Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PEMILIHAN KATA DALAM KARYA TULIS ILMIAH

“Penyusunan dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia”

Disusun oleh :

Ni Wayan Desya Aletha Maharani

221021074

Farmasi Klinis A7B

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL

DENPASAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PEMILIHAN KATA
DALAM KARYA TULIS ILMIAH” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, paper ini bertujuan untuk
menambah wawasan terkait paragraf dalam teks bahasa Indonesia bagi para pembaca
maupun bagi penulis sendiri.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Drs. I Nyoman
Suwija, M.Hum. selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
membimbing penulis dalam mengerjakan makalah ini.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada semua pihak yang membantu
dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penulisan
makalah ini serta makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun di harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah di masa yang
mendatang.

Desember, 6 Oktober 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................

BAB I. PENDAHULUA............................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................

1.3 Tujuan.............................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN..........................................................................

2.1 Karya Tulis Ilmiah..........................................................................

2.1.2 Pengertian Karya Tulis Ilmiah.............................................

2.1.2 Persyaratan Karya Tulis Ilmiah............................................

2.1.3 Penulisan kata dalam karya ilmiah.....................................

2.2 Kata Baku.......................................................................................

2.2.1 Pengertian Kata Baku........................................................

2.2.2 Contoh Kata Baku dan Tidak Baku...................................

2.2.3 Penggunaan Ragam Baku..................................................

2.2.4 Kalimat Ragam Baku.........................................................

2.3 Makna Kias dan Lugas...................................................................

2.3.1 Pengertian Makna..............................................................

2.3.2 Makna Kias........................................................................

2.3.3 Makna Lugas......................................................................

2.4 Istilah..............................................................................................

2.4.1 Pengertian Istilah...............................................................

2.4.2 Sumber Istilah....................................................................

ii
BAB III PENUTUP...................................................................................

3.1 kesimpulan.....................................................................................

3.2 Saran .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional tentunya digunakan dalam

berbagai tulisan mulai dari penulisan ilmiah, hal ini sebenarnya tidak terlepas

dari kesalahpahaman penggunaan kalimat yang diakibatkan oleh kesalahan

penggunaan kalimat. Tulisan ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang

jelas, tepat, formal, dan lugas. Mencapai aktivitas dan keakuratan isi dengan

menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat, kalimat yang ringkas, dan

struktur paragraf yang runtut sehingga pembaca dapat memahami apa yang

ingin diungkapkan penulis. Kesalahan penggunaan bahasa dalam karya ilmiah

mengakibatkan maksud yang disampaikan penulis tidak diterima oleh

pembaca. Penggunaan bahasa yang salah dapat menyebabkan pemahaman

pembaca tidak sesuai dengan gagasan penulis. Untuk itu penulis memilih

“Pemilihan Kata Dalam Penulisan Karya Ilmiah” sebagai judul agar penulis

atau pembaca dapat menulis karya ilmiah yang baik dan benar.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

makalah ini sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari kata baku ?

2. Jelaskan perbedaan Kata Baku dan Kata Lugas ?

3. Apa saja kegunaan dari istilah ?

1.1 Tujuan
2

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan tujuan

dalam makalah ni sebagai berikut:

1. Mampu menjelaskan pengertian dari kata baku

2. Mampu membedakan kata baku dan kata lugas

3. Mampu menjelaskan kegunaan dari istilah


3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karya Tulis Ilmiah

2.1.2 Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Tulisan ilmiah dapat diartikan sebagai laporan tertulis tentang suatu

kegiatan hasil ilmiah. Definisi yang lebih kompleks dapat diajukan, yaitu

tulisan ilmiah diartikan sebagai artikel yang membahas suatu permasalahan

berdasarkan penyelidikan, observasi, dan pengumpulan data penelitian (baik

studi lapangan, uji laboratorium, atau tinjauan pustaka). Pemikiran ilmiah

(metode). Logis dan empiris.

Penulisan ilmiah merupakan karangan yang membahas suatu

permasalahan. Pembahasan didasarkan pada survei, observasi, dan

pengumpulan data yang diperoleh selama penelitian. Penulisan ilmiah

menggunakan metode ilmiah yang sistematis melalui jenis penelitian untuk

memperoleh jawaban ilmiah atas pertanyaan penelitian. Jawaban ilmiah

berdasarkan penelitian, suatu karya ilmiah ditulis hanya setelah timbul

pertanyaan kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan penelitian.

Penulisan ilmiah berfungsi sebagai sarana mengkomunikasikan

pengetahuan dalam bentuk tulisan, dengan menggunakan sistematika yang

diterima oleh masyarakat ilmiah melalui sistem penulisan yang disepakati.

Dalam penulisan ilmiah, sifat ilmiah suatu karya harus bersifat empiris dan

obyektif.
4

Keterampilan menulis ilmiah mempunyai dua aspek, yaitu gaya

menulis untuk membuat pernyataan ilmiah dan keterampilan simbolik untuk

menyebutkan sumber ilmu pengetahuan yang digunakan dalam menulis.

Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kalimat

yang subjek dan predikatnya serta hubungan antara subjek dan predikatnya

tidak dapat diidentifikasi kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak

jelas. Penggunaan kata-kata harus tepat yang artinya kita harus memilih kata-

kata yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.

2.1.2 Persyaratan Karya Tulis Ilmiah


Di antara berbagai bentuk karya tulis ilmiah, karya tulis ilmiah

mempunyai persyaratan khusus. Persyaratan penulisan ilmiah sebagai berikut:

1. Karya ilmiah menyajikan secara sistematis fakta objektif atau menyajikan

penerapan hukum alam pada situasi tertentu.

2. Karya ilmiah ditulis secara cermat, akurat, benar, jujur, dan tidak bersifat

spekulatif. Yang dimaksud dengan kejujuran meliputi sikap etis penulis

ilmiah dengan mencantumkan referensi dan kutipan yang jelas.

3. Menyusun karya ilmiah secara sistematis, dengan setiap langkahnya

direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural.

4. Penulisan ilmiah menyajikan rangkaian hubungan sebab-akibat dengan

pemahaman dan pembenaran yang induktif, sehingga mendorong pembaca

untuk menarik kesimpulan.

5. Penulisan ilmiah memuat pendapat serta dukungan dan pembenaran

terhadap hipotesis.
5

6. Karya ilmiah hanya memuat fakta faktual sehingga tidak menimbulkan

kecurigaan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, ambisius

atau bias, dan membuat pernyataan yang tidak bermuatan emosi.

Kesimpulannya, menulis karya ilmiah memerlukan persiapan yang

dapat dibantu dengan menulis kerangka penulisan, selain itu karya ilmiah

harus sesuai dengan format yang berlaku.

2.1.3 Penulisan kata dalam karya ilmiah

Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik dan benar secara tertulis,

ada beberapa kaidah yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

1. Awalan di- dan ke- atau kata depan ditulis bersama-sama jika dihubungkan

dengan suatu kata kerja, atau ditulis terpisah jika bukan kata kerja.

2. Hindari singkatan dan karakter khusus pada saat menulis karya ilmiah.

3. Hindari penggunaan istilah atau kata-kata asing, apalagi dari bahasa

Inggris.

4. Bentuk dasarnya adalah gabungan kata, juga dengan awalan dan akhiran,

ditulis secara seri.

5. Hindari huruf kapital di tengah kalimat. Huruf kapital hanya digunakan

untuk paragraf baru, kata setelah titik, nama orang, nama sungai, nama

negara, dll.

6. Pengulangan kata ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara dua

unsur.

7. Kata depan in in dan to ditulis terpisah dari kata sifat dan kata benda

berikut ini.

8. Kata sandang “si atang sang” ditulis terpisah dari kata-kata berikutnya.
6

9. Partikel per berarti “setiap” dan ditulis terpisah dari bagian depan dan

belakang kalimat. Sebaliknya, per dalam desimal dituliskan secara

bersambung dengan kata yang mengikutinya.

10. Singkatan nama gelar Sarjana kesehatan, Dokter, sering kali

dipermasalahkan dilingkungan masyarakat munculnya singkatan “dr”

untuk Dokter (kesehatan) dan “DR” untuk Doktor (Punasarjana). Hal ini

tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkatan DR dipergunkan

gelar Doktor, sedangkan DR seolah – olah merupakan singkatan kata atau

nama yang sama hal nya dengan SD (Sekolah Dasar).

11. Singkatan nama resmi Lembaga pemerintahanan keterangan badan atau

organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak

diikuti tanda titik.

12. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda

titik.

13. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak

diikuti tanda titik.

14. Akronim nama diri, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf

dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.

2.2 Kata Baku

2.2.1 Pengertian Kata Baku

Pengertian Kata Baku Kata baku adalah kata baku yang dirumuskan

sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku berdasarkan penelitian di

berbagai disiplin ilmu seperti ilmu bahasa dan kecenderungan perkembangan

saat ini. Kriteria kata ditentukan dengan mengkaji disiplin ilmu linguistik dari
7

segala aspeknya, sehingga pada akhirnya menghasilkan satuan bunyi yang

sangat bermakna sesuai dengan konsep yang disepakati yang dikembangkan.

Kata Baku Indonesia berpedoman pada Pedoman Umum Pengembangan

Terminologi yang dikembangkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa, serta Pedoman Sistem Penulisan Ortografi yang Disempurnakan.

Selain itu, kestandaran suatu kata juga bergantung pada kaidah morfologi yang

berlaku dalam tata bahasa Indonesia yang dibakukan dalam tata bahasa

Indonesia baku.

Kata baku sebenarnya adalah kata-kata yang digunakan menurut

kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Konteks penggunaannya

dalam kalimat formal, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan

gagasan secara tepat. Suatu kata bisa diklasifikasikan tidak baku bila kata yang

digunakan tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang ditentukan,

biasanya hal ini muncul dalam Bahasa percakapan sehari – hari, Bahasa tutur.

2.2.2 Contoh Kata Baku dan Tidak Baku

Kata Baku Kata Tidak Baku

Apotek Apotik

Atlet Atlit

Bus Bis

Cenderamata Cideramata

Sistem Sistem

Utang Hutang

Hakikat Hakekat
8

Kaidah Kaedah

Disahkan Disyahkan

Universitas University

2.2.3 Penggunaan Ragam Baku

Penggunaan ragam baku biasanya sering digunakan dalam

pembuataan, sebagai berikut :

a. Surat menyurat antar Lembaga

b. Laporan keuangan

c. Karangan ilmiah

d. Lamaran pekerjaan

e. Surat keputusan

f. Perundangan

g. Nota dinas

h. Rapat dinas

i. Pidato resmi

j. Diskusi

k. Penyampaian Pendidikan

l. Dan lain – lain.

2.2.4 Kalimat Ragam Baku

Klimat baku merujuk pada jenis kalimat atau kata yang disusun sesuai

dengan kaidah dan pedoman yang berlaku dalam bahasa. Kalimat baku harus

mematuhi aturan tata bahasa, ejaan yang disempurnakan (EYD), dan kamus.
9

Dalam konteks bahasa Indonesia, kata baku adalah kata yang sesuai dengan

pedoman atau kaidah bahasa yang sudah ditetapkan sebelumnya, seperti ejaan

yang disempurnakan (EYD) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Adapun kesalahan yang menghasilkan kalimat tidak baku, sebagai berikut :

1. Terpengaruh Bahasa daerah

Contoh :

a. Apa kamu sudah makan?

b. Apakah kamu sudah makan?

c. Bukumu ada di saya

2. Terpengaruh Bahasa asing

Contoh :

a. Orang yang mana berbaju putih itu abangku

b. Orang yang berbaju putih itu abangku

3. Keracunan

Contoh :

a. Di sekolahku mengadakan pesta

b. Di sekolahku diadakan pesta

c. Sekolahku mengadakan pesta

4. Kemubaziran

Contoh :

a. Kami semua sudah hadir

b. Kami sudah hadir


10

5. Terpengaruh Bahasa tutur

Contoh :

a. Saya sudah bilang sama dia

b. Saya sudah berkata dengan dia

c. Emangnya itu bini Toni?

d. Apakah itu istri Toni?

6. Salah susunan kata

Contoh :

a. Kami sudah baca suratmu

b. Suratmu sudah Kami baca

2.3 Makna Kias dan Lugas

2.3.1 Pengertian Makna

Memahami Makna Makna merupakan bagian integral dari semantik

dan selalu hadir dalam segala hal yang kita ucapkan. Maknanya sendiri sangat

beragam. Hasan, dkk, 2003 berpendapat bahwa pengertian istilah ini adalah

mengacaukan kata dan istilah. Makna ini selalu menyatu dalam ungkapan kata

dan kalimat. Menurut Zainal, 1998 makna adalah hubungan antara makna dan

pemahaman. Dalam konteks ini, Wahyu,2005 mengemukakan pengertian

makna sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terkandung dalam

suatu tanda linguistik.

Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi,

sebagai berikut :

1. Maksud pembicara.
11

2. Pengaruh penerapan Bahasa dalam pemakaian persepsi atau

perilaku manusia atau kelompok manusia.

3. Hubungan dalam arti kesepadaan atau ketidak sepadanan antara

Bahasa atau antara ujaran dan semua hal yangditunjukannya.

4. Cara menggunakan lambing – lambing Bahasa

Bloomfied Widjono Hs, 2005 mengemukakan bahwa makna adalah

suatu bentuk kebahasaan yang harus dianalisis dalam batas-batas unsur-unsur

penting situasi di mana penutur mengujarnya. Terkait dengan hal tersebut,

Arifin, E, 1998 mengemukakan bahwa makna merupakan hubungan antara

bahsa dengan bahasa luar yang disepakati bersama oleh pemakai bahsa

sehingga dapat saling dimengerti.

Dari pengertian para ahli bahsa di atas, dapat dikatakan bahwa batasan

tentang pengertian makna sangat sulit ditentukan karena setiap pemakai

bahasa memiliki kemampuan dan cara pandang yang berbeda dalam

memaknai sebuah ujaran atau kata.

2.3.2 Makna Kias

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, makna kiasan adalah kata-kata

yang dipakai dengan memperbandingkan atau mengibaratkan sesuatu untuk

memberi rasa keindahan dan penekanan pada pentingnya hal yang

disampaikan. Kata kiasan sering dapat ditemukan pada nyanyian-nyanyian,

puisi-puisi, dan karya-karya tulis lama.

Jenis-jenis bahasa kiasan, sebagai berikut :

1. Perumpamaan: Membandingkan dua hal yang berbeda dan

berkaitan dengan makna yang diinginkan.


12

2. Personifikasi : Memberikan sifat, karakter, atau perilaku kepada

suatu hal atau orang.

3. Smili : Membandingkan suatu hal dengan yang lain secara

tidak langsung.

4. Sinedoke : Menggabungkan dua orang atau hal yang berbeda

menjadi satu.

5. Onomatopoeia : Menggunakan kata – kata yang berarti dengan

cara yang berbeda untuk menciptakan efek atau gambar yang

lebih kuat.

Contoh kata kiasan antara lain :

a. Cita-citanya setinggi langit"

b. "Wajahnya bagaikan rembulan"

c. "Panjang akal = cerdik"

d. "Tanggal Tua = kondisi keuangan sedang tipis"

e. "Bermuka Dua = tidak tetap pendiriannya"

Kata kiasan digunakan dalam berbagai keadaan sehari-hari, mulai dari

percakapan hingga penulisan. Selain itu, kata kiasan juga dapat membantu

mengungkapkan pesan dengan lebih berbeda dan menarik

2.3.3 Makna Lugas

Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya, Kata lugas secara

umum meliputi kata-kata yang mempunyai makna sebenarnya, tetapi masih

bersifat umum atau tidak terperinci. Sementara, kata lugas khusus adalah kata

yang mempunyai makna sebenarnya, tetapi dalam arti yang lebih spesifik.

Bahasa tulis ilmiah digunakan untuk menyampaikan gagasan ilmiah secara


13

jelas dan tepat, untuk itu, setiap gagasan hendaknya diungkapkan secara

langsung sehingga makna yang ditimbulkan oleh pengungkapan itu adalah

makna lugas.

2.4 Istilah

2.4.1 Pengertian Istilah

Pemilihan kata dan istilah seseorang terpelajar diharapkan menguasai

kosa kata umum dan ahli dibidang ilmu yang ditekuninya. Perbaikan khazanah

kosakata dapat dicapai dengan jalan banyak membaca dan mempelajari kata –

kata yang sulit dengan kamus ( kamus umum atau kamus istilah ).

Menurut kamus besar Indonesia (KBBI), Istilah didefinisikan sebagai

kata atau frasa yang memiliki arti tertentu dalam bidang studi. Istilah dapat

dibentuk melalui berbagai proses, seperti Tranlasi, Regenerasi, dan

penyerapan. Istilah merupakan gabungan atau kata yang dengan cermat

mengungkapkan suatu makna, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang

tertentu. Istilah digolongkan menjadi dua, sebagai berikut :

a. Istilah khusus

Istilah khusus merupakan kata yang pemakaianya dan maknanya

terbatas pada suatu bidang tertentu, misalnya cakar ayam (bangunan),

agregat (ekonomi), radiator, androgogi, panitera, sekering, dll.

b. Istilah umum

Istilah umum merupakan kata yang menjadi unsur Bahasa umum,

misalnya: ambil alih, daya guna, kecerdasan, dan tepat guna.


14

2.4.2. Sumber Istilah

Ada tida sumber istilah sebagai berikut :

1. Istilah Indonesia

Kata atau istilah dalam Bahasa Indonesia dapat dijadikan sumber

istilah jika memenuhi salah satu atau lebih. Syarat – syarat bahwa stilah

yang dipilih adalah kata atau frasa, Sebagai berikut:

a. Paling tepat untuk mengungkapkan konsep yang dimaksudkan

b. Paling singkat di antara pilihan yang tersedia

c. Berkonotasi baik

d. Sedap didengar

2. Istilah Nusantara

Jika dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat

yang dapat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat

yang dimaksudkan. Istilah dapat diambil dan stilah Nusantara, baik yang

lazim maupun yang tidak lazim, asal memenuhi syarat, misalnya: Garuda

Pancasila bineka tunggal ika, wayang, sawer, dan lain-lain.

3. Istilah Asing

Istilah-istilah baru dapat diadaptasi melalui penerjemahan atau

asimilasi. Dalam menerjemahkannya perlu memperhatikan persamaan dan

kesepadanan makna konsep, misalnya: jaringan – jaringan kerja, jaringan,

pengobatan berarti berobat, ipar berarti kakak/ipar, pos berarti pos

anggaran. Apabila istilah Indonesia dan istilah Nusantara tidak dapat

ditemukan lagi maka dilakukan asimilasi istilah asing.

Istilah asing diserap apabila memenuhi syarat sebagai berikut:


15

1. Meningkatkan saling plagiarisme antara bahasa asing dan bahasa

Indonesia.

2. Memudahkan pembaca Indonesia dalam memahami teks asing,

3. Lebih pendek dari terjemahan bahasa Indonesia.

4. Memfasilitasi kesepakatan antar para ahli jika istilah bahasa

Indonesia terlalu banyak sinonimnya.

5. Lebih tepat karena tidak mengandung konotasi buruk.

Penyerapan istilah asing dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Penyesuaian ejaan dan lafal. misalnya camera (kaemera) kamera.

2. Penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal design, misalnya

(disain) desain.

3. Tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan peyesuaian lafal, misalnya

bias (baies) bias (bias).

4. Tanpa penyesuaian ejaan dan lafal, misalnya stutus quo, in vitro.

5. Tanpa penyesuaian ejaan dan lafal, misalnya golf, internet.


16

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tulisan ilmiah dapat diartikan sebagai laporan tertulis tentang suatu

kegiatan hasil ilmiah. Definisi yang lebih kompleks dapat diajukan, yaitu

tulisan ilmiah diartikan sebagai artikel yang membahas suatu permasalahan

berdasarkan penyelidikan, observasi, dan pengumpulan data penelitian (baik

studi lapangan, uji laboratorium, atau tinjauan pustaka).

Untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baik dan benar, penulis harus

memperhatikan syarat – syarat yang ada dalam pembuatan karya ilmiah,

sehingga mampu menempatkan penggunaan kata baku, makna luga, dan

makna kiasan serta penggunaan istilahnya.

3.2 Saran

Penulisan karya ilmiah yang baik perlu memerhatikan syarat – syarat

yang ada dalam pembuatan karya tulis ilmiah sehingga pembaca dapat

memahami isi yang terdapat pada karya ilmiah tersebut.


17

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Referensi Widjono

Arifin, E. Zainal. 1998. Dasar-Dasar penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta

Prayitno, Harun Joko, dkk (Ed). 2000. Pembudavaan Penulisan Karva Ilmiah
Surakarta: Muhammadivah University Press.

Pusat Pembinaan dan Pengembanstan Bahasa Depdiknas RI. 2004. Pedoman


Umum Ejaun Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan & Pedoman
Umum Pembentukan Istilah. Bandung: CV. Yrama Widya

Wibowo, Wahyu. 2005. Enam Langkah Jitu Agar Tulisan Anda Makin Hidup
dan Enak Dibaca. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Widjono Hs. 2005. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan


Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indoncsia

Anda mungkin juga menyukai