Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Unsur Kebahasaan dalam Tulisan Ilmiah

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu

Faradinna Arifiani

Disusun oleh :

Akbar Allaam Putra Perdana 225100100111049

Kunzita Faiqotul Yumna 2251001001111034

Nailah Taqiyyah 225100107111071

Najmi Annora Fazila 225100101111046

Ros Salma Ananda Baskara 225100100111033

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

MALANG

2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Unsur Kebahasaan Dalam Tulisan Ilmiah” ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Bahasa Indonesia. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman maka kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Malang, 15 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I..................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 4
BAB II.................................................................................................................................... 5
2.1 Diksi.............................................................................................................................. 5
2.2 Pengembangan Kalimat Ilmiah.......................................................................................6
2.3 Macam macam kalimat ilmiah........................................................................................7
BAB III................................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diksi adalah pilihan kata. Dalam menulis sesuatu tentu harus memperhatikan diksi
yang digunakan. Terutama pada karya tulis ilmiah. Dalam menulis karya ilmiah, diksi
mempunyai pengaruh yang besar sehingga penggunaan diksi harus tepat agar penulis bisa
menyampaikan maksud yang diinginkan. Selain karya tulis ilmiah, diksi juga berguna pada
puisi, novel, dan lain-lain. Selain diksi, hal yang masih berkaitan dan sangat penting dalam
penulisan karya tulis ilmiah yaitu pengembangan kalimat ilmiah. Kalimat ilmiah adalah
kalimat yang biasanya digunakan dalam karya tulis ilmiah. Kalimat ilmiah memiliki banyak
macam yang harus diketahui oleh setiap penulis.
Dalam menulis karya ilmiah sendiri, seorang penulis tidak bisa sembarangan dalam
menggunakan kalimat. Kalimat yang digunakan haruslah baku, formal, dan efektif. Banyak
hal yang sebenarnya perlu diperhatikan dalam pemilihan kalimat karya ilmiah. Namun, masih
banyak karya tulis ilmiah yang dalam penulisannya masih terdapat kalimat yang kurang tepat
ataupun pemilihan kata yang ambigu dalam karya ilmiah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan
wawasan yang lebih luas lagi tentang diksi dan pengembangan kalimat ilmiah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa makna dari diksi atau pemilihan kata?
2. Apa saja yang perlu diperhatikan agar mencapai ketepatan pilihan kata dalam karya
tulis ilmiah?
3. Apa yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kalimat ilmiah?
4. Apa saja macam-macam dari kalimat ilmiah?

1.3 Tujuan Penulis


1. Untuk mengetahui makna sebenarnya dari diksi ataun pemilihan kata.
2. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan agar mencapai ketepatan pilihan
kata dalam karya tulis ilmiah.
3. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kalimat ilmiah.
4. Untuk mengetahui macam-macam dari kalimat ilmiah.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Diksi
Diksi merupakan pilihan kata. Pilihan kata adalah kegiatan untuk memilih kata secara
tepat dan sesuai dalam mengungkapkan maksud dan tujuan penulis atau pembicara kepada
pembaca atau pendengar baik secara lisan maupun tulisan. Ketepatan dalam pemilihan diksi
diperlukan untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi antara pembaca atau
pendengar dengan yang dirasakan atau dipikirkan oleh penulis atau pembicara. Berikut ada
beberapa fungsi diksi, antara lain melambangkan ide yang diungkapkan dengan cara verbal,
membentuk wujud ungkapan gagasan yang tepat sehingga menyenangkan pendengar atau
pembaca, mewujudkan komunikasi yang diterima atau dipahami oleh semua orang,
menciptakan atmosfir yang kondusif, menghindari dan mencegah perbedaan presepsi atau
interpretasi, dll.
Ada delapan hal yang harus diperhatikan pada persoalan berikut ini agar bisa
mencapai ketepatan pilihan kata pada karya tulis ilmiah, yaitu:
a. Menggunakan istilah teknis keilmuan
Contohnya yaitu, kata “dapat” memiliki makna “bisa”, kata “fakta” memiliki makna
“berdasarkan kenyataan”, kata “hegemoni” memiliki makna “menguasai/ dominasi”.
b. Menggunakan kata kuantitatif
Dalam penulisan karya tulis ilmiah keterangan yang dikemukakan pada kalimat
haruslah kalimat yang dapat diukur secara pasti.
c. Dalam penulisan KTI tidak menggunakan kata konotasi melainkan denotasi
Makna denotasi adalah makna yang mengacu pada gagasan tertentu(makna dasar),
yang tidak mengandung makna tambahan atau nilai rasa tertentu, sedangkan makna
konotasi adalah makna tambahan yang mengandung nilai rasa tertentu di samping
makna dasarnya. Contohnya yaitu,
- Demi membiayai biaya sekolah anaknya, Bapak itu rela menjual kambing
hitamnya dengan harga murah. (kambing berwarna hitam)
- Setiap ada masalah, dia yang selalu dijadikan kambing hitam. (pihak yang
dipersalahkan)
d. Membedakan secara cermat kata yang hampir bersinonim
e. Penggunaan Eufimisme
Eufimisme adalah kata atau ungkapan yang dirasa lebih halus untuk menggantikan
kata atau ungkapan yang dirasakan kasar, vulgar, dan tidak sopan.
f. Menggunakan bentuk pasif
Melepaskan kata ganti saya, yang merupakan pengganti penulis sering digantikan
dengan kami. Penggantian tersebut dimaksudkan untuk menghormati pembaca atau
untuk merendahkan diri (penulis). Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat dibenarkan.
Faktanya dalam penulisan KTI, kata kami dapat diganti dengan penulis, atau dapat
secara langsung merujuk pada jenis tulisan.
5
g. Menggunakan kata yang baku dan formal
h. Menggunakan kata umum dan khusus
Kata umum adalah kata umum adalah kata-kata yang perlu dijabarkan lebih lanjut
dengan kata-kata yang sifatnya khusus (Rahardi, 2009: 35). Kata-kata umum lebih
tepat digunakan untuk argumentasi atau persuasi, karena dalam pemakaian dapat
menimbulkan penafsiran yang lebih luas.Sedangkan ata khusus merupakan kata
khusus cenderung digunakan dalam konteks terbatas, dalam kepentingan-kepentingan
yang perlu perincian, dan perlu ketepatan dan keakuratan konsep. Untuk
mengefektifkan penuturan lebih tepat menggunakan kata khusus.

2.2 Pengembangan Kalimat Ilmiah


Kalimat ilmiah merupakan kalimat yang digunakan dalam karya ilmiah. Suyitno
(2012), mengungkapkan bahwa kalimat yang digunakan dalam menyusun kalimat
ilmiah adalah kalimat yang baku dan ekeftif. Maka dari itu ada lima hal yang harus
diperhatikan penulis karya ilmiah dalam penyusunan kalimat ilmiah. Ada lima hal
yang harus diperhatikan dalam penyusunan kalimat ilmiah, lima hal tesebut adalah:
1. Kelengkapan unsur dan kejelasan kalimat
Kelengkapan unsur pada kalimat ilmiah setidaknya memiliki semua unsur atau
bagian kalimat. Kelengkapan kalimat terdiri unsur subjek, predikat, objek, dan
keterangan/ pelengkap. Sedangkan kelengkapan unsur kalimat ilmiah terdiri
dari Subjek dan Predikat, jika predikat tersebut tidak membutuhkan kehadiran
keterangan/ pelengkap. Hal yang perlu diperhatikan pada kejelasan kalimat
adalah ketepatan penggunaan imbuhan awalan maupun akhiran.
Ketidaktepatan penggunaan imbuhan dapat menyebabkan kebermaknaan
ganda atau berbeda pada kalimat tersebut.
2. Kesejajaran kalimat
Kesejajaran kalimat dibedakan menjadi 3, yaitu kesejajaran bentuk (imbuhan
untuk membentuk kata berperan), kesejajaran makna (hubungan fungsional
unsur pembentuk kalimat), kesejajaran rincian (seperti soal pilihan ganda
dengan pilihan jawaban yang merinci).
3. Hemat
Hemat dalam penyusunan kalimat ilmiah artinya kalimat yang dituli sebaiknya
lebih pendek namun mencakup keseluruhan gagasan yang akan disampaikan
tanpa bertele-tele.
4. Tidak ambigu
Kalimat ilmiah sebaiknya tidak ambigu atau kalimat yang memiliki dua makna
ganda. Suyono (2016) mengungkapkan bahwa kalimat ambigu adalah kalimat
yang mengandung makna ganda, sehingga dapat membingungkan pembaca.
Dalam penulisan kalimat ilmiah, kalimat ambigu tidak boleh digunakan karena
akan membingungkan pembaca.

6
5. Sesuai kaidah tata bahasa
Ejaan dan tanda baca yang digunakan dalam kalimat ilmiah harus sesuai
dengan aturan dalam PUEBI. Pada kata hubung dan kata depan juga harus
menggunakan kata formal atau kata baku. Kata hubung sendiri memiliki arti
yaitu kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata,
klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.

2.3 Macam macam kalimat ilmiah


a. Cendekia
Bahasa cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama,
sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh
pembaca.
b. Lugas
Bahasa yang lugas akan menghindarkan dari kesalahpahaman dan kesalahtafsiran isi
kalimat. Penulisan yang bernada sastra perlu dihindari
c. Jelas
Gagasan akan mudah dipahami apabila (1) dituangkan dalam bahasa yang jelas dan
(2) hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang
tidak jelas, umumnya akan muncul pada kalimat yang panjang.
d. Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Tingkat keformalan
bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada lapis kosakata, bentukan kata, dan
kalimat. Kalimat formal dalam tulisan ilmiah dicirikan oleh (1) kelengkapan unsur
wajib (subjek dan predikat), (2) ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas, (3)
kebernalaran isi, dan (4) tampilan esai formal.
e. Objektif
Sifat objektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak,
tetapi juga diwujudkan dalam penggunaan kata. Perlu menghindari kata-kata seperti:
harus, wajib, tidak mungkin tidak, pasti, dan selalu.
f. Konsisten
Unsur bahasa, tanda baca, dan istilah, sekali digunakan sesuai dengan kaidah maka
untuk selanjutnya digunakan secara konsisten.
g. Bertolak dari gagasan
Bahasa ilmiah digunakan dengan orientasi gagasan. Pilihan kalimat yang lebih cocok
adalah kalimat pasif, sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu
dihindari.
h. Ringkas dan Padat
Ciri padat merujuk pada kandungan gagasan yang diungkapkan dengan unsur unsur
bahasa. Karena itu, jika gagasan yang terungkap sudah memadai dengan unsur bahasa
yang terbatas tanpa pemborosan, ciri kepadatan sudah terpenuhi.

7
Contoh kata ilmiah yang pertama ada Fraksi, menurut KBBI fraksi adalah 1.bagian kecil;
pecahan; 2. kelompok dalam badan legislatif yang terdiri atas beberapa anggota yang
sepaham dan sependirian. dan yang kedua ada Konservatif, menurut KBBI konservatif adalah
1. kolot; 2. bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diksi adalah pilihan kata. Pilihan kata merupakan kegiatan untuk memilih kata secara
tepat dan sesuai dalam mengungkapkan maksud dan tujuan penulis atau pembicara kepada
pembaca atau pendengar baik secara lisan maupun tulisan. Ketepatan dalam pemilihan diksi
diperlukan agar menimbulkan gagasan yang sama antara pembaca atau pendengar dengan
yang dirasakan oleh penulis atau pembicara. Diksi memiliki hubungan penting dengan
kalimat ilmiah. Kalimat ilmiah merupakan kalimat yang digunakan dalam karya ilmiah.
Kecermatan penggunaan bahasa merupakan salah satu syarat dalam penulisan karya ilmiah.
Pemakaian bahasa yang kurang tepat menyebabkan terganggunya penyampaian pesan dan
menimbulkan ambiguitas.
Dalam penyusunan kalimat ilmiah perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya
kelengkapan unsur kalimat, kejelasan kalimat, kesejajaran kalimat, hemat, tidak ambigu, dan
sesuai kaidah tata bahasa. Maksud dari kelengkapan unsur kalimat adalah kalimat terdiri atas
unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan, sedangkan kejelasan kalimat yaitu kalimat
terdiri dari subjek dan predikat. Hemat artinya kalimat yang disampaikan tidak bertele-tele.
Tidak ambigu artinya kalimat yang digunakan tidak memiliki makna ganda yang dapat
membingungkan pembaca karya tulis ilmiah. Sesuai kaidah bahasa artinya ejaan dan tanda
baca yang digunakan dalam kalimat ilmiah harus sesuai dengan aturan dalam PUEBI.

9
DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo, N., D. Teguh., S. dan Ermi., A. M. 2018. Analisis Diksi dan Gaya Bahasa pada
Baliho Kampanye Pemilu di Kabupaten Magetan Tahun 2018. Widyabastra. 06(1) :
76-83.
Suhardi. 1987. Upaya Pengembangan Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah.
Cakrawala Pendidikan. 6(2) : 48-62
Tim dosen Pusat MPK. 2019. Bahan Ajar Bahasa Indonesia. Malang. Pusat MPK UB.
(Halaman 51 – 60)
Wijaya, I Ketut. 2016. Diktat Bahasa Indonesia dan Tata Tulis Karya Ilmiah. Bali:
Universitas Udayana.

10

Anda mungkin juga menyukai