Anda di halaman 1dari 8

ETIKA PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM

BERMEDIA SOSIAL

Erdila Santoso 22071010003


Moch. Davanna Rizki 22071010016
Annisa Ami Rohmatulhaj 220710057

ABSTRAK
Masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah Bagaimana Etika
penggunaan bahasa Indonesia dalam bermedia sosial terutama di Indonesia
sendiri. Penilitian ini dibuat bertujuan untuk mendeskripsikan masih
banyaknya kesalahan masyrakat dalam etika penggunaan Bahasa Indonesia
dalam bermedia sosial. Metode yang dipergunakan adalah metode kualitatif.
Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari kegitan masyarakat sehari-
hari yang ada di media sosial. Berdasarkan hasil dari analisis data ditemukan
masih banyak masyarakat yang melakukan penyimpangan dalam
penggunaan bahasa dengan memiliki maksud untuk menyindir atau
menjatuhkan pihak lainnya sesama pengguna media sosial. Penyimpangan
bahasa tersebut biasanya berbentuk sarkasme. Dengan demikian, bentuk-
bentuk sarkasme yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di media sosial
itu menunjukan bahwa telah memudarnya karakter bangsa yang dikenal
sebagai bangsa yang ramah dan santun. Hal ini tidak boleh dibiarkan karena
karakter merupakan jati diri bangsa.

Kata kunci: Etika penggunaan bahasa, Media Sosial, Penyimpangan


penggunaan bahasa, sarkasme, memudarnya karakte bangsa, jati diri
bangsa.

PENDAHULUAN
Pada Perkembangan teknologi dan komunikasi yang terjadi saat
ini, telah mengubah cara berinteraksi manusia antara yang satu dengan
yang lainnya. Selain itu, juga ada peningkatan gaya hidup yang sangat
berpengaruh pada remaja masa kini. Internet telah menjadi ruang digital
untuk menciptakan ruang kultural yang baru, sehingga keberadaan
internet tidak dapat dihindarkan lagi karena memiliki banyak
kemungkinan bagi setiap manusia yang menggunakannya.
Generasi baru yang dihasilkan oleh keberadaan internet, disebut juga
dengan next generasi. Pada generasi modern ini, telah dibesarkan oleh
budaya baru digital yang melek akan gadget, dan lebih interaktif serta
mandiri. Masyarakat modern saat ini hampir tidak mungkin tidak terkena
paparan media. Seiring dengan perkembangan jaman, kehadiran media
makin beragam dan berkembang.
Muncul dan berkembangnya internet membawa cara komunikasi
baru di kalangan masyarakat. Media sosial hadir dan merubah cara
berkomunikasi di lingkungan masyarakat saat ini. Komunikasi tak
terbatas jarak, waktu, dan ruang. Bisa terjadi dimana saja, kapan saja,
tanpa harus bertatap muka. Bahkan media sosial mampu meniadakan
status sosial, yang sering kali sebagai penghambat komunikasi. Dengan
hadirnya Whatsapp, Twitter, Facebook, Instagram Google dan sejenisnya,
orang-orang tanpa harus bertemu tetapi masih bisa saling berinteraksi.
Jarak bukanlah menjadi soal permasalahan untuk tidak berkomunikasi
satu sama lain.
Adanya asumsi bahwa Internet ini dapat dengan mudah diakses
melalui ponsel pintar atau smartphone pada dasarnya adalah media
yang netral, maka manusia sebagai pengguna yang dapat menentukan
tujuan saat media tersebut digunakan dan manfaat yang dapat diambil.
Berdasarkan asumsi tersebut, maka pendidikan media dan pemahaman
akan penggunaannya menjadi suatu hal yang penting bagi semua orang.
Terutama bagi para generasi muda yang kerap menggunakan Internet
untuk mencari beragam informasi untuk menunjang pendidikannya.
Pemahaman dan penggunaan media ini disebut literasi media Internet.
Kondisi demikian memerlukan perhatian khusus dalam
meningkatkan kesadaran dari generasi muda untuk menggunakan
bahasa yang bijak di media sosial pada era digitalisasi saat ini. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif
dari penggunaan media sosial adalah dengan meningkatkan kesadaran
akan data yang bersifat privasi dan meningkatkan literasi penggunaan
internet. Berdasarkan uraian singkat yang dilakukan maka yang
menjadi judul dalam artikel ilmiah ini yaitu Etika Bermedia SosiaL.
Berdasarkan Latar belakang penelitian tentang etika penggunaan
bahasa indonesia dalam bermedia sosial diatas maka bisa dirusmuskan
masalah berikut ini: Bagaimana etika dalam berbahasa indonesia yang
baik dan benar?,Kemudian Bagaiamana penerapan etika berbahasa
dalam bermedia sosial?, dan Mengapa etika sangat diperlukan dalam
bermedia sosial?
Dalam nilai-nilai yang terbentuk tersebut, terdapat beberapa
kaidah yang bertujuan mengatur tata cara kita bekomunikasi antar
sesama tanpa menyakiti hati dan mejunjung tinggi etika sebagai sebuah
tanda penghargaan pada lawan bicara kita. Namun terkadang, cara
berkomunikasi atau pemakaian suatu kata atau kalimat yang kita
anggap sebuah etika, dapat pula berakibat pada sesuatu yang tidak
menyenangkan dan menimbulkan suatu kesalahpahaman antar
sesama. Sistem komunikasi, verbal maupun nonverbal, membedakan
suatu kelompok dari kelompok lainnya. Terdapat banyak sekali bahasa
verbal diseluruh dunia ini, demikian pula bahasa nonverbal. Meskipun
bahasa tubuh (nonverbal) sering dianggap bersifat universal namun
perwujudannya sering berbeda secara lokal. Memilih kata dalam
berkomunikasi juga perlu di perhatikan agar sebuah kegiatan atau
tindakan membentuk dan menyelaraskan kata dalam kalimat dengan
tujuan untuk mendapatkan kata yang paling tepat dan sanggup
mengungkapkan konsep atau gagasan yang dimaksudkan oleh
pembicara ataupun penulis. Akibat kesalahan dalam memilih kata,
informasi yang ingin disampaikan pembicara bisa kurang efektif,
bahkan bisa tidak jelas.
Hal tersebut memang telah menjadi kebiasaan kita sebagai
manusia yang merupakan makhluk sosial yang tak dapat hidup sendiri.
Kita selalu membutuhkan bantuan orang lain atau ingin selalu hidup
dengan orang lain. Walaupun hanya sekedar berinteraksi atau obrolan
basa-basi. Dalam interaksi itulah, manusia lambat laun menciptakan
nilai-nilai bersama yang kemudian disebut sebagai kebudayaan. Media
sosial sangat mempengaruhi kehidupan seseorang, oleh karena itu kita
harus mampu menyikapi dengan pandai sehingga kelak tidak
melupakan kewajiban pada kehidupan nyata. Selain itu, kita harus
memenuhi etika komunikasi dalam penggunaan media sosial sehingga
mendapat hal baik dan positif, minimal sebagai hiburan dan sumber
informasi faktual.

TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai warga negara indonesia, bahasa utama yang kita
gunakaan dalam kehidupan sehari-sehari ialah bahasa Indonesia.
Tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan penggunaan bahasa
indonesia. Bahasa Indonesia sendiri terdiri dari dua macam yaitu,
bahasa secara lisan dan bahasa secara tertulis. Dalam penggunaan
bahasa juga ada beberapa aturan yang harus di ikuti agar bahasa
tersebut menjadi bahasa yang baik dan benar (Suminar, 2016:116).1 Di
setiap kehidupan manusia, pasti perlu menggunakan bahasa yang baik
dalam kehidupan sehari hari maupun dalam acara khusus (Suyudi,
1997: 86).2Dalam berkomunikasi, manusia harus menggunakan etika.
Di dalam lingkungan masyrakatlah yang menentukan banyaknya
keanekaragaman bahasa (Iryani, 2017).3 Dengan berkembangnya
zaman pada era globalisasi, banyak di media sosial yang memberikan
informasi tetapi bahasanya tidak sesuai dengan KBBI. Meskipun
kalimat tersebut tidak baku, tetapi memiliki makna yang sama.
Masyarakat dituntut untuk menguasai bahasa asing sehingga, secara
perlahan bahasa indonesia mulai tersingkirkan sebagai bahasa
nasional kita (Marsudi, 2009:135). 4 Dengan demikian, bukan berarti
bahasa indonesia tidak dapat bersaing dengan bahasa lainya tetapi
lebih ke bagaimana peran masyarakat. Apabila bangsa indonesia
sebagai pemilik bahasa saja tidak menghiraukan, pastinya bahasa
Indonesia akan kacau dan akan terus semakin melemah dan perlahan
akan hilang.

METODE
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian yang berupa
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang
tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap atau eksplorasi dan
klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial. Dalam
penelitian ini, peneliti memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian
dan akan menggunakan pertanyaan how dan why dalam menggali
informasi yang dibutuhkan. Subyek dalam penelitian ini adalah
masyarakat Indonesia, diantaranya ialah para mahasiswa dan
mahasiswi. Metode pengumpulan data yang kami lakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Observasi, yaitu dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung terhadap aktivitas masyarakat
sekitar.
2. Metode Kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis.
3. Metode studi pustaka, yaitu berupa kajian literature yang sesuai
dengan penelitian, baik berupa buku maupun dari sumber
internet.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Menurut penelitian yang telah kami lakukan melalui kuesioner
diperoleh data lalu kami kaji satu persatu jawaban dari para
narasumber.

1. Deskripsi pelaksanaan penelitian


Kita melakukan observasi ini dilaksanakan pada tanggal 02
Desember 2022. Jenis penelitian ini dilaksanakan dengan cara
menyebar kuesioner dalam bentuk gfrom yang disebarkan melalui
group fakultas hukum 2022 di platform whatsapp.
2. Responden Penelitian
Responden yang diambil sebagai sample penelitian adalah
kalangan mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur dan kampus lainnya.
Pengambilan responden ini dasarkan pada jumlah orang yang
mengisi kuesioner yang kami sebarkan. Kami mendapatkan 21
responden yang terdiri dari 66,7% didominasi oleh perempuan dan
33,3% sisanya meliputi laki-laki.

3. Hasil penelitian
Menurut penelitian yang telah kami lakukan melalui kuesioner
diperoleh data lalu kami kaji satu persatu jawaban dari para
narasumber,menujukan bahwa masih banyak masyarakat indonesia
yang belum menggunakan etika berbahsa indonesia yang baik dalam
bermediasosial. Menurut para nara sumber masih banyak terjadi
seperti banyaknya penyebaran berita hoax, Masih baanyaknya
rasisme di mediasosial,dan lain-lainya. Para narasumber sepakat
bahwa penggunaan etika dalam berbaha indonesia yang baik dan
benar adalah berbahasa dengan sopan,tidak menyinggung perasaan
orang lain,dan sesuai dengan KBBI.

Hasil kesimpulan jawaban Kuisioner para naarasumber


Pertanyaan kuesioner Jawaban Narasumber
Menurut anda Menurut kebanyakan
bagaimanakah Etika dalam jawaban dari para
berbahasa Indonesia yang narasumber adalah
baik dan benar? berbahasa dengan
sopan,tidak
menyinggung
perasaan orang
lain,dan sesuai dengan
KBBI.
Bagaimanakah contoh Menurut kebanyakan
penerapan etika dalam jawaban dari
berbahasa indonesia yang narasumber adalah
baik dan benar? tidakrasisme,
menggunakan bahasa
yang baik dan sopan.
Menurut anda, apakah di Menurut kebanyakan
Indonesia sudah jawaban dari
menggunakan etika narasumber adalah
berbahasa Indonesia yang belum semuanya
baik dalam bermedia sosial? merekasepakat karena
Jelaskan! seperti yang mereka
liat masi sering
terjadinya rasisme.
Mengapa etika dalam Menurut kebanyakan
bermedia sosial sangat jawaban dari
perlu diterapkan? narasumber adalah
sangat sangat perlu
diterapkan dan
digunakan agar
menciptakan
kedisiplinan dalam
etika berbahasa dalam
bermedia agar tidak
menciptakan rasa
menyinggung atau pun
diskriminasi yang bisa
diakibatkan oleh etika
berbahasa ,dan agar
penggunaa dan aturan-
aturan yang ada dalam
etika berbahasa
inddonesia yang ada
tida menjadi kacau.
Sumber: Data Primer Diolah (2022)

ETIKA BERBAHASA INDONESIA DALAM MENGGUNAKAN MEDIA


SOSIAL
Komunikasi di media sosial sering dilakukan dengan
menggunakan bahasa tidak baku dan kurang sopan. Salah satu
penyebabnya yakni di dunia maya sering tidak jelas siapa lawan
komunikasi kita dan di mana posisinya walaupun banyak juga orang
yang sudah berinteraksi dan bertemu di dunia nyata, dan berlanjut
komunikasi ke dunia maya (media sosial). Bahasa di media sosial
bukanlah bahasa resmi sebagaimana menulis artikel karya ilmiah,
makalah, jurnal, skripsi dan tesis. Sangat sedikit dan hampir tidak
pernah ada pengguna media sosial menulis status sesuai dengan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) padahal penulisan yang baku
sangat penting dilakukan karena terkait dengan etika dalam
berkomunikasi sesama pengguna media sosial. Media sosial tampil
menjadi media baru yang melahirkan berbagai konsekuensi
kehidupan. Pada dasarnya, media sosial bukanlah media baru bagi
proses interaksi dan komunikasi dalam masyarakat. Yang membuat
media sosial seakan menjadi media baru yakni saat kita meninjau
media sosial masa lalu dan masa kini dari aspek orientasi penggunaan
dan aspek kelas sosial penggunanya.
PENGERTIAN ETIKA
Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata
Latin ethicus yang berarti kebiasaan. Sesuatu dianggap etis atau baik,
apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Pengertian lain tentang
etika ialah sebagai studi atau ilmu yang membicarakan perbuatan
atau tingkah laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana pula yang
dinilai buruk. Etika juga disebut ilmu normatif, maka dengan
sendirinya berisi ketentuan-ketentuan yang dapat digunakan sebagai
acuan untuk menilai tingkah laku yang baik atau buruk
(githahanafi.blogspot.co.id).
Secara etimologis, kata “Etika” berasal dari bahasa Yunani
“ethos”. Kata yang berbentuk tunggal ini berarti “adat atau
kebiasaan”. Bentuk jamaknya “ ta etha” atau “ta ethe” artinya adat
kebiasaan, sehingga etika merupakan sebuah teori tentang perbuatan
manusia, yang ditimbang menurut baik dan buruknya atau sebuah
ilmu yang menyelidiki mana yang bak dan mana yang buruk, dengan
memperhatikan akal pikiran (Setiyani, 2013).
Dari definisi etika diatas, dapat diketahui bahwa “etika”
berhubungan dengan empat hal diantaranya sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya
membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia.
2. Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran
atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat
mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia terbatas, dapat
berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain
itu, etika juga memanfaatkan berbagai ilmu yang memebahas
perilaku manusia
3. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai,
penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang
dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan
dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya.
Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor
terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia.
Etika lebih mengacu kepada pengkajian sistem nilai-nilai yang
ada.

MEDIA SOSIAL
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi, meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki merupakan media sosial yang
paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Anderas
Kaplan dan Michael Haen lein mendefinisikan media sosial sebagai
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar
ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan
dan penukaran “user-generated content. Kaplan dan Haenlein
membagi media sosial menjadi enam bagian, yaitu Proyek Kolaborasi
(wiki, bookmark), Blog dan Mikroblog (twitter), Konten (youtube),
Situs jejaring sosial (facebook dan instagram), dan Virtual Game
Works (3D). Berbagai media sosial yang populer di masyarakat
Indonesia antara lain: path, facebook, Instagram dan twitter. Media
sosial telah menjadi trend tersendiri dengan pengguna di Indonesia
mencapai lebih dari 82 juta akun Facebook, 22 jt pengguna aktif
Instagram, dan lebih dari 6,2 juta akun Twitter. Data tersebut
merupakan survey JakPat September 2015. Berdasar
perkembangannya, Indonesia berada di urutan ke dua dunia setelah
Amerika Serikat sebagai negara dengan penduduknya sebagai
pengguna media sosial.

KESIMPULAN
Etika komunikasi dalam menggunakan media sosial sangatlah
diperlukan. Hal ini dapat meminimalkan sesuatu negatif dari
tanggapan dan cara pandang seseorang pembaca atau masyaratat.
Etika komunikasi dalam media sosial memang sangat diperlukan, baik
dalam mengupload gambar, menuliskan status ataupun memberikan
komentar serta tanggapan. Hal yang di lakukan di ranah publik itu
bersifat sosial. Semua khalayak masyarakat terbuka dan berhak
memberi komentar ataupun hal positif atau negatif lain tanpa ada
batasnya. Perlunya pengetahuan yang lebih aplikatif tentang etika
komunikasi dalam media sosial lainnya yang terus berkelanjutan
melihat kemajuan teknologi dan informasi sangat pesat. Untuk
mengoptimalkan etika dalam bermedia sosial, dianjurkan agar setiap
lembaga juga dapat meberikan pengajaran bagaimana berkomunikasi
dengan bahasa yang baik dan benar dalam media sosial, melihat
kemajuan jaman yang mana setiap anak sekarang menggunakan
media sosial dalam berkomunikasi dengan siapa saja dimanapun
mereka berada dan kapan pun mereka ingin berkomunikasi. Oleh
karena itu, pengetahuan mengenai etika berbahasa Indonesia di
dalam bermedia sosial menjadi sangat penting.

DAFTAR PUSTAKA
Astajaya, K. (2020). Etika Komunikasi Di Media Sosial. Jurnal Widya
Duta, Volume 15 (1), 83-84 .
Azmi1, S., Dewi2, M., & Dailami3,. (2022). Penerapan Etika
Berkomunikasi Menggunakan Media Sosial Bagi Mahasiswa
untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara. Jurnal Bahasa
dan Sastra Indonesia, Volume 2 (1), 75.
Nasution1, Z., Jati2, A., & Setia3, S,. (2019). Pelatiahan Etka Berbahasa
Bagi Siswa Untuk Meningkatkan Keterampilan Di Media Sosial.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Volume 2 (2).
Manan, N. (2018). Etika Bahasa Dalam Komunikasi Media Sosial.
Jurnal Ilmiah Educater, Volume 4 (1), 25-27 .
Rulli Nasrullah. 2015. Teori Media Sosial (Perspektif Komunikasi,
Kultur, dan Sosiso Teknologi) Jogjakarta : Simbiosa Rekatama
Media
Wijayanti1, S., Sihotang2, K., Dirgantara3, V., &Maryanti4,. (2022). Bentuk-
Bentuk Etika Bermedia Sosial Generasi Milenial. Jurnal
Komunikasi, Volume 16 (2), 135.
Lampiran Diskusi

Anda mungkin juga menyukai