sic!]. Kata sic! Yang ditempatkan dalam kurung segi
empat menunjukkan bahwa penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan
tersebut, ia sekedar mengutip sesuai dengan apa yang terdapat dalam naskah
aslinya.

12
3) Menghilangkan bagian kutipan

Dalam kutipan, penulis diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian


tertentu dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak boleh mengakibatkan
perubahan makna aslinya atau makna keseluruhannya. Penghilangan itu biasanya
dinyatakan dengan mempergunakan tanda titik tiga berspasi [. . .]. Jika unsur yang
dihilangkan terdapat pada akhir sebuah kalimat, maka ketiga titik berspasi itu
ditambahkan sesudah titik yang mengakhiri kalimat itu. Bila bagian yang
dihilangkan itu terdiri dari satu alinea atau lebih, maka biasanya dinyatakan
dengan titik-titik berspasi sepanjang satu baris halaman, Contoh:

Menurut Tarigan & Tarigan (2011: 16), “pemerolehan bahasa pertama adalah
segala kegiatan seseorang dalam rangka menguasai Bahasa ibu…”

2.6.2. Bibliografi
Bibliografi atau daftar Pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-
buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai
pertalian dengan sebuah karangan atau Sebagian dari karangan yang tengah
digarap. Melalui bibliografi yang disertakan di akhir tulisan, kita dapat melihat
Kembali kepada sumber aslinya. Kita dapat menetapkan apakah sumber itu
sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan apakah
bahan itu dikutip dengan benar atau tidak.

1) Fungsi bibliografi dalam tulisan ilmiah


Fungsi bibliografi hendaknya dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki.
Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dari
pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebaliknya, sebuah
bibliografi memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu
secara keseluruhan.
2) Unsur-Unsur Bibliografi
a) Nama pengarang;
b) Judul buku, termasuk judul tambahannya

13
c) Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa,
nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) terbitan tersebut.
d) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,
nama majalah, jilid, nomor, dan tahun.

Contoh bibliografi adalah sebagai berikut:

a. Penulisan yang berasal dari buku referensi :

Sumalyo, Yulianto., 2003. Arsitektur Modern Akhir Abad IX dan Abad XX,
Gadjahmada University Press, Yogyakarta

b. Penulisan dari Skripsi/Tesis/Disertasi

Arief, Irdinal. 2012. Galeri Fotografi dengan Pendekatan Bentuk Arsitektur


Futuristik di kota Palu, Skripsi, tidak dipublikasikan. Palu : Fakultas
Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako.

c. Penulisan dari sumber internet

www.ruang.ejurnal.untad.ac.id 2010. Proses Berarsitektur dan telaah


Antropologi . Diunduh pada tanggal 1 Januari 2011.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan, penulisan ilmiah membutuhkan kemampuan khusus
dalam merumuskan gagasan, menganalisis data, dan mengembangkan argument
yang kuat. Tulisan ilmiah harus memenuhi kriteria tertentu dalam pemilihan diksi,
perangkaian kalimat, penyusunan paragraf, serta etika dalam menyadur. Dengan
memahami kriteria-kriteria yang ditentukan, penulis dapat meingkatkan kualitas
tulisan ilmiah yang dihasilkan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang tulisan ilmiah
sangat penting bagi penulis dan pembaca dalam lingkungan akademik.

3.2 Saran
Untuk meningkatkan pemahaman terhadap tulisan ilmiah, beberapa hal yang
dapat dilakukan yaitu: (1) membaca dengan fokus dan konsentrasi yang tinggi, (2)
mencari arti kata yang tidak diketahui dan melakukan riset tambahan untuk
memperkaya pemahaman, (3) identifikasi struktur kata, kalimat dan paragraf dan
bagaimana argument atau gagasan dibangun dalam tulisan, dengan melakukan
beberapa saran yang diberikan, pembaca diharapkan dapat mengambil apa yang
dicari dalam membaca tulisan ilmiah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Awalludin., 2017. Pengantar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi,


Deepublish, Yogyakarta

Firman, Harry., 2014. Kaidah Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah,
FPMIPA UPI, Bandung

Nurhidayah., 2006. Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah, Makalah PPM


Penulisan Karya Ilmiah Bagi Guru-Guru SMAN 10 Yogyakarta,
Yogyakarta

Suhendra, M Fadli., Helmiawan, Martibus.(Ed), 2019. Panduan Penyusunan


Kutipan & Daftar Pustaka LIPI Press, LIPI Press, Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai