Anda di halaman 1dari 9

Ketidaktepatan Penulisan Kata Pada Berita di Media Online

Zhafira Nur Habibah


Program Studi Sanitasi Lingkungan /Jurusan kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surabaya-Jl. Pucang Jajar Tengah No. 56, Kertajaya, Kec. Gubeng, Kota Surabaya, Jawa Timur 60282
E-mail: firahabibah@gmail.com

ABSTRAK

Seiring berjalannya zaman media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Dengan
adanya berita di media sosial masyarakat bisa tau apa yang terjadi disekitarnya. Selama ini, banyak
berita yang terjadi di daerah yang hanya menyebar melalui isu mulut ke mulut dan menimbulkan
adanya berita hoax. Dikarenakan berita tersebut memiliki keakuratan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu terkadang ada berita di media sosial yang secara penulisan kata
kurang tepat sehingga membuat banyak masyarakat yang melihat menimbulkan kesalahpahaman dan
kurangnya pemahaman membaca informasi yang di dapat dalam berita tersebut. Berita-berita
tersebut diantaranya, berita politik, ekonomi, olahraga, kriminal, seni hiburan dan keluarga,
pemerintah dan pendidikan. Diantara berita-berita tersebut berita politik menjadi salah satu berita
yang diminati oleh masyarakat. Hampir semua media menampilkan berita politik sebagai sajiannya.
Bahkan media umum menempatkan berita politik sebagai berita utama. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif. Oleh sebab itu, penelitian pada ketidaktepatan penulisan kata
dalam berita di media sosial ini dilakukan untuk mengetahui letak kesalahan penulisan kata serta
mendeskripsikan kesalahan penulisan kata tersebut. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini yang dilakukan melalui beberapa proses tahapan, yaitu 1) mencari bahan berita di
media sosial, 2) membaca isi berita, 3) mencari bentuk kesalahan dalam berita, 4) menyimpan berita
di dokumen pribadi, 5) memberi nama pada file berita di dokumen. Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa dalam artikel berita di media sosial pada berbagai web berita di media sosial
masih terdapat kesalahan penggunaan kata berupa penggunaan kata baku seperti adanya kata
amburadul, dan cabinet. Penggunaan huruf kapital di awal kata seperti covid-19. Penulisan partikel
–pun seperti begitupun. Penggunaan huruf dan angka yang kurang tepat seperti begitupum, dan
COVID-19-19.

Kata kunci : ketidaktepatan penulisan kata, kata baku, huruf kapital

ABSTRACT

Over the years, social media has become a part of human life. With the news on social media,
people can know what is happening around them. So far, a lot of news that has occurred in the regions
has only spread through word of mouth and has led to hoax news. Because the news has an accuracy
that cannot be justified. In addition, sometimes there are news on social media that the word is not
written properly so that many people see it, causing misunderstanding and a lack of understanding
in reading the information obtained in the news. The news includes political, economic, sports, crime,
entertainment and family arts, government and education news. Among these news, political news
is one of the news that is of interest to the public. Almost all media present political news as their
presentation. Even the general media put political news as headlines. This research uses descriptive
qualitative research methods. Therefore, research on the inaccuracy of writing words in news on
social media was carried out to determine the location of the word writing errors and to describe the
word writing errors. To obtain the data needed in this research, it was carried out through several
stages, namely 1) looking for news material on social media, 2) reading news content, 3) looking for

1
forms of errors in the news, 4) storing news in personal documents, 5) giving the name of the news
file in the document. The results of this study can be concluded that in news articles on social media
on various news websites on social media there are still errors in the use of words in the form of the
use of standard words such as the word appeal, messy, and cabinet. The use of capital letters at the
beginning of words such as covid-19, and WE. Particle writing is like that too. Inaccurate use of
letters and numbers such as this, and COVID-19-19.

Keyword : inaccuracies in writing words, standard words, capital letters

1. PENDAHULUAN
Berita menjadi salah satu peranan penting dalam masyarakat dengan adanya berita
kita dapat mengetetahui semua informasi. Berita pada umumya hanya dibuat versi cetaknya.
Tetapi, berita saat ini sudah berkembang luas. Seperti berita online yang saat ini mudah
diakses menggunakan jaringan internet dan didapatkan dimana pun kita berada. Kehadiran
internet saat ini yang menyediakan berbagai ragam informasi dan berita lambat laun mulai
mengalahkan kepopuleran koran. Bahkan banyak situs berita di internet menyajikan berita
dengan cepat dan tanpa memungut biaya. Berita cetak atau koran mudah
sekali di dapatkan dan bentuk koran biasanya dicetak di kertas buram dengan harga
ekonomis tidak menguras kantong.
Proses penyajian berita dapat dilakukan secara langsung. Masyarakat mudah sekali
mendapatkan informasi yang terdapat pada surat kabar atau berita online (Rahmawati Nur
& Didah, 2018). Menurut (Alber, 2018:56) dalam tabloid pentingnya menggunakan
kosakata baku yang mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PEUBI).
Berita sendiri bisa diartikan sebagai informasi baru atau informasi mengenai sesuatu
yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut
kepada orang ketiga atau orang banyak. Dan bahasa juga dapat diartikan sebagai sebuah
sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat
untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana (1993:21).
Bahasa juga dapat dikatakan komunikatif apabila maksud dan tujuan berbahasa tercapai
dengan baik dan tepat.Dengan begitu, jika suatu berita menggunakan bahasa yang baik dan
benar maka seseorang akan mudah mengerti dan memahami informasi yang ada di dalam
berita tersebut.
Dalam penulisan bahasa Indonesia sebaiknnya lebih diperhatikan lagi agar terlihat
baik dan benar dalam penulisan. Hal yang harus diperhatikan adalah kaidah kebahasaan dan
pemilihan kata yang tepat agar pembaca tidak mengalami kesulitan saat membaca.
Penggunaan bahasa yang mengikuti kaidah yang dianggap baku merupakan pemakaian
bahasa dengan benar. Dengan pengggunaan bahasa yang baik dan benar akan bermanfaat
bagi seluruh masyarakat, pelajar dan khususnya pembaca berita.
Bahasa memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Karena bahasa berfungsi
sebagai alat komunikasi antar manusia. Kita ketahui bahwa berbicara tidak bisa dilepaskan
dari faktor-faktor yang mengharuskan kita memilih kata-kata, frasa-frasa, dan kalimat-
kalimat yang digunakan dalam berkomunikasi tentu didasarkan pada fungsi bahasa tersebut.

2
Akan berbedalah kata-kata, frasa-frasa ataupun kalimat-kalimat yang kita pakai bila fungsi
bahasa tersebut berbeda. Fungsi-fungsi bahasa yang digunakan tentunya didasarkan atas
tujuan kita berkomunikasi. Berbeda tujuan akan berbeda pula alat komunikasi itu. Baik dari
segi bentuk maupun isinya (sifatnya). Devitt & Hanley (2006:1);Noermanzah (2017:2)
menjelaskan bahwa bahasa merupakan pesan yang disampaikan dalam bentuk ekspresi
sebagai alat komunikasi pada situasi tertentu dalam berbagai aktivitas. Dalam hal ini ekspresi
berkaitan unsur segmental dan suprasegmental baik itu lisan atau kinesik sehingga sebuah
kalimat akan bisa berfungsi sebagai alat komunikasi dengan pesan yang berbeda apabila
disampaikan dengan ekspresi yang berbeda.
Ragam bahasa lisan dan tulis memiliki perbedaan. Ragam bahasa lisan adalah
bahasa yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan lonem sebagai unsur dasar.Dalam
ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa
lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak
tangan atau isyarat untuk mengtingkapkan ide. Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam
ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa
dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan
unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata,
kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Ragam bahasa tulis sering digunakan dalam menyampaikan informasi sehari-hari. Salah satu
informasi yang disampaikan melalui bahasa tulis adalah berita.
Penggunaan kata sangat penting untuk menyusun suatu tatanan bahasa dalam
penulisan berita yang baik dan benar. Penataan kata yang benar dapat berpengaruh pada
pemahaman pembaca.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata artinya unsur bahasa yang diucapkan atau
dituliskan yang merupakan perwujudan dari kesatuan perasaan dan pikiran yang bisa
digunakan dalam berbahasa.
Definisi kata adalah suatu elemen terkecil dalam sebuah struktur bahasa yang dapat
dituliskan atau diucapkan dan sebuah bentuk kesatuan pemikiran atau perasaan yang
digunakan dalam berbahasa.Pada umumnya ,kata juga bisa diartikan sebagai sebuah unsur
bahasa yang susunannya terdiri dari kumpulan huruf atau unit yang memiliki sebuah arti
sehingga dapat berfungsi untuk membentuk kalimat, frasa, dan klausa.
Kata baku adalah kata-kata yang digunakan setelah melalui proses standardisasi
bahasa. Artinya, kata-kata tersebut telah dibakukan atau istilahnya telah mengalami
kodifikasi, yaitu terdafar di dalam kamus. Dalam penulisan bahasa tersebut selalu mengikuti
kaidah atau aturan yang tetap dan mantap namun terbuka untuk menerima perubahan yang
bersistem. Bahasa Indonesia baku dipakai dalam komunikasi resmi, seperti dalam surat-
menyurat resmi, peraturan pengumuman instansi resmi atau undang-undang; penulisan
ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah, skripsi, disertasi dan bukubuku ilmu
pengetahuan; pembicaraan di muka umum atau media massa, seperti dalam khotbah,

3
ceramah, kuliah pidato,artikel,berita online dan pembicaraan dengan orang yang dihormati
atau yang belum dikenal.
Kata sifat atau adjektiva adalah kelas kata yang mengubah kata benda atau kata ganti,
biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Kata sifat dapat
menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata. Contoh
kata sifat antara lain adalah keras, jauh, dan kaya.
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa
nomina. Contohnya adalah saya, kapan, -nya, ini. Pronomina yang menggantikan nomina
yang referennya jelas disebut sebagai pronomina takrif (misalnya pronomina persona),
sedangkan yang tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu disebut sebagai pronomina
tak takrif.
Kata ulang adalah bentuk kata yang diperoleh melalui proses reduplikasi atau
pengulangan, baik secara keseluruhan, sebagian, maupun perubahan. Kata berulang atau
reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik
dengan variasi fonem maupun tidak. Pengulangan dapat dilakukan terhadap kata dasar, kata
berimbuhan, maupun kata gabung. Kata ulang mempunyai banyak macam jenis nya. Seperti
berdasarkan bentuknya yaitu Dwipurwa (sebagian) dan Dwilingga.
Dwipurwa ialah kata ulang sebagian. Kata – kata jenis ini mengalami suatu perulangan
pada sebagian katanya saja, misalnya yaitu leluasa, sesaji, dedaunan, leluhur, pepohonan dan
lain sebagainya. Dwilingga ialah kata ulang menyeluruh. Kata ulang jenis yang satu ini ialah
kata yang mengalami suatu pengulangan secara keseluruhan. misalnya yaitu bapak – bapak,
anak – anak, laki-laki, buku – buku, dan lain sebagainya.
Analisis kesalahan berbahasa menurut Usha & Kader (2016) pendekatan linguistik
terapan yang digunakan untuk mengidentifikasikan bidang-bidang yang sulit bagi pelajar
bahasa kedua. Kesalahan dalam berbahasa terjadi tidak hanya di berita. Hampir keseluruhan
berita mengalami kesalahan dalam ejaan, karena berita merupakan media perantaran untuk
menghubungkan berita kepada masyarakat (Winata, 2019:117).
Menurut Ariyanti (2019:14) Analisis kesalahan berbahasa adalah proses dimana
seorang peneliti menemukan bentuk kesalahan berbahasa dengan cara mengumpulkan data
keseluruhan mengenai kesalahan dengan menggunakan teori-teori terdahulu yang sudah ada.
Kesalahan meliputi kesalahan dari segi ejaan. Kesalahan ejaan yaitu penggunaan tanda
baca dalam tulisan atau berita. Dalam penempatan pada posisi tanda baca salah maka, makna
yang terkandung dalam tulisan tersebut berbeda dengan maksud atau tujuannya (Arizona &
Rusmito, 2016). Menurut Lantuba, Yanis Men, (2017:107) Ejaan dalam penulisan sangatlah
pengting. Kesalahan ejaan bisa menimbulkan kegagalam pembaca, kegagalan disebabakan
ketidakpaham tulisan yang di dilakukan oleh penulis. Ejaan merupakan lambang bunyi
ujaran, menempatkan tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda hubung, tanda seru,
tanda pisah, tanda tanya dang garis miring dalam sebuah kata (Sasongko Dwi Sempu,
2018:29).

4
Kaitanya mengenai kesalahan berbahasa membedakan antara istilah kesalahan
berbahasa (eror) dengan kekeliruan berbahasa (mistake). Istilah tersebut penyimpangan yang
bersifat sistematis, konsisten, da menggambarkan kemampuan seorang peserta didik pada
tahap tertentu. Sedangkan kekeliruan merupakan hal menyimpang yang tidak sistematis,
yang berada pada wilayah performasi atau perilaku berbahasa. Akan tetapi, kesalahan
berbahasa yang dibuat oleh siswa harus dikurangi.
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian digunakan sebagai alat bantu peneliti dalam memecahkan
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif dengan metode deskriptif.
Sumber data dalam berita online memorandum, lampuhijau, dan loperberita. Data dalam
penelitian ini berupa kata-kata, kalimat yang mengandung kesalahan berbahasa pada bidang
ejaan.
Data dikumpulkan dengan teknik observasi dan dokumentasi. Proses pengumpulan data
dilakukan melalui beberapa tahapan 1) mencari bahan berita di media sosial, 2) membaca isi
berita, 3) mencari bentuk kesalahan dalam berita, 4) menyimpan berita di dokumen pribadi,
5) memberi nama pada file berita di dokumen.
Metode observasi merupakan salah satu varian pilihan metode pengumpulan data yang
memiliki karakter kuat secara metodologis. Metode observasi bukan hanya sebagai proses
kegiatan pengamatan dan pencatatan, namun lebih dari itu observasi memudahkan kita
mendapatkan informasi tentang dunia sekitar. Dan teknik dokumentasi di ambil dari sumber
berita online dalam tulisan artikel.
Analisis data dalam artikel ini untuk menggali permasalahan yang akan dikaji. Seperti
kajian kesalahan berbahasa segi ejaan yang meliputi tanda baca dan huruf miring. Setelah
data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan kajian kesalahan
berbahasa bidang ejaan, pada teks berita online memorandum, lampuhijau, dan loperberita.
2. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menemukan beberapa kesalahan penulisan kata di berita online
Memorandum, Loperberita, dan Lampuhijau
Tabel 1. Ukuran Huruf pada Artikel
Sumber Berita Judul Berita Kesalahan

A. Memorandum
1. Polisi Penulisan
Antisipasi menggunakan
Kelompok huruf italic (teks
Penyusup miring) pada
Demo bahasa asing
Omnibus
Law

5
2. Polres
bangkalan Penulisan huruf
Bekuk 7 awal kapital pada
Pengedar istilah bahasa
Sabu asing

3. Demo Penulisan
Omnibus menggunakan
Law di huruf italic (teks
DPRD Kota miring) pada
Malang bahasa asing
Berujung
Rusuh

B. Lampu Hijau Masyarakat • Penulisan


Setuju kata baku
Reshuffle • Tipografi
Menteri pada
Kinerja penulisan
Buruk angka.

C. Loperberita Terbongkar, • Penulisan


Gatot kata pada
Nurmantyo partikel –
Akhirnya pun
Akui Jika • Tipografi
KAMI pada
Benar- penulisan
benar Main kata.
Politik

3. PEMBAHASAN
1) Kesalahan huruf miring (Italic) dan huruf awal kapital.
Kesalahan penggunaan huruf kapital banyak terdapat pada persoalan nama
diri. Masih banyak pengguna bahasa yang keliru dalam menentukan nama diri atau
bukan nama diri. Dalam KBBI nama diri berarti ‘nama yang dipakai untuk menyebut
diri seseorang, benda, tempat tertentu, dan sebagainya’. Dengan kata lain, nama diri
dapat dinyatakan bahwa sudah pasti atau satu-satunya atau tidak ada yang lain
(Sriyanto, 2019: 20).
Kasus ejaan lain terdapat pada penggunaan huruf miring. Huruf miring dipakai untuk
istilah asing yang digunakan dalam bahasa Indonesia.
➢ Kesalahan Huruf Miring Pada Sumber Berita A
➢ Data ke-1

6
Kutipan berita : “Informasi dihimpun, demo yang digelar di Surabaya diikuti
juga oleh kelompok anarcho syndicalism.”
Keslahan : Terletak pada kata yang ber-istilah bahasa asing “anarcho
syndicalism”. Kata tersebut tidak menggunakan huruf miring
Pembenaran : Seharusnya menggunakan huruf miring pada kata “anarcho
syndicalism” karena itu merupakan kata istilah bahasa asing.
➢ Data ke-3
Kutipan berita : “Hingga akhirnya jajaran Polresta Malang Kota, Kops Brimob
Polda Jatim, Polres Blitar mengamankan kericuhan dengan menurunkan water
cannon dan anjing pelacak.”
Kesalahan : Terletak pada kata “water cannon” yang merupakan istilah asing.
Kata tersebut tidak menggunakan huruf miring.
Pembenaran : Seharusnya menggunakan huruf miring pada kata “water cannon”
karena itu merupakan kata istilah bahasa asing.
➢ Kesalahan Huruf Awal Kapital Pada Sumber Berita A
➢ Data ke-2
Kutipan berita : “Bangkalan, Memorandum.co.id – Tekad Kapolres Bangkalan,
AKBP Rama Samtama Putra untuk terus memburu bandar, pengedar dan
pemakai naroba di tengah 7apital7 covid-19 kembali membuahkan hasil.”
Kesalahan : Terletak pada kata “covid-19” yang tidak menggunakan huruf awal
kapital pada awal kata.
Pembenaran : Seharusnya Menggunakan huruf awal kapital pada kata “Covid-
19”.
2) Kesalahan Penulisan Kata Baku.
Pada ragam bahasa baku menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah Disempumakan (EYD). Tetapi
seringkali jarang dipedulikan untuk menggunakan kata baku di media social.
Berikut ada beberapa kesalahan penulisan kata baku pada berita online.
➢ Kesalahan Penulisan Kata Baku Pada Sumber Berita B.
Kutipan berita I : “Meski tengah berada dalam ancaman pandemi, dengan penanganan
yang amburadul, tingkat kepuasan publik kepada Presiden RI Joko Widodo masih
cukup tinggi. Ini berdasar hasil survey Voxpopuli Research Center.” Kesalahan I :
Terletak pada kata “amburadul” yang menunjukkan kata tidak baku dan seperti
bahasa sehari_hari.
Pembenaran : Pada kata “amburadul” sendiri memiliki arti yaitu tidak beraturan atau
berantakan. Kata baku dari kata tersebut bisa digantikan dengan menggunakan kata
“berantakan” yang artinya sama dengan kata “amburadul”.
Kutipan berita II : “Namun dalam survey banyak catatan terhadap cabinet Jokowi.”
Kesalahan II : Terdapat dua kesalahan kata tidak baku. Yang pertama kata “survey”
dan yang kedua yaitu kata “cabinet”. Kedua kata tersebut yang awalnya merupakan
unsur kata serapan dari bahasa inggris ke bahasa Indonesia dengan melakukan dua
cara yaitu adopsi dan adaptasi.

7
Pembenaran II : Tulisan baku untuk kedua kata itu adalah “survei” untuk kata survey
dan “kabinet” untuk kata cabinet.
3) Kesalahan Tipografi penulisan angka pada kata Covid-19
➢ Pada Sumber Berita B
Kutipan berita : “Justru malah diambil alih oleh Gugus Tugas atau kini berubah
menjadi Komite Penanganan COVID-19-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
(KCPEN).”
Kesalahan : pada kata “Covid-19-19” akibat terjadinya tipografi terdapat angka
yang kelebihan. Sehingga membuat adanya kesalahan dalam isi berita online.
Pembenaran : penulisan angka pada kata “Covid-19” cukup ditulis satu kali saja.
4) Kesalahan Penulisan Kata Pada Partikel –pun
➢ Pada Sumber Berita C
Kutipan berita : “Begitupum saat disinggung artian tujuan politik secara harfiah,
Gatot kembali membantah.”
Kesalahan : Terletak pada kata “begitupun” salah bukan di rangkai. Karena kata
“begitupun” bukan konjungsi
Pembenaran : Seharusnya kata “begitu pun” dipisah karena kta tersebut tidak
termasuk dalam konjungsi.
5) Kesalahan Tipografi pada penulisan kata.
➢ Pada Sumber Berita C
Kutipan berita : “Begitupum saat disinggung artian tujuan politik secara harfiah,
Gatot kembali membantah.”
Kesalahan : pada kata “begitupum” terletak di huruf (m). akibat terjadi adanya
tipografi kesalahan terletak di huruf (m).
Pembenaran : Yang benar penulisannya yaitu kata “begitupun” untuk kata
begitupum.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
ketidaktepatan penulisan kata pada berita di media sosial masih sering terjadi. Kesalahan
yang telah di observasi tadi yakni meliputi kesalahan huruf miring pada istilah bahasa asing,
kesalahan penulisan huruf awal kapital pada kata, adanya tipografi huruf dan angka pada
kata, dan kesalahan penulisan pada kata baku. Kesalahan-kesalahan di atas tersebut
disebabkan kurang cermatnya penyunting dalam menulis berita dan tidak memahami kaidah
kebahasaan dalam bahasa indonesia.

Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah Dis&mpumakan

8
(EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga negara Indonesia
mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan
sebagaimana pedoman yang ada.Dengan demikian pentingnya untuk belajar bahasa
Indonesia agar kemampuan terasah dengan lebih baik dan tidak ada kesalahan yang terjadi
dalam sebuah penulisan di berita media sosial.
5. DAFTAR PUSTAKA

[1] D. K. Saragih, "Bahasa dan Ragam Bahasa Pada Pendidikan Anak Sekolah," no.
Ragam Bahasa, pp. 5-6, 2018.
[2] A. . Y. R. Fitriani and . L. . E. Rahmawati, "Analisis kesalahan penggunaan tanda
baca dan huruf miring dalam," BAHASTRA, vol. 40, no. 1, pp. 1-10, 30 April 2020.
[3] "Bahasa Baku," [Online]. Available: https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_baku.
[Accessed 14 10 2020].
[4] "Kata Sifat," [Online]. Available: https://id.wikipedia.org/wiki/Kata_sifat. [Accessed
15 Oktober 2020].
[5] "Kata Ulang," [Online]. Available: https://www.gurupendidikan.co.id/kata-
ulang/#:~:text=03%2F09%2F2020-,Kata%20Ulang%20%E2%80%93%20Pengertian
%2C%20Macam%2C%20Makna%2C%20Prinsip%2C%20Bentuk,keseluruhan%2C
%20sebagian%2C%20maupun%20perubahan.. [Accessed 15 Oktober 2020].
[6] N. Noermanzah, "Bahasa Sebagai Alat Komunikasi, Citra pikiran, dan kepribadian,"
Mei 2020.
[7] I. N. Darsana, "Suatu Kajian Aksiologis," Fungsi Bahasa, 2017.
[8] H. Hasanah, "(Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu
Sosial)," Tenik-Teknik Observasi, 2017.
[9] D. R. Riana, "Balai Bahasa Kalimantan Selatan," 25 September 2020. [Online].
Available: http://balaibahasakalsel.kemdikbud.go.id/2020/09/25/penggunaan-bahasa-
indonesia-di-media-massa/. [Accessed 17 Oktober 2020].
[10] M. Asyhar, "Notulabahasa," 7 Oktober 2014. [Online]. Available:
https://notulabahasa.wordpress.com/2014/10/07/survey-atau-survei/. [Accessed 17
Oktober 2020].

Anda mungkin juga menyukai